tambahan (keuntungan). Sedangkan sebagai istilah, definisi Murabahah adalah jual beli barang
pada harga asal, dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Uang Muka murabahah adalah jumlah yang dibayar oleh pembeli (nasabah) kepada
penjual (bank syariah) sebagai bukti komitmen untuk membeli barang dari penjual.
Pengakuan dan pengukuran uang muka murabahah adalah sebagai berikut :
1. Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima
2. Jika barang jadi dibeli oleh nasabah, maka uang muka diakui sebagai pembayaran
bagian dari pokok piutang murabahah
3. Jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka uang muka dikembalikan kepada
nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya riil yang dikeluarkan oleh bank
Tanggal 3 Agustus 2015 Bank Berkah Syariah (BBS) menerima pembayaran uang
muka sebesar Rp 20.000.000 dari tuan Ahmad sebagai tanda keseriusannya untuk
memesan barang kepada BBS berupa mobil Avanza. Atas transaksi tersebut BBS
melakukan pencatatan sebagai berikut:
Contoh Kasus:
Tanggal 4 Agustus 2015 atas pemesanan tuan Ahmad, Bank Berkah Syariah membeli
mobil Avanza secara tunai ke dealer PT. Maju Terus dengan harga Rp 180.000.000.
Jurnal transaksi tersebut adalah:
Diskon Murabahah
Diskon murabahah adalah pengurangan harga atau penerimaan dalam bentuk apapun
yang diperoleh pihak pembeli dari pemasok.
Dalam pembelian barang oleh bank syariah biasanya akan mendapat diskon harga dari
pihak pemasok atau suplier. Diskon tersebut oleh bank syariah diakui sebagai (PSAK
102 par 20) :
1. Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah;
2. Liabilitas kepada nasabah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad
yang disepakati menjadi hak nasabah.
3. Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai
akad yang disepakati menajdi hak bank
4. Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan
dalam akad.
Contoh Kasus
Tanggal 10 Agustus 2015, atas pembelian mobil Avanza oleh BBS, dealer PT maju
terus memberikan diskon harga sebesar Rp 7.500.000 dan diberikan secara tunai.
Jurnal atas transaksi tersebut:
Keuntungan murabahah yang disepakati dapat diakui dengan cara berikut ini :
1. Diakui pada saat penyerahan barang. Cara ini diterapkan jika resiko penagihan
piutang murabahah relatif kecil.
2. Diakui secara proporsional sesuai dengan kas yang diterima dari tagihan piutang
murabahah. Cara ini diterapkan jika resiko penagihan piutang murabahah relatif
besar.
3. Diakui pada saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih. Cara ini dilakukan jika
resiko penagihan piutang murabahah cukup besar.
Dari tiga cara pengakuan keuntungan murabahah diatas, cara pada poin b yang paling
sering digunakan yaitu secara proporsional sesuai dengan kas yang dibayarkan oleh
nasabah.
Contoh Kasus
Tanggal 13 Agustus 2015 disepakati akad murabahah antara Bank Berkah Syariah
dengan tuan Ahmad untuk pembelian mobil Avanza, dengan rincian sebagai berikut:
Contoh Kasus:
Berdasarkan kesepakatan dalam akad murabahah antara tuan Ahmad dan Bank Berkah
Syariah adalah jangka waktu murabahah 24 bulan dan pembayaran dilakukan secara
angsuran. Maka, Tanggal 13 September 2015 tuan Ahmad melakukan angsuran
pertama sebesar Rp 20.000.000 dengan rincian angsuran pokok Rp 15.000.000 dan
margin Rp 5.000.000 (lihat tabel angsuran).
Angsuran
Total Angsuran Pokok Margin Sisa Pokok Sisa Margin
ke-
180,000,000 60,000,000
1 20,000,000 15,000,000 5,000,000 165,000,000 55,000,000
2 20,000,000 15,000,000 5,000,000 150,000,000 50,000,000
3 20,000,000 15,000,000 5,000,000 135,000,000 45,000,000
4 20,000,000 15,000,000 5,000,000 120,000,000 40,000,000
5 20,000,000 15,000,000 5,000,000 105,000,000 35,000,000
6 20,000,000 15,000,000 5,000,000 90,000,000 30,000,000
7 20,000,000 15,000,000 5,000,000 75,000,000 25,000,000
8 20,000,000 15,000,000 5,000,000 60,000,000 20,000,000
9 20,000,000 15,000,000 5,000,000 45,000,000 15,000,000
10 20,000,000 15,000,000 5,000,000 30,000,000 10,000,000
11 20,000,000 15,000,000 5,000,000 15,000,000 5,000,000
12 20,000,000 15,000,000 5,000,000 – –
Jurnal Transaksi:
Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada nasabah diakui sebagai
pengurang pendapatan murabahah. Metode potongan pelunasan piutang murabahah
dengan menggunakan salah satu metode berikut ini (PSAK 102 par 27):
1. Diberikan pada saat pelunasan, yaitu bank mengurangi piutang murabahah dari
keuntungan murabahah
2. Diberikan setelah pelunasan, yaitu bank menerima pelunasan piutang dari nasabah
dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada nasabah.
Contoh Kasus
Tanggal 13 Juni 2016 tuan Ahmad melakukan pelunasan murabahah lebih cepat dari
jadwal jatuh tempo seharusnya. Sampai bulan Juni sisa piutang murabahah a.n Tuan
Ahmad adalah sebesar Rp 40.000.000 terdiri dari pokok Rp 30.000.000 dan margin Rp
10.000.000. Atas pelunasan tersebut Bank Berkah Syariah memberikan potongan
margin murabahah sebesar Rp 5.000.000. Jurnal transaksi :
1. adanya unsur kesengajaan, yaitu nasabah mempunyai dana tetapi tidak melakukan
pembayaran piutang Murabahah; dan
2. adanya unsur penyalahgunaan dana, yaitu nasabah mempunyai dana tetapi
digunakan terlebih dahulu untuk hal lain.
Denda tidak dapat dikenakan kepada nasabah yang tidak/belum mampu melunasi
disebabkan oleh force majeur, jika dapat dibuktikan. Denda yang diterima diakui sebagai
bagian dana kebajikan.
Contoh Kasus
Tanggal 16 Desember 2015 atas kelalaian pembayaran angsuran oleh tuan Ahmad,
Bank Berkah Syariah mengenakan denda sebesar Rp 150.000 dan tuan Ahmad
langsung membayar denda secara tunai.
Jurnal Transaksi :
Jika transaksi murabahah dengan tambahan akad wakalah, maka ketentuannya adalah
akad murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.
Contoh kasus:
Tanggal 13 Agustus 2015 Bank Berkah Syariah dan tuan Ahmad sepakat melakukan
transaksi murabahah atas mobil Avanza sebesar Rp 180.000.000 dengan tambahan
margin sebesar Rp 60.000.000. Atas transaksi tersebut Bank Berkah Syariah
memberikan uang sebesar Rp 180.000.000 kepada tuan Ahmad sebagai wakil untuk
pembelian mobil Avanza.
Jurnal transaksi :
Jurnal transaksi :
Dokumen :
Akad Murabahah
Surat Sanggup
Jadwal Angsuran
Tidak Ada Murabahah untuk Emas, Perak dan Mata
Uang Asing
Di antara syarat murabahah, barang yang menjadi objek murabahah bukan emas, perak atau mata
uang. Tidak boleh menjual emas dengan cara murabahah yang tidak tunai, karena termasuk riba ba’i.
Terkait masalah ini, fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) No.
77/DSN-MUI/V/2010 yang membolehkan jual-beli murabahah emas tidak tunai tidaklah tepat. Fatwa ini
bertentangan dengan panduan perbankan syariah internasional yang dibuat AAOIFI (Accounting and
Auditing Organization of Islamic Finance Institutions)[4] yang menyatakan dalam Bab Al Murabahah lil
Amir Bisysyira’ No 2/2/6, yang berbunyi, “Jual-beli murabahah tidak tunai tidak boleh dilakukan pada
emas, atau perak, atau mata uang”.[5]
• B)Tanggal 7 April 2018, Bank Syariah Mandiri menghubungi Dealer X dan membeli secara
tunai Motor Honda CB150R Street Fire dengan Harga Perolehan Rp 19.000.000,- . Dengan
Margin Rp 1.000.000,-
• C) Tanggal 9 April 2018, sebelum motor tersebut dikirimkan kepada Jazuli, terjadi penurunan
nilai barang yang disebabkan oleh satu dan lain hal sebesar Rp 500.000,-.