Anda di halaman 1dari 25

PRINSIP DASAR

ASURANSI SYARIAH
Rizqi Anfanni Fahmi, SEI, M.S.I.
FORMAT PAPER
1. Maksimal 15 halaman spasi 1, TNS 12
2. Maksimal 1 kelompok 2 orang
3. Memuat:
- Abstrak
- Pendahuluan/Latar belakang
- Metode Penelitian
- Hasil dan Pembahasan
- Kesimpulan
- Referensi
4. Referensi tidak boleh skripsi
5. Judul diajukan terlebih dahulu pada pertemuan ke-5
6. Draft paper dikumpulkan di pertemuan ke-8 (pasca UTS)
PRINSIP DASAR ASURANSI

1. Insurable 2. Utmost
interest good faith

3.Indemnit 4.
y Subrogation
PRINSIP INSURABLE INTEREST

Pihak tertanggung
mempunyai kepentingan
terhadap kelangsungan
barang, orang, atau hak Jika terjadi kerugian maka
yang diasuransikan yang tertanggung mendapat
memberi manfaat penggantian, kika tidak
finansial kepada maka tidak berhak
tertanggung serta
menimbulkan kerugian
jika terjadi kerusakan
CONTOH
• Hubungan keluarga, seperti suami, istri,
anak, ibu, bapak.
• Hubungan bisnis, seperti kreditur dengan
debitur, perusahaan dengan orang penting
di perusahaan.
• Asuransi Kredit Rumah
Syarat Objek Asuransi

Large Number of
homogeneous
exposurekarena
Kerugian units
Accidental
Determinable
Tidak termasukand
Measurable
hak yang bisa
hancur semua
dalam satu waktu
Economically
(Catastrophic)
Feasibility
Prinsip Utmost Good Faith
(Iktikad Baik)

Tertanggung wajib
menginformasikan kepada
penanggung mengenai suatu fakta
dan hal pokok yang diketahuinya
serta hal-hal yang berkaitan dengan
risiko terhadap pertanggungan yang
dilakukan
Wanprestasi
Data-data penting Secara sengaja
yang tidak melakukan
diungkapkan (Non kebohongan
disclosure) (Concealment)

Sengaja memberikan Secara tidak sengaja memberi


gambaran yang tidak sesuai gambaran yang salah yang
dengan kondisi sebenarnya memiliki pengaruh besar dalam
(Fraudulent proses asuransi (Innocent
Misrepresentation), Misrepresentation)
PRINSIP INDEMNITY
Pertanggungan bertujuan memberikan kompensasi atas kerugian yang timbul
• Pembayaran dengan uang tunai,
• Perbaikan,
• Penggantian,
• Pemulihan kembali
Kompensasi tidak bolehmelebihi kerugian riil tertanggung sehingga ia diuntungkan

Seimbang antara risiko yang ditanggung perusahaan asuransi dengan kerugian peserta

Cara pembayaran ganti rugi


PRINSIP SUBROGATION

Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung,
maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk
menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung

Setelah membayar kompensasi kepada tertanggung, maka asuransi akan


menggantikan posisi tertanggung dalam segala haknya terhadap pihak ketiga
CONTOH SUBROGATION
• Sebagai contoh, mari kita asumsikan sebuah rumah terbakar akibat
keteledoran seorang teknisi listrik. Kerugian terhitung sebesar 100
juta dan pemilik rumah memiliki polis asuransi rumah yang
memberi proteksi atas kebakaran.
• Pemilik rumah memiliki dua acara untuk menuntut ganti rugi.
Pertama, dia dapat mengajukan klaim atas polis asuransi rumahnya,
dan kedua, dia dapat mengajukan klaim terhadap teknisi atas
keteledorannya.
• Diasumsikan pemilih rumah memilih cara kedua karena
dianggapnya lebih mudah. Namun, jika pemilik telah menerima
ganti rugi (indemnity) dari asuransi, dia kehilangan hak
mendapatkan ganti rugi dari teknisi.
• Hak ini sekarang dipindahkan ke perusahaan asuransi yang dapat
mengajukan gugatan atas nama tertanggung untuk mendapatkan
kembali pembayaran klaimnya.
PRINSIP CONTRIBUTION

Jika penanggung lebih dari satu perusahaan, maka


jumlah kerugian ditanggung bersama sejumlah
perusahaan penanggung

Tidak berlaku pada asuransi jiwa


CONTOH CONTRIBUTION
• Anda mengasuransikan satu unit bangunan rumah tinggal seharga 100
juta rupiah kepada tiga perusahaan asuransi:
Asuransi A = Rp 100.000.000,00.
Asuransi B = Rp 50.000.000,00.
Asuransi C = RP 50.000.000,00.
Total = Rp 200.000.000,00.
• Bila bangunan tersebut terbakar habis (mengalami kerugian total) maka
maksimum ganti rugi yang Anda peroleh dari :
Asuransi A = (100.000.000 / 200.000.000) x 100.000.000 = Rp.
50.000.000,00
Asuransi B = (50.000.000 / 200.000.000) x 100.000.000 = Rp. 25.000.000,00
Asuransi C = (50.000.000 / 200.000.000) x 100.000.000 = Rp. 25.000.000,00
Total = Rp 100.000.000,00. Berarti jumlah ganti rugi yang Anda terima
dari ke-3 perusahaan asuransi tersebut bukanlah Rp. 200.000.000,00
melainkan Rp. 100.000.000,00 sesuai dengan harga rumah sebenarnya.
PRINSIP PROXIMATE CAUSE

Perusahaan harus menemukan dan mengidentifikasi penyebab


utama yang menyebabkan suatu kejadian

Unbroken Chain of Events

Jika penyebab utama termasuk dalam polis, maka dapat diklaim


CONTOH PROXIMATE CAUSE
• Seseorang mengendarai kendaraan diajalan tol dengan
kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik.
Korban luka parah dan dibawa kerumah sakit. Tidak lama
kemudian korban meninggal dunia.
• Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa kausa proksimalnya
adalah korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan
tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik. Melalui
kausa proksimal akan dapat diketahui apakah penyebab
terjadinya musibah atau kecelakaan tersebut dijamin dalam
kondisi polis asuransi ataukah tidak?
FUNDAMENTAL CHARACTERISTIC
OF ISLAMIC INSURANCE
Sincerity (Ikhlas)
• Uberrima Fides Principles
• Mutual co-operation to protect one
• Legal capacity
Absolute Shari'a principles
• The availability of an insurable interest
• Indemnity clause
• The payment of premiums
• The presence of mutual consent by both parties
• Formal agreement
Moral attributes
• Period for the agreed policies

The elements of an insurance contract


PRINSIP ASURANSI SYARIAH

Prinsip Prinsip
Tauhid
Amanah Ta’awun

Prinsip Prinsip
Prinsip Risk
MAGHRIB- Keadilan
Sharing
free
RISIKO VS GHARAR

Heidjen membagi ketidakpastian menjadi tiga kategori, yaitu;

2) structural
uncertainties, yang
berarti kemungkinan
1) risk, yakni
terjadinya suatu 3) unknownable,
kemungkinan yang
hasil bersifat unik, yaitu suatu kejadian
memiliki preseden
tidak memiliki yang muncul secara
historis dan dapat
preseden di masa ekstrem dan tidak
dilakukan rekaan
lalu, tetapi tetap terbayangkan
untuk tiap hasil yang
mungkin terjadi sebelumnya.
mungkin muncul,
dalam logika
kausalitas, dan
terakhir,
PILIHAN ANTISIPASI RISIKO

Menghindari Risiko
Menghadapi Risiko
Mengurangi Risiko
Membagi Risiko
Transfer Risiko
PROSES TERJADINYA RISIKO

Chance of Loss

Perils dan Hazard

Exposure

Probability

The Law of The Large Number


PERILS DAN HAZARD

Perils: peristiwa atau kejadian yang menyebabkan kerusakan, kerugian yang dapat
ditimbulkan oleh Alam, Perbuatan manusia, Ekonomis

• Phisycal hazard: dekat sutet,


• Moral hazards: iktikad tidak baik, ketidakjujuran dll
• Morale Hazards: hazard karena adanya perasaan hati menjadi lalai karena ada keadaan tertentu, misalnya seseorang krn merasa sdh
mobilnya diasuransikan ia sembrono mengemudikan di jalan atau sembrono dlm meninggalkan mobil tanpa dikunci.
• Legal hazard: tindakan mengabaikan peraturan shg timbul hazard, misal tdk berhelm

Hazard: keadaan atau kondisi yang meningkatkan kemungkinan timbulnya perils


atau kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya kejadian yang
merugikan
Exposure & Probability

Exposure: keadaan yang mengandung kemungkinan terjadinya risiko

• 1. A Priory Probability: suatu kejadian yg sdh diketahui sebelumnya


• 2. Empirical Probability: kejadian yang bisa diketahui dr penglaman sehari-hari.  ini
banyak dipakai dlm asuransi jiwa  besar premi

Probability: Suatu keadaan yg mengacu pd waktu mendatang tentang kemungkinan


terjadinya suatu peristiwa
The Law of The Large Number

Hukum yang berkaitan


dengan peramalan
besarnya kemungkinan
terjadinya risiko. Semakin
besar jumlah exposure
yang diramalkan akan
semakin cermat hasil
peramalan yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai