Anda di halaman 1dari 16

Menurut Undang-Undang Terkait

1.Lama : PMA  UU No. 1/1967


PMDN UU No. 6/1968
2.Revisi : PMA  UU No. 11/1970
PENANAMAN MODAL ASING DAN
PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI
Menurut Undang-Undang Terkait

1. Lama: PMA  UU No. 1/ 1967


PMDN  UU No. 6/1968
2. Revisi : PMA  UU No. 11/1970
PMDN  UU No. 12/1970
Pengertian
 Penanaman Modal Asing  Penanaman modal asing yang
dilakukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dan
menanggung segala resiko penanaman modal tersebut
secara langsung. (Pasal 1)
 Modal Asing adalah Alat pembayaran luar negeri yang tidak
berasal dari kekayaan devisa Indonesia. Termasuk alat-alat
perusahaan dan penemuan baru milik orang asing yang
diimpor. (Pasal 2)
Ketentuan-Ketentuan
 Perusahaan yang dimaksud harus berbentuk Badan Hukum
Indonesia yang seluruhnya berada di Indonesia atau
sebagian besar berada di Indonesia (Pasal 3)
 Perusahaan asing wajib menyelenggarakan atau
menyediakan fasilitas pelatihan untuk tenaga kerja WNI
dengan tujuan suatu saat tenaga kerja WNA dapat
digantikan oleh tenaga kerja WNI (Pasal 12)
 Izin penanaman modal asing jangka waktu berlakunya
maksimal 30 tahun (Pasal 18). Kalo ini sudah berakhir, maka
perusahaan asing ybs harus melanjutkan usahanya di bidang
yang lain atau mengadakan usaha gabungan dengan
perusahaan nasional. (Pasal 7 UU No.6/1968)
 Investor diberikan hak transfer yaitu hak untuk mengkonversi nilai
suatu barang dengan mata uang asli dengan nilai tukar rupiah
pada saat itu. Untuk akun-akun seperti :
1. Laba Bersih
2. Biaya tenaga kerja asing
3. Penyusutan aktiva tetap
4. Lain-lain
(Pasal 19)
 Dalam penanaman modal dapat dilakukan kerjasama antara
modal asing dan dalam negeri (Pasal 23)
 Perusahaan wajib menjalankan perusahaannya dengan azas-azas
ekonomi yang tidak merugikan kepentingan negara (Pasal 26)
 Perusahaan–perusahaan yang seluruh modalnya adalah
modal asing wajib memberi kesempatan bagi modal dalam
negeri untuk masuk setelah jangka waktu tertentu dan menurut
imbangan yang telah ditentukan pemerintah (Pasal 27)
Larangan-Larangan
 Investor modal asing dilarang untuk menjalankan
perusahaannya pada bidang-bidang tertentu, seperti :
1. Pelabuhan
2. Produksi, Transmisi, dan distribusi listrik
3. Telekomunikasi
4. Pelajaran
5. Penerbangan
6. Air minum
7. Kereta Api Umum
8. Pembangkitan Tenaga Atom
9. Mass Media
10.Bidang Pertahanan Negara. Mis: Produksi Senjata, Peledak, dsb
(Pasal 6)
 Perusahaan asing tidak boleh melakukan usaha
gabungan dengan modal asing (Pasal 23 UU
No.6/1968)
Revisi Undang-Undang Penanaman
Modal Asing
 Pasal 15 UU No. 6/1968 dirubah bunyinya
seluruhnya, namun untuk isinya yang
berubah hanya:
 Ada tambahan pembebasan bea balik nama untuk
kapal-kapal yang baru mendaftarkan untuk
pertama kalinya, selama 2 tahun setelah
perusahaan ybs. mulai berproduksi.
 Pembebasan pajak dividen selama 2 tahun
pertama selama di negara si penerima dividen
tidak dikenakan pajak dividen.
Pengertian

 Modal dalam negeri adalah Modal yang berasal dari kekayaan


masyarakat Indonesia baik yang dimiliki oleh negara, swasta
nasional, atau swasta asing (sepanjang tidak diatur dalam
Pasal 2 UU No. 1/1967). Pihak swasta yang dimaksud dapat
berupa perorangan atau badan hukum. (Pasal 1)
 PMDN  Penggunaaan modal dalam negeri baik secara
langsung atau tidak, untuk menjalankan usaha. (Pasal 2)
Penanaman modal langsung : membeli perlengkapan.
Penanaman modal tak langsung : beli saham, obligasi, dll.
 Perusahaan nasional adalah perusahaan yang minimal 51%
adalah modal dalam negeri. (Pasal 2)
Ketentuan-Ketentuan

 Pemilik modal berhak sepenuhnya menentukan


direksi perusahaan ybs (Pasal 18)
 Perusahaan2 (Nasional/Asing) yang
berkedudukan di Indonesia, wajib menggunakan
tenaga kerja WNI, kecuali ada suatu posisi yang
belum bisa dijabat oleh tenaga WNI (Pasal 19)
Pembebasan dan Keringanan Perpajakan
 Modal-modal yang ditanam dalam usaha rehabilitasi,
pembaharuan, perluasan dan pembangunan baru di bidang
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan,
peternakan, perindustrian, pariwisata, perumahan rakyat, dan
bidang produktif lain, tidak diusut asal-usulnya dan tidak
dikenakan pajak dan dibebaskan dari pajak kekayaan serta tidak
dikenakan bea materai modal. (Pasal 9, 10, 11)
 Penanaman modal baru pada bidang – bidang usaha di atas
dibebaskan dari pajak perseroan. Pemegang sahamnya juga
dibebaskan dari pajak dividen. Kedua pembebasan ini dalam
jangka waktu dua tahun sejak perusahaan mulai produksi.(Pasal
12 ayat 1)
Keringanan pajak ini bisa berupa tarif selektif atau penyusutan
yang bermanfaat bagi perusahaan, dll.
 Kalau akibat penanaman modal itu bisa menambah devisa
negara atau menghemat dalam jumlah yang material,
diberikan tambahan pembebasan pajak selama 1
tahun(Pasal 12 ayat 2)
 Kalau penanaman modal itu di luar Jawa, diberikan
tambahan pembebasan pajak selama 1 tahun (Pasal 12 ayat
3)
 Kalau penanaman modal itu membutuhkan modal yang
besar, maka diberikan tambahan pembebasan pajak selama
1 tahun (Pasal 12 ayat 4)
 Kalau penanaman modal dilakukan di bidang prasarana,
diberikan tambahan pembebasan pajak selama 1 tahun
(Pasal 12 ayat 5)
 Impor barang-barang modal yang diperlukan untuk
penanaman modal baru atau rehabilitasi bidang-bidang
usaha di atas diberikan keringanan bea masuk (Pasal 15)
 Pelaksanaan ketentuan-ketentuan pembebasan /
keringanan pajak dilakukan oleh Menteri Keuangan (Pasal
17)
Revisi Undang-Undang PMDN
 (3) Kelonggaran tersebut pada ayat (1) dan ayat (2)
pasal ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
sejak berlakunya Undang-undang ini (Pasal 1 ayat 1)
 Pasal 11 dihapuskan (Pasal 1 ayat 2)
 Pasal 12 diubah seluruhnya menjadi:
 Pembebasan bea meterai modal atas penempatan
modal.
 Pembebasan bea balik nama atas pendaftaran kapal
untuk pertama kalinya
 Pasal 15 dihapuskan (Pasal 2)
 Perubahan-perubahan lain yang terdapat di
Undang-Undang No. 12/1970 tidak
seluruhnya mencakup perubahan isi Undang-
Undang PMDN yang lama. Maksudnya hanya
bunyinya saja yang berubah. Isinya tetap
sama.
THE END

Wassalam.

Anda mungkin juga menyukai