Anda di halaman 1dari 4

NAMA: RYAN PURNAMA PUTRA

NIM: 1312000331
KELAS: HUKUM INVESTASI (C)

SOAL ETS

1. perkembangan investasi atau penanaman modal asing di Indonesia, yang dimulai dari Kabinet Ali
Sastroamdjojo pertama (1952-1953) dengan mempersiapkan peraturan untuk menarik penanaman modal
asing di Indonesia, namun peraturan ini belum sempat diajukan ke parlemen oleh karena jatuhnya kabinet
ini. Pada Kabinet Ali Sastroamdjojo kedua, tahun 1953 mengajukan Rencana Undang-undang Penanaman
Modal Asing, yang mengandung syarat-syarat sedemikian rupa, agar jangan sampai penanaman modal asing
menghambat pembangunan masyarakat Indonesia. Rencana Undang-undang Penanaman Modal Asing ini
juga tidak memperoleh persetujuan parlemen. Setelah Rencana Undang-undang Penanaman Modal Asing
yang diajukan oleh Kabinet Ali Sastroamdjojo kedua, pada tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang Nomor
78 Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing. Undang-undang Nomor 78 Tahun 1958 tentang
Penanaman Modal Asing ini diterbitkan dengan pertimbangan, yaitu sebagai berikut :

1. Bahwa untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia serta memperbesar produksi nasional
guna mempertinggi tingkatan penghidupan rakyat, sangat diperlukan modal;
2. Bahwa modal yang didapat di Indonesia pada waktu ini belum mencukupi sehingga dianggap
berfaedah menarik modal asing untuk ditanam di Indonesia;
3. Bahwa perlu diadakan ketentuan-ketentuan yang jelas untuk memenuhi kebutuhan akan modal guna
pembangunan nasional, di samping menghindarkan keragu-raguan dari pihak modal asing.

C.F.G Sunarjati Hartono menyebutkan bahwa Undang-undang Nomor 78 Tahun 1958 tentang Penanaman
Modal Asing ini mengadakan restriksi-restriksi yang lebih ketat lagi dari rencana Undang-undang
Penanaman Modal Asing yang telah ditolak oleh parlemen pada tahun 1953. melihat pembatasan dalam
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 78 Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing ditujukan pada perusahaan
yang lazim dikerjakan oleh warganegara Indonesia tertutup untuk modal asing dan modal asing
diperkenankan bekerja dalam lapangan produksi dengan pembatasan-pembatasan terhadap jenis perusahaan.
Selain pembatasan di bidang lapang produksi dan jenis perusahaan, di dalam Undang-undang Nomor 78
Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing diatur mengenai kelongaran-kelongaran yang diberikan untuk
penanaman modal asing (sekarang disebut fasilitas penanaman modal), yaitu mengenai hal-hal sebagai
berikut :

 Pajak berganda. Dengan perjanjian internasional diusahakan pencegahan pemungutan pajak


berganda, sebagaimana di atur dalam Pasal 11.
 Pajak perseroan. Undang-undang dan/atau peraturan-peraturan yang bermaksud memberikan
keringanan pemungutan pajak perseroan, cara penyusutan yang khusus atas barang modal,
keringanan atau kompensasi kerugian khusus pembebasan pemungutan bea meterai dan keringanan
bea masuk atas alat perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam perusahaan sesudah
mendapat persetujuan dari Dewan atas nama Pemerintah dapat berlaku pula untuk perusahaan asing,
sebagaimana diatur dalam Pasal 11.

Undang-Undang Nomor 78 Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing dicabut dengan diterbitkannya
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1965 tentang Pencabutan Undang-Undang No. 78 Tahun 1958 Tentang
Penanaman Modal Asing, yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 15 Prp Tahun 1960.

Dengan adanya dua kebijakan yang mengatur tentang penanaman modal ini, memberikan gambaran adanya
pemisahaan antara penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri. Pemisahan pengaturan
penanaman modal, selanjutnya sesuai dengan perkembangan sistem perdagangan internasional dan
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The
World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Dengan sahkannya
Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan
Dunia), Indonesia selalu berusaha menegakkan prinsip-prinsip pokok yang dikandung dalam General
Agreement on Tariff and Trade/GATT 1947 (Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan Tahun
1947), berikut persetujuan susulan yang telah dihasilkan sebelum perundingan Putaran Uruguay. Termasuk
didalamnya yang membahas mengenai Trade Related Investment Measures/TRIMs (Ketentuan Investasi
yang berkaitan dengan Perdagangan), yang bertujuan untuk mengurangi atau menghapus segala kebijakan di
bidang investasi yang dapat menghambat kegiatan perdagangan.

Seiring dengan perubahan perekonomian global dan keikutsertaan Indonesia dalam berbagai kerja sama
internasional perlu diciptakan iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian
hukum, keadilan, dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional, Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri telah diganti karena tidak sesuai lagi dengan kebutuhan percepatan
perkembangan perekonomian dan pembangunan hukum nasional, khususnya di bidang penanaman modal.
Sesuai dengan pertimbangan di atas, Pemerintah Indonesia membentuk aturan penanaman modal yang tidak
memisahkan antara penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, yaitu Undang Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

2. Berdasarkan kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan, investasi dibedakan menjadi dua, yaitu
investasi tidak langsung dan investasi langsung.

Investasi tidak langsung (indirect/portofolio investment)


Portfolio investment umumnya merupakan investasi yang berorientasi jangka pendek dan lebih spekulatif
dibandingkan investasi langsung karena investor dengan mudah dapat mengubah investasinya dari pembelian
surat berharga (sekuritas) satu kesekuritas lainnya yang lebih menguntungkan. Mengingat sifatnya yang
spekulatif, mudah berubah ubah dan berorientasi jangka pendek, investasi portofolio umumnya tidak menjadi
fokus dari hukum investasi.

Contoh investasi tidak langsung


investasi dalam bentuk portofolio investment umumnya berupa seperti obligasi atau saham dan aset finansial
lainnya. Sementara itu, ketika Anda memutuskan investasi pada reksadana, maka hal tersebut menjadi salah
satu contoh investasi bentuk tidak langsung. Disebut investasi tidak langsung karena dalam proses
pemanfaatan dananya akan dikelola oleh pihak ketiga yang disebut sebagai Manajer Investor. 

Kelebihan dan Kekurangannya


investasi tidak langsung menyederhanakan pola manajemen uang ini karena investor hanya cukup dengan
mengeluarkan biaya investasi tanpa biaya tambahan jika harus terlibat dalam pengolahan. Jenis investasi ini
memudahkan bagi investor pemula karena telah dikelola oleh Manajer Investasi yang lebih berpengalaman.
Selain itu, dana pemegang saham lebih mudah untuk dicairkan. investasi bentuk tidak langsung
menyederhanakan cara kerja investor meskipun bisa saja harus menanggung kerugian akibat kegagalan kerja
Manajer Investasi. 

Investasi Langsung (direct investment)


Investasi langsung atau direct investment dapat dipahami secara sederhana sebagai cara investasi yang
mengharuskan investor untuk dapat terlibat secara langsung. Keterlibatan investor tersebut adalah dalam
kontrol kegiatan, pengelolaan, hingga menjadi pihak yang bertanggung jawab apabila nantinya terdapat hasil
negatif.

Contoh Investasi Langsung


Investasi dalam bentuk direct investment umumnya berupa properti tanah, rumah, bangunan seperti
apartemen, hingga emas. Di dalam perusahaan, investasi jenis ini meliputi biaya untuk mendirikan gedung
pabrik dan juga pembelian alat. Sementara itu, investasi dalam bentuk portofolio investment umumnya
berupa seperti obligasi atau saham dan aset finansial lainnya. Salah satu contoh investasi bentuk langsung
yang kini sedang populer dilakukan adalah investasi menggunakan exchange platform medium jual beli aset
kripto.

Kelebihan dan Kekurangannya


Investasi langsung atau direct investment memiliki jangka panjang yang dalam perhitungan tertentu akan
lebih aman dan potensial. Investasi bentuk ini juga lebih dapat dipahami karena investor bisa mengambil
keputusan dalam pengelolaannya. Tidak hanya sekedar tahu, investor bahkan memiliki pengaruh untuk
menentukan keputusan tertentu yang akan diambil entitas tersebut. Untuk mengambil langkah investasi
bentuk langsung dibutuhkan pengetahuan mengenai investasi secara baik. Bentuk ini memungkinkan
investor memperoleh pendapatan lebih besar. Sementara itu, investasi bentuk tidak langsung
menyederhanakan cara kerja investor meskipun bisa saja harus menanggung kerugian akibat kegagalan kerja
Manajer Investasi. 

Seperti prinsip investasi secara umum, baik investasi langsung dan tidak langsung memiliki manfaat untuk
mendatangkan keuntungan dengan skema penanaman modal. Manfaat dua bentuk investasi tersebut yang
paling utama adalah sebagai berikut.

1. Menghindarkan aset dari fenomena inflasi. Meskipun begitu dalam beberapa bidang investasi tetap
ada resiko kerugian yang harus dihadapi.
2. Meningkatkan nilai aset atau menambah kuantitas aset.
3. Menjadi bentuk tabungan yang terus berkembang dari waktu-waktu. Investasi emas dan reksadana
adalah beberapa jenis investasi yang banyak diambil untuk tujuan ini.
4. Khusus investasi langsung akan melatih Anda untuk mengelola dana secara cara bertanggung jawab.
Langkah ini baik untuk seseorang yang ingin serius menekuni usaha tertentu.
5. Khusus investasi tidak langsung akan menjadi di sumber dana kedua selain pekerjaan utama.
Apabila jumlah dana yang diinvestasikan besar, cara ini bahkan bisa menjadi di penghasilan utama
yang membuat anda bebas finansial.

3. pembentukan aturan penanaman modal yang ada di Indonesia. Dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-
Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Dijelaskan perihal asas penanaman modal yaitu:

Penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas:

 kepastian hukum
adalah asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.
 Keterbukaan
adalah asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal.
 Akuntabilitas
adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan
penanaman modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara
adalah asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing maupun antara
penanam modal dari satu negara asing dan penanam modal dari negara asing lainnya.
 Kebersamaan
adalah asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam kegiatan
usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
 efisiensi berkeadilan
adalah asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi
berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.
 Berkelanjutan
adalah asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui
penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan,
baik untuk masa kini maupun yang akan datang.
 berwawasan lingkungan
adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan
perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.
 kemandirian
adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan
negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan
ekonomi.
 keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
adalah asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan
ekonomi nasional.

Anda mungkin juga menyukai