Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berisi tentang Investsi di Indonesia. Adapun
yang diuraikan di dalam makalah ini adalah Definisi dari Penanaman Modal Asing,
Kebutuhan Investasi di Indonesia, Proses dan Pendirian PMA, Kemudahan Invetasi di
Indonesia.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang
peranan investasi dalam pembangunan ekonomi di suatu negara serta ketentuan hukum yang
terkait didalamnya. Serta memberikan gambaran sejauh mana perkembangan investasi di
Indonesia.

Kami membuat makalah ini dengan memperoleh informasi dari internet dan buku
mengenai investasi. Kami menyadari bahwa selama pembuatan makalah ini masih terdapat
kesalahan baik dalam ejaan ataupun tata bahasa. Untuk itu kami menerima segala kritik dan
saran yang sifatnya membangun sehingga dapat bermanfaat bagi penulis ataupun pembaca.

Demikinlah yang dapat kami sampaikan, kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan baru mengenai arti dari investasi yang menunjang
pembangunan ekonomi di Indonesia.

Tangerang, 30 April 2018

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Investasi adalah penanaman modal suatu aktiva yang sfatnya dapat berjangka panjang
atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
Menurut teori ekonomi, investasi artinya adala pembelian dari modal yang tidak
digunakan untuk konsumsi melainkan untuk proses produksi di masa mendatang.

Pertumbuhan ekonomi pada aman sekarang berdampak dengan kehidupan suatu


penduduk. Dan sangat berpengaruh dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi karena
bergantung pada kesejahteraan rakyat itu sendiri. Peran pemerintah sangat dibutuhkan
dan dituntut dalam bidang ini, mengenai penanaman modal asing dan investasi yang
terjadi di Indonesia seiring perkembangan zaman yang terjadi.

Perkembangan invetasi di Indonesia pada akhir tahun 2007 mencapai 983,9 triliyun.
Angka rupiah tersebut sangat berkembang pesat dibandingkan dengan tahun 90-an. Peraturan
hukum yang mengatur tentang penanaman modal d Indonesia diatur dalam UU No. 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal. Dalam pasal 3 ayat 1 (a), disebtkan bahwa kegiatan
penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas kepastian hukum, dimana yang berarti
hukum adalah dasar dalam setiap kebijakan dan kegiatan penanaman modal.

Sudah banyak negara yang melakukan investasi baik secara domestik ataupun modal
asing. Hal ini dilakukan pemerintah karena akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu
negara, penyerapan tenaga kerja, penghematan devisa atau penambahan devisa. Oleh karena
itu, perlu dilakukan susunan perencanaan investasi yang sistematis dan terperinci agar tidak
salah menanamkan investasi pada proyek yang merugikan.

2
1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan beberpa
masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan penanaman modal asing di Indonesia?


2. Seberapa besar kebutuhan Investasi di Indonesia pada saat ini?
3. Kemudahan apa yang didapat dari investasi?

1.3Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah tentang Penanaman Modal dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Memahami secara mendalam yang dimaksud dengan investasi atau penanaman modal
baik domestik ataupun asing.
2. Memahami penjeasan dari proses pendirian PMA.
3. Mengetahui situasi perkembangan ekonomi di Indonesia dengan adanya investasi
4. Dapat mendeskripsikan secara detail kemudahan dari investasi dan dampak
positifnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penanaman Modal Asing

Penanaman Modal berdasarkan Pasal 1 angka (1) UU Penanaman Modal diartikan


sebagai segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri
maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.

Sedangkan Penanaman Modal Asing dalam Pasal 1 angka (3) UU Penanaman Modal
didefinisikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan
modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Berdasarkan penjelasan di atas yang di maksud Penanaman Modal Asing (foreign investmen)
tidak berarti bahwa modal tersebut berasal dari luar negeri saja, melainkan dapat juga yang
sifatnya patungan (joint venture), dimana terdapat penggabungan antara modal yang
sumbernya berasal dari luar negeri (foreign capital)dan modal yang sumbernya berasal dari
dalam negeri (domestic capital). Modal tidak selalu berbentuk uang, tetapi dapat juga dalam
bentuk lain yang bukan uang sepanjang mempunyai nilai ekonomis.

Pasal 5 ayat (2) UU Penanaman Modal mengatur bahwa penanaman modal asing wajib dalam
bentuk Perseroan Terbatas (limited liability company) berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali di tentukan oleh Undang
– Undang.

Jadi pada intinya Penanaman Modal Asing (PMA) adalah penanaman modal yang
dilakukan oleh pihak asing (pemodal asing) atau pihak asing yang berpatungan dengan pihak
lokal (penanam modal asing) dimana penanaman modal asing itu bersifat langsung dan tidak
mencakup penanaman asing yang dilakukan secara tidak langsung melalui badan usaha
Indonesia.

PT. Penanaman Modal Asing adalah badan hukum yang sahamnya dimiliki oleh
sepenuhnya modal asing atau separuhnya modal dalam negeri

2.2 Proses Pendirian Penanaman Modal Asing

Bentuk badan usaha yang di perkenankan untuk Penanaman Modal Asing yaitu :

1. Penanaman Modal Asing wajib dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) yang
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik
Indonesia, kecuali di tentukan lain oleh Undang – Undang.

4
2. Penanaman modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam
bentuk Perseroan Terbatas dilakukakan dengan :

a. Mengambil bagian saham pada saat pendirian Perseroan Terbatas.

b. Membeli saham.

c. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Dasar hukum PT. PMA yaitu :

• UU No. 25 Tahun 2007

• Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010

• Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2009

• Peraturan Kepala BKPM No. 12 Tahun 2013

Pasal 5 ayat (2) Undang - Undang Investasi mengatur bahwa investor asing dapat
melaksanakan investasi asing di Indonesia dengan mendirikan perusahaan investasi asing
berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU Perseroan Terbatas) dan
peraturan pelaksanaannya. Perusahaan investasi asing juga dikenal sebagai PT Penanaman
Modal Asing yang seringkali disingkat sebagai “PT PMA”. Investasi asing di Indonesia
dalam bentuk PT PMA dapat dilakukan dengan kepemilikan saham pada saat pendirian
perusahaan atau pembelian saham dalam perusahaan yang sudah didirikan baik PT maupun
PT PMA.

Peraturan Pendirian PT. Penanaman Modal Asing di Indonesia yaitu :

1. Daftar Negatif Investasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden No. 39 tahun
2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan
Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal (“Daftar Negatif Investasi”), yang mengatur :

• Daftar bidang usaha yang tertutup untuk invetasi (baik untuk investor domestik
maupun asing).

• Daftar bidang usaha yang terbuka bagi investor asing, dimana bidang usaha tersebut
tunduk pada beberapa pembatasan.

Bidang usaha dalam Daftar Negatif Investasi berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI), yang lebih lanjut dijelaskan dalam butir 2 berikut ini. Bidang usaha yang
tidak termasuk dalam Daftar Negatif Investasi adalah 100% terbuka untuk investasi asing,
kecuali diatur berbeda dalam peraturan lain.

2. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) diatur oleh Peraturan Kepala
Badan Pusat Statistik No. 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha.
Peraturan ini menjelaskan secara rinci mengenai lingkup masing-masing bidang usaha

5
berdasarkan nomor KBLI mereka. Peraturan ini penting bagi investor asing untuk mengecek
apakah pendirian PT PMA mereka di Indonesia tunduk pada pembatasan berdasarkan Daftar
Negatif Investasi.

3. Pedoman dan prosedur perizinan dan non perizinan invetasi modal asing di Indonesia
diatur oleh peraturan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM), No. 5
Tahun 2013 yang telah diubah dengan peraturan BKPM No. 12 Tahun 2013 tentang Pedoman
dan Tata Cara Perizinan dan Nonperizinan Penanaman Modal (“Perka BKPM”). peraturan ini
termasuk seluruh norma, dan standard.

4. Prosedur dan kriteria terkait dengan bentuk PT PMA di Indonesia, yang diwajibkan
oleh BKPM, sebelum PT PMA dapat mulai kegiatannya, perlu memenuhi seluruh persyaratan
yang diatur dalam peraturan ini.

5. UU Perseroan Terbatas mengatur persyaratan umum perseroan terbatas dan berlaku


juga untuk PT PMA. UU ini mengatur persyaratan pendirian PT PMA yang tidak diatur
dalam Perka BKPM.

Dokumen perizinan / pendirian yang di perlukan bagi investor asing untuk pendirian PT
PMA di Indonesia sebagai berikut:

1. Izin Prinsip dari BKPM.

2. Akta Pendirian PT PMA yang dari Notaris.

3. Keputusan Menteri tentang pengesahan status badan hukum PT PMA dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia.

4. Domisili dari pemerintah daerah setempat.

5. NPWP dan keterangan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dari kantor pajak.

6. Izin Usaha dari BKPM.

7. Tanda Daftar Perusahaan dari instansi untuk pelayanan perizinan terpadu (BPPT).

8. Wajib lapor ketenagakerjaan dan laporan kesejahteraan dari sub departemen di


Kementerian Ketenagakerjaan.

Dokumen perizinan / pendirian yang disebutkan merupakan persyaratan pendirian perusahaan


secara umum dari PT PMA. Pendirian PT PMA pada sektor khusus membutuhkan dokumen
perizinan dan / atau pendirian tambahan secara khusus. Oleh karena itu, masukan secara
hukum harus diperhatikan oleh investor asing sebelum melakukan kegiatan investasi.

Penanaman Modal Asing “PMA” menurut Peraturan Kepala Badan Kordinasi Penanaman
Modal Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Nonperizinan
Penanaman Modal “Perka BKPM 15/2015” adalah kegiatan menanam modal untuk

6
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Penanam Modal
Asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
Penanam Modal Dalam Negeri. Kemudian, Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal “UU 25/2007” menerangkan bahwa penanaman
modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di wilayah Indonesia, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang. Adapun
syarat dan langkah-langkah mendirikan Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing “PT
PMA”, yaitu:

1. Pengajuan Izin Sementara untuk pendirian PT PMA melalui Badan Kordinasi


Penanaman Modal “BKPM” dengan terlebih dahulu memperhatikan Peraturan Presiden
Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang
Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal “Perpres 39/2014” untuk
mengetahui apakah bidang usaha PT PMA tersebut terbuka untuk investasi asing atau
termasuk dalam daftar negatif investasi “DNI”, dan jika berapa besar komposisi penanaman
modal asing yang diperbolehkan. Untuk mendirikan PT PMA, pemohon harus mengajukan
aplikasi kepada BKPM untuk pendaftaran penanaman modal, yaitu dengan mengisi formulir
aplikasi yang telah ditentukan dalam Lampiran III Perka BKPM 15/2015 dengan
melampirkan dokumen sebagai berikut :

a) Surat dari instansi pemerintah negara yang bersangkutan atau surat yang dikeluarkan
oleh kedutaan besar/kantor perwakilan negara yang bersangkutan di Indonesia untuk
pemohon adalah pemerintah negara lain.

b) Rekaman paspor yang masih berlaku untuk pemohon adalah perseorangan asing.

c) Rekaman Anggaran Dasar (Article of Association) dalam Bahasa Inggris atau


terjemahannya dalam Bahasa Indonesia dari penterjemah tersumpah untuk pemohon adalah
untuk badan usaha asing.

d) Rekaman Akta Pendirian perusahaan dan perubahannya beserta pengesahan dari


Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia “Menkumham” untuk pemohon adalah badan usaha
Indonesia.

e) Rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak “NPWP” baik untuk pemohon adalah
perseorangan Indonesia maupun badan usaha Indonesia.

Permohonan Pendaftaran ditandatangani di atas meterai cukup oleh seluruh pemohon (bila
perusahaan belum berbadan hukum) atau oleh direksi perusahaan (bila perusahaan sudah
berbadan hukum).

f) Surat Kuasa asli bermeterai cukup untuk pengurusan permohonan yang tidak
dilakukan secara langsung oleh pemohon/direksi perusahaan.

Perlu diketahui dalam mengisi aplikasi di BKPM ini, modal dasar yang dapat di akseptasi
oleh BKPM sejumlah Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah) dimana minimal 25% (dua

7
puluh lima per seratus) dari modal dasar atau sejumlah Rp 2.500.000.000,- (dua miliar lima
ratus juta rupiah) harus ditempatkan dan disetor.

2. Mengajukan Izin Prinsip, izin prinsip menurut Pasal 1 angka 16 Perka BKPM
15/2015 adalah izin yang wajib dimiliki dalam rangka memulai usaha. Izin prinsip diajukan
dengan mengisi formulir aplikasi yang telah ditentukan oleh BKPM, dan melampirkan

bukti diri pemohon, yaitu:

a) Pendaftaran bagi badan usaha yang telah melakukan pendaftaran.

b) Rekaman Akta Pendirian perusahaan dan perubahannya.

c) Rekaman Pengesahan Anggaran Dasar Perusahaan dari Menkumham, dan Rekaman


NPWP. Keterangan rencana kegiatan, berupa: Uraian proses produksi yang mencantumkan
jenis bahan-bahan dan dilengkapi dengan diagram alir (flowchart), Uraian kegiatan usaha
sektor jasa, dan Rekomendasi dari instansi pemerintah terkait, bila dipersyaratkan.

3. Setelah izin prinsip keluar dan perusahaan telah siap melakukan kegiatan/berproduksi
komersial, maka perusahaan tersebut wajib memperoleh izin usahadari BKPM. Izin usaha
menurut Pasal 1 angka 22 Perka BKPM 15/2015 adalah izin yang wajib dimiliki perusahaan
untuk memulai pelaksanaan kegiatan produksi/operasi yang menghasilkan barang atau jasa
atas pelaksanaan perluasan usaha, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan. Pasal 13 Perka BKPM 15/2015 mewajibkan Perusahaan yang telah memiliki Izin
Prinsip/Izin Investasi, dan akan melakukan kegiatan produksi/operasi wajib memiliki Izin
Usaha. Permohonan pengajuan izin usaha dapat dilakukan melalui Pelayanan Terpadu Satu
Pintu “PTSP” Pusat di BKPM, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi “BPMPTSP Provinsi”, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten/Kota “BPMPTSP Kabupaten/Kota”), PTSP Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas “KPBPB” atau PTSP Kawasan Ekonomi Khusus “KEK” sesuai
kewenangannya secara dalam jaringan (daring), dilengkapi dengan persyaratan sebagaimana
tercantum pada Lampiran I Perka BKPM 15/2015. Adapun persyaratan yang harus dilengkai
untuk diterbitkannya izin usaha menurut Lampiran I Perka BKPM 15/2015 diantaranya :

a) Rekaman perizinan berupa Izin Prinsip / Izin Investasi / Izin Usaha / Izin,
Kementerian / Lembaga / Dinas terkait yang telah dimiliki.

b) Rekaman Akta Pendirian perusahaan dilengkapi dengan pengesahan Anggaran Dasar


Perusahaan dan persetujuan / pemberitahuan perubahan dari Menkumham, dan perubahannya
(apabila ada), NPWP perusahaan.

c) Rekaman legalitas lokasi proyek dan/atau alamat perusahaan terdiri dari: Rekaman
bukti penguasaan tanah dan/atau bangunan untuk kantor dan/atau gudang berupa: Perjanjian
pengingkatan jual-beli “PPJB” disertai dengan bukti pelunasan; atau Akta jual beli oleh
Pejabat Pembuat Akta Tanah “PPAT” atas nama Perusahaan; atau Sertifikat Hak Atas Tanah;
dan Izin Mendirikan Bangungan “IMB”.

8
d) Bukti perjanjian sewa menyewa tanah dan / atau gedung / bangunan, berupa rekaman
perjanjian sewa-menyewa tanah dan / atau bangunan atas nama perusahaan dengan jangka
waktu sewa: Minimal 3 (tiga) tahun untuk bidang usaha industri, minimal 1 (satu) tahun
untuk bidang usaha jasa/perdagangan, terhitung sejak tanggal permohonan diajukan.

Keterangan:

Dengan mencantumkan luasan lahan yang dipergunakan. Bila kurang dari jangka waktu
tersebut, dilampirkan surat keterangan dari direksi untuk memperpanjang atau pindah ke
lokasi lain. Bukti afiliasi dan perjanjian pinjam pakai, bila: Tempat kedudukan kantor pusat
perusahaan berada dalam 1 (satu) bangunan secara utuh dan terpadu dengan beberapa
perusahaan lainnya yang memiliki afiliasi, Tempat kedudukan kantor pusat perusahaan
berada di lahan atau bangunan yang dikuasai oleh perusahaan lain yang memiliki afiliasi atau
Afiliasi sebagaimana dimaksud di atas, apabila 1 (satu) grup perusahaan, yang dibuktikan
dengan kepemilikan saham dalam Akta perusahaan.

4. Izin lokasi/surat dari instansi terkait mengenai tata ruang kota dan peruntukan lokasi
industri bila perusahaan berada di luar Kawasan Industri.

5. Kelengkapan perizinan daerah sesuai lokasi proyek : Rekaman Izin Gangguan


“UUG/HO” dan / atau SITU bagi perusahaan yang berlokasi di luar kawasan industri sesuai
dengan ketentuan Peraturan Daerah setempat, dan Bagi perusahaan yang berlokasi di
Kawasan Industri atau gedung perkantoran, tidak diwajibkan melampirkan rekaman
UUG/HO dan / atau SITU.

6. Rekaman dokumen lengkap dan persetujuan/pengesahan Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan “AMDAL” atau Upaya Pengelolaan Lingkungan “UKL” dan Upaya Pemantauan
Lingkungan “UPL” atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup “SPPL”.

7. Rekaman Izin Lingkungan untuk perusahaan yang telah memiliki AMDAL atau
UKL-UPL.

8. LKPM periode terakhir dan tanda terima penyampaian dari PTSP Pusat Di
BKPM/BPMPTSP Provinsi / Kabupaten / Kota.

9. Rekomendasi dari Kementerian/Lembaga pembina apabila dipersyaratkan sesuai


ketentuan bidang usaha, misalnya : Rekomendasi dari Kementerian Perdagangan c.q.
Direktorat Bina Usaha untuk pengajuan SIUPL, Rekomendasi teknis Izin Usaha dari Direktur
Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian untuk perkebunan buah kelapa sawit dan
industri minyak kelapa sawit.

10. Surat kuasa asli bermeterai cukup dan stempel perusahaan, bila pengurusan tidak
dilakukan secara langsung oleh direksi/pimpinan perusahaan dengan dilengkapi dokumen
penerima kuasa.

9
11. Formulir permohonan sesuai dengan Lampiran II untuk pengajuan permohonan secara
manual.

12. Untuk pengurusan SIUPL Sementara ditambahkan : Rekaman surat izin atau surat
pendaftaran lainnya dari Kementerian / Lembaga untuk jenis produk yang diperdagangkan
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dengan minimal 2 (dua) jenis produk,
Rekaman kontrak kerjasama atau surat penunjukan (apabila perusahaan mendapat barang /
jasa dari perusahaan lain / produsen / supplier), dan Rekaman identitas Direktur Utama atau
penanggungjawab perusahaan dan pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar,
serta Rancangan program kompensasi mitra usaha, kode etik, dan peraturan perusahaan.

13. Untuk permohonan SIUPL Tetap ditambah persyaratan: Melampirkan asli dari SIUPL
Sementara, dan Rekaman neraca perusahaan tahun terakhir.

14. Untuk Permohonan IUJK ditambah persyaratan : Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang
masih berlaku, dan Rekaman identitas Direktur Utama atau penanggung jawab perusahaan
dan Pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar.

15. Untuk permohonan Izin Usaha Tetap Jasa Penunjang Pertambangan (Minerba, atau
Panas Bumi, atau Migas) ditambahkan persyaratan : Izin Usaha Jasa Penunjang
Pertambangan (IUJP); atau Surat Keterangan Terdaftar (SKT).

16. Khusus untuk bidang usaha perdagangan dan jasa, dilampirkan dengan : Rincian
investasi yang mencantumkan alokasi investasi terbesar, dan bukti setor modal ditempatkan
dan disetor atau neraca keuangan yang mencantumkan equity perusahaan.

17. Khusus untuk bidang usaha perdagangan besar (distributor utama) ditambahkan
persyaratan : Surat Penunjukan Distributor; dan Bukti penguasaan gudang.

18. Hasil pemeriksaan lapangan bila diperlukan.

19. Dan terakhir presentasi bila diperlukan.

2.3 Kebutuhan Investasi Di Indonesia

Indonesia membutuhkan investasi sektor manufaktur sekitar Rp1417,191 triliun per


tahun untuk mencapai target pertumbuhan industri sebesar 8,95 persen pada 2014.
Departemen Perindustrian memperkirakan kebutuhan investasi untuk sektor makanan dan
minuman serta tembakau tahun depan sebesar Rp34,178 triliun, sedangkan total kebutuhan
dana investasi hingga 2014 diperkirakan sebanyak Rp220,722 triliun. Target pertumbuhan
industri tersebut tahun depan sebesar 6,64 persen dan tumbuh lagi sebesar 10,4 persen pada
2014. Rincian yang diperoleh dari data statistik untuk kebutuhan Investasi di Indonesia
sebagai berikut :

1. Kebutuhan dana investasi untuk industri tekstil, barang kulit dan alas kaki tahun
depan sebesar Rp9,765 triliun sedangkan total kebutuhan dana hingga 2014 sebesar Rp63,397

10
triliun. Masuknya investasi sebesar itu akan mendorong pertumbuhan industri tekstil, barang
kulit dan alas kaki pada 2010 sebesar 2,15 persen dan pada 2014 menjadi 5,6 persen.

2. Pada 2010, industri barang kayu dan hasil hutan lainnya ditargetkan bisa tumbuh
sebesar 1,75 persen dan 3,7 persen pada 2014. Untuk itu, akan dibutuhkan dana investasi
sebesar Rp4,139 triliun dan hingga 2014 kebutuhan investasinya mencapai Rp27,209 triliun.

3. Industri kertas dan barang cetakan pada 2010 ditargetkan tumbuh 4,2 persen dengan
kebutuhan investasi sebesar Rp4,776 triliun. Pada 2014, industri tersebut ditargetkan tumbuh
sebesar 5,5 persen dengan kebutuhan investasi sebesar Rp33,286 triliun selama 2010-2014.

4. Industri pupuk, kimia dan barang dari karet ditargetkan tumbuh sebesar 5 persen
tahun depan dengan kebutuhan investai sebsar Rp12,843 triliun. Pada 2014 pertumbuhannya
ditergetkan mencapai 8,3 persen jika kebutuhan investasi 2010-2014 sebesar Rp94,54 triliun
terpenuhi.

5. Industri semen dan bahan galian bukan logam tahun depan ditargetkan tumbuh
sebesar 3,25 persen dengan investasi sebesar Rp3,078 triliun. Pada 2014 industri tersebut
ditergetkan tumbuh sebesar 5,3 persen dengan investasi sebesar Rp21,342 persen selama
2010-2014.

6. Industri logam dasar, besi dan baja pada 2010 ditargetkan tumbuh sebesar 2,75 persen
dan membutuhkan investasi sebesar Rp1,486 triliun. Pada 2014 pertumbuhan industri itu
ditargetkan sebsar 5,5 persen dengan investasi sebesar Rp12,322 triliun pada 2010-2014.

7. Industri alat angkut, mesin dan peralatannya ditargetkan tumbuh sebesar 4 persen
tahun depan dengan investasi sebesar Rp34,921 triliun. Pada 2014 industri itu akan tumbuh
sebesar 102 persen dengan investasi sebanyak Rp247,282 triliun selama 2010-2014.

8. Industri barang lainnya ditargetkan tumbuh sebesar 5,25 persen tahun depan dengan
investasi sebsar Rp849,15 miliar. Sedangkan pada 2014 industri barang lain diprediksi
tumbuh sebesar 6,8 persen dan membutuhkan dana investasi sebesar Rp6,245 triliun pada
2010-2014.

Perhitungan perkiraan kebutuhan dana investasi itu belum termasuk kebutuhan investasi
untuk revitalisasi industri pupuk dan gula. Pemerintah menargetkan pembangunan 17 dan
revitalisasi pabrik gula yang ada untuk mencapai swasembada gula nasional.

Target pertumbuhan industri tersebut diperkirakan bisa menyerap tenaga kerja sekitar
644.855 orang per tahun.

Salah satu alasan utama mengapa Indonesia membutuhkan investor asing adalah daya
konsumsi masyarakat serta tren ekspor yang masih rendah. Infrastruktur kawasan industri dan
sektor penunjang ekonomi tentu saja bisa menghabiskan anggaran yang besar. Sedangkan,
Indonesia belum memiliki tabungan yang cukup untuk mendanai pembangunan tersebut dari

11
kantong sendiri. Dengan begitu, pembangunan tidak bisa bertumpu pada investasi dalam
negeri saja.

Investor asing yang menanamkan modal dengan cara membangun perusahaan atau pabrik di
Indonesia diharapkan bisa menyerap tenaga kerja lokal dengan maksimal. Dengan
mempekerjakan sumber daya manusia lokal, perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia
bisa mengedukasi pekerja mengenai kualitas produk, teknologi produksi, dan etos kerja yang
baik. Jadi, investasi bukan hanya dilakukan untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga
membangun investasi intelektual bagi tenaga kerja.

Penanaman modal asing secara otomatis akan meningkatkan jumlah ekspor terutama pada
sektor produk. Pada sektor pariwisata, pembangunan tujuan wisata yang pesat akan menarik
minat wisatawan asing untuk datang sehingga akan meningkatkan pendapatan devisa negara.

2.4 Kemudahan Investasi Di Indonesia

Untuk menunjang perkembangan ekonomi di Indonesia, pemerintah saat ini sedang berupaya
untuk menarik lebih banyak minat investor asing untuk menanam modal di Indonesia.
Berbagai cara dari mulai pembangunan infrastruktur hingga fasilitas perizinan dibenahi agar
semakin banyak pelaku bisnis dari luar negeri yang menanamkan modal di Indonesia.

Dengan wilayah yang luas, Indonesia memang membutuhkan banyak modal untuk
memastikan seluruh pelosok mendapatkan pembangunan yang memadai. Terlebih lagi,
Indonesia berbentuk kepulauan sehingga pembangunan bisa saja terhambat karena alasan
akses dan mobilitas.

Padahal, kekayaan alam dan potensi Indonesia terbilang sangat tinggi. Lokasi strategis juga
menjadi keunggulan Indonesia di pasar internasional. Maka dari itu, pemerintah semakin
menyadari pentingnya investasi asing dalam perkembangan Indonesia. Selain untuk
memanfaatkan wilayah yang luas, investasi asing ini juga bisa mendatangkan banyak dampak
positif bagi Indonesia. Penanaman modal asing di Indonesia pada umumnya terbagi menjadi
beberapa sektor. Secara garis besar, investasi asing di Indonesia banyak berfokus pada sektor
pembangunan, pariwisata, tambang, transportasi, dan produk.

Sektor tersebut ditentukan sesuai dengan potensi masing-masing daerah di Indonesia.


Misalnya saja, pulau seperti Bali dan Lombok bisa menarik minat investor asing di sektor
pariwisata karena infrastrukturnya yang sudah cukup memadai. Investor asing bisa menanam
modal dengan cara membangun hotel dan tempat wisata.

Ada pula penanaman modal di sektor produk olahan kelapa sawit. Di pulau seperti Sumatra
dan Kalimantan, kelapa sawit bisa tumbuh dengan subur. Para investor asing bisa
membangun pabrik pengolahan kelapa sawit untuk memajukan perekonomian lokal. Selain
itu, bidang yang banyak menjadi sorotan oleh investor asing adalah pertambangan dan
sumber daya alam seperti mineral, gas alam cair, batu bara, dan minyak bumi.

12
Banyaknya potensi tersebut menjadikan investor asing berlomba untuk menanam modal
dengan cara mendirikan perusahaan dan pabrik di Indonesia. Walaupun begitu, investasi
asing di Indonesia harus dilakukan dengan tertib dan sesuai dengan undang-undang
penanaman modal. Jangan sampai, investasi asing malah merugikan bagi tanah dan bangsa
Indonesia di kemudian hari.

Saat ini, Indonesia sudah mempersiapkan 9 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan sekitar 13
Kawasan Industri Terpadu. Angka tersebut diharapkan terus bertambah seiring dengan
ramainya penanaman modal di Indonesia. Berikut adalah KEK yang sudah siap beroperasi di
Indonesia, diantaranya :

1. KEK Tanjung Kelayang

2. KEK Tanjung Lesung

3. KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan

4. KEK Sei Mangkei

5. KEK Mandalika

6. KEK Morotai

7. KEK Bitung

8. KEK Tanjung Api-Api

9. KEK Palu

KEK adalah suatu kawasan yang memiliki keunggulan khusus dari segi geostrategi dan
geoekonomi. Keunggulan ini difungsikan untuk mendukung kegiatan industri, ekspor, serta
perdagangan di wilayah tersebut. Persiapan KEK yang matang juga ditujukan untuk menarik
minat investor dalam negeri dan asing.

Dengan masuknya investasi asing dan berkembangnya perputaran bisnis, KEK juga
diharapkan bisa menyerap tenaga kerja yang ada di sekitar kawasan. Jadi, seluruh potensi
sumber daya yang ada di daerah tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik dan sesuai dengan
peraturan negara. Setiap KEK memiliki fokus pada sektor yang berbeda. Misalnya saja, KEK
Tanjung Lesung yang lebih dipersiapkan sebagai kawasan khusus pariwisata. Investor asing
bisa mengembangkan usaha yang berkaitan dengan pariwisata seperti hotel, penginapan,
ataupun tempat wisata.

Contoh lain adalah KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara yang berfokus pada perkebunan.
Dengan lahan yang subur, Sei Mangkei bisa menyediakan pasokan kelapa sawit dan karet
dalam jumlah besar. Para investor asing dapat mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit di
kawasan ini. Walaupun saat ini pemerintah baru mempersiapkan 9 KEK di Indonesia, daerah
lain bisa mengajukan proposal untuk menjadi bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus.

13
Pengajuan harus dilakukan oleh pemerintah daerah, pemerintah provinsi, atau badan usaha
swasta.

Untuk mengajukan suatu daerah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, pemerintah daerah dan
provinsi harus bekerja sama untuk mempersiapkan semua persyaratan yang diminta oleh
Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Indonesia. Tentunya, daerah tersebut harus
memiliki keunggulan di sektor tertentu yang bisa dikembangkan lebih jauh lagi untuk
kemajuan perekonomian daerah.

Salah satu keuntungan yang bisa didapat oleh perusahaan yang berinvestasi di KEK adalah
kemudahan perizinan, kemudahan pajak, serta jaminan ketersediaan tenaga kerja. Sering kali,
birokrasi perizinan dan perpajakan menghalangi investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.

Berikut adalah beberapa kemudahan yang bisa dinikmati oleh investor :

• Kemudahan perizinan.

Untuk membangun sebuah pabrik, tentunya investor perlu memiliki izin penanaman modal,
izin prinsip, izin keamanan dan ramah lingkungan, izin mendirikan bangunan, uji kelayakan,
serta berkas perusahaan yang lengkap.

• Kemudahan Layanan Investasi langsung Konstruksi (KLIK)

Investor hanya perlu mengurus izin investasi sebelum memulai pembangunan. Perlu diakui,
untuk menerbitkan izin lingkungan seperti AMDAL dan izin seperti Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) diperlukan waktu yang tidak sebentar. Kalau dulu pembangunan bisa
terhambat karena masalah perizinan, kini investor tidak perlu lama menunggu izin-izin
tersebut terbit untuk memulai konstruksi. Syaratnya, izin-izin tersebut tetap diurus secara
paralel dan harus selesai sebelum konstruksi selesai. Tanpa adanya dokumen perizinan
tersebut, kegiatan komersil perusahaan tidak bisa dimulai walaupun konstruksi bangunan
sudah siap.

• Kemudahan perpajakan.

Sebagian mesin, material, dan bahan baku produksi bisa jadi tidak tersedia di Indonesia. Jika
mesin, material, dan bahan baku yang dimaksud hanya bisa didapatkan di luar negeri, BKPM
menyediakan kemudahan perpajakan dengan membebaskan biaya dan pajak masuk barang
tersebut. Tentu saja, ini akan meringankan proses masuknya barang dan memudahkan
perusahaan untuk terus beroperasi. Walaupun begitu, untuk mendapatkan kemudahan
perpajakan ini, perusahaan harus memenuhi beberapa syarat dan mendapatkan rekomendasi
dari Direktorat Jenderal Perpajakan.

• Kemudahan ketenagakerjaan.

14
Pemerintah menjamin bahwa perusahaan bisa mendapatkan sumber daya manusia siap kerja
dari sekitar lokasi perusahaan. Ini tentunya merupakan solusi yang baik karena perusahaan
bisa membuka lapangan pekerjaan dan tenaga kerja Indonesia bisa dimanfaatkan dengan
baik.

Walaupun setiap daerah memiliki keunggulannya masing-masing, jenis usaha di Kawasan


Industri Terpadu tidak terbatas. Sebagai contoh, kawasan industri internasional Karawang
menjadi rumah bagi berbagai macam manufaktur dari mulai makanan, ban, suku cadang
otomotif, kendaraan, hingga produk sanitasi.

Baik KEK dan Kawasan Industri Terpadu harus dikembangkan agar bisa memberikan
kenyamanan bagi perusahaan dan investor yang beroperasi di kawasan tersebut. Infrastruktur
seperti akses jalan, transportasi, perumahan, dan area komersil perlu dikembangkan untuk
menciptakan kawasan industri yang terintegrasi.Sebagian kawasan juga memiliki
kelengkapan seperti pelabuhan dan bandar udara untuk memudahkan kegiatan serta mobilitas
perusahaan. Dengan adanya sistem transportasi yang memadai, kegiatan ekspor, pengiriman
barang, serta perdagangan bisa berjalan dengan lancar.

Pengaruh Investasi Asing Terhadap Perekonomian Indonesia

Sebagai negara berkembang, Indonesia melakukan semua upaya positif untuk bisa
mempercepat laju pembangunan. Dapat dipastikan, kematangan perekonomian Indonesia
akan berkembang seiring dengan pesatnya pembangunan. Secara garis besar, berikut adalah
pengaruh investasi asing terhadap perekonomian Indonesia :

a) Menciptakan perusahaan baru, mendukung penelitian teknologi, dan memperluas


pasar

b) Meningkatkan industri ekspor, daya saing pasar, dan merangsang pertumbuhan


ekonomi pada sektor keuangan dan jasa

c) Meningkatkan pendapatan negara dari pajak penghasilan perusahaan asing

d) Menambah devisa negara

e) Besarnya kemungkinan penyerapan bahan baku lokal untuk diolah

f) Meningkatkan taraf ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja

g) Memacu pembangunan dengan adanya ketersediaan modal dari investor asing

h) Meningkatkan peran Indonesia di pasar ekonomi dunia

i) Memajukan teknologi yang ada dalam negeri dengan edukasi teknologi maju dari
perusahaan asing

Selain hal-hal di atas, perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia juga diharapkan bisa
memberikan perlindungan politik jika terjadi konflik internasional. Dengan kata lain, para
investor asing akan berusaha untuk melindungi Indonesia sebagai tempat operasional bisnis

15
perusahaannya. Nyatanya, banyak faktor yang membuat Indonesia menarik bagi para investor
asing.

Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa Indonesia cocok dijadikan lahan investasi
oleh perusahaan asing:

• Sumber Daya Alam

Kekayaan sumber daya alam yang lengkap menjadi salah satu alasan utama Indonesia
menarik bagi investor asing. Di sektor pariwisata, Indonesia memiliki alam yang indah dan
bahkan belum terjamah oleh tangan manusia. Di pertambangan, Indonesia menyimpan harta
karun berupa mineral, batu bara, dan minyak bumi.

• Stabilitas Politik yang Baik

Sejak reformasi politik di tahun 1998 silam, Indonesia terus bangkit menuju kestabilan
negara. Selama itu pula, Indonesia terus membenahi sistem demokrasi menuju pemerintahan
yang sehat dan kondusif.

• Bonus Demografi

Secara demografi kependudukan, Indonesia sedang mengalami pergeseran struktur yang


menyebabkan lonjakan jumlah penduduk usia produktif. Di tahun 2025, jumlah penduduk
Indonesia akan didominasi oleh tenaga kerja yang produktif, terampil, serta siap untuk
bekerja.

• Iklim Perekonomian dan Investasi yang Sehat

Setelah bertahan dari krisis ekonomi global, Indonesia terus berupaya untuk menciptakan
iklim ekonomi dan investasi yang aman dan sehat. Bahkan, saat ini Indonesia dianggap
sebagai salah satu penggerak perekonomian di Asia.

• Peran Global Indonesia

Indonesia aktif membangun hubungan internasional dan bilateral antar negara. Lebih jauh
lagi, Indonesia adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang aktif di perkumpulan negara-
negara G-20. Oleh karena itu, Indonesia selalu berusaha untuk berperan dalam
menyampaikan kepentingan negara-negara berkembang di mata dunia.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pertumbuhan konomi akan selalu berdampak pada tingkat keejahteraan rakyat


di suatu negara. Adanya campur tangan pemerintah dan lembaga yang bersangkutan sangat
penting untuk mendukung tingkat keberhasilan dari investasi itu sendiri. Seperti yang sudah
kami bahas sebelumnya bahwa di Indonesia banyak faktor yang mendukung investor asing
untuk berinvetasi di Indonesia, salah satunya adalah SDA yang memadai, sehingga dapat
menambah pendapatan devisa negara. Tanpa adanya kinerja manajemen yang terorganisir
dengan baik, maka sangat sulit untuk mencapai tujuan dari investasi tersebut.

Pengaturan tentang Penanaman Modal di Indonesia diatur dalam UU No. 25 Tahun


2007 pasal 3 ayat 1 (a), yaitu kegiatan penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas
kepastian hukum. Yang dimaksud dengan asas kepastian hukum adalah Indonesia sebagai
negara hukum selalu mendasari setiap kegiatan dan kebijakan investasi sesuai dengan
peraturan yang sudah diatur dalam hukum yang berlaku.

3.2 KRITIK DAN SARAN

• Adanya campur tangan pemerintah yang lebih signifkan sehigga tujuan dan manfaat
dar investasi dapat dirasakan oleh rakyat untuk petumbuhan ekonomi yang lebih maju dari
sebelumnya.

• Salah satu faktor yang menarik investor asing ke Indonesia adalah sumber daya alam,
jadi selain dari pemerintah yang bekerja adanya campur tangan dari rakyat itu sendiri dalam
mengelola dan melestarikannya.

DAFTAR PUSTAKA

17
Antara News

https://books.google.co.id/books?
id=wlY_DwAAQBAJ&pg=PA28&dq=pengertian+penanaman+modal+asing&hl=en&sa=X
&ved=0ahUKEwj7paTI8dnaAhULxbwKHeKJDHYQ6AEILDAA#v=onepage&q=pengertia
n%20penanaman%20modal%20asing&f=false

http://abpadvocates.com/point-penting-aturan-hukum-prosedur-persyaratan-pendirian-pt-
pma-di-indonesia/

ardana45.worpress.com

18

Anda mungkin juga menyukai