Dosen :
Dr. Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H., CLA
Disusun Oleh :
NI NEGAH SALIANI, SH.
1 http://eddyleks.blog.kontan.co.id/2013/07/12/tantangan-bagi-penanaman-
modal-asing-baru- di-Indonesia/.
2 Sumartono, 1984, Bunga Rampai Permasalahan Penanaman Modal dan Pasar
201.
2
mempunyai pengertian yang sama, sehingga kadangkala digunakan secara
interchangeable.5
5 Ida Bagus Rachmadi Supanca, 2006, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi
terbatas;
b. Membeli saham;
perundang - undangan.
Menurut UUPT Pasal 7 ayat (1) bahwa "perseroan dapat didirikan oleh 2
(dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa
Indonesia". Dari pasal tersebut yang dimaksud dengan "orang" adalah
orang perseorangan, baik warga negara Indonesia maupun asing atau
badan hukum Indonesia atau asing". Ketentuan dalam pasal ini
menegaskan prinsip yang berlaku berdasarkan undang- undang ini,
bahwa pada dasarnya sebagai badan hukum, perseroan didirikan
berdasarkan perjanjian, karena itu mempunyai lebih 1 (satu) orang
pemegang saham.
4
pribadi pemegang saham.6
6 Rudhi Prasetya, 1995, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal. 11
5
akta bawah tangan. Dalam UUPT tidak dijelaskan untuk memenuhi
minimal 2 (dua) orang pemegang saham ini bagaimana mekanismenya
apabila hanya 1 (satu) orang yang mempunyai saham. Dalam UUPT juga
tidak melarang penggunaan nominee saham dan perjanjian nominee
saham atauadanya kekosongan norma dalam UUPT. Karena hal tersebut,
maka banyak para investor baikinvestor local maupun investor asing yang
menggunakan nominee saham dengan membuat perjanjian nominee
saham, dimana salah satunya untuk memenuhi syarat berdirinya PT.
Selain alasan sebagai syarat untuk memenuhi berdirinya PT penggunaan
nominee juga terjadikarena bidang usaha yang dibatasi terutama untuk
PMA. Praktek nominee banyak terjadi antara warga negara asing atau
investor asing yaitu sebagai beneficiary dan warga negara Indonesia
sebagai nominee baik dalam PT lokal maupun PT. PMA.
7 http://immadevita.com/2011/konsekwensi-penggunaan-nama-orang-
Lainnominee- arrangement-untuk-pt- ataupun-property-di-indonesia,data diakses pada
tanggal 29 Agustus 2022.10
6
dikategorikan sebagaiperjanjian innominaat (perjanjian tidak bernama).
Perjanjian ini belum diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (selanjutnya ditulis KUHPerdata) namun dalam prakteknya
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Berdasarkan Pasal 1319
KUHPerdata, perjanjian semacam ini tetap tunduk pada peraturan-
peraturan umum yang termuat dalam Buku III KUHPerdata, sehingga
asas - asas dalam KUHPerdata dalam hukum perjanjian menjadi tetap
berlaku dalam perjanjian innominaat.8
9
Modal di Bali.
2 Mengetahui perlindungan hukum yang harus dilakukan oleh para
pihak terkait perjanjian pinjam nama (nominee arrangement) atas
kepemilikan saham dalamPerseroan Terbatas (PT) khususnya bagi
Penanaman Modal di Bali.
11
oleh Theo Huijbers berpendapat bahwa: Dalam pengertian hukum dapat
dibedakan tiga (3) aspek, yang ketiga- tiganya diperlukan untuk sampai
pada pengertian hukum yang memadai. Aspek yang pertama adalah
keadilan dalam arti sempit. Keadilan ini berarti kesamaan hak untuk
semua orang di depan pengadilan. Aspek yang kedua ialah tujuan
keadilan atau finalitas. Aspek ini menentukan isi hukum, sebab isi hukum
memang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Aspek yang ketiga
ialah kepastian hukum atau legalitas. Aspek itu menjamin bahwa hukum
dapat berfungsi sebagai peraturan yang harus ditaati.12 Kepastian hukum
bukan hanya berupa pasal- pasal dalam undang-undang, melainkan
adanya konsistensi dalam putusan hakim, antara putusan hakim yang satu
dengan putusan hakim yang lainnya untuk kasus serupa yang telah
diputuskan.13
Kepastian hukum mengandung arti bahwa hukum bertugas
menjamin adanya kepastian hukum dalam pergaulan manusia Kepastian
hukum sangat dibutuhkan oleh investor sebab dalam melakukan investasi
selain tunduk kepada ketentuan hukum investasi juga ketentuan hukum
lain yang terkait dan tidak bisa dilepaskan begitu saja.14
Asas perjanjian digunakan untuk menganalisis akibat hukum
perjanjian nominee saham dalam PT.PMA dan kekuatan hukum PT. PMA
yang didirikan berdasarkan perjanjian nominee saham. Pasal 1 angka 1
UUPT menyatakan bahwa PT didirikan berdasarkanperjanjian dan dalam
12Theo Huijber, 2011, Filsafat Hukum dalam lintas Sejarah, Cet. XVIII,
Yogyakarta,hal.163.
13 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana
Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Nuansa Aulia,
Bandung, hal 32-33.
12
Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa PT didirikan oleh 2 (dua) orang atau
lebih. Teori perjanjian ini juga dipakai dalam menganalisis perjanjian
nominee saham yang dipergunakan dalam mendirikan PT. PMA, dimana
ini banyak ditemui dalam praktek karena tidak ada pengaturan yang jelas
dalam UUPT mengenai nominee saham dan perjanjian nominee saham,
sehingga dalam praktek tumbuh dan berkembang didalam masyarakat.
Perjanjian nominee saham yang dibuat oleh para pihak yang dibuat
dengan akta notaris ataubawah tangan dengan tujuan bahwa saham dari
beneficiary dapat terlindungi dan nominee tidak bisa melakukan
perbuatan hukum apapun atas saham yang dimilikinya.
Perjanjian nominee saham yang dibuat dihadapan notaris atau bawah
tangan merupakan perjanjian yang diangkat dan dibuat dari konsepsi
KUHPerdata, yang didasarkan pada kesepakatan para pihak mengenai
hak dan kewajiban yang dibuat berdasarkan Pasal 1320 jo Pasal 1338
KUHPerdata sehingga dapat memberikan kepastian hukum dan mengikat
bagi para pihak yang membuatnya. Teori Perjanjian mengajarkan bahwa
yang menjadi dasarhukum mengikatnya suatu perjanjian adalah apabila
dilakukan dengan sah.
Perjanjian diatur dalam Buku III KUHPerdata tentang perikatan yaitu
Pasal 1313 KUHPerdata menyatakan bahwa: "Perjanjian adalah suatu
perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang atau lebih". Artinya bahwa apabila antara dua
orang atau lebih tercapai suatu persesuaian kehendak untuk mengadakan
suatu ikatan, maka terjadilah antara mereka suatu persetujuan.
Selanjutnya Subekti mengatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu
peristiwa dimana seseorang berjanji kepadaseorang yang lain atau dimana
13
dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.15
Setiap perjanjian yang sah dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak
manapun juga. Perjanjian yang sah artinya perjanjian memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan oleh undang-undang sehingga diakui oleh hukum,
akibatnya yang timbul dari perjanjian tersebut dapat menimbulkan akibat
hukum. Undang-undang yang mengatur tentang sahnya suatu perjanjian
yaitu KUHPerdata khususnya dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang
menyatakan bahwa: Untuksahnya suatu perjanjian diperlukan 4 (empat)
syarat, yaitu:16
perjanjian, haruslah suatu hal atau suatu barang yang cukup jelas
atau tertentu.
limited way.
3. A party who hold bare legal title for the benefit of othera or
16
Penanaman Modal (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor
67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4724);
4. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan
hukum dan kamus bahasa Indonesia serta bahan hukum tertier lainnya
yang dapat memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan bahan hukumsekunder.
17
dalam membaca dan memahami.
18
DAFTAR BACAAN
AAbdurrachman, 1991, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan,
Cet VI, PT Pradnya Paramita, Jakarta. Abdulkadir Muhammad, 1982,
Hukum Perjanjian Alumni, Bandung.
Jamin Ginting, 2007, Hukum Perseroan Terbatas, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung. Lusiana,2012, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, Cet.I, Raja
Grafindo, Jakarta.
Salim H.S, 1999, Teori dan Tehnik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,
Jakarta. Salim H.S., 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di
Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
19
Sentosa Sembiring, 2007, Hukum Investasi Pembahasan Dilengkapi
Dengan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal, Nuansa Aulia, Bandung. SentosaSembiring, 2007, Hukum Investasi,
Cet I, Nuansa Aulia, Bandung. Soedikno Mertokusumo, 2005, Mengenal
Hukum Suatu Pengantar, Cet V, Liberty.
Sutedi, A., 2009, Segi-Segi Hukum Pasar Modal. Ghalia Indonesia, Jakarta.
20