Anda di halaman 1dari 9

Lex Privatum Vol. VII/No.

5/Mei/2019

KAJIAN YURIDIS TERHADAP HAK KEKAYAAN finansial, sedangkan masyarakat akan


INTELEKTUAL HUBUNGANNYA DENGAN menikmati serta mengembangkan hasil ciptaan
INVESTASI1 yang diperoleh dari pemikiran intelektual
Oleh: Valentino Andries2 tersebut.
Kata kunci: kekayaan intelektual; investasi;
ABSTRAK
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk PENDAHULUAN
mengetahui bagaimana hak kekayaan A. Latar Belakang
intelektual dalam hubungannya dengan Pemerintah sangat menyadari bahwa
investasi dan bagaimana implementasi implementasi sistem hak kekayaan intelektual
perlindungan hukum terhadap hak kekayaan merupakan suatu tugas besar. Terlebih lagi
intelektual, yang dengan metode penelitian dengan keikutsertaan Indonesia sebagai
hukum normatif disimpulkan bahwa: 1. anggota WTO dengan konsekuensi
Kekayaan Intelektual (KI) merupakan bagian melaksanakan ketentuan Agreement on Trade
dari Hukum Ekonomi, maka dengan demikian Related Aspects of Intellectual Property Rights
perlindungan HAKI dalam rangka investasi, (Persetujuan TRIPS), sesuai dengan Undang-
salah satu pelaku usaha yang memiliki undang Nomor 7 tahun 1994 tentang
eksistensi penting namun kadang dianggap Pengesahan Agreement Establishing the World
terlupakan dalam percaturan kebijakan di Trade Organization (Persetujuan Pembentukan
negeri ini adalah Usaha Kecil dan Menengah Organisasi Perdagangan Dunia). Berdasarkan
(UKM). Padahal jika ditelaah lebih jauh dan pengalaman selama ini, peran serta berbagai
mendalam, peran UKM bukanlah sekedar instansi dan lembaga, baik dari bidang
pendukung dalam kontribusi ekonomi nasional. pemerintahan maupun dari bidang swasta,
UKM dalam perekonomian nasional memiliki serta koordinasi yang baik di antara semua
peran yang penting dan strategis. Kondisi pihak merupakan hal yang mutlak diperlukan
tersebut dapat dilihat dari berbagai data guna mencapai hasil pelaksanaan sistem hak
empiris yang mendukung bahwa eksistensi kekayaan intelektual yang efektif.3 Pelaksanaan
UKM cukup dominan dalam perekonomian sistem hak kekayaan intelektual yang baik
Indonesia. Berdasarkan Data Badan Pusat bukan saja memerlukan peraturan perundang-
Statistik (BPS) dan Kementerian Koperasi dan undangan di bidang hak kekayaan intelektual
Usaha Kecil Menengah pada 2005 ada yang tepat, tetapi perlu pula didukung oleh
beberapa hal yang perlu dicermati. 2. administrasi, penegakan hukum serta program
Perlindungan kekayaan intelektual yang sosialisasi yang optimal tentang hak kekayaan
berkembang dewasa ini lebih memihak kepada intelektual.
negara maju yang lebih menekan pada
kepentingan individu. Hal ini bertentangan B. Rumusan Masalah
dengan atmosfer pemikiran masyarakat di 1. Bagaimana hak kekayaan intelektual dalam
negara yang berkembang yang lebih mengenal hubungannya dengan investasi?
perlindungan kekayaan intelektual yang selalu 2. Bagaimana implementasi perlindungan
diupayakan untuk tidak mengurangi hukum terhadap hak kekayaan intelektual?
kepentingan masyarakat. Filosofis perlindungan
kekayaan intelektual adalah untuk mendorong C. Metode Penelitian
kemajuan dan munculnya ide-ide baru dan Penelitian ini adalah metode pendekatan
menciptakan iklim yang kondusif bagi yuridis normative.
keuntungan penjabaran ide-ide tersebut.
Dengan adanya bentuk perlindungan maka PEMBAHASAN
pencipta dan penemu akan mendapat A. Hak Kekayaan Intelektual Dalam
penghargaan yang berupa keuntungan Hubungannya Dengan Investasi

1 Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Hengky A. Korompis,


SH, MH; Godlieb N. Mamahit, SH, MH 3 Agus Sadjono, Hak Kekayaan Intelektual dan
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Pengetahuan Tradisional, PT. Alumni, Bandung, 2006, hal.
15071101225 22.

5
Lex Privatum Vol. VII/No. 5/Mei/2019

Secara umum, kegiatan dan hukum investasi Lembaga perbankan sebagai entitas bisnis
dimaknai dan dirujuk pada Undang-Undang No. dalam kenyataannya mudah berpindahtangan
25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, kepemilikannya, dan kenyataan semacam itu
yang dalam ketentuan tersebut jenis adalah bagian penerapan pengambilalihan atau
penanaman modal dilihat dari sumber dana akuisisi yang sering menimpa perusahaan
yang digunakan, yakni modal asing dan modal perbankan berskala kecil, khususnya oleh
negeri yang membawa konsekuensi terhadap investor asing. Pengaturan hukum bisnis
risiko yang akan dihadapi oleh pemilik modal. sehubungan dengan kegiatan investasi dalam
Artinya, bagi pemodal asing maupun dalam rangka pengambilalihan kepemilikan suatu
negeri yang hendak menanamkan modalnya bank adalah berdasarkan pada Hukum
secara langsung, maka secara fisik ia hadir Perbankan di Indonesia.
dalam menjalankan usahanya. Dengan hadirnya Terdapat 3 (tiga) bentuk yang berkaitan erat
atau tepatnya dengan didirikannya badan dengan investasi di sektor perbankan yang
usaha yang berstatus sebagai penanaman diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun
modal asing (PMA), badan usaha tersebut harus 1998 jo Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
tunduk kepada ketentuan hukum di Indonesia. tentang Perbankan, yakni merger, konsolidasi,
Pada jenis investasi secara tidak langsung, dan akuisisi, yang pada Pasal 1 angka 25
investornya tidak perlu hadir secara fisik, sebab dirumuskan bahwa “Merger, konsolidasi dan
pada umumnya untuk kasus-kasus tertentu akuisisi, yang pada Pasal 1 angka 25
investor mau memiliki perusahaan secara dirumuskan bahwa “Merger adalah
permanen dengan perhitungan bisnis tertentu.4 penggabungan dari dua bank atau lebih,
Pada bagian sebelumnya, telah penulis dengan cara tetap mempertahankan berdirinya
kemukakan jenis investasi yakni investasi secara salah satu bank dan membubarkan bank-bank
langsung dan investasi secara tidak langsung, lainnya dengan atau tanpa melikuidasi.”
dan pada kedua jenis investasi tersebut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 jo
manakala terdapat pihak investor asing, Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
lazimnya disebut sebagai Foreign Direct Perbankan, pada Pasal 1 angka 26 memberikan
Investment (FDI) yaitu jenis kegiatan usaha rumusannya bahwa “Konsolidasi adalah
yang dilakukan oleh investor asing secara penggabungan dari dua bank atau lebih dengan
langsung. Kebalikannya ialah kegiatan dan jenis cara mendirikan bank baru dan membubarkan
investasi berbentuk portfolio investment, bank-bank tersebut dengan atau tanpa
seperti pihak investor yang membeli saham- melikuidasi.” Bentuk berikutnya ialah akuisisi
saham perusahaan yang sudah ada, sudah sebagaimana yang telah penulis sebutkan
berdiri serta sudah beroperasi. sebelumnya.
Mekanisme pembelian saham-saham Kepemilikan bank dalam rangka investasi
tersebut lazimnya dilakukan secara akuisisi atau karena merger, konsolidasi atau dengan akuisisi
pengambilalihan saham-saham oleh investor tersebut adalah suatu hal yang lazim serta
lainnya, dengan konsekuensi antara lainnya berlaku secara legal sepanjang berdasarkan
terjadi pergeseran kepemilikan modal dan ketentuan peraturan perundang-undangan
saham-saham pada perusahaan yang diakuisisi yang berlaku, yang menurut penjelasan atas
tersebut. Secara konsepsional, akuisisi diartikan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang No. 7 Tahun
sebagai perbuatan untuk memiliki harta benda 1992 jo Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 jo
tertentu; pengambilalihan harta benda.5 Pada tentang Perbankan, dijelaskan bahwa merger
perbankan, menurut Pasal 1 angka 27 Undang- (penggabungan usaha) adalah penggabungan
Undang No. 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang dua bank atau lebih dengan cara tetap
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, mempertahankan berdirinya salah satu bank
dirumuskan bahwa, “akuisisi adalah dan melikuidasi bank-bank lainnya.
pengambilalihan kepemilikan suatu bank.”6 Dijelaskan lebih lanjut bahwa konsolidasi
(peleburan usaha) adalah penggabungan dari
dua bank atau lebih dengan cara mendirikan
4 Hendrik Budi Untung, Op Cit, hal. 13. bank-bank baru dan melikuidasi bank-bank
5 M. Marwan dan Jimmy. P., Op Cit, hal. 32.
6 UU No. 10 Tahun 1998 jo UU No. 7 Tahun 1992 tentang
yang ada. Akuisisi adalah pengambilalihan
kepemilikan suatu bank. Dalam hal bank umum
Perbankan (Pasal 1 angka 27)
Lex Privatum Vol. VII/No. 5/Mei/2019

milik negara, merger atau konsolidasi hanya 3. Menyusun rancangan akuisisi dan konsep
dapat dilakukan antarbank umum milik negara. akta akuisisi;
Dengan demikian pemilikan oleh swasta atas 4. Pengumuman ringkasan rancangan akuisisi;
saham bank umum milik negara hanya dapat 5. Rapat umum pemegang saham/rapat
dilakukan melalui bursa efek. anggota masing-masing bank;
Lebih lanjut dijelaskan bahwa, dalam 6. Pembuatan akta konsolidasi di hadapan
melakukan merger, konsolidasi, dan akuisisi notaris;
tersebut berkaitan erat dengan kegiatan dan 7. Permohonan izin akuisisi kepada Bank
proses investasi yang lazimnya disebut sebagai Indonesia dengan tembusan kepada
portfolio investment yakni mekanisme investasi Menteri Kehakiman;
yang dilakukan dengan cara membeli sejumlah 8. Persetujuan/penolakan permohonan izin
saham perusahaan perbankan, dengan akuisisi;
beberapa ciri khas atau karakteristik tertentu. 9. Pengumuman hasil akuisisi.
Pada merger misalnya, terjadi akibat Berdasarkan pada kegiatan investasi
hukumnya, yaitu:7 menurut portfolio investment (investasi dengan
a. Pemegang saham bank yang melakukan membeli saham-saham) serta berdasarkan tata
merger menjadi pemegang saham bank cara merger, konsolidasi, dan akuisisi bank
hasil merger; tersebut, tampak dengan jelas bahwa bentuk
b. Aktiva dan pasiva bank (seluruh hak dan badan hukum bank yang dimaksud adalah
kewajiban bank yang tercatat baik dalam perseroan terbatas (PT) yang menurut Undang-
neraca maupun dalam rekening Undang No. 40 Tahun 2007 tentang PT, dikenal
administratif) yang akan melakukan merger beberapa istilah atau sebutan yakni
beralih karena hukum kepada bank hasil penggabungan, peleburan, dan
merger. pengambilalihan.
Terhadap tata cara konsolidasi bank, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
beberapa tahan yang harus dilakukan menurut PT, merumuskan pada Pasal 1 angka 9, bahwa
Muhammad Djumhana, secara ringkas “Penggabungan adalah perbuatan hukum yang
8
meliputi: dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk
1. Menyusun rancangan konsolidasi dan menggabungkan diri dengan perseroan lain
konsep akta konsolidasi; yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan
2. Pengumuman ringkasan rancangan pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri
konsolidasi; beralih karena hukum kepada perseroan yang
3. Menyusun rancangan konsolidasi; menerima penggabungan dan selanjutnya
4. Rapat umum pemegang saham/rapat status badan hukum perseroan yang
anggota masing-masing bank; menggabungkan diri berakhir karena hukum.10
5. Pembuatan akta konsolidasi di hadapan Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang
notaris; No. 40 Tahun 2007 tentang PT, dirumuskan
6. Permohonan izin konsolidasi kepada Bank bahwa “Peleburan adalah perbuatan hukum
Indonesia dengan Tembusan kepada yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih
Menteri Kehakiman; untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan
7. Persetujuan/penolakan permohonan izin satu perseroan baru yang karena hukum
konsolidasi; memperoleh aktiva dan pasiva dari perseroan
8. Pengumuman hasil konsolidasi. yang meleburkan diri dan status badan hukum
Tata cara pada akuisisi menurut Muhammad perseroan yang meleburkan diri berakhir
Djumhana secara ringkas adalah:9 karena hukum.11 Sedangkan rumusan
1. Penyampaian maksud akuisisi kepada bank berikutnya, ditentukan dalam Pasal 1 angka 11
yang akan diakuisisi; Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang PT,
2. Menyusun usulan rencana akuisisi; bahwa “Pengambilalihan adalah perbuatan
hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau
orang perorangan untuk mengambilalih saham
7 Muhammad Djumhana, Op Cit, hal. 312.
8 Ibid, hal. 315. 10 UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, (Pasal 1 angka 9).
9 Ibid, hal. 322-323. 11 UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT. (Pasal 1 angka 10).

7
Lex Privatum Vol. VII/No. 5/Mei/2019

perseroan yang mengakibatkan beralihnya atau semacam simpanan, misalnya yang


pengendalian atas perseroan tersebut.”12 dilakukan oleh kantor pos, oleh dana pensiun,
Kegiatan dan proses investasi di sektor atau oleh perusahaan asuransi. Kegiatan
perbankan berkenaan dengan kepemilikan lembaga-lembaga tersebut tidak dicakup
bank yang bersangkutan serta kegiatan sebagai kegiatan usaha perbankan berdasarkan
usahanya berupa pengumpulan dana dari ketentuan dalam ayat ini. Kegiatan
masyarakat yang mengharuskan kelengkapan penghimpunan dana dari masyarakat yang
izin usaha perbankan terlebih dahulu, dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 16 ayat- diatur dengan undang-undang tersendiri.
ayatnya dari Undang-Undang No. 10 Tahun Penghimpunan dana dari masyarakat
1998 jo Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 menurut Hukum Perasuransian disebut sebagai
tentang Perbankan, sebagai berikut: premi asuransi, yang menyatakan kepastian
(1) Setiap pihak yang melakukan kegiatan besarnya jumlah premi yang harus dibayar oleh
menghimpun dana dari masyarakat dalam tertanggung. Besarnya ditentukan dengan
bentuk simpanan, wajib terlebih dahulu persentase dari jumlah asuransi ditambah
memperoleh izin usaha sebagai bank dengan biaya-biaya lain, misalnya materai dan
umum atau bank perkreditan rakyat dari biaya palang. Cara pembayarannya biasanya
pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila lebih dahulu, sedangkan pada asuransi jiwa
kegiatan menghimpun dana dari biasanya dibayar secara bulanan.13
masyarakat dimaksud diatur dengan Kekayaan Intelektual (KI) merupakan bagian
undang-undang tersendiri. dari hukum ekonomi dan merupakan salah satu
(2) Untuk memperoleh izin usaha, bank umum agenda dari adanya liberalisasi perdagangan
dan bank perkreditan rakyat sebagaimana bebas yang tertuang dalam Agreement
dimaksud dalam ayat (1), wajib dipenuhi Establishing World Trade Organization (WTO).14
persyaratan sekurang-kurangnya tentang: Agenda di atas merupakan kesepakatan yang
a. Susunan organisasi dan kepengurusan; dicapai dari pertemuan di Maroko (Marrakesh
b. Permodalan; Agreement) yang dilaksanakan pada tanggal 15
c. Kepemilikan; April 1994, di mana salah satu pembahasannya
d. Keahlian di bidang perbankan; adalah terkait dengan Trade Related Aspects of
e. Kelayakan rencana kerja. Intellectual Property Rights (TRIPS). Berkaitan
(3) Persyaratan dan tatacara perizinan bank dengan hal tersebut layak untuk dipertanyakan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mengapa negara berkembang seperti Indonesia
ditetapkan oleh bank Indonesia. setuju untuk terikat dengan TRIPS dalam sistem
Ketentuan Pasal 16 tersebut diberikan aturan perdagangan WTO, dan bagaimana
penjelasannya pada Pasal 16 ayat (1) bahwa, TRIPS dapat memberikan suatu kontribusi dan
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat kesempatan yang positif untuk meningkatkan
oleh siapapun pada dasarnya merupakan pembangunan ekonomi dan sosial.
kegiatan yang perlu diawasi, mengingat dalam Secara keseluruhan, ada suatu
kegiatan itu terkait kepentingan masyarakat kesinambungan antara standar yang
yang dananya disimpan pada pihak yang terkandung dalam TRIPs dengan sistem-sistem
menghimpun dana tersebut. Sehubungan Kekayaan Intelektual terdahulu yang terbentuk
dengan itu dalam ayat ini ditegaskan bahwa selama kurun waktu tertentu melalui proses-
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat proses domestik. Terdapat suatu pendorong
dalam bentuk simpanan hanya dapat dilakukan domestik yang terus berlanjut bagi
oleh pihak yang telah memperoleh izin usaha perkembangan dan penerapan sistem
sebagai bank umum atau sebagai bank
perkreditan rakyat.
13 Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia,
Dijelaskan pula bahwa, namun di
Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-5, Bandung, 2011, hal. 63.
masyarakat terdapat pula jenis lembaga lainnya 14 Bambang Kesowo, “Pengantar Umum mengenai
yang juga melakukan kegiatan penghimpunan Kekayaan Intelektual di Indonesia”, makalah pada
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan Pelatihan teknis Yustisial Peningkatan Pengetahuan
Hukum bagi Wakil Ketua Hakim Tinggi se-Indonesia yang
diselenggarakan di Semarang, Tgl 20-24 Juni 1998, hal.
12 UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT.(Pasal 1 angka 11). 206.
Lex Privatum Vol. VII/No. 5/Mei/2019

perlindungan Kekayaan Intelektual. Dipandang pengetahuan tradisional (traditional know-


dari perspektif kebijakan, Kekayaan Intelektual ledge), karya-karya seni, hingga apa yang
tidaklah diakui dan dilindungi semata-mata dikenal sebagai indigenous science and
demi kepentingan Kekayaan Intelektual itu technology. Dalam hal ini, masyarakat telah
sendiri, atau hanya sebagai respon yang tidak berpikir secara kreatif tentang cara
sungguh terhadap suatu kewajiban menghasilkan sesuatu secara inovatif dan tetap
internasional, melainkan sebagai unsur yang mengangkat serta menonjolkan warisan budaya
integral dari infrastruktur hukum dan bangsa.18
perdagangan yang dibutuhkan dalam rangka Kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh
meningkatkan investasi dan perdagangan yang masyarakat asli tradisional ini menjadi menarik
lebih menguntungkan.15 karena rezim ini masih belum terakomodasi
oleh pengaturan mengenai hak kekayaan
B. Implementasi Perlindungan Hukum intelektual, khususnya dalam lingkup
Terhadap Hak Kekayaan Intelektual internasional. Pengaturan hak kekayaan
Sesuai dengan karakteristiknya, hak intelektual dalam lingkup internasional
kekayaan intelektual tidak menguasai kekayaan sebagaimana terdapat dalam Trade Related
secara fisik, melainkan hanya dapat dikuasai Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS),19
dengan klaim atau tindakan hukum, artinya misalnya, hingga saat ini belum
kepemilikan hanya tercatat dalam format hak mengakomodasi kekayaan intelektual masyara-
dan pelaksanaanya memerlukan suatu tindakan kat asli/tradisional. Maraknya pelanggaran HKI
hukum, terutama apabila terdapat pelanggaran menunjukan negara belum memiliki format
terhadap hak tersebut. Itu sebabnya, hak infrastruktur hukum yang jelas dalam
kekayaan intelektual tidak hanya menuntut mendukung keberadaan HKI, sehingga
adanya sikap pengakuan dan penghargaan saja, penegakan hukum juga masih belum
tetapi juga perlindungan.16 konsisten.20
Indonesia merupakan negara yang kaya Fenomena tersebut menunjukan bahwa
akan kerajinan yang merupakan simbol perlindungan hukum terhadap kekayaan
kekayaan seni, budaya yang dihasilkan melalui intelektual yang dihasilkan masyarakat asli
ide kreatif. Keanekaragaman kebudayaannya tradisional hingga saat ini relatif masih lemah.
yang ada di Indonesia mengakibatkan Indonesia Sayangnya, hal ini justru terjadi disaat
dapat dikatakan mempunyai keunggulan masyarakat dunia saat ini tengah bergerak
dibandingkan dengan negara Lainnya. menuju suatu trend yang dikenal dengan
Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang gerakan kembali ke alam (back to nature).
lengkap dan bervariasi.17 Hasil karya masyarakat Kecenderungan masyarakat dunia ini
tradisional pada dasar-nya termasuk dalam menyebabkan eksplorasi dan eksploitasi
obyek perlindungan hak kekayaan intelektual. terhadap kekayaan masyarakat asli/ tradisional
Salah satu isu yang menarik dan saat ini semakin meningkat karena pengetahuan
tengah berkembang dalam lingkup kajian hak masyarakat asli/tradisional selama ini memang
kekayaan intelektual adalah perlindungan dikenal mempunyai kearifan tersendiri
hukum terhadap kekayaan intelektual yang sehingga mereka memiliki sejumlah kekayaan
dihasilkan oleh masyarakat asli atau
masyarakat tradisional. Kekayaan intelektual 18 Devi Rahayu, “Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta
yang dihasilkan oleh masyarakat asli tradisional Motif Batik Tanjungbumi Madura”, Mimbar Hukum, Vol.
ini mencakup banyak hal mulai dari sistem 23 No. 1, Februari 2011, FH UGM, Yogyakarta, hal. 117;
Saiman, Tantangan Budaya Nasional di era Globalisasi,
Jurnal Bestari, Vol. 42 Tahun 2009, Universitas
15 David Bainbridge, Intellectual Property, Financial Times Muhamadiya, Malang, hal. 67.
Pitman Publishing, England, 1999, hal. 3. 19 Haedah Faradz, “Perlindungan Hak Atas Merck”, Jurnal
16 Rahayu Hartini, “Kajian Implementasi Prinsip-prinsip Dinamika Hukum, Vol. 8 No. 1, Januari 2008, FH Unsoed,
Perlindungan HaKI dalam Peraturan Per-UU-an HaKI di Purwokerto, hal. 38.
Indonesia, Humanity, Vol. 1 No. 1, September 2005, hal. 20 M. Zulfa Aulia, “Perlindungan Hukum Ekspresi Kreatif

46. Manusia: Telaah Terhadap Perlindungan Hak Kekayaan


17 Husamah, “Mengusung Kembali Khazanah Identitas Bu- Intelektual Dan Ekspresi Budaya Tradisional”, Jurnal
daya Bangsa”, Jurnal Bestari, Vol. 42, Universitas Hukum, Vol. 14 No. 3, Juli 2007, FH Universitas Pancasila,
Muhamadiyah, Malang, 2009, hal. 41. Jakarta, hal. 367.

9
Lex Privatum Vol. VII/No. 5/Mei/2019

intelektual yang sangat “bersahabat” dengan Implementasi sebagaimana dikatakan di


alam. Lemahnya perlindungan hukum terhadap atas dapat dilihat dari aspek legislasi atau aspek
kekayaan intelektual masyarakat asli tradisional perundang-undangan. Aspek ini
ini menimbulkan eksploitasi yang tidak sah oleh mengutamakan implementasi peraturan
pihak asing. perundang-undangan dilaksanakan oleh dinas
Perlu diketengahkan di sini, bahwa yang diberi kewenangan dan tugas yakni Dirjen
Perjanjian TRIPS sendiri pada dasarnya telah kekayaan intelektual untuk melakukannya
menimbulkan konflik kepentingan, diantaranya kepada masyarakat, balk itu warga masyarakat
kepentingan para inventor untuk melindungi kalangan pengusaha yang berkecimpung di
invensinya, dimana hal ini akan menciptakan bidang kekayaan intelektual, masyarakat biasa
harga yang mahal untuk suatu invensi yang yang hanya memasarkan kekayaan intelektual
ditemukan-nya, dengan kepentingan akan untuk dapat memenuhi kebutuhannya sehari-
kebutuhan masyarakat yang berdaya beli hari saja, maupun aparatur pemerintah.23
rendah terhadap invensi dimaksud. Selain itu Tujuannya adalah agar peraturan yang
menimbulkan konflik di antara perusahaan ditetapkan itu diketahui, dipahami, dan
dengan peneliti dan konsumen, sebagai contoh, dilaksanakan. Hal ini sehubungan dengan fiksi
paten sebagai bentuk monopoli diharapkan hukum bahwa “setiap orang dianggap
meningkatkan inovasi dan ekonomi, tetapi mengetahui hukum”. Namun fiksi hukum
tingginya harga suatu monopoli untuk tersebut pada prakteknya tidak sesuai dengan
mengimbangi biaya investasi dapat kenyataan yang ada, mengingat masyarakat
meneruskan motivasi inovasi yang telah Indonesia bersifat multi etnik, dimana agama
dihadang oleh penemuan lama.21 sangat berpengaruh kuat dalam praktek
Kekayaan intelektual tradisional Indonesia kehidupan bermasyarakat, ditambah lagi
dalam dilema. Di satu sisi rentan terhadap dengan kondisi masih jauhnya sebagian
klaim oleh negara lain, di sisi lain pendaftaran masyarakat dari jangkauan informasi, termasuk
kekayaan intelektual tradisional sama saja informasi hukum. Tanpa adanya implementasi
menghilangkan nilai budaya dan kesejarahan atau sosialisasi suatu peraturan perundang-
yang melahirkannya dan menggantinya dengan undangan kepada masyarakat, maka
individualisme dan liberalisme. kemungkinan suatu peraturan perundang-
Perlindungan dimaksud agar pemilik KI baik undangan hanya diketahui oleh lingkungan
perorangan, kelompok atau badan usaha dapat institusi sektoral pemrakarsanya saja,
menggunakan haknya atau mengeksplorasi sedangkan sektor lain tidak akan pernah tahu.
kekayaannya dengan aman yang pada Selain dari aspek legislasi, implementasi juga
gilirannya dapat menciptakan iklim ekonomi dapat dilihat dari aspek lain, diantaranya yaitu
dari hasil yang dikaryakannya dan dapat yang menyangkut organisasi atau administrasi,
menciptakan iklim ekonomi juga bagi negara kerjasama, dan penegakan hukumnya (non
sehingga dapat memberikan manfaat dan legislasi). Organisasi atau administrasi
kesejahteraan bagi bangsanya karena adanya sebagaimana dikemukakan di atas membantu
perlindungan. Dalam hal ini Pemerintah masyarakat untuk memberikan perlindungan
memberikan perlindungan dengan turut serta atas kekayaan intelektualnya yakni membantu
melakukan implementasi bagi masyarakat masyarakat agar dalam melakukan pendaftaran
termasuk instansi-instansi dan perguruan tinggi yang sesuai dengan sistem pendaftaran yang
yang berada diseluruh Indonesia yang telah tertuang baik dalam undang-undangnya
menangani bidang kekayaan intelektual. sendiri maupun yang diatur dalam peraturan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, pemerintah.24
permasalahan yang akan diuraikan dalam Pada tingkatan kerjasama, tidak saja Dirjen
artikel ini yaitu bagaimana implementasi Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan
Kekayaan Intelektual di Indonesia dalam HAM RI yang merupakan pemerintah pusat
perspektif negara hukum.22
23Lon Fullan dalam Muktiono Waspodo, http://www.
24Abdul Wahab dalam Sulardi (Disertasi), “Implementasi
Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi CPNS di Era Otonomi
21 Ibid, hal. 104. Daerah” Program Pascasarjana Unibraw, Malang, 2005,
22 Ibid, hal. 105. hal. 152
Lex Privatum Vol. VII/No. 5/Mei/2019

yang bertugas membantu memberikan dengan pola perilaku yang terkait dengan fungsi
implementasi kepada masyarakat tentang hukum dalam masyarakat.25
pentingnya kekayaan intelektual dalam Kesadaran hukum sebenarnya merupakan
pertumbuhan ekonomi rakyat, tetapi nilai-nilai yang terdapat dalam manusia tentang
pemerintah daerah seperti Dinas Perdagangan hukum itu ada, atau tentang hukum yang
dan Perindustrian dan Dinas UMKM juga harus diharapkan. Soerjono Soekanto membagi
berperan serta dalam memberikan kesadaran kesadaran hukum dalam empat indikator
hukum kepada masyarakat agar mereka mau yaitu:26
melindungi kekayaan intelektual di daerah. 1. Pengetahuan hukum, masyarakat dianggap
Selain itu juga melibatkan penegakan hukum mengetahui isi suatu peraturan manakala
sendiri dalam hal ini pihak PPNS yang peraturan tersebut telah diundangkan;
membawahi bidang kekayaan intelektual dan 2. Pemahaman hukum, informasi yang
Polri sebagai Korwasnya dapat menjalankan diperoleh dari peraturan tersebut dapat
amanat undang-undang tersebut untuk dengan mudah dimengerti oleh warga
melindungi kekayaan intelektual agar pihak lain masyarakat;
tidak mengambilnya dan atau sebaliknya 3. Sikap hukum, kecenderungan untuk
masyarakat kita juga tidak mengambil kekayaan menerima hukum karena adanya
intelektual milik pihak luar yang sering penghargaan terhadap hukum sebagai
dilakukan dengan cara membajak kemudian sesuatu yang bermanfaat atau untuk
mengkomersialkannya. menguntungkan jika hukum itu ditaati;
Kaitan dengan implementasi untuk 4. Pola perilaku hukum, apakah peraturan itu
pelaksanaan sistem kekayaan intelektual antar berlaku atau tidak dalam masyarakat.
negara juga akan berbeda satu dengan yang
lain. Misalnya, ada negara yang melaksanakan PENUTUP
pendekatannya secara tunggal karena hak A. Kesimpulan
kekayaan intelektual merupakan satu kesatuan 1. Kekayaan Intelektual (KI) merupakan
seperti yang dianut oleh Indonesia, namun ada bagian dari Hukum Ekonomi, maka
juga negara yang melaksanakan kekayaan dengan demikian perlindungan HAKI
intelektual bervariasi pada instansi terkait dalam rangka investasi, salah satu pelaku
seperti dibawah kementerian perekonomian usaha yang memiliki eksistensi penting
dan perdagangan atau sejenisnya, dan ada namun kadang dianggap terlupakan
instansi yang mengelola kekayaan intelektual dalam percaturan kebijakan di negeri ini
secara terpisah seperti, instansi hak cipta dan adalah Usaha Kecil dan Menengah
hak-hak terkait, disatu pihak dan pengelolaan (UKM). Padahal jika ditelaah lebih jauh
hak kekayaan industrial dipihak lain seperti dan mendalam, peran UKM bukanlah
Jepang dan AS serta Australia. sekedar pendukung dalam kontribusi
Persoalan yang mendasar dari implementasi ekonomi nasional. UKM dalam
adalah bukan hanya mengetahui dan perekonomian nasional memiliki peran
memahami tetapi bagaimana membangun yang penting dan strategis. Kondisi
kesadaran masyarakat untuk melakukan tersebut dapat dilihat dari berbagai data
pendaftaran agar dapat melindungi kekayaan empiris yang mendukung bahwa
intelektualnya yang kemudian menjadi hak eksistensi UKM cukup dominan dalam
seutuhnya atas kekayaan intelektual yang perekonomian Indonesia. Berdasarkan
mereka punyai yang pada akhirnya merasa Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan
aman atas hak mereka. Upaya membangun Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
kesadaran masyarakat merupakan langkah Menengah pada 2005 ada beberapa hal
positif dimana penataan hukum, pembentukan yang perlu dicermati.
hukum, dan efektifitas hukum benar-benar
berjalan sesuai fungsinya dalam masyarakat. 25 Kuntchinsky, Berl, The Legal Consciousness: A Survey of
Kutchinsky, Vinki dan A. Podgorecki Research on Knowledge an Opinion about Law. Martin
menggambarkan kesadaran hukum sebagai Roberston, London, 1973, hal. 102.
suatu keterikatan antara aturan-aturan hukum 26 Soekanto, Soerjono, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan

Hukum. CV. Radjawali, Jakarta, 1982, hal. 140.

11
Lex Privatum Vol. VII/No. 5/Mei/2019

2. Perlindungan kekayaan intelektual yang Korwasnya, perguruan tinggi dan


berkembang dewasa ini lebih memihak lembaga-lembaga hukum yang bergerak
kepada negara maju yang lebih menekan dibidang kekayaan intelektual untuk
pada kepentingan individu. Hal ini dapat menjalankan amanat undang-
bertentangan dengan atmosfer undang untuk melindungi kekayaan
pemikiran masyarakat di negara yang intelektual dari pengambilan kekayaan
berkembang yang lebih mengenal intelektual yang dilakukan pihak lain.
perlindungan kekayaan intelektual yang
selalu diupayakan untuk tidak DAFTAR PUSTAKA
mengurangi kepentingan masyarakat. Adolf Huala, 2007. Dasar-dasar Hukum Kontrak
Filosofis perlindungan kekayaan Internasional, Refika Aditama, Cetakan
intelektual adalah untuk mendorong Pertama, Bandung.
kemajuan dan munculnya ide-ide baru Aulia M. Zulfa, 2007. “Perlindungan Hukum
dan menciptakan iklim yang kondusif Ekspresi Kreatif Manusia: Telaah Terhadap
bagi keuntungan penjabaran ide-ide Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
tersebut. Dengan adanya bentuk Dan Ekspresi Budaya Tradisional”, Jurnal
perlindungan maka pencipta dan Hukum, Vol. 14 No. 3, FH Universitas
penemu akan mendapat penghargaan Pancasila, Jakarta.
yang berupa keuntungan finansial, Bainbridge David, 1999. Intellectual Property,
sedangkan masyarakat akan menikmati Financial Times Pitman Publishing,
serta mengembangkan hasil ciptaan yang England.
diperoleh dari pemikiran intelektual Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual, 2013
tersebut. (Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
B. Saran Intelektual).
1. Terkait dengan potensi yang sangat besar Djumhana Muhammad & Djubaedillah, 1993.
atas perwujudan kekayaan intelektual Hak Milik Intelektual, Bandung: PT. Citra
yang dilindungi oleh negara, Indonesia Aditya Bakti.
sebagai salah satu subjek dalam hukum Djumhana Muhammad dan Djubaedillah, 2003.
internasional tentunya terikat dengan Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan
hukum-hukum yang berlaku berdasarkan Prakteknya di Indonesia), PT. Citra Aditya
perjanjian internasional dalam konvensi- Bakti, Bandung.
konvensi yang telah diratifikasi. Pada titik Gautama Sudargo, 1995. Segi-segi Hukum Hak
persoalan perlindungan KI sebagai Milik Intelektual, Cetakan Kedua, PT.
kekayaan bangsa maka ini menjadi suatu Eresco, Bandung.
yang sangat krusial. Sebab secara realita Harjono Dhaniswara K., 2007. Hukum
masih sangat jauh dari harapan untuk Penanaman Modal, PT. RajaGrafindo
bagaimana pemerintah dapat Persada, Cetakan Pertama, Jakarta.
mengakomodir kekayaan intelektual Kamaruddin Ahmad, 1996. Dasar-dasar
anak bangsa sebagai suatu harta yang Managemen Investasi, Rineka Cipta,
perlu mendapat perlindungan. Sejumlah Cetakan Pertama, Jakarta.
peraturan di bidang kekayaan intelektual Kuntchinsky, Berl, 1973. The Legal
telah diterapkan di masyarakat, namun Consciousness: A Survey of Research on
masih saja masyarakat belum mau Knowledge an Opinion about Law. Martin
melakukan perlindungan atas kekayaan Roberston, London.
intelektual mereka, padahal kita tahu Manan Abdul, 2014. Peranan Hukum Dalam
bersama bahwa negara Indonesia Pembangunan Ekonomi, Kencana, Cetakan
memiliki potensi kekayaan alam dan Pertama, Jakarta.
hayati yang cukup banyak yang apabila Marwan M. dan Jimmy, P., 2009. Kamus
dikembangkan dapat menghasilkan Hukum, Reality Publisher, Cetakan
keuntungan bagi negara. Pertama, Surabaya.
2. Aparat Penegakan Hukum yang dalam hal Mastur, Merek Kolektif Sebagai Alternatif
ini pihak PPNS yang membawahi bidang Perlindungan Merek Bersama Untuk
kekayaan intelektual dan Polri sebagai Mengurangi Tingkat Persaingan Usaha
Lex Privatum Vol. VII/No. 5/Mei/2019

(Studi Merek Genteng Sokka Kabupaten Hartini Rahayu, “Kajian Implementasi Prinsip-
Kebumen), Tesis Program Studi Magister prinsip Perlindungan HaKI dalam Peraturan
Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Per-UU-an HaKI di Indonesia, Humanity,
Semarang, Semarang. Vol. 1 No. 1, September 2005.
Muhammad Abdulkadir, 2011. Hukum Asuransi
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-5, Husamah, “Mengusung Kembali Khazanah
Bandung. Identitas Budaya Bangsa”, Jurnal Bestari,
Purba Afrillyana, dkk, 2005. TRIPs-WTO & Vol. 42, Universitas Muhamadiyah,
Hukum HKI Indonesia: Kajian Perlindungan Malang, 2009.
Hak Cipta Seni Batik Tradisional Indonesia, Kesowo Bambang, “Pengantar Umum
PT. Rineka Cipta, Jakarta. mengenai Kekayaan Intelektual di
Riswandi Budi Agus, 2004. Hak Kekayaan Indonesia”, makalah pada Pelatihan teknis
Intelektual dan Budaya Hukum, Raja Yustisial Peningkatan Pengetahuan Hukum
Grafindo Persada, Jakarta. bagi Wakil Ketua Hakim Tinggi se-
Sadjono Agus, 2006. Hak Kekayaan Intelektual Indonesia yang diselenggarakan di
dan Pengetahuan Tradisional, PT. Alumni, Semarang, Tgl 20-24 Juni 1998.
Bandung. Rahayu Devi, “Perlindungan Hukum Terhadap
Saidin H.OK., 2004. Aspek Hukum Hak Kekayaan Hak Cipta Motif Batik Tanjungbumi
Intelektual (Intellectual Property Rights), Madura”, Mimbar Hukum, Vol. 23 No. 1,
PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Februari 2011, FH UGM, Yogyakarta, hal.
Saleh Ismael, 1990. Hukum dan Ekonomi, 117; Saiman, Tantangan Budaya Nasional
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. di era Globalisasi, Jurnal Bestari, Vol. 42
Salim HS, 2010. Perkembangan Teori Dalam Tahun 2009, Universitas Muhamadiya,
Ilmu Hukum, RajaGrafindo Persada, Malang.
Cetakan Pertama, Jakarta.
Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, 1998. Website
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Rajawali Press, Jakarta. “Investasi”, dimuat pada:
Soekanto Soerjono, 1982. Kesadaran Hukum https://id.wikipedia.org/wiki/investasi.
dan Kepatuhan Hukum. CV. Radjawali, Diakses tanggal 16 Juni 2016.
Jakarta. http://abcdanis.blogspot.co.id/2013/05/hak-
Subekti R. dan R. Tjitrosudibio, 2008. Kitab kekayaan-intelektual_15.html diakses 4
Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya Oktober 2019.
Paramita, Jakarta,. http://dhaniagustian800.blogspot.co.id/2012/1
Syarifin Pipin & Dedah Jubaedah, 2004. 1/sejarah-singkatlatar-belakang-dan.html
Peraturan Hak Kekayaan Intelektual di diakses, Senin 5 Oktober 2019.
Indonesia, Pustaka Bani Quraisy, Bandung. https://www.academia.edu/5079927/SEJARAH
Tim Lindsey, dkk, 2006. Hak Kekayaan _HAKI diakses Senin 5 Oktober 2019.
Intelektual (Suatu Pengantar), PT. Alumni, Lon Fullan dalam Muktiono Waspodo,
Bandung. http://www.
Utomo Tomi Suryo, 2009. Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) di Era Global: Sebuah
Kajian Kontemporer, Yogyakarta.
Wahab Abdul dalam Sulardi (Disertasi), 2005.
“Implementasi Kebijakan Rekrutmen dan
Seleksi CPNS di Era Otonomi Daerah”
Program Pascasarjana Unibraw, Malang.

Jurnal, Makalah
Faradz Haedah, “Perlindungan Hak Atas
Merck”, Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 8 No.
1, Januari 2008, FH Unsoed, Purwokerto.

13

Anda mungkin juga menyukai