Anda di halaman 1dari 8

Lex Administratum, Vol. V/No.

1/Jan-Feb/2017

KAJIAN HUKUM INVESTASI DAN Tujuan investasi atau penanaman modal


PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN tersebut sangat bertolak belakang dengan
INVESTASI BODONG1 praktik investasi bodong, oleh karena justru
Oleh: Nando Mantulangi2 merugikan, merusak tatanan hukum investasi,
hukum perbankan, serta menghambat kegiatan
ABSTRAK perekonomian nasional. Pada dasarnya,
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk dampak negatif investasi bodong adalah
mengetahui bagaimana pengaturan hukum tumbuh dan berkembangnya pelanggaran
investasi di Indonesia di sektor perbankan dan terhadap sistem hukum nasional, seperti
bagaimana upaya hukum dalam penegakan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 46
hukum terhadap kegiatan investasi bodong. Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 jo. Undang-
Dengan menggunakan metode penelitian Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
yuridis normative, dapat disimpulkan: 1. Permasalahan yang diangkat dalam
Pengaturan hukum investasi pada umumnya di penelitian ini ialah mengapa telah ada
Indonesia ialah berdasarkan pada Undang- instrumen hukum yang melarang kegiatan
Undang No. 25 Tahun 2007 tentang investasi illegal, tetapi kegiatan investasi
penanaman modal, yang secara garis besar semacam ini terus tumbuh dan berkembang
membedakan investasi langsung dari luar dan banyak menarik minat dan keanggotaan
negeri (foreign direct investment/FDI) dan dari masyarakat. Permasalahan ini tentunya
investasi secara tidak langsung. Pengaturan terkait erat dengan sikap dan budaya hukum
hukum investasi secara khusus, misalnya dalam masyarakat itu sendiri, mengingat pada
hukum perbankan, baik yang diatur dalam umumnya orang-orang yang terlibat sekaligus
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 jo. Undang- sebagai korban investasi bodong adalah orang-
Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, orang yang memiliki kelebihan uang sehingga
maupun menurut Undang-Undang No. 21 dipertanyakan tingkat kesadaran dan
Tahun 2008 tentang perbankan syariah, yang pemahaman hukum berkaitan dengan investasi
mengharuskan adanya izin usaha sebagai bank pada khususnya dan perbankan pada
umum maupun sebagai bank perkreditan umumnya.
rakyat serta sebagai bank umum syariah Kesadaran hukum dan pemahaman hukum
maupun sebagai bank pembiayaan rakyat menjadi bagian penting karena dengan
syariah. 2. Investasi bodong atau penipuan demikian terdapat kepatuhan dan perlindungan
investasi, adalah kegiatan usaha berupa hukum terhadap para pihak. Hukum investasi
pengumpulan dana dari masyarakat yang dalam hal ini lebih berkaitan erat dengan
bertentangan dengan ketentuan hukum aturan berdasarkan Hukum Perbankan yang
perbankan, karena melanggar Pasal 46 Undang- secara tegas mengancam pidana penjara dan
Undang No. 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang denda terhadap pelaku investasi bodong, yang
No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, serta bertitik tolak pada ancaman hukum terhadap
melanggar ketentuan Pasal 59 Undang-Undang pelaku yang menjalankan kegiatan usaha tanpa
No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, izin untuk menghimpun dana dari masyarakat,
serta dikualifikasikan sebagai kejahatan. Hukum yang selain diatur dan diancam pidana
pidana menurut Pasal 378 KUHP mengancam berdasarkan Pasal 46 Undang-Undang No. 7
pidana terhadap kegiatan investasi sebagai Tahun 1992 jo. Undang-Undang No. 10 Tahun
kejahatan penipuan investasi. 1998 tentang Perbankan, juga diatur dan
Kata kunci: Investasi, perlindungan, korban, diancam pidana berdasarkan Pasal 59 ayat-
investasi, bodong ayatnya dari Undang-Undang No. 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah, yang
PENDAHULUAN menyatakan bahwa:
A. Latar Belakang Masalah “(1) Setiap orang yang melakukan kegiatan
usaha Bank Syariah, unit-unit syariah,
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Telly
atau kegiatan penghimpunan dana
Sumbu, SH, MH; Marthin L. Lambonan, SH, MH dalam bentuk simpanan atau investasi
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. berdasarkan prinsip syariah tanpa izin
13071101408

108
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

usaha dari Bank Indonesia sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan B. Rumusan Masalah
Pasal 22, dipidana dengan pidana 1. Bagaimana pengaturan hukum investasi di
penjara paling singkat 5 (lima) tahun Indonesia di sektor perbankan?
dan paling lama 15 (lima belas) tahun 2. Bagaimana upaya hukum dalam penegakan
dan pidana denda paling sedikit Rp. hukum terhadap kegiatan investasi
10.000.000.000,- (sepuluh miliar bodong?
rupiah) dan paling banyak Rp.
200.000.000.000,- (dua ratus miliar C. Metodologi Penelitian
rupiah). Penelitian ini adalah penelitian hukum
(2) Dalam hal kegiatan sebagaimana normatif. Menurut Soerjono Soekanto dan Sri
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Mamudji, pada penelitian hukum normatif,
badan hukum, penuntutan terhadap bahan pustaka merupakan data dasar yang
badan hukum dimaksud dilakukan dalam ilmu penelitian digolongkan sebagai data
terhadap mereka yang memberi sekunder.5
perintah untuk melakukan perbuatan
itu dan/atau yang bertindak sebagai PEMBAHASAN
pemimpin dalam perbuatan itu.”3 A. Pengaturan Hukum Investasi di Sektor
Perbankan di Indonesia
Berdasarkan ketentuan pidana terhadap Sebagai suatu negara hukum, salah satu
kegiatan investasi bodong tersebut, terkait erat unsur utamanya ialah adanya peraturan
dengan kejahatan korporasi dan ruang lingkup perundang-undangan, yang dalam konteks
dari pertanggungjawaban pidananya. hukum perbankan terdapat sejumlah peraturan
Permasalahan yang terkait erat adalah dalam perundang-undangan yang mengaturnya,
praktik dan sejumlah kasus, status badan misalnya ialah Undang-Undang No. 7 Tahun
hukumnya pun kurang jelas. Padahal, untuk 1992 jo Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
menghimpun dana dari masyarakat seyogianya tentang Perbankan, Undang-Undang No. 21
harus berbentuk badan hukum yang Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
merupakan bagian dari perizinan atau legalitas Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang
usaha. Otoritas Jasa Keuangan, Undang-Undang No. 6
Pengaturan hukum dan ancaman pidana Tahun 2009 tentang Penetapan Perpu No. 2
terhadap kegiatan investasi bodong berkaitan Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
erat dengan tindak pidana penipuan investasi Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang
sebagaimana diancam pidana berdasarkan Bank Indonesia, dan lain sebagainya.
Pasal 378 KUHP, yang menurut Moeljatno, Secara umum, kegiatan dan hukum investasi
ketentuan pidana dalam pasal ini adalah dimaknai dan dirujuk pada Undang-Undang No.
tentang perbuatan curang (bedrog).4 Meskipun 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,
ancaman hukuman pidana baik dalam KUHP yang dalam ketentuan tersebut jenis
maupun dalam Pasal 46 Pasal 46 Undang- penanaman modal dilihat dari sumber dana
Undang No. 7 Tahun 1992 jo. Undang-Undang yang digunakan, yakni modal asing dan modal
No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, serta negeri yang membawa konsekuensi terhadap
dalam Pasal 59 Undang-Undang No. 21 Tahun risiko yang akan dihadapi oleh pemilik modal.
2008 tentang Perbankan Syariah cukup berat, Artinya, bagi pemodal asing maupun dalam
akan tetapi kejahatan-kejahatan investasi negeri yang hendak menanamkan modalnya
bodong terus terjadi dari tahun ke tahun secara langsung, maka secara fisik ia hadir
dengan memakan korban banyak orang yang dalam menjalankan usahanya. Dengan hadirnya
menderita kerugian. atau tepatnya dengan didirikannya badan
usaha yang berstatus sebagai penanaman
3
modal asing (PMA), badan usaha tersebut harus
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Pasal
59).
4 5
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum
(KUHP), Bumi Aksara, Cetakan ke-21, Jakarta, 2001, hlm. Normatif. Suatu Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada,
133. Cetakan ke-15, Jakarta, 2013, hlm. 24.

109
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

tunduk kepada ketentuan hukum di Indonesia. Undang No. 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang
Pada jenis investasi secara tidak langsung, No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, serta
investornya tidak perlu hadir secara fisik, sebab berdasarkan pada Pasal 59 Undang-Undang No.
pada umumnya untuk kasus-kasus tertentu 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
investor mau memiliki perusahaan secara adalah perlindungan hukum yang berkaitan
permanen dengan perhitungan bisnis tertentu.6 dengan penegakan hukumnya. Akan tetapi,
Pada bagian sebelumnya, telah penulis upaya pencegahan timbul atau maraknya
kemukakan jenis investasi yakni investasi secara investasi bodong selain berada pada OJK, juga
langsung dan investasi secara tidak langsung, tidak terpisahkan dari upaya mencerdaskan
dan pada kedua jenis investasi tersebut masyarakat, meningkatkan pemahaman dan
manakala terdapat pihak investor asing, kesadaran masyarakat, yang merupakan
lazimnya disebut sebagai Foreign Direct bagian dari upaya bersifat preventif.
Investment (FDI) yaitu jenis kegiatan usaha Para korban investasi bodong umumnya
yang dilakukan oleh investor asing secara adalah orang-orang yang sudah memiliki
langsung. Kebalikannya ialah kegiatan dan jenis kelebihan dana, tetapi masih kurang berhati-
investasi berbentuk portfolio investment, hati dan mudah terbujuk untuk
seperti pihak investor yang membeli saham- menginventasikan dananya pada perusahaan
saham perusahaan yang sudah ada, sudah yang tidak jelas, perusahaan yang relatif baru
berdiri serta sudah beroperasi. serta belum teruji eksistensinya sebagai suatu
badan usaha.
B. Upaya Penegakan Hukum Terhadap Dalam rangka penegakan hukum terhadap
Investasi Bodong investasi bodong terkait pula dengan kejahatan
Investasi bodong atau juga disebut penipuan korporasi (kejahatan perusahaan) sebagaimana
investasi adalah kenyataan yang sering yang ditentukan pada Pasal 46 ayat (2) Undang-
dijumpai dalam masyarakat yang berkaitan Undang No. 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang
dengan praktik pengumpulan dana dari No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, serta
masyarakat secara tidak sah, sehingga lebih yang ditentukan pada Pasal 59 ayat (2) Undang-
banyak berkaitan dengan ketentuan Hukum Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Pidana. Syariah.
Istilah “bodong” merupakan istilah yang Menurut Pasal 46 ayat (2) Undang-Undang
dipopulerkan oleh kalangan media massa, yang No. 10 Tahun 1998, ditentukan bahwa “Dalam
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat
“Bodong” diartikan sebagai “tersembul (1) dilakukan oleh badan hukum yang
pusatnya.”7 Secara etimologis, bodong adalah berbentuk perseroan terbatas, perserikatan,
istilah bahasa Sunda yang juga disebut sebagai yayasan atau koperasi, maka penuntutan
penipu investasi. Atas dasar itulah, penipuan terhadap badan-badan dimaksud dilakukan
investasi merupakan ranah Hukum Pidana yang baik terhadap mereka yang memberi perintah
dapat dikaji berdasarkan ketentuan penipuan melakukan perbuatan itu atau yang bertindak
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagai pimpinan dalam perbuatan itu atau
(KUHP). terhadap kedua-duanya.”
Perlindungan terhadap masyarakat selaku Pada Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang No.
investor menjadi penting sekali, oleh karena 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
masyarakat selaku investor mudah tergiur, dinyatakan bahwa “Dalam hal kegiatan
terbujuk dan tertipu oleh kegiatan investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
bodong, baik karena rendahnya kesadaran oleh badan hukum, penuntutan terhadap
hukum, Ketidaktahuan, atau karena keinginan badan hukum dimaksud dilakukan terhadap
mendapatkan hasil tanpa berusaha secara sah. mereka yang memberi perintah untuk
Perlindungan hukum dengan menggunakan melakukan perbuatan itu dan/atau yang
ketentuan Pasal 378 KUHP, Pasal 46 Undang- bertindak sebagai pimpinan dalam perbuatan
itu.” Oleh karena bentuk badan hukum
6
Hendrik Budi Untung, Op Cit, hlm. 13. perbankan adalah banyak menggunakan
7
“Bodong”, dimuat pada: KKBI web.id. Diakses tanggal 16 perseroan terbatas, maka organ-organ
Juli 2016.

110
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

perseroan terbatas menjadi bagian penting ada 3 (tiga) sistem pertanggungjawaban


dalam pembahasan ini. korporasi sebagai subjek tindak pidana, yakni:
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 40 “1. Pengurus korporasi sebagai pembuat,
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka penguruslah yang
menentukan bahwa “Organ perseroan adalah bertanggungjawab;
rapat umum pemegang saham, direksi, dan 2. Korporasi sebagai pembuat, maka
dewan komisaris.” Ditentukan pula masing- pengurus yang bertanggungjawab;
masing organ perseroan terbatas, yang pada 3. korporasi sebagai pembuat, dan juga
Pasal 1 angka 4, bahwa “Rapat Umum sebagai yang bertanggungjawab.”9
Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut Konsep yang ditentukan dalam Pasal 46 ayat
RUPS, adalah organ perseroan yang (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 jo
mempunyai wewenang yang tidak diberikan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
kepada direksi atau dewan komisaris dalam Perbankan, dan dalam Pasal 59 Undang-
batas yang ditentukan dalam undang-undang Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
ini dan/atau anggaran dasar.” Syariah, menentukan pertanggungjawaban
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang pidana korporasi sebagaimana pada frasa
Perseroan Terbatas, menentukan pada Pasal 1 “maka penuntutan terhadap badan-badan
angka 5, bahwa “Direksi adalah organ dimaksud dilakukan baik terhadap mereka yang
perseroan yang berwenang dan memberi perintah melakukan perbuatan itu
bertanggungjawab penuh atas pengurusan atau yang bertindak sebagai pimpinan.”
perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai Demikian pula dalam Pasal 59 Undang-Undang
dengan maksud dan tujuan perseroan serta No. 21 Tahun 2008 ayat (2) pada frasa
mewakili perseroan, baik di dalam maupun di “penuntutan terhadap badan hukum dimaksud
luar pengadilan sesuai dengan ketentuan dilakukan terhadap mereka yang memberi
anggaran dasar.” Berikutnya pada Pasal 1 angka perintah untuk melakukan perbuatan itu.”
6 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Direksi perseroan sebagaimana tertera pada
Perseroan Terbatas, dinyatakan bahwa “Dewan tabel 1 sebagai bentuk badan hukum perseroan
Komisaris adalah organ perseroan yang terbatas adalah pimpinan yang padanya semua
bertugas melakukan pengawasan secara umum kewenangan dan perintah-perintah untuk
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar melakukan sesuatu, sehingga tepat apabila
serta memberikan nasehat kepada direksi.” pimpinan perseroan terbatas yang melakukan
Perseroan terbatas sebagai badan hukum atau memberi perintah kepada bawahannya
yang dipimpin oleh direksi, yaitu suatu jabatan untuk mengumpulkan dana atau investasi
di dalam kelembagaannya yang dijalankan berupa investasi bodong, dimintakan
terutama oleh orang yang disebut sebagai pertanggungjawaban pidananya.
direktur, adalah pelaksanaan dan pimpinan Pembahasan tentang pertanggungjawaban
dalam perusahaan tersebut. Manakala pidana pada investasi bodong dalam Undang-
dikatakan kejahatan perusahaan atau kejahatan Undang No. 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang
korporasi (corporate crime), menurut Marwan No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, akan
Effendy dijelaskannya bahwa saat ini korporasi lebih jelas pada beberapa ketentuan seperti
atau badan-badan usaha dalam dunia bisnis pada Pasal 48 ayat-ayatnya, yang menyatakan:
dapat diminta pertanggungjawaban pidana atas (1) Anggota dewan komisaris, direksi atau
tindak pidana atau perbuatan melawan hukum pegawai bank yang dengan sengaja tidak
yang dilakukan oleh agen-agen korporasi yang memberikan keterangan yang wajib
bertitik atas nama korporasi tersebut.8 dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam
Pada bagian lainnya, dijelaskan bahwa Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 34
dalam perkembangan hukum pidana Indonesia, ayat (1) dan ayat (2), diancam dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun

8
Marwan Effendy, Kapita Selekta Hukum Pidana,
9
Perkembangan dan Isu-isu Aktual Dalam Kejahatan Marwan Effendy, Diskresi, Penemuan Hukum, Korporasi
Finansial dan Korupsi, Referensi, Cetakan Pertama, dan Tax Amnesty Dalam Penegakan Hukum, Referensi,
Jakarta, 2012, hlm. 166. Cetakan Pertama, Jakarta, 2012, hlm. 93.

111
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

dan denda paling banyak Rp. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut,


2.000.000.000,- (dua miliar rupiah). pertanggungjawaban pidana korporasi secara
(2) Anggota dewan komisaris, direksi atau tegas diatur dalam Hukum Perbankan, yang di
pegawai bank yang lalai memberikan dalam kaitan dengan korporasi yang
keterangan yang wajib dipenuhi menjalankan kegiatan usaha investasi tanpa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat izin, jelas merupakan investasi bodong yang
(1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat (1) dan dalam penegakan hukumnya dapat diterapkan
ayat (2), diancam dengan pidana kurungan ketentuan Pasal 46 Undang-Undang No. 10
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda Tahun 1998 jo Undang-Undang No. 7 Tahun
paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu 1992 tentang Perbankan, serta ketentuan Pasal
miliar rupiah). 59 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Hal yang sama secara jelas menentukan Perbankan Syariah.
anggota dewan komisaris atau direksi atau Dengan maraknya kegiatan investasi
pegawai bank dimintakan pertanggungjawaban bodong, upaya penegakan hukum bukan satu-
pidananya dalam ketentuan perbankan syariah satunya upaya yang dapat diharapkan
menurut Pasal 62 ayat-ayatnya Undang-Undang memberantas investasi bodong tersebut,
No. 21 Tahun 2008, yang menyatakan sebagai melainkan upaya yang bersifat preventif seperti
berikut: dalam rangka peningkatan kesadaran hukum
(1) Anggota dewan komisaris, direksi, atau masyarakat, upaya edukasi (pendidikan) baik
pegawai bank syariah atau bank umum melalui pelatihan, penyuluhan maupun
konvensional yang memiliki UUS yang sosialisasi merupakan bagian penting yang
dengan sengaja: harus diwujudkan.
a. Tidak menyampaikan laporan keuangan Nasabah korban penipuan investasi telah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 banyak menderita kerugian finansial, sehingga
ayat (2), dan/atau pemahaman terhadap kegiatan investasi oleh
b. Tidak memberikan keterangan atau masyarakat menjadi penting sekali. Menurut
tidak melaksanakan perintah yang Abdullah Firmansyah Hasan, terdapat beberapa
wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud cara menghindar penipuan investasi, antara
dalam Pasal 52, dipidana dengan lainnya ialah:
pidana penjara paling singkat 2 (dua) 1. Cari informasi berkaitan dengan tawaran
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) investasi dari berbagai sumber, bisa
tahun dan denda paling sedikit Rp. lewat teman atau profesional yang
5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan selama ini sudah mengetahui tawaran
paling banyak Rp. 100.000.000,- tersebut, sehingga dari informasi yang
(seratus miliar rupiah). sebanyak-banyaknya itu dilakukan
(2) Apabila dewan komisaris, direksi, atau sebelum keputusan diambil.
pegawai bank syariah atau bank umum 2. Ajukan pertanyaan-pernyataan dan
konvensional yang memiliki UUS yang lalai: dapatkan jawaban secara tertulis seperti
a. Tidak menyampaikan laporan keuangan tentang track record selama ini.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan dan
ayat (2); dan/atau dapatkan jawaban secara tertulis seperti
b. Tidak memberikan keterangan atau tentang track record selama ini.
tidak melaksanakan perintah yang 4. Belajar menjadi pemikir kritis sehingga
wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud sebagian besar bujuk rayu penipu
dalam Pasal 52 dipidana dengan pidana investasi tidak dihiraukan.
kurungan paling singkat 1 (satu) tahun 5. Jika penawaran investasi tersebut
dan paling lama 2 (dua) tahun dan memberikan janji-janji muluk akan imbal
pidana denda paling sedikit Rp. hasil tinggi di atas rata-rata pasar dalam
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan jangka waktu relatif singkat,
paling banyak Rp. 2.000.000.000,- (dua
miliar rupiah).

112
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

kemungkinan besar penawaran tersebut kejahatan korporasi. Pencabutan izin usaha


hanyalah janji-janji belaka.10 tersebut dapat terjadi karena maksud dan
Sebagaimana telah penulis kemukakan, tujuan serta kegiatan usaha perseroan terbatas
bahwa pemahaman dan kesadaran hukum dalam kenyataannya tidak sebagaimana yang
masyarakat terhadap kegiatan investasi sangat ditentukan, sehingga penipuan investasi terjadi
penting artinya, bahwa masyarakat harus dalam hal pelanggaran terhadap perizinan,
memiliki kecerdasan, tidak mudah terbujuk maksud dan tujuan serta jenis dan bentuk
oleh janji-janji muluk dengan keuntungan atau kegiatan-kegiatan usaha yang tidak sesuai
imbalan besar dalam jangka waktu yang dengan ketentuan yang berlaku.
singkat, oleh karena dalam kenyataannya, Kejahatan investasi sangat merugikan
meskipun berbadan hukum perseroan terbatas masyarakat dan merusak sendi sendiri hukum,
atau koperasi, dapat saja badan-badan hukum tetapi tidak pula disangkal bahwa masyarakat
hanyalah kedok untuk meyakinkan masyarakat, pun mudah mencari jalan pintas sehubungan
bahwa pengelola kegiatan investasi memiliki dengan usaha mendapatkan keuntungan secara
legalitas secara hukum. singkat, tanpa kerja keras, walaupun tidak
Kedudukan badan hukum seperti perseroan sedikit masyarakat yang sebenarnya menyadari
terbatas yang terindikasi melakukan kegiatan dan mengetahui bahwa, kegiatan investasi yang
penipuan investasi sebagaimana disebutkan diikutinya itu adalah kegiatan tidak sah (illegal).
sebelumnya, berkenaan pula dengan dapat Upaya pemberdayaan masyarakat tersebut
dicabutnya status badan hukum menurut dimaksudkan memberdayakan dan
Hukum Perseroan Terbatas berdasarkan meningkatkan pemahaman bahwasanya usaha
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, yang pada mendapatkan hasil keuntungan hanya dapat
Pasal 142 ayat (1), menyatakan “Pembubaran ditempuh dengan bekerja keras dan dengan
Perseroan terjadi: cerdas.
a. Berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham; PENUTUP
b. Karena jangka waktu berdirinya yang A. Kesimpulan
ditetapkan dalam anggaran dasar telah 1. Pengaturan hukum investasi pada
berakhir; umumnya di Indonesia ialah berdasarkan
c. Berdasarkan penetapan pengadilan; pada Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
d. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan tentang penanaman modal, yang secara
putusan pengadilan niaga yang telah garis besar membedakan investasi
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta langsung dari luar negeri (foreign direct
pailit perseroan tidak cukup untuk investment/FDI) dan investasi secara
membayar biaya kepailitan; tidak langsung. Kegiatan investasi
e. Karena harta pailit perseroan yang telah merupakan kegiatan bisnis yang
dinyatakan pailit berada dalam keadaan dilakukan untuk menempatkan dananya
insolvensi sebagaimana diatur dalam dengan harapan pada suatu waktu akan
undang-undang tentang kepailitan dan mendapatkan keuntungan atau laba.
penundaan kewajiban pembayaran utang; Pengaturan hukum investasi secara
atau khusus, misalnya dalam hukum
f. Karena dicabutnya izin usaha perseroan perbankan, baik yang diatur dalam
sehingga mewajibkan perseroan melakukan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 jo.
likuidasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
peraturan perundang-undangan. tentang perbankan, maupun menurut
Pencabutan izin usaha badan hukum Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
berbentuk perseroan terbatas tersebut karena tentang perbankan syariah, yang
berdasarkan penetapan pengadilan dalam hal mengharuskan adanya izin usaha sebagai
terbukti adanya tindak pidana yang dilakukan bank umum maupun sebagai bank
oleh badan hukum, dan merupakan bagian dari perkreditan rakyat serta sebagai bank
umum syariah maupun sebagai bank
pembiayaan rakyat syariah.
10
Abdullah Firmansyah Hasan, Op Cit, hlm. 54-55.

113
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

2. Investasi bodong atau penipuan Chazawi Adami, Pelajaran Hukum Pidana,


investasi, adalah kegiatan usaha berupa Bagian 2, RajaGrafindo Persada,
pengumpulan dana dari masyarakat yang Cetakan ke-6, Jakarta, 2014.
bertentangan dengan ketentuan hukum Djumhana Muhammad, Hukum Perbankan di
perbankan, karena melanggar Pasal 46 Indonesia, Citra Aditya Bakti, Cetakan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 jo ke-5, Bandung, 2006.
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Effendy Marwan, Diskresi, Penemuan Hukum,
tentang Perbankan, serta melanggar Korporasi dan Tax Amnesty Dalam
ketentuan Pasal 59 Undang-Undang No. Penegakan Hukum, Referensi, Cetakan
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Pertama, Jakarta, 2012.
Syariah, serta dikualifikasikan sebagai __________, Kapita Selekta Hukum Pidana,
kejahatan. Hukum pidana menurut Pasal Perkembangan dan Isu-isu Aktual
378 KUHP mengancam pidana terhadap Dalam Kejahatan Finansial dan Korupsi,
kegiatan investasi sebagai kejahatan Referensi, Cetakan Pertama, Jakarta,
penipuan investasi. 2012.
Harefa Andrias, Multi Level Marketing,
B. Saran Gramedia Pustaka Utama, Cetakan
1. Dalam rangka pembaruan Hukum Pertama, Jakarta, 1999.
Perbankan baik Undang-Undang No. 7 Harjono Dhaniswara K.,, Hukum Penanaman
Tahun 1992 jo. Undang-Undang No. 10 Modal, RajaGrafindo Persada, Cetakan
Tahun 1998 tentang Perbankan, serta Pertama, Jakarta, 2007.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Hasan Abdullah Firmansyah, Waspadailah.
tentang Perbankan Syariah, pengaturan Modus-modus Penipuan dan
dan ketentuan perizinan usaha perlu Perampokan di Sekitar Kita. Mediakita,
dipertegas dengan meningkatkan Cetakan Pertama, Jakarta, 2011.
dan/atau memperberat ancaman Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional
hukuman pidana penjara maupun Indonesia, Kencana, Cetakan Pertama,
dendanya. Jakarta, 2005.
2. Perlu meningkatkan kesadaran dan Lubis Suhrawardi K., Hukum Ekonomi Islam,
pemahaman masyarakat terhadap Sinar Grafika, Cetakan Pertama, Jakarta,
kegiatan-kegiatan investasi, agar dapat 2000.
terhindar kerugian masyarakat yang Manan Abdul, Peranan Hukum Dalam
terjerumus pada investasi bodong. Upaya Pembangunan Ekonomi, Kencana,
sosialisasi hukum perlu terus menerus Cetakan Pertama, Jakarta, 2014.
dilakukan dalam rangka melakukan Marwan Effendy, Tipolosi Kejahatan Perbankan
edukasi kepada masyarakat. dari Perspektif Hukum Pidana,
Referensi, Cetakan Pertama, Jakarta,
DAFTAR PUSTAKA 2012.
Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Marwan M. dan Jimmy, P., Kamus Hukum,
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Cetakan Reality Publisher, Cetakan Pertama,
ke-5, Bandung, 2011. Surabaya, 2009.
Adolf Huala, Dasar-dasar Hukum Kontrak Marzuki Peter Mahmud, Penelitian Hukum,
Internasional, Refika Aditama, Cetakan Kencana, Cetakan ke-6, Jakarta, 2010.
Pertama, Bandung, 2007. Mertokusumo Sudikno, Mengenal Hukum.
Ahmad Kamaruddin, Dasar-dasar Managemen Suatu Pengantar, Liberty, Cetakan ke-2,
Investasi, Rineka Cipta, Cetakan Yogyakarta, 2005.
Pertama, Jakarta, 1996. Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum
Arrasjid Chainur, Hukum Pidana Perbankan, Pidana (KUHP), Bumi Aksara, Cetakan
Sinar Grafika, Cetakan ke-2, Jakarta, ke-21, Jakarta, 2001.
2013. Prodjodikoro Wirjono, Asas-asas Hukum
Pidana, Refika Aditama, Cetakan ke-6,
Bandung, 2014.

114
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

Salim HS, Perkembangan Teori Dalam Ilmu “Dari 100 Perusahaan Penjualan Langsung,
Hukum, RajaGrafindo Persada, Cetakan Sebagian Disinyalir Lakukan Investasi
Pertama, Jakarta, 2010. Bodong,” dimuat pada:
Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian http://www.tribunnews.com/bisnis/20
Hukum Normatif. Suatu Tinjauan 16/04/20/dari-perusahaan-penjualan-
Singkat, RajaGrafindo Persada, Cetakan langsung-sebagian-disinyalir-lakukan-
ke-15, Jakarta, 2013. investasi-bodong. Diakses tanggal 16
Soesilo R., Kitab Undang-Undang Hukum Juli 2016.
Pidana (KUHP) serta Komentar- “Investasi”, dimuat pada:
komentarnya Lengkap Pasal demi https://id.wikipedia.org/wiki/investasi.
Pasal, Politeia, Cetakan ke-8, Bandung, Diakses tanggal 16 Juni 2016.
1985. “Pengertian bank” dimuat pada:
Untung Hendrik Budi, Hukum Investasi, Sinar https://id.wikipedia.org/wiki/bank.
Grafika, Cetakan ke-2, Jakarta, 2013. Diakses tanggal 16 Juni 2016.

Sumber-sumber Lain:
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing.
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan.
Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang
Pokok-pokok Perbankan.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian.
Undang-Undang No. 6 Tahun 2009 tentang
Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas UU No.
23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo UU
No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Website
“Bodong”, dimuat pada: KKBI web.id. Diakses
tanggal 16 Juli 2016.
“Ciri-ciri Investasi Bodong Penipuan, “Dimuat
pada:
http://www.jatger.net/2013/01/ciri-
ciri-investasi-bodong-penipuan.html. Di
akses tanggal 16 Juni 2016.

115

Anda mungkin juga menyukai