Anda di halaman 1dari 15

HUKUM PERBANKAN

TERMINOLOGI BANK
Kata bank berasal dari bahasa Italy “banca” yang berarti
bence yaitu suatu bangku tempat duduk.
Pada jaman pertengahan pihak bankir Italy memberikan
pinjaman–pinjaman dengan duduk di bangku–bangku di
halaman pasar (Abdurrahman, A, 1991 : 80).
Bank adalah badan yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan–kebutuhan akan kredit, baik dengan alat
pembayaran sendiri dan dengan uang yang diperolehnya
dari orang lain untuk maksud itu, maupun dengan jalan
mempertukarkan alat–alat pertukaran baru berupa uang
giral (GMV Stuart)
UNDANG UNDANG NO. 10 TAHUN 1998 TENTANG
PERBANKAN, PASAL 1
Ayat 1: Perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan usahanya;
Ayat 2 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
PERUBAHAN UU NO. 7 TH 1992 DENGAN UU
NO. 10 TH 1998
Karena perkembangan ekonomi yang berkembang
cepat, kompetitif dan terintegrasi dengan tantangan
yang kompleks serta sistem keuangan yang semakin
maju, diperlukan penyesuaian kebijakan dibidang
ekonomi termasuk perbankan. Demikian juga dalam
era globalisasi.
Usaha Bank Umum
 Menarik dana dari masyarakat dalam bentuk giro,
deposito, setifikat deposito, tabungan dan bentuk-
bentuk lain.
 Menyalurkan dana lewat pemberian kredit
 Menerbitkan surat pengakuan hutang
 Membeli, menjual atau menjamin atas resiko
sendiri dan/atau atas kepentingan nasabah, yakni
terhadap suatu surat berharga
… Lanjutan Usaha Bank Umum
 Melakukan kegiatan dalam valuta asing
 Melakukan penyertaan modal pada bank,
perusahaan lain dalam bidang keuangan (seperti
perusahaan leasing, modal ventura, perusahaan
efek, asuransi) atau dalam lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan
Bentuk Hukum Bank Umum & BPR
Bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa :
 Perseroan Terbatas
 Koperasi
 Perusahaan Daerah
Bentuk Hukum suatu Bank Perkreditan Rakyat :
 Perusahaan Daerah
 Koperasi
 Perseroan Terbatas
 Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Tujuannya memberikan wadah bagi penyelenggara lembaga
perbankan yang lebih kecil dari Bank Perkreditan Rakyat,
seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Badan kredit Desa
Usaha Bank Perkreditan Rakyat
 Menghimpun dana dari masyarakat di dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan, dana/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Penyebutan “bentuk lainnya
dipersamakan dengan itu” dimaksudkan untuk menampung
kemungkinan adanya bentuk penghimpunan dana dari masyarakat
oleh bank perkreditan rakyat yang serupa dengan deposito
berjangka dan tabungan tetapi, bukan giro atau simpanan lain yang
dapat ditarik dengan cek.
 Memberikan kredit
 Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank indonesia.
 Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat bank indonesia
(SBI), deposito berjangka sertifikat deposito dan atau tabungan pada
bank lain
Dalam pasal 14 Undang-Undang Perbankan ditegaskan bahwa
Bank Perkreditan Rakyat dilarang:

Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu


lintas pembayaran.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
Larangan yang dimaksud dalam huruf b ini tidak
termasuk kegiatan tukar menukar valuta asing (money
changer). Untuk melakukan usaha tukar-menukar valuta
asing Bank Perkreditan Rakyat harus memenuhi
ketentuan Bank Indonesia.
Melakukan penyertaan modal.
Melakukan usaha perasuransian.
BEDA BANK UMUM DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT
Bank Umum memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran, sedangkan BPR tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran
Rahasia Bank
Menurut pasal 30 ayat (3) dan Pasal 33 Undang-
Undang Perbankan, yang dimaksud dengan rahasia
bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
keterangan mengenai penyimpanan dan
simpanannya. (Nasabah penyimpan dan
simpanannya)
Bagi Bank Melanggar Ketentuan di atas maka
berdasarkan pasal 40 UU No. 10 Th 1998
2 S.D 4 TAHUN PENJARA SERTA DENDA 4 MILYAR
S.D 8 MILYAR.
Pangecualian-Pengecualian Terhadap
Rahasia Bank
Kepentingan Prosedur Pemberi Izin

1.Pajak Bank Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan

Pimpinan Bank Indonesia (Izin tertulis atas permintaan


2.Peradilan Pidana
tertulis dari Polisi, jaksa atau Hakim)

3.Peradilan Perdata antara bank dengan


Direksi Bank (menginformasikan kepada pengadilan)
nasabahnya

4.Tukar Menukar Informasi antar Bank Direksi Bank (memberitahukan kepada bank lain)

5.Badan Urusan Piutang dan Lelang Pimpinan Bank Indonesia (Izin tertulis atas
Negara/Panitia Urusan Piutang Negara Permintaan tertulis dari Kepala BUPLN/PUPN)

6.Pihak yang Ditunjuk oleh Nasabah Bank Indonesia (atas permintaan/persetujuan atau
Penyimpan Panitia Urusan Piutang kuasa tertulis dari nasabah penyimpan)
Sanksi-Sanksi Hukum Terhadap Pelanggaran
Rahasia Bank
Ciri khas dari sanksi pidana terhadap pelangaran
prinsip rahasia bank, yaitu sebagai berikut :
Terdapat ancaman hukuman minimal disamping
ancaman maksimal
Antara hukuman penjara dan hukuman denda
bersifat kumulatif, bukan alternatif
Tidak ada korelasi antara berat ringannya ancaman
hukuman penjara dengan hukuman denda.
PRINSIP HUKUM TENTANG BANK
BERDASARKAN SYARIAH
1. Dasar Hukum Bank Berdasarkan Syariah
Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 Pasal
6 dan Pasal 13 yang membuka kemungkinan bagi
bank untuk melakukan kegiatan dengan prinsip bagi
hasil dengan nasabahnya.
Kegiatan pembiayaan bagi hasil tersebut kemudian
diperluas dengan ketentuan dalam Undang-undang
Perbankan No.10 Tahun 1998, yang memperluas
menjadi kegiatan apapun dari bank berdasarkan
syariat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
PRINSIP HUKUM TENTANG BANK
BERDASARKAN SYARIAH
2. Dasar Hukum Berupa Perjanjian
3. Dasar Hukum Berupa Syariat Islam
- Pembiayaan yang berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah)
- Pembiayaan yang berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah)
- Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah)
- Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa
pilihan (ijarah)
- Prinsip pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa
dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Anda mungkin juga menyukai