Anda di halaman 1dari 31

ini materi kelompok 3 ya teman teman

Terimakasih

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank

Bank menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1988 tentang perubahan atas UU No.7 tahun 1992
tentang perbankan pada Bab 1 dan pasal 1 serta ayat 2, “Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak”.

2.2 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Bank perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan, dan atau produk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

2.2.1 Fungsi dan peran bank perkreditan rakyat ( BPR )

Fungsi Bank Perkreditan rakyat adalah :

1. Memberikan pelayanan jasa perbankan ( seperti: memberikan kredit dan menerima penyimpanan
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu )
kepada pengusaha kecil dan masyarakat pedesaan.

2. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.

3. Mengurangi praktik ijon dan pelepas uang atau lintah darat.

4. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan

Bank mempunyai peran yang sangat penting dalam system keuangan yaitu:

1. Pengalihan aset (asset transmutation)

Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih asset yang
likuid dari unit surplus (lenders)kepada unit deficit (borrowers)

2. Transaksi (Transaction)

Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi
untuk melakukan transaksi barang dan jasa.

3. Liquiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk produk berupa giri,
tabuangan, deposito dan sebagainya. Produk produk tersebut masing masing mempunyai tingkat
liquiditas yang berbeda beda.

4. Efisiensi (efficiency)

Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan
pelayanan.

Dilihat dari namanya, Bank Perkreditan rakyat berarti suatu bank yang memberikan jasa perbankan
bagi masyarakat/rakyat. BPR merupakan pegembangan dari bank desa, bank pegawai, lembaga
perkreditan desa, dan lembaga-lembaga keuangan lain yang biasa terdapat di desa, baik berbentuk
koperasi maupun badan usaha lainnya dengan aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah.Menurut
UU no. 10 Tahun 1998, Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

Berdasarkan kepemilikannya, maka BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dibagi dua jenis, yaitu :

1. BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang dimiliki oleh Pemerintah (biasanya pemerintah daerah
Tingkat II)

2. BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang dimiliki oleh pihak Swasta.

Berdasarkan cara pengelolaannya, maka BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dibagi dua jenis, yaitu :

1. BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang dikelola berdasarkan prinsip perbankan secara umum atau
konvensional sering juga disebut atau disingkat dengan sebutan BPR.

2. BPR (Bank Pembiayaan Rakyat) yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah sering juga
disebut atau disingkat dengan sebutan BPRS.

Selain itu Bank Perkreditan Rakyat memiliki keterbatasan, antara lain tidak dapat melakukan transfer
ke bank lain.

2.2.2 Tujuan BPR

Tujuan dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah untuk menunjanga pelaksanaan pembangunan
nasioanal dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional
kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

2.2.3 Produk Bank Perkreditan Rakyat

1. Untuk menghimpun dana ( kredit pasif) berupa tabungan dan deposito berjangka.
2. Untuk menyalurkan dana berupa:

a. Kredit usaha tani (KUT) untuk melayani petani kecil,

b. Kredit candak kulak (KCK) untuk melayani pedagang kecil

c. Kredit investasi kecil (KIK) untuk industry kecil (home industry)

d. Kredit modal kerja permanen (KMKP) untuk perluasan usaha bagi pengusaha kecil.

2.2.4 Hal yang Harus Diperhatikan oleh Bank Perkreditan Rakyat

1. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan
debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.

2. Dalam memberikan kredit, BPR juga wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas
maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan
oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-
perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum dalam hal tersebut
sendiri tidak melebihi 30% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank
Indonesia.

3. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas
maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan
oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor,
anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta
perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan
keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga),
anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10%
dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia

2.3 Jenis Kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Pada mulanya tugas pokok BPR diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi
pedesaan. Dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat, tugas BPR tidak hanya ditujukan
bagi masyarakat pedesaan tetapi juga mencakup pemberian jasa bagi masyarakat golongan ekonomi
lemah didaerah perkotaan.

Kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat antara lain :

a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito berjangka,
tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Menyalurkan dana dalam bentuk :

1) Kredit Investasi

2) Kredit Modal Kerja

3) Kredit Perdagangan
Menurut Drs.H.Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul ” Dasar-dasar Perbankan” selain
tugas diatas, usaha yang dilakukan BPR adalah:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, sertifikat
deposito maupun tabungan

b. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan ketentuan Bankindonesia

c. Menempatkan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito bejangka, sertifikat
deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

2.4 Usaha atau Kegiatan yang Tidak Boleh Dilakukan BPR (Berdasarkan pasal 14 UU No.17 tahun
1992)

Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh dilakukan BPR.
Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah:

1. Menerima simpanan berupa giro.

2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.

3. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap layanan
kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.

4. Melakukan usaha perasuransian.

5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR.

2.5 Pengertian Bank Syariah

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR-Syariah) adalah salah satu lembaga keuangan perbankan
syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsip–prinsip syariah ataupun muamalah islam.

2.5.1 Fungsi dan Peran Bank Syariah

Bank syariah muncul dengan adanya perubahan UU No. 7 tahun 1992 menjadi UU No. 10 Tahun
1998. Dengan adanya peraturan perundang-undangan baru tersebut, di Indonesia dikenal kegiatan
bank selain bank konvensional. Hanya saja, dalam bank syariah tidak didasarkan pada sistem bunga
tetapi berdasarkan prinsip syariah berdasarkan Al-Qur’an dan Al Hadis.

Aktivitas perbankan yang dibenarkan oleh syariah islam harus memenuhi beberapa hal berkut ini:

1. Bersifat produktif, merupakan prinsip utama,

2. Tidak eksploitatif atau tidak boleh ditujukan demi keuntungan satu pihak dan menguntungkan
pihak yang lain,

3. Berkeadilan, berarti kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak boleh merugikan, baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap pihak-pihak yang terlibat,

4. Tidak bersifat spekulatif,

5. Antiriba, tidak mengenal tambahan yang ditetapkan dalam perjanjian atas suatu barang yang
dipinjam ketika barang tersebut dikembalikan lagi.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh bank syariah sesuai dengan syariat Islam, yaitu
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasi(mudharabah)

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal(musyarakah)

3. Prinsip jual beli barang berdasarkan prinsip memperoleh keuntungan(murabahah)

4.Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah ) atau dengan
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh bank lain (ijarah wa
iqtina)

2.5.2 Tujuan BPR Syariah

Adapun tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya bank pengkreditan rakyat syariah adalah:

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam terutama masyarakat yang pada umumnya
berada di daerah pedesaan. Sasaran utama dari BPRS adalah umat Islam yang berada di pedesaan
dan di tingkat kecamatan. Masyarakat yang berada di kawasan tersebut pada umumnya ternasuk
pada masyarakat golongan ekonomi lemah.

2. Meningkatkan pendapatan perkapita Kehadiran BPRS bisa menjadi sumber permodalan bagi
pengembangan usaha-usaha masyarakat golongan ekonomi lemah, sehingga pada gilirannya dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahtertaan mereka.

3. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus
urbanisasi. Kehadiran BPRS di kecamatan-kecamatan ikut memberikan kesempatan kerja bagi
masyarakat yang memiliki potensi perbankan, baik dalam permodalan maupun dalam hal tenaga
ahli. Sehingga semakin banyaknya BPRS di kecamatan-kecamatan maka akan semakin banyak pula
tenaga yang terserap disektor perbankan. Selain itu, pembiayaan-pembiayaan yang disalurkan BPRS
bagi masyarakat membuka peluang usaha dan kerja yang semakin luas, maka pada gilirannya
kehadiran BPRS akan menjadi penghambat bagi lajunya urbanisasi.

4. Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan
per kapita menuju kualitas hidup yang memadai. Hal ini mengandung makna bahwa dalam BPRS
ditumbuhkan nilai ta’awun (saling membantu) antara pemilik modal dengan pemilik pekerjaan.
Dengan nilai ta’awun inilah akan tumbuh kebersamaan antara bank dan nasabah yang merupakan
faktor terpenting dalam mewujudkan Ukhuwah Islamiyah. Melalui kebersamaan tersebut usaha-
usaha yang yang dilakukan masyarakat dengan modal yang diberikan oleh BPRS bisa meningkatkan
pendapatan masyarakat, maka pada tingkat yang lebih tinggi akan pula meningkatkan perkapita baik
lokal maupun nasional.

5. Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan sehingga dapat mengurangi arus


urbanisasi. Kehadiran BPRS di kecamatan-kecamatan ikut memberikan kesempatan kerja bagi
masyarakat yang memiliki potensi perbankan, baik dalam permodalan maupun dalam hal tenaga
ahli. Sehingga semakin banyaknya BPRS di kecamatan-kecamatan maka akan semakin banyak pula
tenaga yang terserap disektor perbankan. Selain itu, pembiayaan-pembiayaan yang disalurkan BPRS
bagi masyarakat membuka peluang usaha dan kerja yang semakin luas, maka pada gilirannya
kehadiran BPRS akan menjadi penghambat bagi lajunya urbanisasi.
2.5.3 Produk Produk BPR Syariah

Dalam hal produk BPR Syariah dapat di klasifikasikan kepada pengerahan dana masyarakat dan
penyaluran dana kepada masyarakat, sebagai berikut:

a. Pengerahan Dana Masyarakat (Funding)

Dalam bidang pengerahan dana masyarakat, BPR Syariah dapat mengarahkannya dalam berbagai
bentuk, antara lain :

• Simpanan Amanah

Disebut dengan simpanan Amanah sebab Bank menerima titipan amanah berupa dana infaq,
shadaqah dan zakat. Akan penerimaan titipan ini adalah wadi’ah yakni titipan yang tidak
menanggung resiko. Bank akan memberikan kadar profit dari bagi hasil yang didapat melalui
pembiayaan kepada nasabah.

• Tabungan Wadi’ah

Didalam tabungan ini Bank menerima tabungan pribadi (Saving Account) maupun badan usaha
dalam bentuk tabungan bebas. Akad penerimaan yang digunakan sama yakni wadi’ah. Bank akan
memberikan kadar profit kepada nasabah yang dihitung harian dan dibayar setiap bulan.

• Deposito Wadia’ah /Mudharabah

Bank menerima deposito berjangka pribadi maupun badan usaha. Akad penerimaannya wadi’ah
atau mudharabah, dimana bank menerima dana yang digunakan sebagai penyertaan sementara
dalam jangka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dst. Deposan yang menggunakan akad wadi’ah
mendapat nisbah bagi hasil keuntungan lebih kecil dari mudharabah bagi hasil yang diterima dalam
pembiayaan nasabah setiap bulan.

b. Penyaluran Dana Kepada Masyarakat (Financing)

Dalam bidang penyaluran dana kepada masyarakat, Bank pengkreditan Rakyat Syariah dapat
mengeluarkan produk-produknya dalam bentuk antara lain:

• Pembiayaan Mudharabah

Dalam pembiayaan Mudharabah itu Bank mengadakan akad dengan nasabah (pengusaha). Bank
menyediakan pembiayaan modal usaha bagi proyek yang dikelola oleh pengusaha. Keuntungan yang
diperoleh akan dibagi (perjanjian bagi hasil) sesuai keseakatan yang telah diikat oleh bank dan
pengusaha tersebut.
• Pembiayaan Musyawarah

Dalam Pembiayaan musyawarah ini bank dengan pengusaha mengadakan perjanjian. Bank dan
pengusaha berjanji bersama-sama membiayai suatu usaha/proyek yang juga dikelola bersama-sama.
Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi sesuai dengan penyertaan masing-
masing pihak.

• Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil

Dalam bentuk pembiayaan, bank mengikat perjanjian dengan nasabah. Bank menyediakan dana
untuk pembelian sesuatu barang/Aset yang dibutuhkan oleh nasabah guna mendukung usaha atau
proyek yang sedang di usahakannya.

c. Produk jasa (Service)

Yang masuk kedalam produk jasa dari bank perkreditan rakyat syariah adalah pelayanan yang
diberikan pihak bank kepada nasabah dalam setiap transasksi pengambilan uang, proses transfer,
pembuatan kartu kredit maupun proses pengajuan pinjaman nasabah kepada pihak bank.

2.6 Perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional adalah sebagai berikut:

# Bank Islam(Syariah)

• Melakukan hanya investasi yang halalmenurut hukum Islam

• Memakai prinsip bagi hasil, jual-beli, dan sewa

• Berorientasi keuntungan dan falah (kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai ajaran Islam)

• Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan

• Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai fatwa Dewan Pengawas Syariah

# Bank Konvensional (BPR)

• Melakukan investasi baik yang halal atau haram menurut hukum Islam

• Memakai perangkat suku bunga

• Berorientasi keuntungan

• Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur

• Penghimpunan dan penyaluran dana tidak diatur oleh dewan sejenis


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bank perkrediatan rakyat syariah adalah keuangan syariah yang menerima simpanan hanya dalam
bentuk deposito berjangka, tanbuang, dan atau bentuk lainnya, yang pola oprasioanal nya mengikuti
prinsip prinsip syariah dan muamalah islam dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat
masyarakat yang membutuhkan.

Bank merupakan sebuah alat transaksi yang berhubungan dengan keuangan yang bertujuan untuk
mencapai berkelanjutan usaha sarana dan prasarana bagi pihak bank (karyawan), maupun nasabah
(pelanggan)

3.2 Saran

Dalam setiap kegiatan perbank harus berdasarkan peraturan pemerintah serta, dan dalam setiap
transaksinya harus mendapatkan perhatian dari pimpinan dan karyawan perbankan dimana kedua
pihak baik pimpinan, karyawan maupun nasabah yang terlibat dalam kegiatan pendanaan maupun
pinjaman harus memiliki kesepakatan bersama.

Dengaan adanya kesepakatan bersama, maka transaski yang terjadi akan berjalan dengan lancar.

Materi bank syariah dari kelompok 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bank Syariah

Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syari’ah adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberi kredit dan jasa-jasa lain dalam lalulintas pembayaran serta peredaran uang yang
beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsipsyari’ah.

Berikut ini adalah pengertian Bank syariah menurut para ahli. Schaik (2001), Bank Islam adalah
sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada
abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode utama, dan meniadakan
keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan sebelumnya. Sudarsono (2004),
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain
dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah.
Definisi Bank Syariah menurut Muhammad (2002) dalam Donna (2006), adalah lembaga keuangan
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat Islam.
Dalam kamus besar bahasa IndonesiaPengertian Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti
ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara
Islam.

Istilah lain dalam bank Syari’ah adalah Bank Islam dan bank Muamalah. Secara akademik istilah Islam
dan Syari’ah memang berbeda. Namun, secara teknik penyebutan Bank Syari’ah dan Bank Islam
mempunyai pengertian yang sama. Para pakar Perbankan Islam memberikan beberapa definisi.

Menurut perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio Bank Syari’ah adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syari’ah Islam, yakni bank yang dalam beroperasinya
mengikuti ketentuan-ketentuan Syair’ah Islam khusunya yang menyangkut tata cara bermuamalat
secara Islam. Salah satu unsur yang harus dijauhi dalam muamalah Islam adalah praktek-praktek
yang mengandung unsur riba, kemudian diganti dan pembiayaan perdagangan

Dijelaskan pula bahwa Bank Syari’ah adalah bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Al Qur'an dan Hadits, sesuai dengan anjuran dan larangan tersebut, maka yang
dijauhi adalah praktek-praktek yang mengandung unsur riba, sedangkan yang diikuti adalah praktek-
praktek usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentukbentuk usaha yang telah ada
sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah.Cholil Uman mengartikan bank Syari’ah adalah
sebuah lembaga keuangan yang menjalankan operasinya menurut hukum Islam. Sudah tentu bank
Syari’ah tidak memakai sistem bunga, sebab bunga dilarang oleh Islam. Sedangkan bank non Islam
adalah sebuah lembaga keuangan yang fungsi utamanya menghimpun dana untuk disalurkan kepada
yang memerlukandana guna investasi dalam usaha-usaha yang produktif dan lain-lain dengan sistem
bunga.

Menurut M. Amin Aziz, yang dimaksud dengan bank Syari’ah adalah

lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan

Syari’ah Islam. Hal ini berarti, operasional bank Syari’ah harus sesuai dengan tuntutan Al Qur'an
maupun hadits, yaitu menggunakan sistem bagi hasil dan

imbalan lainnya sesuai dengan Syari’ah Islam.Demikian pula dengan Warkum Sumitro, mengatakan
bahwa bank Islam berarti bank yang tata cara operasinya didasarkan pada tata cara bermuamalah
secara Islami, yaitu mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Qur'an dan Hadits.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan bank Syari’ah adalah
badan usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dari masyarakat dan penyalur dana kepada
masyarakat, yang sistem mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan hukum Islam sebagaimana
yang diatur dalam Al Qur'an dan Hadits. Bank Syari’ah diperbolehkan untuk mengeluarkan produk,
jasa dan kegiatan usaha perbankan yang baru, yang mana sebelumnya bertentangan atau selaras
dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam Al Qur'an ataupun Hadits.

B. Dasar Hukum Bank Syariah

Berdasarkan Pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah di wajibkan
untuk menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat. Di samping itu,
bank syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitulmal dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Bank syariah juga dapat menghimpun dana
sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai
dengan kehendak pemberi wakaf.
C. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

No

Perbedaan

Bank Konvensional

Bank Syariah

Bunga

Berbasis bunga

Berbasis revenue/profit loss sharing

Resiko

Anti risk

Risk sharing

Operasional

Beroperasi dengan pendekatan sektor keuangan, tidak langsung terkait dengan sektor riil

Beroperasi dengan pendekatan sektor riil

Produk

Produk tunggal (kredit)

Multi produk (jual beli, bagi hasil, jasa)

Pendapatan

Pendapatan yang diterima deposan tidak terkait dengan pendapatan yang diperoleh bank dari kredit
Pendapatan yang diterima deposan terkait langsung dengan pendapatan yang diperolah bank dari
pembiayaan

Mengenal negative spread

Tidak mengenal negative spread

Dasar Hukum

Bank Indonesia dan Pemerintah

Al Qur’an. Sunnah, fatwa ulama, Bank Indonesia, dan Pemerintah

Falsafah

Berdasarkan atas bunga (riba)

Tidak berdasarkan bunga(riba), spekulasi (maisir), dan ketidakjelasan(gharar)

Operasional

- Dana Masyarakat (Dana Pihak Ketiga/DPK) berupa titipan simpanan yang harus dibayar
bunganya pada saat jatuh tempo

- Penyaluran dan pada sektor yang menguntungkan, aspek halal tidak menjadi pertimbangan
agama

- Dana Masyarakat (Dana Pihak Ketiga/DPK) berupa titipan ( wadi’ah)dan


investasi(mudharabah) yang baru akan mendapat hasil jika “diusahakan“ terlebih dahulu

- Penyaluran dana (financing) pada usaha yang halal dan menguntungkan

10

Aspek sosial

Tidak diketahui secara tegas

Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi dan misi
11

Organisasi

Tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah(DPS)

Harus memiliki Dewan Pengawas Syariah(DPS)

12

Uang

Uang adalah komoditi selain sebagai alat pembayaran

Uang bukan komoditi, tetapi hanyalah alat pembayaran

D. Kritik Terhadap Perbankan Islam

Dari penjelasan mengenai dual system perbankan syariah, maka terdapat dua kritik yang dapat
diutarakan. Pertama, perbankan syariah belum bisa di harapkan menjadi media pembangunan
bangsa bagi para pengusaha kecil. Mengingatkan terkadang margin yang di berikan perbankan
syariah bagi produk jual beli cukup tinggi, karna besaranya yang mirip dengan intrest rate. Hal ini
tentunya menjadi constrain bagi pengusaha kecil yang bermodal pas-pasan dengan angunan yang
berat ditambah beban margin yang juga cukup besar. Belum lagi keritik yang banyak menganggap
bahwa perbankan syariah tidak ubahnya dengan leasing yang menjual motor kredit dengan kredit
suku bunga tetap.

Kedua, konsep bagi hasil perbankan syariah yang menurut penulis juga memiliki kelemahan.
Bayangkan jika produk yang paling banyak digunakan oleh perbankan syariah adalah bagi hasil maka
hanya bank atau UKM-UKM yang sudah masuk ke sektor formallah yang bisa mengakses produk ini
mengingat jasa auditor akan sangat krusial dalam menentukan besaran bagi hasil yang akan diterima
oleh perbankan syariah.

Ada asimetric information yang akan terjadi jika jasa auditor tidak digunakan dalam perjanjian bagi
hasil ini. Bank syariah tidak akan tahu informasi atau revenue yang sesungguhnya diterima oleh
pengusaha yang mendapatkan dana dari bank syariah. Dengan banyaknya pengusaha yang terlibat
dalam perbankan syariah, tentu hal ini akan membuat semakin besarnya cost yang harus diberikan
bagi pihak auditor, hal ini tentu mekanisme yang tedak efisien bagi sistem perbankan syariah.

E. Konsep Perbankan Syariah Negara

Dengan kritik ini maka saya mencoba membangun sebuah sistem perbankan syariah yang saya
impikan. Ekonomi Islam menganggap bahwa uang sebagaian medium of intermediary. Uang harus
diposisikann hanya sebagai uang, bukan sebagai komoditas yang dapat menghasilkan uang dengan
cara batil. Uang dapat mendapatkan manfaat dengan membelanjakaannya lewat barang-barang
faktor input yang produktif, baru dapat menghasilkan uang melalui
Profit dari capital yang dibelanjakan. Dengan ini, uang sejatinya memang bersifat media yang meang
diciptakan pemerintah untuk mempermudah jalannya perekonomian. Dengan demikian, seharusnya
uang tidak bias tersimpan begitu saja, malah harus dikenakan pajak bila hal itu terjadi. Uang harus
terus berputar. Menurut Irving Fisher, semakin cepat perputaran uang beredar, tentu semakin baik
bagi perekonomian, dengan asumsi jumlah uang beredar tetap. Berawal dari sini, maka perbankan
syariah haruslah merupakn sebuah institusi yang menjadi media penyalur bagi orang yang kelebihan
uang kepada pengusaha- pengusaha yang memeang membutuhkannya.

Dengan demikan, tidak patut sebuah perbankan menjadikan peminjam uang sebagai mesin untuk
menghasilkan uang. Namun bagi perbankan untuk menjalankan aktivitasnya. Hal inilah yang menjadi
sulit bagi system perbankan konvesional. Oleh karena itu, keuntungan tanpa harus menjadi lintah
darat berdasi. Salah satu cara adalah dengan menjadikan bank yang saya sebut Bank Syariah Negara
ini menjadi barang public. Dengan statusnyan sebagai institusi yang mendapatkan gaji dari
pemerintah dan gaji dari banker-nya dibiayai lewat APBN, tentu tidak akan menjadikan mereka
bersifat seperti yang biasanya lagi.

Namaun, tentu konsep ini berbeda dengan konsep bank yang pernah ada di zaman Soeharto dulu
yang hanya memberikan kredit kepada kroni-kroninya saja. Di alam keterbukan seperti sekarang,
maka audit bagi perbankan syariah ini akan menjadi tanggung jawab lembaga independen di luar
ajring sperti BPK (Lembaga Pengawas Keuangan), KPK (Komisi Pemberantas Korupsi), dan dibawah
control langsuung dari Bank Indonesia. Bank tetaplah bersifat bank dan memberikan kredit tanpa
bunga khusus bagi UKM- UKM bermodal kecil sehingga BSN(Bank Syariah Negara) bias menjadi agen
perubahan bagi perekonomian bangsa. Dengan demikian tentu kredit tanpa bunga ini akan
menberikan kemudahan bagi pihak swasta.

Lantas pertanyaannya, apakah BSN akan merugikan bagi Negara mengingat tidak ada imbal jasa bagi
Negara karena tida mendapatkan riba? Hal ini tentu saja tidak masalah, justru Negara akan semakon
diuntungkan dengan keberadaan bank syariah ini. Pertama BSN akan menjadi salah satu
perpanjangan tangan bagi petugas pajak untuk melebrkan sayapnya. Dengan dibangunnya
perbankan ini, maka bank akan dapat mendata siapa saja nasabah yang belum mepunyai NPWP
ketika individu ini berinteraksi dengan BSN.

Kedua, dengan adanya perbankan ini, maka pemasukan Negara dari pajak akan meningkat.
Mengingat UKM yang meminjam akan dibelanjakn uangnya untuk barang modal serta menambah
kapasitas produksi. Pajak yang akan diterima Negara dapat meningkat, baik dari pajak pertambahan
nilai (PPN) maupun pajak penghasilan (PPh) akibat pertabahan pendapatan yang diterima pengusaha
sehinnga kapasitas produksinya semakin meningkat. Dengan pertambahan pendapatan pajak ini
tentu akan meningkatkan APBN Negara dan akan menambah kapasitas kemampuan BSN untuk
menyalurkan kredit lewat pertumbuhan pendapatan Negara.

Ketiga, perbankan syariah akan menjadi tulang punggung bagi UKM untuk biasa bertransformasi
menjadi perusahaan yang memasuki sector formal tanpa beban bunga. Walaupun tanpa bunga, BSN
ini tetaplah sebuah bank yang memberikan kredit sesuai dengan prinsip- prinsip perbankan.
Pemilihan perusahaan yang mendaptakan dana tabaru’ ini haruslah UKM- UKM yang potensial dan
bisa sebanyak – sebanyaknya menciptakan lapangan pekerjaan yang memang tujuan pemerintah.

Secara simple, system perbankan syariah Negara dapat dijelaskan dengan bagan di bawah ini:

Gambar 2.1 Sistem Perbankan Syariah Indonesia


Dari bagan 2.1 dijelaskan bahwa perbankan syariah ini dapat menjadi alat bagi pemerintah untuk
menigkatkan kesejahteraan UKM. Sumber modal dari perbankan syariah ini ada dua. Pertama,
pemerintah dapat menambah modal bank ini dengan memberikan uang yang berasal dari
pertumbuhan pendapatan pajak, tetapi bukan merupakan anggaran tetap . semakin tinggi
pertumbuhan pajak, maka akan semakin besar uang yang dapat dikapitalisasi untuk merangsang
masyarakat dengan memberikan bonus juga melalui pembobotan dari pertumbahan APBN. Semakin
besar uang yang akan ditransfer pemerintah bagi masyrakat.

Kunci sukses dari system ini adalah bagaimana pemerintah mau untuk mengeluarkan kepentinganya
dari BSN yang terbentuk nantinya. Jajaran direksi maupun manager harus merupakan system
management yang bebas dari intervensi pemerintah. Oleh karena itu, pegawai bank ini bukan
seperti pegawai negeri kebanyakan. Harus adatarget pencapaian untuk BSN, seperti peningkatan
pertumbuhan pajak. Sebagai indicator kesuksesan BSN. Profesioanalisme merupakan syarat mutlak
untuk system ini agar dapat terus berlangsung.

Dengan system seperti inilah, maka uang dapat kita tepatkan hanya sebagai uang. Uang hanya
merupakn sebuah alat tukar, bukan sebagai komoditas yang diperujual-belikan yang selama ini
terjadi di system perbankan konvesional. BSN akan menjamin UKM dapat meminjam tanpa
kelebihan sedikit pun dan memang karena itu dibangun. Sifat BSN yang merupakan bank islam tetap
harus mengedepankan nilai – nilai islam yang luhur dalam menyalurkan kredit tabaru’-nya kepada
masyrakat.

F. Konsep Dasar Transaksi

Efisiensi, mengacu pada prinsip saling menolong untuk berikhtiar, dengan tujuan mencapai laba
sebesar mungkin dan biaya yang dikeluarkan selayaknya.

Keadilan, mengacu pada hubungan yang tidak menzalimi (menganiaya) , saling ikhlas mengikhlaskan
antar pihak – pihak yang terlibat dengan persetujuan yang adil tentang proporsi bagi hasil, baik
untung maupun rugi.

Kebenaran, mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasehat untuk saling
meningkatkan produktivitas.

Lima transaksi yang lazim dipraktekkan perbankan syariah adalah:

Tarnsaksi yang tidak mengandung ribal.

Transaksi yang ditujukan untuk memiliki barang dengan cara jual beli(murabaha)

Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan jaa dengan cara sewa(ijarah)

Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan modal kerja dengan cara bagi hasil (mudharabah)

Transaksi deposito, tabungan, giro yang imbalannya adlah bagi hasil (mudharabah) dan transaksi
titipan(wadi’ah).
G. Produk Perbankan Syariah

Produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

Þ Produk penyaluran dana

Þ Produk penghimpunan dana

Þ Produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan kepada nasabahnya.

Produk penyaluran dana

PRINSIP BANK SYARIAH

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan/ kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.

Beberapa prinsip/hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain :

• Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai
ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.

• Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi
yang meminjam dana.

• Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya merupakan media
pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.

• Unsur Gharar (ketidakpastian,spekulasi) tidak di perkenankan. Kedua belah pihak harus


mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.

• Inventasi hanya boleh diberikan pada usaha yang tidak di haramkan dalam islam. Usaha
minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.

Meskipun UU no.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah telah dikeluarkan, namun Indonesia
masih menganut Dual Banking System(dua sistem perbankan). Ini berarti memperkenankan dua
system perbankan secara co-existance. Dua system perbankan itu adalah bank umum dan bank
berdasarkan bagi hasil (yang secara implisit mengakui system perbankan berdasarkan prinsip islam).

Bank syariah dapat dilakukan melalui :

1. Bank Umum Syariah

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat Syariah(BPRS)

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3. Islamic windows

4. Office chanelling
Merupakan istilah yang diberikan guna menandai di mungkinkannya melakukan kegiatan usaha
perbankan syariah di kantor cabang dan /atau kantor cabang pembantu bank umum konvensional.

a. Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Transaksi jual beli dibedakanberdasar4kan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan


barang, seperti:

 Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah

keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual
adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga
jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah
disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya
dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang diserahkan
segera setelah akad, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.

 Salam

Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Dalam praktik
perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan menjualnya kepada
nasabah itu sendiri secara tunai atau secara angsuran. Umumnya transaksi ini diterapkan dalam
penbiayaan barang yang belum ada, seperti pembelian komoditi dijual kembali secara tunai atau
secara cicilan.

 Istishna

Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan
oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna dalam bank syariah umumnya
diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi. Ketentuan umum Istishna sebagai
berikut :

Spesifikasi barang pesanan harus jelas, seperti jenis, macam, ukuran, mutu, dan jumlah. Harga jual
yang disepakati dicantumkan dalam akad Istishna dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad.
Jika terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, maka seluruh biaya tambahan tetap
ditanggung nasabah.

b. Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah
sama saja dengan prinsip jual beli, namun perbedaanya terletak pada objek transaksinya. Bila pada
jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.

Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada nasabah.
Karena itu dalam perbankan syariah dikenal dengan ijarah muntahiya nittamlik(sewa yang diikuti
dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)


Produk pembiayaan syariah yang didasarkan pada prinsip bagi hasil adalah:

 Musyarakah

Musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana secara
bersama – sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak
berwujud. Bentuk kontribusi dari pihaki yang bekerja sama dapat berupa dana, barang perdagangan
(trading asset), kewiraswastaan (entrepreneurship), keahlian (skill), kepemilikan (property),
peralatan (equipment), atau intangible asset( seperti hak paten atau goodwill),
kepercayaan/reputasi (credit worthiness) dan barang – barang lainnya yang dapat dinilai dengan
uang. Dengan merangkum seluruh kombinasi dari bentu kontribusi masing – masing pihak dengan
atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.

 Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal
mempercayakan seju7mlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari pemilik modal
dan keahlian dari pengelola. Beberapa ketentuan umum mudharabah adalah;

v Jumlah modal y6ang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus diserahkan tunai;

v Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan dengan dua cara:
perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing) dan perhitungan dari keuntungan proyek
(profit loss sharing).

v Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad pada setiap bulan atau waktu yang
disepakati.

v Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun tidak berhak mencampuri
urusan pekerjaan/usaha nasabah.

d. Akad Pelengkap

Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad
pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun ditujukan untuk mempermudah
pelaksanaan pembayaran. Meskipun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad
pelengkap ini diperbolehkan untuk meminta pengganti biaya – biaya yang dikeluarkan untuk
melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya ini sekadar untuk menutupi biaya yang benar –
benar timbul.

 Hiwalah ( Alih Utang Piutang)

Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang piutang. Dalam praktik perbankan syariah, fasilitas
hiwalah lazimnya untuk melanjutkan suplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan
produksinya. Bank mendapatkan ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.

 Rahn (Gadai)

Tujuan akad rahn adalah memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria sebagai berikut :

§ Milik nasabah sendiri,


§ Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar,

§ Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.

Atas izin bank, nasabah dapat menggnakan barang tertentu yang digadaikan dengan tidak
mengurangi nilai dan merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang digadaikan rusak atau
cacat, maka nasabah harus bertanggungjawab.

 Qardh

Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal yaitu:

Ø Sebagai pinjaman talangan haji, diman nasabah calon haji diberikan pinjaman talangan untuk
memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji.

Ø Sebagai pinjaman tunai (cash advance) dari produk kartu kredit syariah, dimana nasabah diberi
keleluasaan untuk menarik uang tunai melalui8 bank (ATM). Nasabah akan mengembalikannya
sesuai waktu yang ditentukan.

Ø Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, di mana menurut perhitungan bank akan
memberatkan si pengusaha bila diberikan pembiayaan dengan skema jual beli, ijarah, atau bagi hasil.

Ø Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan fasilitas ini untuk
memastikan terpenuhinya kebutuhan pengu7rus bank. Pengurus bank akan mengembalikannya
secara angsur melalui potongan gajinya.

 Wakalah (Perwakilan )

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa pada bank untuk
mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C (Letter of Credit),
inkaso dan transfer uang.

Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum. Khusus
untuk pembukuan L/C, apabila dana nasabah tidak cukup, maka penyelesaian L/C (settlement L/C)
dapat dilakukan dengan pembiayaan murabahah, salam, ijarah, mudharabah, atau musyarakah.

 Kafalah (Garansi Bank)

Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk mrnjamin suatu kewajiban pembayaran. Bank
dapat mempersyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai
rahnb. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadi’ah. Bank mendapatkan
pengganti biaya atas jasa yang diberikan.

2. Produk Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip
operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah
dan mudharabah.

a. Prinsip Wadi’ah

Ketentuan umum dari produk ini adalah :


o Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank, sedang
pemilik dana tidak dijanjikan imabalan dan tidak menanggung kerugian. Bank dimungkinkan
memberi bonus kapada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk menarik dana masyarakat namun
tidak boleh diperjanjikan di muka.

o Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup izin penyaluran dana yang
disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Khusus bagi pemilik rekening giro, bank dapat memberikan buku cek, bilyet giro, dan debit card.

o Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan pengganti biaya administrasi untuk
sekadar menutupi biaya yang benar – benar terjadi.

o Ketentuan – ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan tabungan berlaku selama
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

b. Prinsip Mudharabah

 Mudharabah Mutlaqah

Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis
penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharaba dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini,
tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.

 Mudharabah Muqayyadah on Balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) di mana pemilik dana
dapat menetapkan syarat – syarat tertentu yang harus dipenuhi bank. Misalnya disyaratkan
digunakan untuk bisnis tertentu, disyaratkan digunakan deangan akad tertentu, atau disyaratkan
digunakan untuk nasabah tertentu.

Þ Mudharabah Muqayyadah off Balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana
usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang mempertemukan antara
pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat – syarat tertentu yang
harus dipenuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksanaan
usahanya.

c. Akad Pelengkap

Þ Wakalah (perwakilan)

Dalam aplikasi perbankan, wakalah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk
mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti inkaso dan transfer uang.

3. Jasa Perbankan

a. Sharf (Jual Beli Valuta Asing)

Pada prinsipnya, jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual beli mata uang yang
tudak sejenis ini penyerahannya harus dilaksanakan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil
keuntungan dari jual beli valuta asing ini.

b. Ijarah (sewa)
Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) dan jasa tata
laksana administrasi dokumen (custodian). Bank dapat imbalan sewa dari jasa tersebut.

H. Penerapan Bank Syariah di Indonesia

Perkembangan bank syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada
tahun 1992. Sebelumnya, telah banyak seminar-seminar tentang pembentukan bank syariah yang
dilakukan oleh MUI dan ICMI. Dan hasilnya adalah lahirnya bank muamalat indonesia sebagai bank
syariah pertama di indonesia. Ternyata, munculnya BMI telah memacu bank-bank lain untuk beralih
sistem dari konvensional menjadi syariah, sehingga muncul bank-bank syariah lain seperi Bank
Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan banyak bank unit syariah lainnya.

Sebuah mikro ekonomi Islam yang berjalan pada sistem makro ekonomi kapitalisme, membuat
sebagian umat Islam ragu akan praktek dari lembaga keuangan bank syariah ini. Disamping itu
standar untuk menilai bank syariah sebenarnya bukan pada aspek manfaat atau kinerjanya,
melainkan sejauh mana bank syariah berpegang teguh dengan syariah Islam.

I. Kelebihan Bank Syariah

Dengan adanya negosiasi antara pihak nasabah dengan pihak bank, tercapai suatu halyang saling
menguntungkan.

Dengan prinsip bagi hasil, jika perusahaan ingin menaikkan usahanya namun kekurangan modal,
maka dapat mengajukan kredit dengan baik, sehingga dapat menerima modal dan juga resiko yang
ada lebih rendah daripada dengan pinjaman kredit biasanya.

Dapat mendorong para pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya dengan baik, dengan
adanya bantuan dari pihak bank.

Resiko kerugian lebih kecil dengan menggunakan prinsip ini. Karena apabila mengalami kerugian,
maka dibagi menurut perjanjian yang dibuat.

Pihak bank akan mendapatkan banyak nasabah dengan menggunakan prinsip ini, karena adanya
kemudahan – kemudahan (misalnya tanpa agunan) yang diberikan oleh bank dan juga akan
menaikkan keuntungan yang besarnya sesuai dengan perjanjian yang dilakukan.

6. Bank syariah relatif lebih mudah merespons kebijaksanaan pemerintah;

7. Terhindar dari praktik money laundring;

8. Bank syariah lebih mandiri dalam penentuan kebijakan bagi hasilnya;

9. Tidak mudah dipengaruhi gejolak moneter;

10. Mekanisme bank syariah didasarkan pada prinsip efisiensi, keadilan dan kebersmaan.

J. Kelemahan Bank Syariah


Sistem ini terlalu berprasangka baik kepada semua nasabahnya dan berasumsi bahwa semua orang
yang terlibat dalam bank Islam adalah jujur. Dengan demikian bank Islam sangat rawan terhadap
mereka yang beritikad tidak baik, sehingga diperlukan usaha tambahan untuk mengawasi nasabah
yang menerima pembiayaan dari bank syariah.

Sistem bagi hasil memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit terutama dalam menghitung
bagian laba nasabah yang kecil-kecil dan yang nilai simpanannya di bank tidak tetap. Dengan
demikian kemungkinan salah hitung setiap saat bisa terjadi sehingga diperlukan kecermatan yang
lebih besar dari bank konvensional.

Karena bank ini membawa misi bagi hasil yang adil, maka bank Islam lebih memerlukan tenaga-
tenaga profesional yang handal dari pada bank konvensional. Kekeliruan dalam menilaui proyek
yang akan dibiayai bank dengan system bagi hasil akan membawa akibat yang lebih besar daripada
yang dihadapi bank konvensional yang hasil pendapatannya sudah tetap dari bunga. (saksono)

Bank konvensional merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum
mempunyai kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi diseluruh wilayah
Indonesia.

Jaringan kantor bank syariah belum luas;

SDM bank syariah masih sedikit;

Pemahaman masyarakat tentang bank syariah masih kurang;

Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar daripada bank konvensional.

BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian kita sepakati bersama bahwa perbankan islam adalah lembaga keuangan yang
menjalankan aktivitas perbankan konvensional murni yang tidak sama sekali ada kaitannya dengan
kegiatan keagamaan yang akan menimbulkan kontradiksi apabila terjadi sebuah kesalahan, maka
agama islam termasuk di dalamnya umat islam itu akan tersalahkan.

Namun dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh menyimpang dari landasan dan prinsip-
prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya perbankan islam adalah untuk menyempurnakan dari
sistem sosialis dan konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada profitabilitas tapi juga
bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika dan moral dalam berbisnis di dunia
perbankan yang dapat menciptakan sebuah kegiatan perbankan yang efisien dan efektip (bebas dari
Riba, Gharar, Maysir, dll) sehingga dapat berimplikasi pada pembangunan ekonomi, kesejahteraan
rakyat, menciptakan pasar ekonomi yang sehat dan menghilangkan paradigma dzalim.

Maka tugas kita selaku akademisi adalah bagai mana kita mengembangkan dan menerapkan
kegiatan perbankan islam pada masyarakat dunia, sehingga tidak ada kata alergi ketika masyarakat
mendengar istilah – istilah kegiatan perbankan islam. Harapan kita bahwa sudah cukup sampai disini
saja kegiatan dunia bisnis baik yang basis finansial, Investasi, perbankan, real, pasar modal, pasar
barang dll. Yang hanya menguntungkan sebagian pihak dan dipihak lain tertidas.

Mari kita jadikan Perbankan islam sebagai sarana untuk menciptakan dunia bisnis baru yang
bernafaskan positif yang dapat memberikan kesejahteraan bagi semua.

Saran

Bank syariah masih memiliki beberapa kekurangan yaitu seperti masih kurangnya pemahaman
masyarakat tentang bank syariah dan masih banyak lagi. Tapi jangan khawatir, karena seiring dengan
waktu semua kekurangan yang dimilikinya, bank syariah akan berusaha dan berupaya akan
menutupi dan bahkan menghilangkan semua kekurangan itu. Itu semua menjadi tugas kita bersama-
sama baik itu pemerintah maupun masyarakat luas. Walaupun Negara kita ini bukanlah 100% Islam,
tapi jangan khawatir bagi umat nonmuslim untuk menggunakan layanan bank syariah karena bank
syariah membawa berkat untuk semua orang tidak diperuntukkan bagi umat Islam saja.

INI MATERI KELOMPOK 5 YA TEMAN-TEMAN ;}

1.PASAR UANG

A. Pengertian Pasar Uang

Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka
pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung
maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-
dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari
sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan di dalam pasar uang (Pandji Anoraga dan Piji Pakarti
(2001:20)).

Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana individu atau organisasi mempunyai
kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana. Pasr uang menurut
Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) mempunyai ciri: jangka waktu dana yang pendek, tidak
terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan
tidak perlu guarantor underwriter. Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana
investasi dan mobilisasi dana.

Pengertian lain yang dapat dikemukakan di sini yaitu pasar uang adalah suatu kelompok pasar
dimana instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi
pasar uang sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusaaan-perusahaan
nonkeuangan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun untuk menempatkan dana
atas kelebihan likuiditasnya.

Sesuai dengan namanya, pasar uang (money market) adalah keseluruhan permintaan dan
penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau
kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang sering
juga disebut pasar kredit jangka pendek.
B. Kebutuhan Adanya Pasar Uang

Ada beberapa alasan mengapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian karena
banyaknya perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan
outflows. Misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari klien pada periode tertentu dan pada
waktu yang lain ia harus mengeluarkan uang dan menutupi biaya operasionalnya. Untuk mengatasi
masalah tersebut (pada saat kas perusahaan mengalami defisit), maka perusahaan sementara dapat
memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lain yang
memiliki surplus (kelebihan) dana. Selanjutnya, pada saat mengalami surplus dana perusahaan
menjadi kreditur dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan dananya
tak terpakai atau idle.

Oleh karena itu, pasar uang berfungsi untuk menjembatani adanya kesenjangan antara penerimaan
dan pengeluaran dana, menutup kekurangan dengan pinjaman jangka pendek apabila pengeluaran
dana melebihi penerimaan dan penyediaan outlet investasi untuk memperoleh pendapatan bunga
bagi unit yang penerimaannya melebihi pengeluaran.

Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan untuk medapatkan
sejumlah danan dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar
uang memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk membiayai modal kerja
atau keperluan jangka pendek lainnya

b. Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan membeli


Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

c. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.

C. Tujuan Dan Fungsi Pasar Uang

Investor di pasar uang terutama mencari keamanan dan likuiditas di samping peluang untuk
memperoleh pendapatan bunga. Hal tersebut karena dana yang diinvestasikan di pasar uang
kelebihan untuk sementara dan biasanya dibutuhkan dalam waktu singkat untuk membayar pajak,
gaji, deviden, dan sebagainya. Dengan alasan ini, maka investor sangat sensitif terhadap risiko.

Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan nonkeuangan, dan peserta-peserta lainnya baik dalam memenuhi
kebutuhan jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebisi
likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan
operasi pasar terbuka. SBI (Sertifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dlam melakukan operasi
pasar terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Pelaksanaan pasar terbuka oleh Bank Indonesia
dilakukan dengan menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU). SBI sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk tujuan
kontraksi moneter. Sementara SBPU berfungsi sebagai instrumen ekspansi moneter.

D. Peserta Pasar Uang

Pihak yang terlibat dalam transaksi pasar uang baik sebagai investor maupun sebagai penerbit
instrument dalam rangka mobilisasi dana antara lain adalah :
1) Lembaga-lembaga keuangan

2) Perusahaan-perusahaan besar

3) Lembaga-lembaga pemerintah

4) Individu-individu

Pasar uang menyediakan fasilitas atau jaringan transaksi jual beli asset financial, pasar ini
menekankan pada kredit untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Pasar uang adalah
mekanisme yang mempertemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang mengalami
defisit. Transaksi dalam pasar uang sebagian besar bersifat jangka pendek. Oleh karena itu
mekanisme dalam pasar uang pada dasarnya dirancang untuk mempertemukan kebutuhan dana
jangka pendek perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah. Dengan demikian, keberadaan
pasar uang memungkinkan terjadinya transaksi pinjam-meminjam.

E. Instrumen Pasar Uang

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya cukup
bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan
negara serta lembaga-lembaga pemerintah. Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia. Dahlan
Siamat (2001:208):

1)Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek kurang dari satu tahun.

2) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Surat berharga jangka pendek yang dapat diperjual-belikan secara diskonto dengan Bank Indonesia
atau lembaga diskonto yang telah ditunjuk oleh BI.

3) Sertifikat Deposito

Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu
jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang
bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito
berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka
waktu jatuh temponya melalui lembaga - lembaga keuangan lainnya.

4) Commerecial Paper

Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.

5) Call Money

Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu pendek.

6) Repurchase Agreement
Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli
kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah
ditetapkan lebih dahulu

7) Banker's Acceptence

Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir atau importir
untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.

A. Indikator Pasar Uang

Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati perkembangan
pasar uang. Indikator pasar uang meliputi:

1) Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp)

Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam
bentuk rupiah.

2) Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp)

Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk rupiah.

3) Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$)

Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam
bentuk US $.

4) Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$)

Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk US $.

5) JIBOR (Jakarta Interbank Offered)

Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar bank.

6) Suku bunga deposito Rupiah (%/Th)

Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya dalam bentuk Rupiah.

7) Suku bunga deposito US$ (%/Th)

Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya dalam bentuk US $.

8) Nilai Tukar Rupiah (Kurs)

Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata
uang lainnya

9) Suku bunga kredit

Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan lainnya kepada para kreditor

F. Kelebihan Dan Kelemahan Pasar Uang


1) Kelebihan

a. Sarana untuk mencari pinjaman dana jangka pendek bagi perusahaan yang mengalami
kesulitan likuiditas

b. Sarana untuk menempatkan kelebihan dana yang dimiliki oleh badan usaha

2) Kelemahan

a. Risiko pasar

Risiko ini terjadi karena turunnya harga suatu instrumen pasar uang dikarenakan tingkat suku bunga
naik sehingga investor mengalami kerugian.

b. Risiko gagal bayat

Risiko ini terjadi karena debitur tidak dapat memenuhi kewajiban bayar pada kreditor.

c. Risiko inflasi

Risiko ini terjadi karena naiknya harga barang atau jasa sehingga daya beli menurun atas pendapatan
yang diterima dari pinjaman yang diberikan.

d. Risiko nilai tukar

Risiko ini terjadi karena adanya perubahan tidak menguntungkan terhadap kurs mata uang asing.

2.PASAR VALUTA ASING

A. Pengertian Pasar Valuta Asing

Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa asing dikenal dengan
foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah
di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan
dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Sebagai contoh, suatu perusahaan multinasional AS yang
mendirikan pabrik di Inggris, pada akhir tahun buku selalu ingin mentransfer laba yang diperoleh dari
usahanya di Inggris (dalam bentuk Poundsterling) ke kantor pusatnya di AS (dalam bentuk USD)
maka untuk mengonversikan mata uang Poundsterling Inggris ke dalam US Dolar diperlukan adanya
pasar valas.

Pasar valuta asing (valas) merupakan suatu jenis perdagangan atau transakasi yang
memperdagangkan suatu mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang
melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Sependapat
dengan Madura yang mengungkapkan bahwa pasar valuta asing adalah pasar yang memfasilitasi
pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan
internasional. Atau jika diartikan secara sederhana, pasar valas adalah perdagangan mata uang
(valuta) suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Sedangkan tarif dari pertukaran mata uang
ini disebut juga dengan Foreign Exchange Rate, di Indonesia dikenal dengan Kurs Valas.

B. Mekanisme Kerja Pasar Valuta Asing


Kuncoro (1996:107) mengatakan seandainya ada mata uang tunggal internasional, barangkali pasar
valas tidak diperlukan. Kenyataan menunjukkan, dalam setiap transaksi internasional selalu
digunakan valas. Dengan kata lain ada kebutuhan untuk mengkonversi mata uang yang satu menjadi
mata uang lain. Inilah yang menimbulkan adanya permintaan akan transaksi valas.

Pasar valas dunia menawarkan mekanisme yang dapat menyelesaikan transaksi kompleks dan
beragam secara efisien. Perantara utama dalam pasar valas adalah bank-bank utama yang
beroperasi diseluruh dunia terutama yang berdagang valas. Bank-bank ini dihubungkan dengan
jaringan telekomunikasi yang sangat maju dan canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank
tersebut dengan klien utamanya dan bank-bank lain diseluruh dunia. Tidak seperti di bursa saham
yang memiliki lantai perdagangan (trading floor), pialang-pialang berbagai bank dalam pasar valas
tidak pernah bertemu dan berhadapan secara langsung. Hanya telepon, modem, mesin faks,
terminal computer, atau telex yang menghubungkan permintaan dan penawaran valas. Ada dua
tingkatan dalam pasar valas. Pertama, pasar konsumen/eceran (consumer/retail market), dimana
individu atau institusi membeli dan menjual valas kepada bank. Sebagai contoh, bila IBM bermaksud
merepatriasi keuntungan dari cabangnya di Jerman ke AS, maka IBM dapat mendatangi sebuah bank
di Frankfurt dengan tawaran menjual DM yang dimilikinya untuk ditukarkan US$. Kedua, apabila
bank tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank tadi akan mendatangi bank lain
untuk memperoleh Dolar sebagai ganti DM atau valas lain. Penjualan dan pembelian semacam ini
disebut pasar antar bank.

Dalam pasar valas, tidak ada keseragaman. Dengan adanya transaksi diluar bursa perdagangan (over
the counter) sebagai pasar tradisional dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar valuta
asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata uang yang berbeda diperdagangkan,
sehingga secara tidak langsung artinya bahwa “tidak ada kurs tunggal mata uang dollar melainkan
kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku pasar mana yang bertransaksi”.
Namun dalam praktiknya, perbedaan tersebut seringkali sangat tipis.

C. Fungsi Pasar Valuta Asing

Fungsi pasar valuta asning antara lain:

1. Transfer daya beli (transfer of purchasing power)

Sangat diperlukan terutama dalam perdagangan internasioanal dan transaksi modal yang biasanya
melibatkan pihak-pihak yang tinggal di negara yang memiliki mata uang yang berbeda.

2. Penyediaan kredit

Pengiriman barang antarnegara dalam perdagangan internasional membutuhkan waktu. Oleh


karena itu, harus ada suatu cara untuk membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman
barang termasuk setelah barang sampai ke tempat tujuan yang biasanya memerlukan beberapa
waktu untuk kemudian dijual kepada pembeli.

3. Mengurangi risiko valuta asing

Importir mengharapkan memperoleh keuntungan dalam usaha perdagangan. Dalam kondisi normal
dari kemungkinan risiko yang tidak diperkirakan misalnya terjadi perubahan kurs yang tiba-tiba
sehingga mempengaruhi besarnya keuntungan yang telah diperkirakan.
D. Tujuan Transaksi Valuta Asing

Ada beberapa tujuan dalam melakukan transaksi valas baik yang dilakukan oleh perusahaan/badan
maupun individu adalah sebagai berikut:

1) Komersial: ekspor-impor lalu lintas modal, lalu lintas jasa, dan lain-lain.

2) Funding: pinjaman valuta asing dan kebutuhan cash flow.

3) Hedging: untuk keperluan hedging atas risiko perubahan kurs valuta asing.

4) Investasi: commercial investment, property investment, dan portfolio investment.

5) Individu: turis dan kebutuhan individu lainnya.

6) Marketmaking: berupa perdagangan valuta asing yang dilakukan bank-bank dengan


menawarkan harga dua arah sebagai marketmaker.

7) Position taking: aktivitas ini lazim ditemui untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pada
aktivitas ini, pelaku pasar akan memposisikan dirinya sesuai dengan kecendrungan menguat atau
melemahnya mata uang.

E. Pelaku Pasar Valuta Asing

Pelaku ekonomi yang utama dalam pasar valas dapat digolongkan menjadi:

a. Perusahaan

Untuk meningkatkan daya saing dan menekan biaya produksi, perusahaan selalu melakukan
eksplorasi terhadap berbagai sumber-sumber daya yang baru dan yang lebih murah. Ada kegiatan
impor dan ekspor yang dilakukan perusahaan kadang memerlukan mata uang negara lain dengan
jumlah yang cukup besar.

b. Individu

Masyarakat atau perorangan melakukan transaksi valuta asing di sebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor yang pertama adalah kegiatan spekulasi, yaitu dengan memanfaatkan fluktuasi pergerakan
nilai valuta asing untuk memperoleh keuntungan. Faktor kedua adalah kebutuhan konsumsi pada
saat berada di luar negeri.

c. Bank Umum dan Perbankan

Bank umum melakukan transaksi jual beli valas untuk berbagai keperluan antara lain melayani
nasabah yang ingin menukarkan uangnya dalam bentuk mata uang lain. Perbankan adalah pelaku
pasar valas yang terbesar dan paling aktif. Perbankan beroperasi dalam pasar valas lewat para
pedagangnya.

d. Pialang Pasar Valas atau Broker

Mereka membantu untuk mencarikan pembeli ataupun penjual.

e. Pemerintah
Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan antara lain membayar hutang
luar negeri, menerima pendapatan dari luar negeri yang harus di tukarkan lagi kedalam mata uang
lokal.

f. Bank Sentral.

Biasanya bank sentral melakukan jual beli valuta asing dalam rangka menstabilkan nilai tukar mata
uang.

g. Spekulan dan Arbitraser

Arbitraser adalah orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran serta spekulan dan
arbitraser dalam pasar valas semata-mata didorong oleh motif mengejar keuntungan.

h. Institusi

Institusi yang dimaksud disini adalah institusi-institusi keuangan yang mempunyai investasi
internasional, meliputi dana pensiun, perusahaan asuransi, mutual fund, dan bank investasi.

F. Jenis-jenis Pasar Valuta Asing

1) Pasat SPOT (Pasar Tunai)

Dalam transaksi spot biasanya penyerahan valas ditetapkan dua hari kerja berikutnya. Misalkan
kontrak jual beli valas di tutup tanggal 10 maka penyerahannya dilakukan tanggal 12, namun apabila
tanggal 12 adalah hari minggu atau hari libur Negara asal (Home Countries), penyerahan dilakukan
pada hari berikutnya (Eligible Date) tanggal penyerahan ini disebut Value Date.

2) Pasar Forward

Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan valuta lain pada suatu waktu di masa depan
yang dikuotasikan oleh bank-bank. Kemudian yang dimaksud pasar forward adalah pasar yang
memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang. Waktu antara ditetapkannya kontrak dan
pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari dua minggu hingga satu tahun.

3) Pasar Currencies Future

Pasar currency futures merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency futures.
Suatu kontrak currency futures menetapkan suatu volume standar dari suatu valuta tertentu yang
akan ditukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date) tertentu di masa depan. Sebuah MNC
(multi national corporation) yang ingin meng-hedge hutangnya akan membeli kontrak currency
futures untuk mengunci harga suatu valuta di masa depan.

4) Pasar Currency Options

Pasar currency options merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency options.
Kontrak currency options dapat diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency call options
menyediakan hak untuk membeli suatu valuta tertentu dengan harga tertentu dalam suatu periode
waktu tertentu. Currency call options digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang harus
dibayarkan di masa depan. Currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing
dengan harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put options digunakan untuk
meng-hedge piutang-piutang valas yang akan diterima di masa depan.
5) Pasar Barter (SWAP)

Kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang secara tunai yang diikuti membeli dan
menjual kembali mata uang yang sama secara tunai dan tunggak secara stimultan dengan batas
waktu yang berbeda.

G. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Valuta Asing

1) Kelebihan Pasar Valuta Asing

a) Transaksi 24 jam

Tidak seperti transaksi di pasar modal, pasar valas berjalan 24 jam sehari selama 5 hari dalam
seminggu.

b) Likuiditas

Banyaknya broker/dealer dalam pasar valas menjadikan pasar valas menjadi sangat likuid sekaligus
bisa menjadikan harga menjadi lebih stabil. Dengan begitu,trader bisa membuka atau menutup
posisi pada fair market price.

c) Rendahnya biaya transaksi

Biaya transaksi di pasar valas secara online tidak ada, namun hanya dikenakan biaya yang jumlahnya
cukup beragam salah satu contohnya adalah biaya pada saat penarikan dana dari akun forex.

d) Keuntungan dari kenaikan dan penurunan harga

Para trader dapat menarik keuntungan dari kenaikan harga yaitu selisih antara harga beli (ask/offer)
dengan harga jual/harga penutupan (bid) pada pesanan beli (buying order). Sedangkan pada
pesanan jual (selling order), keuntungan didapat dari selisih antara harga jual (bid) dengan harga
beli/penutupan (ask/offer).

e) Marjin perdagangan

Perdagangan dengan marjin dapat membuat daya beli investor melebihi jumlah modal yang dimiliki.

f) Two way opportunities

Anda dapat menghasilkan keuntungan 2 arah, ketika market naik atau pun ketika market turun. Hal
ini tidak berlaku bagi investasi jenis lain (1 way opportunity), sebagai contoh: saham.

g) Fungsi laverage (fungsi pengali/daya ungkit)

Dengan modal relatif kecil anda dapat menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar. Contoh :
tanpa leverage anda hanya akan mendapatkan $0.01/point dengan modal $100. Tapi dengan
leverage 1:100 maka anda dapat menghasilkan $1/point dengan modal yang sama ($100).

2) Kelemahan Pasar Valuta Asing

a) Risiko kurs pertukaran (exchange rate risk)

Risiko ini timbul sebagai akibat dari naik-turunnya nilai tukar (kurs) valas.

b) Risiko negara asal


Risiko ini timbul dari akibat campur tangan pemerintah yang mata uangnya di perdagangkan di pasar
valas contohnya seperti intervensi bank sentral di negara tersebut dengan menaikkan tingkat suku
bunga, melepas obligasi pemerintah, pembelian valuta asing secara besar-besaran oleh pemerintah
dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai