JENIS-JENIS BANK
Mata kuliah
Manajemen Perbankan
Dosen pengampu
Ari Apriani, SE., MM
Tim Penyusun
Dedy Kurniawan 111211154
Feri Agus Riyadi 111211017
Fitria Sari 111211338
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Bank 1
B. Jenis Bank 1
1. Jenis Bank Menurut Kegiatan Usahanya 2
a. Bank Umum 3
b. Bank Perkreditan Rakyat 3
2. Jenis Bank Menurut Pendirian dan Kepemilikan 4
a. Bank Umum 5
b. Bank Perkreditan Rakyat 5
3. Jenis Bank Menurut Target Pasar 7
a. Retail Bank 8
b. Corporate Bank 9
c. Retail- Corporate Bank 10
4. Jenis Bank Menurut Kegiatan Operasionalnya 11
a. Bank Konvensional 12
b. Bank Syariah 13
A. Latar Belakang
Sebagai lembaga keuangan bank memiliki fungsi pokok berupa mengumpulkan dana
dari masyarakat dalam bentuk tabungan yang sementara menganggur dan kemudian
disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian pinjaman kepada pihak
lain, juga menjamin keamanan uang masyarakat yang disimpan tersebut dari risiko
hilang, kebakaran, dan lain- lain. Hal ini tentu akan mendatangkan laba kepada bank
tersebut melalui selisih bunga simpanan dan bunga pinjaman tersebut.
Bank memperoleh sebagian besar dananya berasal dari simpanan masyarakat
berupa giro, deposito, tabungan dan sebagainya yang mana dana yang telah dihimpun
tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat, terutama pada dunia usaha dalam
bentuk kredit. Dalam hal ini, bank memperoleh pendapatan atau penghasilan dari
perbedaan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu, yaitu antara tingkat bunga
yang dibebankan atas kredit yang diberikan bank kepada debitur dengan tingkat bunga
yang diberikan bank atas uang yang disimpan pada bank tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bank
Bank didefinisikan oleh undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan
atas UU nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai ‘badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
B. Jenis Bank
Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan
juga mencakup bentuk badan hukumnya, pendirian dan kepemilikannya, target pasarnya,
dan berdasarkan kegiatan operasionalnya.
a. Bank Umum
Bank umum didefinisikan oleh Undang- undang nomor 10 Tahun 1998
sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Kegiatan- kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum
secara lengkap adalah:
1) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran
2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
3) Melakukan penyertaan modal
4) Melakukan usaha perasuransian
5) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas.
a. Bank Umum
1) Pendirian
Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan
ijin Direksi Bank Indonesia oleh:
2) Persetujuan Prinsip
Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip diajukan sekurang-
kurangnya oleh seorang calon pemilik kepada Direksi Bank Indonesia sesuai
dengan format yang telah ditentukan, dan dilampiri dengan:
3) Izin Usaha
Permohonan untuk mendapatkan izin usaha diajukan oleh direksi bank
kepada Direksi Bank Indonesia sesuai dengan format yang telah ditentukan dan
dilampiri dengan:
a) Akta pendirian badan hukum, termasuk anggaran dasar yang telah
disahkan oleh instansi berwenang
b) Data kepemilikan berupa:
Daftar pemegang saham berikut rincian besarnya masing- masing
kepemilikan saham bagi bank yang berbentuk badan hukum
Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah
Daftar anggota berikut rincian jumlah simpanan pokok dan simpanan
wajib, serta daftar hibah bagi bank yang berbentuk badan hukum
Koperasi
c) Daftar susunan dewan komisaris dan direksi
d) Susunan organisasi serta system dan prosedur kerja, termasuk susunan
personalia
e) Bukti pelunasan modal disetor minimum, dalam bentuk fotokopi bilyet
deposito pada Bank Indonesia dan atas nama “Direksi bank Indonesia
qq.salah seorang calon pemilik utnuk pendirian bank bersangkutan”,
dengan mencantumkan keterangan bahwa pencairannya hanya dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Bank
Indonesia.
f) Bukti kesiapan operasional antara lain berupa:
Daftar aktifa tetap dan investaris
Bukti kepemilikan, penguasaan atau perjanjian sewa- menyewa
gedung kantor
Foto gedung kantor dan tata letak ruangan
Contoh formulir/warkat yang akan digunakan untuk operasional bank
NPWP dan tanda daftar perusahaan
g) Surat pernyataan dari pemegang saham bagi bank yang berbentuk badan
hukum Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah atau dari anggota bagi
bank yang berbentuk badan hokum koperasi, bahwa pelunasan modal
disetor tersebut:
Tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk
apa pun dari bank dan pihak lain di Indonesia
Tidak berasal dari dan utnuk tujuan pencucian uang
h) Surat pernyataan tidak merangkap jabatan melebihi ketentuan bagi
anggota dewan komisaris
i) Surat pernyataan tidak merangkap jabatan bagi anggota direksi
j) Surat pernyataan dari anggota dewan komisaris bahwa yang
bersangkutan tidak mempunyai hubungan keluarga sesuai ketentuan
k) Surat pernyataan dari anggota direksi bahwa yang bersangkutan tidak
mempunyai hubungan keluarga sesuai ketentuan.
l) Surat pernyataan dari anggota direksi bahwa yang bersangkutan baik
secara sendiri- sendiri maupun bersama- sama tidak memiliki saham
melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain
4) Kepemilikan
Kepemilikan bank oleh badan hukun Indonesia setinggi-tingginya sebesar
modal sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan. Modal sendiri bersih
merupakan:
a) Penjumlahan dari modal disetor, cadangan dan laba, dikurangi
penyertaan dan kerugian, bagi badan hukum Perseroan
Terbatas/Perusahaan Daerah
b) Penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, modal
penyertaan, dana cadangan, dan sisa hasil usaha, dikurangi penyertaan
dan kerugian, bagi badan hukum koperasi sumber dana yang digunakan
dalam rangka kepemilikan bank dilarang:
a) berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apa pun
dari bank dan pihak lain di Indonesia
b) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang yang dapat menjadi pemilik
bank adalah pihak- pihak yang:
a) tidak termasuk dalam daftar orang tercela dalam bidang perbankan sesuai
dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
b) menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas
yang baik
Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik
pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing.
a. Pelayanan, jasa- jasa, dan iklan yang diberikan oleh bank lebih sesuai dengan
karakteristik nasabah.
b. Proporsi kredit bermasalah lebih sedikit.
c. Manajemen dan karyawan lebih terbiasa dan berpengalaman berinteraksi dengan
nasabahnya.
Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga.
d. Retail Bang
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-
nasabah retail. Pengertian retail di sini adalah nasabah- nasabah individual,
perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Meskipun dari pengertian kata
‘kecil’ atau ‘retail’(retail) adalah relative, namun biasanya apabila ditinjau dari jasa
kredit yang diberikan, nasabah debitor yang dilayani adalah yang memerlukan
fasilitas kredit tidak lebih besar dari Rp 20 miliar. Angka tersebut bukan merupakan
angka yang standar atau baku, tapi setidaknya dapat memberikan gambaran
tentang kelompok nasabah yang dilayani oleh bank jenis ini.
e. Corporate Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-
nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala besar ini biasanya
berbentuk suatu korporasi, maka bank kelompok ini disebut corporate bank.
Meskipun namanya adalah bank korporat tidak berarti seluruh nasabahnya
berbentuk suatu perusahaan. Pelayanan dan transaksi yang diberikan kepada suatu
perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa pelayanan yang harus
diberikan juga kepada karyawan, direksi, dan komisaris dari perusahaan tersebut
secara individual. Pelayanan yang diberikan secara perorangan di sini diarahkan
untuk menjalin kerjasama yang lebih baik dengan nasabah- nasabah korporasi.
a. Bank Konvensional
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum”
seperti adat, kebiasaan, kelaziman.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam
operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada
terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan
dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-
produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito,
simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan
kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka
pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang,
Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft,
wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah
berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan
obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan
bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder,
penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR
b. Bank Syariah
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa
pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam
operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan
transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada
prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar
mungkin.Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan
persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan
mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling
meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank
dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka
waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima
penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah.
A. Simpulan
Setelah penyusun menyusun makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya mengenai
bahasan “Jenis Bank”, dapat penyusun simpulkan bahwa:
Bank didefinisikan oleh undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan
atas UU nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai ‘badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.’
Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan
juga mencakup bantuk badan hukumnya, pendirian dan kepemilikannya, dan target
pasarnya. Setelah undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 tersebut berlaku, jenis bank yang
diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umun dan Bank Perkreditan
Rakyat(BPR).
Dalam jenis bank menurut bentuk badan usaha, setiap pihak yang melakukan
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu
memperoleh usaha sebagai bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari pimpinan Bank
Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur
dalam undang- undang tersendiri
Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu retail bank, corporate bank, dan retail- corporate bank.
DAFTAR PUSTAKA
Sigit Triandaru, Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta:
Salemba Empat.
http://mynet-singojuruh.blogspot.co.id/2013/12/contoh-makalah-bank-perkreditan-rakyat.html
http://www.ssbelajar.net/2013/04/pengertian-dan-jenis-jenis-bank.html
https://danzoo46.wordpress.com/jenis-jenis-bank-di-indonesia/
http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=22079
http://pumkienz.multiply.com/reviews/item/2