Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

JENIS-JENIS BANK

Mata kuliah
Manajemen Perbankan

Dosen pengampu
Ari Apriani, SE., MM

Tim Penyusun
Dedy Kurniawan 111211154
Feri Agus Riyadi 111211017
Fitria Sari 111211338

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Bank 1
B. Jenis Bank 1
1. Jenis Bank Menurut Kegiatan Usahanya 2
a. Bank Umum 3
b. Bank Perkreditan Rakyat 3
2. Jenis Bank Menurut Pendirian dan Kepemilikan 4
a. Bank Umum 5
b. Bank Perkreditan Rakyat 5
3. Jenis Bank Menurut Target Pasar 7
a. Retail Bank 8
b. Corporate Bank 9
c. Retail- Corporate Bank 10
4. Jenis Bank Menurut Kegiatan Operasionalnya 11
a. Bank Konvensional 12
b. Bank Syariah 13

BAB III PENUTUP


A. Simpulan 14
Daftra Pustaka 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai lembaga keuangan bank memiliki fungsi pokok berupa mengumpulkan dana
dari masyarakat dalam bentuk tabungan yang sementara menganggur dan kemudian
disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian pinjaman kepada pihak
lain, juga menjamin keamanan uang masyarakat yang disimpan tersebut dari risiko
hilang, kebakaran, dan lain- lain. Hal ini tentu akan mendatangkan laba kepada bank
tersebut melalui selisih bunga simpanan dan bunga pinjaman tersebut.
Bank memperoleh sebagian besar dananya berasal dari simpanan masyarakat
berupa giro, deposito, tabungan dan sebagainya yang mana dana yang telah dihimpun
tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat, terutama pada dunia usaha dalam
bentuk kredit. Dalam hal ini, bank memperoleh pendapatan atau penghasilan dari
perbedaan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu, yaitu antara tingkat bunga
yang dibebankan atas kredit yang diberikan bank kepada debitur dengan tingkat bunga
yang diberikan bank atas uang yang disimpan pada bank tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bank
Bank didefinisikan oleh undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan
atas UU nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai ‘badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.

B. Jenis Bank
Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan
juga mencakup bentuk badan hukumnya, pendirian dan kepemilikannya, target pasarnya,
dan berdasarkan kegiatan operasionalnya.

1. Jenis Bank Menurut Kegiatan Usahanya


Sebelum diberlakukannya undang- undang Nomor 7 Tahun 1992, bank dapat
digolongkan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, seperti bank tabungan, bank
pembangunan, dan bank ekspor impor. Setelah undang- undang tersebut berlaku, jenis
bank yang diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umun dan Bank
Perkreditan Rakyat(BPR). Apabila hingga sampai saat ini masih terdapat bank dengan
nama depan Bank Pembangunan atau bank tabungan dan lain- lain, maka istilah tersebut
hanyalah sekedar nama dan bukan menunjukkan kelompok bank tertentu. Dijelaskan
lebih lanjut dalam undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 ayat 2 pasal 5 bahwa ‘bank
umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau
memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu’sehingga meskipun
jenisnya dibatasi hanya bank umum dan BPR, bank umum bisa saja berspesialisasi pada
bidang ataupun jenis kegiatan tertentu tanpa harus menjadi suatu kelompok tertentu.
Penyederhanaan jenis bank ini diharapkan dapat memudahkan bank dalam memilih
kegiatan- kegiatan perbankan yang paling sesuai dengan karakter masing- masing tanpa
harus direpotkan dengan perizinan tambahan.

a. Bank Umum
Bank umum didefinisikan oleh Undang- undang nomor 10 Tahun 1998
sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Kegiatan- kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum
secara lengkap adalah:

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,


deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Menerbitkan surat pengakuan utang.
4) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
a) Surat- surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan
surat- surat dimaksud.
b) Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat- surat
dimaksud.
c) Kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah
d) Sertifikat Bank Indonesia.
e) Obligasi
f) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
g) Instrument surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu
tahun.
5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah(transfer).
6) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjam dana kepada
pihak lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun
dengan wesel tunjuk, cek, atau sarana lainnya.
7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe
deposit box).
9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak.
10) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
11) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali
amanat.
12) Menyediakan pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip
syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
13) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
14) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek,
asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
15) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
16) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai
ketentuan dalam peraturan perundang- undangan dana pension yang berlaku.
17) Membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan mau;pun di
luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara suka rela oleh pemilik agunan
dalam hal nasabah debitor tidak memenuhi kewajibannya pada bank, dengan
ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
18) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang- undang dan peraturan perundangan lain yang
berlaku.

Disamping kegiatan- kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh bank umum di


atas, terdapat juga kegiatan yang merupakan larangan bagi bank umum sebagai
berikut:

1) Melakukan penyertaan modal kecuali pada bank atau perusahaan lain di


bidang keuangan serta kecuali penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan kredit atau kegagalan penbiayaan berdasarkan prinsip
syariah.
2) Melakukan usaha peransuransian.
3) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana diuraikan di atas.

b. Bank Perkreditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat didefinisikan oleh Undang- undang nomor 10 Tahun
1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan- kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh
Bank Perkreditan Rakyat secara lengkap adalah:

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito


berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
2) Memberikan kredit
3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia(SBI), deposito
berjangka, dan tabungan pada bank lain.

Disamping kegiatan- kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh BPR di atas,


terdapat juga kegiatan yang merupakan larangan bagi BPR sebagai berikut:

1) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran
2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
3) Melakukan penyertaan modal
4) Melakukan usaha perasuransian
5) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas.

Berdasarkan kegiatan usaha dan larangan- larangan di atas, maka secara


umum BPR mempunyai kegiatan usaha yang lebih terbatas dibandingkan Bank
Umum. Bank umum dapat menghimpun dana dalam bentuk simpanan dari
masyarakat berupa giro, tabungan, dan deposito, sedangkan BPR tidak boleh
menghimpun dana dalam bentuk giro dan juga tidak boleh ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran. Bank umum dapat melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing,
sedangkan BPR tidak dibolehkan. Bank Umum dapat melakukan penyertaan modal
pada lembaga keuangan dan untuk mengatasi kredit macet, sedangkan BPR sama
sekali tidak boleh melakukan penyertaan modal. Dalam hal melakukan usaha
perasuransian. BPR dan Bank Umum sama- sama tidak boleh diperbolehkan.

2. Jenis Bank Menurut Pendirian dan Kepemilikan


Undang- undang No10 Tahun 1998 dan Surat Keputusan Direktur BI No
32/33/KEP/DIR Tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank umum menetapkan ketentuan-
ketentuan tentang pendirian dan kepemilikan Bank seperti di uraikan di bawah ini:

a. Bank Umum
1) Pendirian
Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan
ijin Direksi Bank Indonesia oleh:

a) Warga Negara Indonesia atau Badan hukum Indonesia.


b) Warga Negara Indonesia atau Badan hukum Indonesia dengan warga
Negara asing dan Badan Hukum asing secara kemitraan.

Modal disetor untuk mendirikan bank ditetapkan sekurang- kurangnya


sebesar Rp 3.000.000.000.000,00(tiga triliun rupiah). Modal disetor bagi bank
yang berbadan hukum koperasi adalah simpanan pokok, simpanan wajib, dan
hibah sebagaimana diatur dalam UU tentang perkoperasian. Sedangkan modal
disetor yang berasal dari warga Negara asing atau badan hukum asing
sebagaimana dimaksud di atas setinggi- tingginya sebesar 99% dari modal disetor
bank. Pemberian izin kepada bank umum dilakukan dalam dua tahap.
Pertsetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian
bank, dan kemudian izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan
kegiatan usaha setelah persiapan selesai dilakukan.

2) Persetujuan Prinsip
Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip diajukan sekurang-
kurangnya oleh seorang calon pemilik kepada Direksi Bank Indonesia sesuai
dengan format yang telah ditentukan, dan dilampiri dengan:

a) Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk rancangan anggaran


dasar yang sekurang- kurangnya memuat:
 Nama dan tempat kedudukan
 Kegiatan usaha sebagai bank
 Permodalan
 Kepemilikan
 Wewenang, tanggung jawab, dan masa jabatan dewan komisaris serta
direksi
b) Data kepemilikan berupa:
 Daftar calon pemegang saham berikut rincian besarnya masing-
masing kepemilikan saham bagi bank yang berbentuk badan hukum
Perseroan Terbatas/Perusahaan daerah
 Daftar calon anggota berikut rincian jumlah simpanan pokok dan
simpanan wajib serta daftar hibah bagi bank yang berbentuk badan
hukum koperasi
c) Rencana susunan organisasi
d) Rencana kerja untuk tahun pertama yang sekurang- kurangnya memuat:
 Hasil penelaahan mengenai peluang pasar dan potensi ekonomi
 Rencana kegiatan usaha yang mencakup penghimpunan dan
penyaluran dana serta langkah- langkah kegiatan yang akan dilakukan
dalam mewujudkan rencana dimaksud
 Rencana kebutuhan pegawai
 Proyeksi arus kas bulanan selama 12 bulan yang dimulai sejak bank
melakukan kegiatan operasional serta proyeksi neraca dalam
perhitungan laba rugi.
e) Bukti setoran modal sekurang- kurangnya 30% dari modal disetor
minimum, dalam bentuk fotocopi bilyet deposito pada Bank Indonesia
dan atas nama “Direksi bank Indonesia qq.salah seorang calon pemilik
utnuk pendirian bank bersangkutan”, dengan mencantumkan keterangan
bahwa pencairannya hanya dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Bank Indonesia.
f) Surat pernyataan dari calon pemegang saham bagi bank yang berbentuk
badan hukum Perseroan Terbatas/ Perusahaan Daerah atau dari calon
anggota bagi bank yang berbentuk badan hokum Koperasi,bahwa setoran
modal tersebut”
 Tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk
apapun dari bank dan pihak lain di Indonesia.
 Tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang(money
loundering)

Persetujuan atau penolakan atas permohonan persetujuan prinsip


diberikan selambat- lambatnya 60 hari setelah dokumen permohonan diterima
secara lengkap. Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolokan, Bank
Indonesia wajib melakukan:
a) Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen
b) Analisis yang mencakup antara lain tingkat persaingan yang sehat antar
bank, tingkat kejenuhan jumlah bank, dan pemerataan pembangunan
ekonomi nasional
c) Wawancara terhadap calon pemilik, dewan komisaris, dan direksi

Persetujuan prinsip tersebut berlaku untuk jangka waktu 360 hari


terhitung sejak tanggal persetujuan prinsip dikeluarkan. Pihak yang mendapat
persetujuan prinsip dilarang melakukan kegiatan usaha, sebelum mendapat izin
usaha.

3) Izin Usaha
Permohonan untuk mendapatkan izin usaha diajukan oleh direksi bank
kepada Direksi Bank Indonesia sesuai dengan format yang telah ditentukan dan
dilampiri dengan:
a) Akta pendirian badan hukum, termasuk anggaran dasar yang telah
disahkan oleh instansi berwenang
b) Data kepemilikan berupa:
 Daftar pemegang saham berikut rincian besarnya masing- masing
kepemilikan saham bagi bank yang berbentuk badan hukum
Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah
 Daftar anggota berikut rincian jumlah simpanan pokok dan simpanan
wajib, serta daftar hibah bagi bank yang berbentuk badan hukum
Koperasi
c) Daftar susunan dewan komisaris dan direksi
d) Susunan organisasi serta system dan prosedur kerja, termasuk susunan
personalia
e) Bukti pelunasan modal disetor minimum, dalam bentuk fotokopi bilyet
deposito pada Bank Indonesia dan atas nama “Direksi bank Indonesia
qq.salah seorang calon pemilik utnuk pendirian bank bersangkutan”,
dengan mencantumkan keterangan bahwa pencairannya hanya dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Bank
Indonesia.
f) Bukti kesiapan operasional antara lain berupa:
 Daftar aktifa tetap dan investaris
 Bukti kepemilikan, penguasaan atau perjanjian sewa- menyewa
gedung kantor
 Foto gedung kantor dan tata letak ruangan
 Contoh formulir/warkat yang akan digunakan untuk operasional bank
 NPWP dan tanda daftar perusahaan
g) Surat pernyataan dari pemegang saham bagi bank yang berbentuk badan
hukum Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah atau dari anggota bagi
bank yang berbentuk badan hokum koperasi, bahwa pelunasan modal
disetor tersebut:
 Tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk
apa pun dari bank dan pihak lain di Indonesia
 Tidak berasal dari dan utnuk tujuan pencucian uang
h) Surat pernyataan tidak merangkap jabatan melebihi ketentuan bagi
anggota dewan komisaris
i) Surat pernyataan tidak merangkap jabatan bagi anggota direksi
j) Surat pernyataan dari anggota dewan komisaris bahwa yang
bersangkutan tidak mempunyai hubungan keluarga sesuai ketentuan
k) Surat pernyataan dari anggota direksi bahwa yang bersangkutan tidak
mempunyai hubungan keluarga sesuai ketentuan.
l) Surat pernyataan dari anggota direksi bahwa yang bersangkutan baik
secara sendiri- sendiri maupun bersama- sama tidak memiliki saham
melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain

Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin usaha diberikan


selambat- lambatnya 60 hari setelah dokumen permohonan diterima secara
lengkap. Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan tersebut, Bank
Indonesia wajib melakukan:

a) Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen


b) Wawancara terhadap calon pemilik, dewan komisaris, dan direksi, dlam
hal terdapat penggantian atas calon yang diajukan sebelumnya.
Bank yang telah mendapat izin usaha dari Direksi Bank Indonesia wajib
melakukan kegiatan usaha selambat- lambatnya60hari terhitung sejak tanggal
izin usaha dikeluarkan. Laporan pelaksanaan kegiatan usaha wajib disampaikan
oleg direksi bank kepada Bank Indonesia selambat- lambatnya 10 hari setelah
tanggal dimulainya kegiatan operasional. Apabila setelah jangka waktu tersebut
bank belum melakukan kegiatan usaha, Direksi Bank Indonesia membatalkan izin
usaha yang telah dikeluarkan.

4) Kepemilikan
Kepemilikan bank oleh badan hukun Indonesia setinggi-tingginya sebesar
modal sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan. Modal sendiri bersih
merupakan:
a) Penjumlahan dari modal disetor, cadangan dan laba, dikurangi
penyertaan dan kerugian, bagi badan hukum Perseroan
Terbatas/Perusahaan Daerah
b) Penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, modal
penyertaan, dana cadangan, dan sisa hasil usaha, dikurangi penyertaan
dan kerugian, bagi badan hukum koperasi sumber dana yang digunakan
dalam rangka kepemilikan bank dilarang:
a) berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apa pun
dari bank dan pihak lain di Indonesia
b) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang yang dapat menjadi pemilik
bank adalah pihak- pihak yang:
a) tidak termasuk dalam daftar orang tercela dalam bidang perbankan sesuai
dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
b) menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas
yang baik

Perubahan komposisi kepemilikan yang tidak mengakibatkan penggantian


dan penambahan pemilik bank, wajib dilaporkan oleh direksi bank kepada Bank
Indonesia selambat- lambatnya 10 hari setelah perubahan dilakukan.

5) Dewan komisaris dan direksi


Anggota dewan komisaris dan direksi wajib memenuhi ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
a) Persyaratan umum anggota dewan komisaris dan direksi:
 tidak termasuk dalam daftar orang tercela dalam bidang perbankan
sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
 memiliki kemampuan dalam menjalankan tugasnya
 menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki
integritas yang baik
b) bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dapat
menempatkan warga Negara asing sebagai anggota dewan komisaris dan
direksi
c) jumlah anggota dewan komisaris sekurang- kurangnya dua orang dan
wajib memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perbankan.
d) Anggota dewan komisaris hanya dapat merangkap jabatan:
 Sebagai anggota dewan komisaris sebanyak- banyaknya pada satu
bank lain atau Bank Perkreditan Rakyat.
 Sebagai anggota dewan komisaris, direksi, atau pejabat eksekutif yang
memerlukan tanggung jawab penuh sebanyak- banyaknya pada 2
perusahaan lain bukan bank atau bukan Bank Perkreditan Rakyat
e) Mayoritas anggota dewan komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua termasuk suami/ istri, menantu, dan ipar
dengan anggota dewan komisaris lain
f) Direksi bank sekurang- kurangnya berjumlah 3 orang dan mayoritas dari
anggota direksi wajib berpengalaman dalam operasional bank sekurang-
kurangnya 5 tahun sebagai pejabat eksekutif pada bank

Laporan pengangkatan anggota dewan komisaris atau direksi wajib


disampaikan oleh direksi bank kepada bank Indonesia selambat- lambatnya 10
hari setelah pengangkatan dimaksud disahkan oleh rapat umum pemegang
saham atau rapat anggota, disertai dengan notulen rapat umum pemegang
saham atau notulen rapat anggota.

b. Bank Perkreditan Rakyat


BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga Negara Indonesia, Badan
Hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga Negara Indonesia, Pemerintah
Daerah, atau dapat di miliki bersama di antar ketiganya.Bank umum dan BPR yang
bentuk badan hukumnya perseroan terbatas sangat di mungkinkan mengalami
perubahan kepemilikan. Perubahan kepemilikan ini terutama karena Bank Umum
dan BPR yang bentuk hukumnya Perseroan Terbatas dapat menerbitkan saham,
meskipun hanya saham atas nama. Khusus untuk Bank Umum dapat menjual
sahamnya melalui emisi saham di Bursa Efek. Saham yang harus diterbitkan berupa
saham atas nama agar Bank Indonesia dapat memonitor perubahan kepemilikan
bank. Meskipun kepemilikan sangat mungkin terjadi dengan cara jual beli saham di
bursa efek, tetapi mengingat sahamnya atas nama maka perubahan tersebut dapat
terus dipantau oleh Bank Indonesia untuk tujuan pengawasan dan pembinaan.

Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik
pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing.

1 ) Bank Milik Pemerintah


Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah
pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank
milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing
provinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya.

2 ) Bank Milik Swasta Nasional


Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu
pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank
Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain.

3 ) Bank Milik Asing


Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.
Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.

4) Bank Milik Koperasi


Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi.

5) Bank Milik Campuran


Merupakan bank yang kepemilikannya sahamnya campuran antara pihak asing
dan pihak swasta nasional.

3. Jenis Bank Menurut Target Pasar


Sebagian Bank memfokuskan pelayanan dan transaksinya pada jenis- jenis
nasabah tertentu. Dengan pemfokusan ini diharapkan bank- bank tersebut dapat lebih
menguasai karakteristik nasabahnya sehingga kegiatan usahanya dapat dilaksanakan
dengan lebih efisien dan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Kegiatannya dapat lebih efisien antara lain karena:

a. Pelayanan, jasa- jasa, dan iklan yang diberikan oleh bank lebih sesuai dengan
karakteristik nasabah.
b. Proporsi kredit bermasalah lebih sedikit.
c. Manajemen dan karyawan lebih terbiasa dan berpengalaman berinteraksi dengan
nasabahnya.

Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga.

d. Retail Bang
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-
nasabah retail. Pengertian retail di sini adalah nasabah- nasabah individual,
perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Meskipun dari pengertian kata
‘kecil’ atau ‘retail’(retail) adalah relative, namun biasanya apabila ditinjau dari jasa
kredit yang diberikan, nasabah debitor yang dilayani adalah yang memerlukan
fasilitas kredit tidak lebih besar dari Rp 20 miliar. Angka tersebut bukan merupakan
angka yang standar atau baku, tapi setidaknya dapat memberikan gambaran
tentang kelompok nasabah yang dilayani oleh bank jenis ini.

e. Corporate Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-
nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala besar ini biasanya
berbentuk suatu korporasi, maka bank kelompok ini disebut corporate bank.
Meskipun namanya adalah bank korporat tidak berarti seluruh nasabahnya
berbentuk suatu perusahaan. Pelayanan dan transaksi yang diberikan kepada suatu
perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa pelayanan yang harus
diberikan juga kepada karyawan, direksi, dan komisaris dari perusahaan tersebut
secara individual. Pelayanan yang diberikan secara perorangan di sini diarahkan
untuk menjalin kerjasama yang lebih baik dengan nasabah- nasabah korporasi.

f. Retail- Corporate Bank


Disamping kedua jenis bank di atas, terdapat juga bank yang tidak
memfokuskan pada kedua pilihan jenis nasabah di atas. Benk jenis ini memberikan
pelayanan tidak hanya kepada nasabah retail tetapi juga kepada nasabah korporasi.
Penyebab munculnya bank jenis ini tidaklah seragam. Ada bank yang sejak awal
sudah menentukan untuk menjadi bank yang melayani baik nasabah retail maupun
korporasi. Bank jenis ini memandang bahwa potensi baik pasar ritel dan korporasi
harus dimanfaatkan untuk mengoptimalkan keuntungan maksimal, meskipun
terdapat kemungkinan penurunan efisiensi. Ada juga bank yang semula
memfokuskan pada nasabah korporasi, tapi kemudian juga memberikan pelayanan
kepada nasabah ritel atau sebaliknya karena berbagai alasan. Hal tersebut bisa
terjadi karena manajemen memandang telah terjadi perubahan kondisi pasar atau
karena terjadi penggantian manajemen sehingga terjadi perubahan strategi
pemasaran. Hal tersebut bisa juga terjadi karena adanya progam pemerintah yang
menghendaki agar bank- bank tertentu melaksanakan program pemerintah
tertentu.

4. Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya

a. Bank Konvensional
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum”
seperti adat, kebiasaan, kelaziman.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam
operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada
terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan
dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-
produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito,
simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan
kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka
pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang,
Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft,
wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah
berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan
obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan
bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder,
penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR

b. Bank Syariah
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa
pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam
operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan
transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada
prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar
mungkin.Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan
persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan
mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling
meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank
dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka
waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima
penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah.

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).


2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
5) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina).

Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada


Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya
dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. Dalam
perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh
masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah
sudah tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik di Benua
Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah
membuka cabang berdasarkan prinsip syariah. Contoh Bank Syariah di Indonesia
yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Setelah penyusun menyusun makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya mengenai
bahasan “Jenis Bank”, dapat penyusun simpulkan bahwa:
Bank didefinisikan oleh undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan
atas UU nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai ‘badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.’
Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan
juga mencakup bantuk badan hukumnya, pendirian dan kepemilikannya, dan target
pasarnya. Setelah undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 tersebut berlaku, jenis bank yang
diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umun dan Bank Perkreditan
Rakyat(BPR).
Dalam jenis bank menurut bentuk badan usaha, setiap pihak yang melakukan
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu
memperoleh usaha sebagai bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari pimpinan Bank
Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur
dalam undang- undang tersendiri
Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu retail bank, corporate bank, dan retail- corporate bank.
DAFTAR PUSTAKA

Sigit Triandaru, Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta:
Salemba Empat.
http://mynet-singojuruh.blogspot.co.id/2013/12/contoh-makalah-bank-perkreditan-rakyat.html
http://www.ssbelajar.net/2013/04/pengertian-dan-jenis-jenis-bank.html
https://danzoo46.wordpress.com/jenis-jenis-bank-di-indonesia/
http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=22079
http://pumkienz.multiply.com/reviews/item/2

Anda mungkin juga menyukai