TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank
1. Pengertian Umum tentang Perbankan
Bank sebagai lembaga keuangan yangberfungsi sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan
dalam bentuk kredit.
Menurut UU RI No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang
dimaksud dengan bank adalah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat.
Menurut Kasmir (2010:11), mengatakan pengertian bank adalah :
Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa Bank lainnya.
menjalankan
fungsinya
yang
terkait
dengan
pengumpulan
dana,
15
16
2. Jenis-Jenis Bank
Kegiatan utama bank bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun
dana dan menyalurkan dana dari masyarakat tidak terlalu beda satu sama lain.
Menurut Kasmir (2010:20), jenis-jenis bank dapat dibagi menjadi :
1.
2.
3.
4.
17
dan dari segi menentukan harga. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak
pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun
jangkaun wilayah operasinya. Kemudian kepemilikan perusahaan dilihat dari segi
kepemilikan saham yang ada serta akta pendiriannya. Sedangkan dari menentukan
harga yaitu antara bank konvensional berdasarkan bunga dan bank syariah
berdasarkan bagi hasil.
3. Usaha-Usaha Bank
Menurut Syamsu Iskandar (2008:29), usaha-usaha bank umum meliputi :
1.
18
masyarakat terhadap berbagai jenis jasa bank dapat dipenuhi oleh dunia
perbankan tanpa mengabaikan prinsip kesehatan dan efisiensi.
4. Sumber Dana Bank
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana
untuk membiayai operasinya. Menurut Ismail (2010:40), dana bank yang
digunakan sebagai alat untuk melakukan aktivitas usaha dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu :
1.
2.
3.
Dana Sendiri
a. Modal Disetor
Modal disetor merupakan dana awal yang disetorkan oleh pemilik
pada saat awal bank didirikan.
b. Cadangan
Yaitu sebagian dari laba yang disisihkan dalam bentuk cadangan
modal dan lainnya yang akan digunakan untuk menutup timbulnya
risiko di kemudian hari.
c. Sisa Laba
Merupakan akumulasi dari keuntungan yang diperoleh oleh bank
setiap tahun.
Dana Pinjaman
a. Pinjaman dari Bank Lain di Dalam Negeri
b. Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan di Luar Negeri
c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank
Dana Pihak Ketiga
a. Simpanan Giro
Simpanan giro merupakan simpanan yang diperoleh dari
masyarakat atau pihak ketiga yang sifat penarikannya adalah dapat
ditarik setiap saat dengan menggunakan cek dan bilyet giro atau
sarana perintah bayar lainnya atau pemindahbukuan.
b. Tabungan
Tabungan merupakan jenis simpanan yang dilakukan oleh pihak
ketiga yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
sesuai perjanjian antara bank dan pihak nasabah.
c. Deposito
Deposito merupakan jenis simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan
antara bank dengan nasabah.
19
dana dapat diperoleh dengan modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau
menjual saham.
5. Pengalokasian Dana Bank
Menurut Syamsu Iskandar (2008:89), penggunaan dana bank, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Aktiva Produktif
2.
20
21
2.
Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang
diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima
kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh
bank karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan
penyelidikan
dilakukan
untuk
mengetahui
kemauan
dan
kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.
Kesepakatan
Kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit
dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
22
3.
4.
5.
Berdasarkan
unsur-unsur
kredit
tersebut
dapat
dijelaskan
bahwa
keprcayaan, kesepakatan, jangka waktu, risiko, dan balas jasa merupakan hal
pokok yang harus ada dalam perjanjian kredit yang telah disepakati kedua belah
pihak, baik debitur maupun kreditur (bank). Hal tersebut dilakukan agar pihak
bank benar-benar yakin bahwa kredit yang diberikan akan dikembalikan secara
tepat waktu oleh debitur.
3. Tujuan Kredit
Yang dimaksudkan dengan tujuan kredit adalah tujuan ditinjau dari
berbagai pihak. Bank sebagai kreditur dan nasabah sebagai debitur serta oleh
pemerintah atau masyarakat umum. Menurut Syamsu Iskandar (2008:94), tujuan
kredit adalah sebagai berikut :
1.
Bagi Bank
a. Asset bank yang dominan dan sumber utama pendapatan bank yang
menjamin kelangsungan hidup bank.
b. Sebagai instrumen bank dalam persaingan dan pemasaran produkproduk perbankan lainnya.
23
c.
2.
3.
24
5. Jenis-Jenis Kredit
Pada prinsipnya kredit itu hanya satu macam saja, yaitu uang bank yang
dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu
dimasa yang akan dating, disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga.
Berdasarkan keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi
bidang usaha para nasabah, maka jenis kredit menjadi beragam.
Kredit yang diberikan bank umum mengenai jenis-jenis kredit menurut
Kasmir (2010:76) dapat dilihat dari berbagai segi, anatara lain :
1.
2.
3.
25
c.
4.
5.
26
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,
emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu
masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5C
Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta
karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif,
produktif, atau perdagangan.
Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang
dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi
juga nasabah.
Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur,
akan semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat
ditutupi oleh sector lainnya.
Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperolehnya dari bank.
Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank,
tetapi melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan
barang atau orang atau jaminan asuransi.
27
Aspek Hukum
Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumendokumen atau surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akta
notaries, izin usaha atau sertifikat tanah, dan dokumen atau surat
lainnya.
b. Aspek Pasar dan Pemasaran
Yaitu aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan di masa
yang akan datang.
c. Aspek Keuangan
Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam
membiayai dan mengelola usahanya. Dari aspek ini akan tergambar
berapa besar biaya dan pendapatan yang akan dikeluarkan dan
diperolehnya. Penilaian aspek ini dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan.
d. Aspek Operasi/Teknis
Merupakan aspek untuk menilai tata ruangan, lokasi usaha, dan
kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan
prasarana yang dimilikinya.
e. Aspek Manajemen
Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki
oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas.
f. Aspek Ekonomi/Sosial
Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan social yang
ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat,
apakah lebih banyak benefit atau cost atau sebaliknya.
g. Aspek AMDAL
Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul
dengan adanya suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap
dampak tersebut.
28
dengan model ini biasanya digunakan untuk kredit dalam jumlah yang relatif
besar dan jangka yang panjang.
8. Pengertian Analisis Kredit
Pengertian analisis kredit menurut Ismail (2010:111), analisis kredit
adalah suatu proses analisis kredit yang dilakukan oleh bank untuk menilai suatu
permohonan kredit yang telah diajukan oleh calon debitur. Sedangkan menurut
Syamsu Iskandar (2008:120), analisis kredit di artikan sebagai penilaian
terhadap nasabah dan usahanya untuk diperoleh alternatif sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa rangkaian dalam
proses pengelolaan kredit adalah analisis kredit. Analisis kredit dapat diartikan
sebagai suatu usaha penilaian terhadap kelayakan usaha calon debitur, apakah ia
mempunyai
kemampuan
dan
kesanggupan
untuk
membayar
kembali
29
secara dini kemungkinan terjadinya default oleh nasabah. Analisis yang baik akan
menghasilkan keputusan yang tepat, sehingga analisis kredit merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam keputusan kredit.
Analisis kredit merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai
acuan bank apakah permohonan kredit dari nasabah dapat disetujui atau ditolak.
Disamping itu, bank perlu melakukan analisis yang mendalam agar bank terhindar
dari masalah kredit yang timbul di kemudian hari.
C. Kolektibilitas dan Penggolongan Kredit
1. Pengertian Kolektibilitas
Istilah kolektibilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu collectible, artinya
yang dapat ditagih. Jadi, kolektibilitas adalah piutang yang dapat ditagih oleh
perusahaan kepada pembeli sebagai akibat dari transaksi penjualan secara kredit.
Kredit yang diberikan oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan
sesuai dengan fungsinya. Oleh sebab itu bank berkewajiban menjaga agar kualitas
kredit yang diberikan atas dasar penggolongan kolektibilitasnya.
Menurut
Mahmoeddin
(2010:10),
definisi
kolektibilitas
adalah
kredit
berdasarkan
kelancaran
atau
ketidaklancaran
30
2. Penggolongan Kredit
Penyaluran dana berupa kredit yang diberikan kepada nasabah selalu
diikuti dengan risiko yang mungkin timbul. Risiko atas kredit adalah tidak
tertagihnya kredit yang telah disalurkannya, baik pokok pinjaman yang diberikan,
maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Meskipun, analisis
kredit telah dilakukan dengan tepat, akan tetapi risoko kredit tetap ada. Oleh
karena itu, bank harus dapat meminimalisasi risiko yang diakibatkan dari kredit
tersebut.
Menurut Ismail (2010:122), Bank melakukan penggolongan kredit
menjadi dua golongan, yaitu kredit tidak bermasalah dan kredit yang bermasalah.
Kredit yang tidak bermasalah dapat dibedakan menjadi dua kategori,yaitu :
Kredit dengan kualitas lancar
Kredit lancar merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dan
tidak terjadi tunggakan, baik tunggakan pokok dan bunga. Debitur
melakukan pembayaran angsuran tepat waktu sesuai dengan perjanjian
kredit.
Kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus
Kredit dalam perhatian khusus merupakan kredit yang masih
digolongkan lancar, akan tetapi mulai terdapat tunggakan. Ditinjau dari
segi kemampuan membayar, yang tergolong dalam kredit dalam
perhtian khusus apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau
bunga sampai dengan 90 hari.
Kredit yang bermasalah,dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :
Kredit Kurang Lancar
Kredit kurang lancar merupakan kredit yang telah mengalami
tunggakan. Yang tergolong kredit kurang lancar, apabila :
1. Pengembalian pokok pinjaman dan bunganya telah mengalami
penundaan pembayarannya melampaui 90 hari sampai dengan
kurang dari 180 hari.
2. Pada kondisi ini hubungan anatara debitur dengan bank memburuk.
3. Informasi keuangan debitur tidak apat diyakini oleh bank.
Kredit Diragukan
Kredit diragukan merupakan kredit yang mengalami penundaan
pembayaran pokok dan/atau bunga. Yang tergolong kredit diragukan
apabila :
1. Penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga antara 180 hingga
270 hari.
2. Pada kondisi ini hubungan anatara debitur dengan bank semakin
memburuk.
3. Informasi keuangan sudah tidak dapat dipercaya.
Kredit Macet
Kredit macet merupakan kredit yang menunggak melampaui 270 hari
atau lebih. Bank akan mengalami kerugian atas kredit macet tersebut.
31
32
33
2.
34
a.
2.
Rescheduling
a. Memperpanjang jangka waktu kredit
Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah
jangka waktu kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu
kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si debitur
mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.
b. Memperpanjang jangka waktu angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu
kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya
diperpanjang pembayarannya, misalnya dari 36 kali menjadi 48
kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi
mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
Reconditioning
Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :
35
a.
3.
4.
5.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa dalam hal kredit
macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan
menimbulkan kerugian. Penyelamatan dilakukan dengan memberikan keringanan
berupa jangka waktu pembayaran atau jumlah angsuran terutama bagi kredit kena
musibah atau dengan melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk
membayar.
36