Disusun oleh :
Kelompok 1
Manajemen 2-B
1. Rila Izatun Hanifa (17.1.02.02.0001)
2. Gogot Dwi Prasetyo (17.1.02.02.0025)
3. Ribut Yuni Lestari (17.1.02.02.0080)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini dengan judul “Pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi”.
1
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko.
Dalam makalah ini mengulas tentang identifikasi Pemindahan risiko kepada perusahaan
asuransi.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan
makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi 6
2.2 Pengertian asuransi 6
3.1 Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3
diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat
dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko.
Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko
yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapai apabila ada
salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia. Dalam
hal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
metode lainnya. Menurut KUHP pasal 246 disebutkan bahwa "asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tidak tentu".
Pengertian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan risiko dari pihak
pertama kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan- aturan hukum dan
berlakunya prinsip-prinsip serta ajaran yang secara universal yang dianut oleh pihak pertama
maupun pihak lain. Dari segi ekonomi, asuransi berarti suatu pengumpulan dana yang dapat
dipakai untuk menutup atau memberi ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian.
Asuransi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang. Pertama asuransi sebagai perlindungan
terhadap risiko keuangan yang disediakan pihak insurer. Kedua, asuransi alat penggabunga
risiko dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaan perusahaan melalui sumbangan
aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membayar klaim.
Dari sudut pandang orang yang di asuransikan asuransi merupakan peralatan retensi
risiko dan kombinasi risiko. Risiko adalah hal yang selalu dihadapi oleh manusia dan
bersifat tidak menentu ( unpredictable). Asuransi memandang risiko sebagai suatu
ketidakpastian ( uncertainty) . Ciri–ciri khusus asuransi sebagai sarana transfer risiko adalah
bahwa ia memerlukan penyatuan (pooling) risiko; yaitu insurer menggabungkan risiko-
risiko dari banyak tergantung. Melalui gabungan/ kombinasi ini insurer meningkat
kemampuannya untuk meramalkan kerugian–kerugian harapan ( expented losses ).
Walaupun kebanyakan insurer mengumpulkan premi yang dibayar dimuka yang cukup
untuk membayar semugai kerugian–kerugian harapannya beberapa diantara insurer paling
tidak percaya sebagian pembebanan atas seluruh pihak tertanggung setelah terjadinya
kerugian.
6
beralih kepada penanggung, maka tertanggung harus membayar uang premi lebih dahulu,
kecuali apabila diperjanjikan lain. Jika premi tidak dibayar dalam waktu 10 (sepuluh) hari
kerja terhitung mulai tanggal permulaan asuransi atau tanggal perpanjangan asuransi,
berlakunya asuransi ditunda oleh penanggung tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Jika
sewaktu-waktu terjadi suatu kerugian/ kerusakan atas kendaraan bermotor yang
diasuransikan, tertanggung tidak berhak atas suatu penggantian kerugian. Penundaan
tersebut akan berakhir 24 (dua puluh empat) jam sesudah premi diterima oleh penanggung
atau asuransi batal demi hukum. Apabila premi tidak dibayar setelah lewat 90 (sembilan
puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal berlakunya asuransi. Atas pembatalan ini
penanggung berhak atas premi untuk jangka waktu yang sudah berjalan sebesar 20% (dua
puluh persen) dari premi setahun (Muhammad, 2011: 182).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa premi asuransi merupakan syarat
mutlak untuk menentukan perjanjian asuransi dilaksanakan atau tidak. Kriteria premi
asuransi sebagai berikut :
Dalam bentuk sejumlah uang;
Tertanggung;
Sebagai imbalan pengalihan risiko;
Dihitung terhadap nilai risiko yang dialihkan;
Dalam jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung juga termasuk biaya yang
berkenaan dengan pengadaan asuransi itu.
Rincian yang dapat dikalkulasikan dalam jumlah premi adalah :
1. Jumlah presentase dari jumlah yang diasuransikan.
2. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penaggung.
3. Kurtase untuk pialang jika asuransi diadakan melalui pialang.
4. Keuntungan bagi penanggung dan jumlah cadangan.
7
individu ini jelas. Masyarakat juga memperoleh keuntungan karena orang – orang ini di
pulihkan untuk berproduksi kembali, pendapatan pajak ditingkatkan dan dana kesejahtraan
yang harus dibayar pemerintah berkurang. Mengurangi ketidakpastian ( reduction of
uncertainty). Manfaat yang lebih berarti tapi kurang nyata dari asuransi muncul dari
kenyataan bahwa asuransi itu dapat :
1. Menghilangkan risiko, ketidakpastian, dan reaksi pribadi terhadap risioko bagi pihak
tertanggung individual.
2. Mengurangi total risiko, ketidakpastian dan reaksi sebaliknya terhadap risiko dalam
masyarakat.
Bagaimana hal ini terlaksana adalah sangat penting yakni dengan mengetahui manfaat
sebelum pembelian asuransi. Setiap insured yang potensil mempunyai risiko. Setiap orang
tahu bahwa risiko ini ada ( maka dari itu ketidakpastiannya adalah tinggi), dan setiap orang
di cemaskan tentang apakah ia menderita kerugian finansial. Mengetahui pembelian
asuransi, setiap insured memindahkan risikonya kepada insurer. Dengan demikian
ketidakpastian dan lebih jauh hilang pula kekhawatiran tentang kerugian finansial. Insurer
menanggung sejumlah besar risiko, tetapi iya bergantung terhadap pengalama banyak
insurer , kerugian aktual kemungkinan besar tertutup oleh kerugian yang diharapkan.
Insurer memperhatiakan hukum bilangan besar. Oleh karena itu ketidakpastian insurer
adalah kecil pula. Penanggung risiko yang professional tidak akan banyak diganggu oleh
risiko kecil yang masih ada, karenanya risiko ketidakpastian dan reaksi perlawanan terhadap
risiko dala masyarakat pada pokoknya dapat dikurangi melalui pembelian asuransi. Dengan
singkat dapat disimpulkan bahwa manfaat yang di tawarkan perusahaan asuransi adalah:
Melindungi kerugian bagi orang yang menderita kerugian harapan
Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan rasa takut
dan kekhawatiran.
Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga dan struktur harga yang optimum.
Menyediakan dana untuk investasi
Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil. Sebagai tambahan perusahaan
asuransi dalam praktek berperan pula dalam aktivitas penting pengendalian kerugian.
8
Meskipun manfaat yang ditimbulkan oleh keberadaan perusahaan asuransi cukup besar,
tetapi asuransi juga menimbulkan biaya-biaya. Berikut beberapa biaya yang ada di asuransi :
1. Biaya Operasi
Asuransi menciptakan biaya seperti biaya pengendalian kerugian,biaya penilaian
(adjustment) kerugian, biaya-biaya yang timbul untuk mencari calon tertanggung, pajak
premi yang ditetapkan pemerintah dan biaya administrasi umum. Biaya-biaya yang di
keluarkan ditambahkan sejumlah profit dan cadangan, mesti ditutup oleh premi yang
dibebankan. Dalam kenyataannya , pekerja dan sumber-sumber lainnya yang mungkin
sudah terikat dalam penggunaan lainnya dibutuhkan pula oleh perusahaan asuransi.
2. Biaya Moral
Biaya yang kedua terdapat dalam industry asuransi adalah terciptanya moral hazard.
Moral hazard adalah keadaan dimana meningkatkannya orang pribadi dengan sengaja
menyebabkan kerugian atau peningkatan keparahannya. Orang-orang yang tidak
mengindahkan moral atau mereka percaya bahwa mereka bisa mendatangkan laba melalui
penciptaan kerugian. Sebagai contoh orang melakukan pembakaran secara sengaja didorong
oleh adanya kemungkinan untuk memperoleh santunan asuransi.
Adapula yang melakukan penyalahgunaan perlindungan asuransi dengan jalan melalui :
(1) Membuat klaim yang tidak dibenarkan dengan maksud membebankan melalui system
asuransi kerugian seharusnya dipikul sendiri, (2) Pemanfaatan pelayanan secara berlebihan
misalnya tetap tinggal di hospital diluar masa pengobatan, (3) Membebankan ongkos yang
melebihi biaya pelayanan misalnya pelayanan dokter atau biaya bengkel, (4) Pembebanan
ganti rugi yang lebih besar dalam kasus pertanggungjawaban, karena merasa terdakwa
diasuransikan. Beberapa penyimpangan tersebut ada yang berupa kecurangan, yang lainnya
menunjukan perbedaan kode etik dimana asuransi dilibatkan.
3. Morale Hazard
Biaya lain yang berhubungan yakni menciptakan morale hazard. Morale hazard adalah
suatu keadaan yang menyebabkan orang menjadi kurang berhati-hati dibandingkan dengan
pada keadaan lain. Orang tidak sadar menciptakan kerugian, tetapi kenyataan karena mereka
telah diasuransikan menyebabkan mendapat lebih banyak peluang untuk melakukannya.
Perbedaan kecil yang terdapat antara moral hazard dan morale hazard diciptakan oleh
9
bidang asuransi, tetapi semua setuju bahwa tindakan orang dipengaruhi oleh sikap mereka
masing-masing dan morale hazard lebih umum dari moral hazard.
10
Kebalikan dari risiko khusus, risiko fundamental akan menimbulkan dampak yang sangat
luas yang dapat disebabkan oleh faktor atau pihak tertentu, seperti bencana alam, kebijakan
pemerintah, dan lain sebagainya.
11
rumah dengan perkiraan akan terjadi satu klaim untuk tahun itu. Jika tidak ada terjadi
kebakaran, maka terdapat penyimpangan 100% dari perkiraan.
Sebaliknya, jika dua buah rumah yang terbakar pada tahun itu, maka klaim yang harus
dibayar menjadi dua kali lipat dari yang diperkirakan. Beban ini terlalu berat bagi
penanggung. Dengan meningkatkan jumlah rumah yang di asuransikan menjadi 10.000
buah, maka perkiraan kerugian meningkat menjadi sepuluh buah tetapi stabilitas
pengalaman menjadi meningkat, artinya kerugian sesungguhnya mungkin berkisar dari lima
sampai lima belas, tetapi secara persentase penyimpangan ini lebih kecil daripada kelompok
yang 1000 rumah. Demikian seterusnya jika kelompok ini ditigkatkan menjadi 100.000 buah
rumah, perbedaan antara realisai kebakaran sesungguhnya dengan yang diperkirakan
bertambah besar dalam angka mutlak, tetapi menurun dalam angka persentase.
4. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan (fortuitous).
Risiko yang ditanggung oleh penanggung haruslah bersifat kebetulan. Idealnya,
tertanggung tidak boleh memiliki kontrol atau pengaruh terhadap kejadian yang hendak
diasuransikan itu. Dalam kenyataannya, situasi ini hanya berlaku untuk bencana-bencana
seperti gempa bumi dan iklim. Baik bahaya moral maupun bahaya morale mempengaruhi
kemungkinan kerugian. Ramalan kerugian itu didasarkan atas probabilitas yang ditaksir
dengan mengamati pengalaman masa lampau. Jadi, peristiwa yang diamati itu sebagian
besar adalah kejadian kebetulan.
5. Kerugian tertentu (definite).
Umumnya perusahaan asuransi berjanji akan membayar kerugian jika terjadi selama
waktu tertentu dan ditempat tertentu. Contoh, perjanjian ini mungkin menutup kerugian
kebakaran pada lokasi tertentu. Untuk berlakunya kontrak ini, haruslah dapat diketahui
“kapan” dan “dimana” kerugian itu terjadi.
6. Bukan risiko catastrope (bencana besar dan serentak).
Bila suatu perusahaan asuransi menanggung sekelompok risiko, maka ia memperkirakan
bahwa kelompok itu secara keseluruhan akan mengalami suatu kerugian. Akan tetapi, teori
asuransi menyatakan bahwa hanya sebagian kecil saja dari kelompok itu yang akan
menderita kerugian pada waktu yang sama. Kontribusi yang relatif kecil dari masing-masing
anggota kelompok itu akan sudah cukup untuk membayar semua kerugian tersebut. Jadi
kontribusi dari yang banyak untuk kerugian yang sedikit.
12
Akan tetapi jika terjadi sebagian besar atau seluruh tertanggung itu serentak menderita
kerugian maka “kontribusi yang relatif kecil” itu tidak akan mencukupi. Jadi suatu syarat
pokok untuk dapat diasuransikan adalah tidak boleh catastrophe (bencana besar). Harus ada
limit kerugian yang penanggung cukup pasti tidak akan terlampaui. Jika limit ini tidak dapat
diramalkan dengan akurat, maka tidak mungkin menentukan besarnya premi asuransi
maupun besarnya surplus yang dibutuhkan.
13
Selanjutnya tambahan pula selain menaikan premi, bila ini dibutuhkan, pemerintah juga
bisa dalam berbagai kasus mengurangi manfaat-manfaat dengan mengeluarkan suatu
peraturan. Suatu opsi tidak tersedia untuk tertanggung yang terikat dengan suatu kontrak
yang sah. Melalui kekuatan perpajakannya, pemerintah mungkin juga mensubsidi program-
program masyarakat atau swasta, bahkan perusahaan asuransi pemerintah, malahan lebih
suka opersi yang lebih stabil yang dimungkinkan apabila penaksiran risiko merupakan
aproksimasi risiko ideal yang ditanggung.
14
mengasuransikan sendiri kerugian samapai batas jumlah tertentu walaupun jumlah itu besar,
sebab dia bisa meramalkan risiko dengan tingkat ketelitian yang cukup, berapa kerugian
yang berada dalam batas tersebut. Excess insurance adalah salah satu bentuk dari suatu
asruansi yang deductible, dua istilah ini sering digunakan dengan arti yang sama, jika
kerugian potensial yang harus diukur itu oleh tertanggung jumalhnya bisa diukur. Tetapi
excess insurance telah mempunyai arti yang lebih khusus.
Jumlah minimum yang harus dipikul oleh tertanggung biasanya ditetapkan oleh
perundingan antara tertanggung dengan penanggung dan biasanya sama dengan kerugian
maksimum yang mungkin terjadi. Selain dari penempatan jumlah deductible melalui
perundingan-perundingan khusus, insurer tersebut biasanya menawarkan pilihan dari
beberapa jumlah deductible yang spesifik. Perbedaan yang lain antara asuransi deductible
biasanya memberikan service pengendalian kerugian dan claim adjusment services terhadap
seluruh kerugian. Sementara pada asuransi excess orang yang diasuransikan harus mencari
service itu dari pihak luar atau melakukannya sendiri, maka dari itu asuransi excess kurang
populer dari asuransi deductible dan hanya bermanfaat untuk bisnis besar.
BAB III
15
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi merupakan istilah yang digunkan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau
bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti,
kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak
dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana
melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis
yang menjamin perlindungan tersebut.
Manfaat asuransi yang sebenarnya adalah mengganti kerugian bagi mereka yang
menderita kerugian tak diharapkan. Mereka – mereka ini dipulihkan atau setidaknya untuk
mengubah posisi ekonomi yang sebelumnya. Dari sudut pandang orang yang di asuransikan
asuransi merupakan peralatan retensi risiko dan kombinasi risiko. Risiko adalah hal yang
selalu dihadapi oleh manusia dan bersifat tidak menentu ( unpredictable). Asuransi
memandang risiko sebagai suatu ketidakpastian ( uncertainty) .
DAFTAR PUSTAKA
https://munawarkasan.wordpress.com/2012/04/06/kiat-perusahaan-asuransi-mengelola-risiko/
panfic.com/id/insurance-knowledge/pengertian-asuransi-dan-risiko/
16
https://www.google.com/url?q=https://www.cermati.com/artikel/jenis-dan-macam-macam-
risiko asuransi-yang-wajib-diketahui
https://www.bandingin.com/arti-jenis-dan-karakteristik-dari-risiko-asuransi
https://vinexar.wordpress.com/2010/08/24/manajemen-resiko-asurans/
17