Anda di halaman 1dari 15

MODAL KERJA DAN STRUKTUR MODAL

“STUDI KELAYAKAN BISNIS DAGANG SYARIAH”

Dosen Pengampu :

Wening Purbatin Palupi S., M.BA., M.Si.

Disusun oleh :

Oki Dwi Darmawan

NIM. 402190253

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah Studi Kelayakan Bisnis Dagang Syariah yang
berjudul “Modal Kerja dan Struktur Modal” dengan baik. Saya selaku penyusun
makalah mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen selaku dosen pengampu
mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Dagang Syariah yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam menyusun makalah ini, dan orang tua yang telah
mendukung kelancaran tugas ini.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini masih jauh
dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif
sangat saya harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan peningkatan kualitas
penyusunan makalah dimasa yang akan datang.

Dan saya berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu


kemanfaatan lagi bagi saya penyusun dan para pembaca serta referensi bagi
penyusun makalah yang senada diwaktu yang akan datang.

Ponorogo, 6 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Modal Kerja 3
B. Konsep Modal Kerja 4
C. Sumber-Sumber Modal Kerja 5
D. Struktur Modal 6
BAB III 11
PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DARTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk


mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh
perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan  operasional
sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang
digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal
kerja beserta bagaimana struktur modal tersebut.

Kekurangan uang tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu


membayar kewajiban dalam jangka pendek sedangkan kekurangan persediaan
akan menyebabkan perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan karena calon
pembeli tidak jadi membeli pada perusahaan. Perusahaan yang membiayai
kebutuhan modal kerja dengan pinjaman, jika tidak dilakukan dengan
perencanaan yang matang selain akan mengurangi laba yang seharusnya
diperoleh, juga akan memberikan beban berat pada perusahaan di waktu yang
akan datang.

Pengelolaan modal kerja merupakan tanggung jawab setiap manajer atau


pimpinan perusahaan. Manajer harus mengadakan pengawasan terhadap modal
kerja agar sumber-sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif di masa
mendatang. Manajer juga perlu mengetahui tingkat perputaran modal kerja agar
dapat menyusun rencana yang lebih baik untuk periode yang akan datang. Selain
manajer, kreditor jangka pendek juga perlu mengetahui tingkat perputaran modal
kerja suatu perusahaan. Dengan begitu, kreditor jangka pendek akan memperoleh
kepastian kapan hutang perusahaan akan segera dibayar.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud modal kerja ?
2. Bagaimana konsep modal kerja ?

1
2

3. Apa saja sumber – sumber modal kerja ?


4. Bagaimana pengertian tentang struktul modal ?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian modal kerja
2. Umtuk mengetahui konsep modal kerja
3. Untuk mengetahui sumber – sumber modal kerja.
4. Untuk mengetahui pengertian struktur modal
5. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi struktur modal

D. Manfaat
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, kiranya makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil makalah ini diharapkan mampu menambah khazanah ilmu baik bagi
penulismaupun para pembaca, serta diharapkan mampu menjadi bahan kadian
lebihlanjut bagi pembaca lain yang ingin melakukan penulisan terkait
pembahasan yang serupa
2. Manfaat Praktis
Semoga hasil makalah ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan
untuk dapat menganalisis aspek risiko dalam dunia bisnis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Modal Kerja
Weston dan Copeland (1997:239) menjelaskan modal kerja ialah analisis
saling hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Modal kerja juga
disebut manajemen keuangan jangka pendek. Dalam perspektif yang luas,
manajemen keuangan jangka pendek merupakan upaya perusahaan untuk
mengadakan penyesuaian keuangan terhadap perubahan jangka pendek;
perusahaan harus memberi tanggapan yang cepat dan efektif. Bidang keputusan
ini sangat penting karena sebagian besar waktu manajer keuanagn digunakan
untuk menganalisis setiap perubahan aktiva lancar dan utang lancar.
Gifman (1994:643) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta
lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke
bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1981:245)
menjelaskan bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam
jangka pendek; kas, surat-surat berharga (efek), piutang,, persediaan. Petty,
Keown, Scott, dan Martin (1993:532) menjelaskan bahwa secara tradisional
modal kerja dapat didefinisikan sebagai investasi perusahaan dalam harta lancar.
Manajemen modal kerja meliputi administrasi harta lancar dan utang
lancar, mempunyai fungsi utama yaitu; (1) menyesuaikna tingkat volume
penjualan dan penjualan musiman; di mana silklus volume penjualan jangka
pendek ini merupakan syarat untuk prospek jangka panjang yang menguntungkan,
(2) membantu perusahaan memaksimumkan nilainya dengan cara menurunkan
biaya modal dan menaikkan laba.
Modal keja sangat penting bagi perusahaan karena; (1) sebagian besar
pekerjaan manajer keuangan dicurahkan pada kegiatan operasi perusahaan sehari-
hari yang memerlukan modal keja, (2) pada umumnya nilai harta lancar suatu
perusahaan kira-kira lebih dari 50% dari jumlah harta, hal ini perlu pengelolaan
yang serius, (3) khususnya bagi perusahaan kecil, manajemen modal kerja sangat

3
4

penting karena mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal,
(4) perkembangan pertumbuhan penjualan berkaitan erat dengan kebutuhan modal
kerja (Brigham dan Weston, 1981:245-246). Dalam buku Manajemen Keuangan
Agus Sartono dijelaskan bahwa ada dua pengertian modal kerja, yaitu Gross
Working Capital, adalah keseluruhan aktiva lancar. Net Working Capital, adalah
kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.

B. Konsep Modal Kerja


Riyanto (2001:57-58) mengemukakan konsep modal kerja yang biasa
digunakan untuk analisis, yaitu:
1. Modal Kerja Kuantitatif.
Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang tertanam dalam
aktiva yang masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut
konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua
elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa
memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal
kerja ini sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.
2. Modal Kerja Kualitatif.
Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah
mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar.
Dengan demikian dana yang digunakan benar-benar khusus digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu
oleh pembayaran-pembayaran hutang yang segera jatuh tempo.
3. Modal Kerja Fungsional.
Konsep ini lebih menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan
penghasilan langsung atau current income. Dan pengertian modal kerja
menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan pada satu periode tertentu.
5

C. Sumber-Sumber Modal Kerja


Kebutuhan modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya
dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar
jumlah modal kerja yang dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik
perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin
besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit, dan semakin besar
jaminan kreditor jangka pendek. Di samping dari investasi para pemilik
perusahaan, kebutuhan modal kerja yang permanen dapat pula dibiayai dari
penjualan obligasi atau jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam hal ini
perusahaan harus mempertimbangkan jatuh tempo dari hutang jangka panjang ini
di samping juga harus mempertimbangkan beban bunga yang harus dibayar oleh
perusahaan.

Djarwanto (2001) mengemukakan bahwa pada umumnya modal kerja


suatu perusahaan berasal dari berbagai sumber, yaitu:

1. Hasil operasi perusahaan


Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat
dihitung dengan menganalisa laporan penghitungan laba rugi perusahaan.
Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha perusahaan dan apabila
laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut
akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek).
Surat-surat berharga merupakan salah satu elemen aktiva lancar yang
segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan.
Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya
perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga
menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat
berharga ini merupakan suatu sumber bertambahnya modal kerja,
sebaliknya apabila terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.
3. Penjualan aktiva tetap
6

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan
aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainya yang
tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi
kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja.
4. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya.
Pinjaman jangka pendek (seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan
merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama sebagai
tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan
modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat atau kebutuhan jangka
pendek lainnya.

D. Struktur Modal
1. Definisi Struktur Modal
Salah satu keputusan yang harus dihadapi manajer perusahaan dalam
kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan struktur
modal, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang
dengan ekuitas yang harus digunakan perusahaan. Keputusan struktur modal
yang ditentukan haruslah sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan. Terdapat beberapa definisi struktur modal
menurut para ahli, sebagai berikut: Menurut Riyanto (2010:296) menyatakan:
“Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang
jangka panjang dengan modal sendiri. Hutang jangka panjang merupakan
salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo
lebih dari satu tahun. Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai
oleh kreditur (debt ratio) dilakukan dengan cara membagi total hutang jangka
panjang dengan total asset. Semakin tinggi debt ratio, semakin besar jumlah
modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan”. Menurut H. Kent Baker (2011:15), menyatakan sebagai berikut:

"Capital structure refers to the proportion of assets financed with straight debt
and common equity ".
7

Irham Fahmi (2015:184) menyatakan bahwa struktur modal adalah sebagai


berikut:“Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial
perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang
jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders’equity)
yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan”.
Berdasarkan pengertian struktur modal menurut para ahli diatas maka
dapat
dikatakan bahwa struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan
yang dapat diartikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan
perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
2. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dalam penelitian ini
dibagi menjadi 2 yaitu variable makroekonomi seperti inflasi, suku bunga,
nilai tukar US dollar terhadap rupiah dan variable mikroekonomi seperti
ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas dan asset berwujud.
Faktor Ekonomi Makro :
a. Inflasi
Menurut Waluyo (2002) inflasi merupakan salah satu bentuk
penyakit-penyakit ekonomi yang sering timbul dan dialami hampir di
seluruh Negara. Pada saat inflasi meningkat, terjadi kecenderungan
kenaikan harga-harga barang dipasaran dan pada umumnya terjadi secara
terus-menerus. Sedangkan menurut Sukirno (2002) inflasi adalah suatu
proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
Dalam perkembangannya, inflasi dapat berdampak positif dan
negatif bagi suatu perusahaan tergantung parah atau tidaknya inflasi
tersebut. Apabila inflasi tidak terlalu parah, justru ia menimbulkan
dampak yang positif, seperti: dapat mendorong perekonomian lebih baik,
mendorong semangat masyarakat untuk giat bekerja karna harga-harga
yang meningkat, selain itu juga dapat meningkatkanpendapatan nasional,
dengan mahalnya harga-harga barang membuat habbit baru dalam
masyarakat untuk menabung dan melakukan investasi. Sebaliknya, dalam
8

masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian
dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau
beinvestasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Inflasi
juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Walaupun ketika inflasi suatu Negara tersebut
melambung dan berpengaruh kepada suku bunga yang ikut melambung,
tetapi ketika inflasi tersebut sudah terlalu tinggi, maka suku bunga
nilainya tidak bisa melebihi inflasi tersebut dan nilai uang akan tetap
menurun.
Selain itu, inflasi dapat menguntungkan bagi para debitur (orang
yang meminjamuang) karena pada saat pembayaran utang kepada
kreditur (orang yang meminjamkan uang), nilai mata uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, bagi kreditur hal tersebut
bisa merugikan mereka karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat
menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada
kenaikan biaya produksi. Namun, ketika para produsen tidak sanggup
mengikuti laju inflasi, para produsen mungkin akan mengalami
kebangkrutan (untuk para UKM). Secara garis besar, suatu Negara dapat
kehilangan investasi dari Negara asing akibat dari inflasi. Selain itu,
inflasi juga dapat mendorong kenaikan suku bunga, kegagalan
pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat.
b. Suku Bunga
Beberapa ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa perubahan-
perubahan yang dapat dengan mudah berllaku ke atas suku bunga akan
menjamin terciptanya kesamaan diantara jumlah tabungan yang akan
disediakan rumah tangga dan jumlah investasi yang akan dilakukan oleh
pengusaha. Menurut pendapat paea ahli keadaan seperti itu akan terjadi
9

karena suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi


yang akan dilakukan dalam perekonomian Sukirno (2002). Pada
prinsipnya bunga merupakan suatu imbal jasa yang diberikan oleh pihak
yang meminjamkan uang (kreditur) kepada pihak yang memerlukan uang
(debitur). Bunga dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi penawaran dan sisi
permintaan. Bunga dari sisi penawaran merupakan pendapatan atas
pemberian kredit sehingga pemilik dana akan menggunakan dananya
pada jenis investasi yang menjanjikan pembayaran yang tinggi.
Sedangkan bunga dari sisi permintaan adalah biaya atas pinjaman atau
jumlah yang dibayarkan sebagai imbalan atas penggunaan uang yang
dipinjam.
Menurut Wiston dan Brigham (1993) suku bunga merupakan harga
yang dibayarkan atas modal serta keuntungan modal yang merupakan
hasil dari suatu ekuitas. Dari pendapat di atas suku bunga merupakan
harga yang dibayarkan dariseseorang kepada orang yang menanamkan
uangnya sebagai modal suatu usaha.
Sedangkan menurut Martorejo (1987) suku bunga adalah suatu
harga yang dibayar atas penggunaan uang atau dana yang dipinjamkan
yang dinyatakan dalam persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Hal
yang sama juga dikemukakan oleh Sukirno (2002) bahwa suku bunga
adalah pembayaran keatas modal yang dipinjamkan dari pihak lain, yang
biasanya dinyatakan sebagai persentase dari modal yang dipinjamkan.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa suku bunga merupakan balas jasa dari modal yang
dipinjamkan atau ditanamkan yang biasanya dalam bentuk persentase.
Suku bunga merupakan jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu
c. Nilai Tukar Dollar US terhadap Rupiah (Kurs)
Menurut Khalwaty (2000) nilai tukar atau kurs adalah mata uang
asing atau alat pembayaran yang digunakan dalam transaksi ekonomi
internasional berdasarkan kurs resmi yang telah ditetapkan oleh Bank
Sentral. Menurut Salvatore (2014) kurs adalah harga suatu mata uang
10

terhadap mata uang lainnya. Krugman & Obstfeld (2005) menyatakan


bahwa kurs atau nilai tukar adalah harga suatu mata yang terhadap mata
uang lainnya.
Menurut Nopirin (2000) sifat kurs sangatlah bergantung dengan
keadaan pasar, dapat dijelaskan bahwa jika transaksi jual beli valuta
asing diberlakukan bebas di pasar maka akan membuat kurs valuta asing
berubah sesuai dengan penawaran dan permintaan yang ada di pasar. Jadi
ketika pemerintah melakukan kebijakan tentang stabilisasi kurs tetapi
transaksi swasta tidak berpengaruh maka kurs akan berubah meskipun
dalam batas sempit.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Modal kerja ialah analisis saling hubungan antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar. Modal kerja juga disebut manajemen keuangan jangka pendek.
Dalam perspektif yang luas, manajemen keuangan jangka pendek merupakan
upaya perusahaan untuk mengadakan penyesuaian keuangan terhadap perubahan
jangka pendek; perusahaan harus memberi tanggapan yang cepat dan efektif.
Bidang keputusan ini sangat penting karena sebagian besar waktu manajer
keuangan digunakan untuk menganalisis setiap perubahan aktiva lancar dan utang
lancar.

Modal kerja diperoleh dari hasil operasi perusahaan, dana pinjaman dari
bank,penjualan aktiva tidak lancar, dan penjualan saham atau obligasi.
Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan
kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang.  Apabila perusahaan kekurangan
modal kerja untuk memperluas penjualan dan peningkatan produksinya, maka
besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Dan Apabila
perusahaan tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya, Maka akan menghadapi masalah
likuidasi.

B. Saran
Dengan disususnnya makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui
pengertian, dan apa saja yang perlu diketahui dalam hal modal kerja dan struktur
modal sehingga manajer dapat menentukan besarnya modal kerja dan efisiensi
pengguanaan modal kerja dan struktur modal yang tepat untuk menjalankan
kegiatan kehidupan perusahaan. Sehingga apa yang menjadi tuhuan utama dari
perusahaan dalam hal ini adalah perolehan laba dapat diperoleh secara maksimal.

11
DARTAR PUSTAKA

https://zaviabalqis.wordpress.com/2020/01/22/makalah-modal-kerja/

https://id.scribd.com/doc/294026052/Makalah-Modal-Kerja

http://karyacombirayang.blogspot.com/2016/04/makalah-modal kerja.html?m=1

Agus Sartono. Manajemen Keuangan .Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000.

Jurnal Irma S. Irmaningsih, Penggunaan Modal Kerja, 2012

http://www.pajak.go.id/content/article/makalahmodalkerja-terbaru

12

Anda mungkin juga menyukai