Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dinda Farahlita

Kelas : Manajemen Lembaga Keuangan 5-I

Nim : 201410160311448

- Kasus yang terkait dengan perbankan dan lembaga keuangan bukan bank

1. Kasus perbankan :

a. BI Menanti Perbankan Turunkan Suku Bunga ( 30 September 2017 )

Suku bunga kredit dan suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan yang

mencerminkan pengaruh pelonggaran kebijakan moneter melalui transmisi suku bunga.

Seperti diketahui Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pada 20 dan 22

September 2017 kembali menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point

dari 4,50% menjadi 4,25%. "Rata-rata suku bunga kredit perbankan tercatat sebesar

11,68%, turun 5bps dari bulan sebelumnya yang mengikuti penurunan BI-7 Day repo rate

yang turun 25bps pada Agustus 2017," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW

Martowardojo di Jakarta. Dia berharap, dengan sudah diturunkannya suku bunga acuan

sebanyak 175 bps, perbankan dapat segera merespons dengan menurunkan suku bunga

kredit. Dia juga menilai bahwa suku bunga kredit memang terasa lebih lambat

penurunannya dibandingkan dengan suku bunga deposito. "Kita lihat, dari sisi deposit

sudah ada penurunan dari sisi deposit sudah ada penuruan sampai 147 basis poin.
Kemudian, dari sisi kredit itu lebih pelan, dia baru turun sekitar 115 basis poin. Kita ingin

supaya kredit perbankan dapat turun lebih cepat," jelas dia. Ke depan, intermediasi

perbankan diperkirakan akan membaik sejalan dengan penurunan suku bunga acuan dan

pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh Bank Indonesia, serta kemajuan dalam

konsolidasi perbankan dan korporasi. Selain itu, pembiayaan perekonomian melalui pasar

modal diharapkan juga semakin membaik sejalan dengan langkah-langkah pendalaman

pasar keuangan.

Sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/1244309/178/bi-menanti-perbankan-turunkan-

suku-bunga-1506764705

b. Solusi yang diberikan untuk perbankan :

Seharusnya struktur biaya perlu di transparansikan ke masyarakat. Jadi, bisa masyarakat

tahu, komponen pembentuk suku bunga, tidak hanya sekadar biaya dana atau yang lebih

dikenal dengan bunga simpanan. Perbankan juga harus menanggung biaya overhead,

seperti sewa gedung, biaya regulasi seperti cadangan minimum di bank sentral, maupun

margin risiko. setelah masyarakat paham tentang komponen tersebut, masyarakat bisa

memilih suku bunga kredit yang ditawarkan masing-masing bank. Kemudian, hal ini bisa

memacu kompetisi perbankan dan mendorong efisiensi. Dengan efisiensi, biaya lebih

murah, sehingga ruang untuk penurunan suku bunga juga lebih besar lagi.
c. Prospek Lembaga Keuangan di Indonesia.

Penurunan suku bunga BI 7DRR menurunkan suku bunga kredit sehingga permintaan akan

kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat. Penurunan suku bunga kredit

juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua akan

meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin

bergairah.

2. Kasus lembaga keuangan non bank

a. YLKI Minta OJK Kaji Ulang Perjanjian Dasar Polis Asuransi ( 30 September 2017 )

Kasus asuransi Allianz terkait pembayaran klaim mulai menyita perhatian berbagai pihak.

Salah satunya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Ketua Pengurus

Harian YLKI, Tulus Abadi, mengungkapkan apa yang dilakukan asuransi Allianz sudah

melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen. "Kalau ada poin dalam hal ini

menyelundupkan aturan selain di polis asuransi dan bentuk pengalihan tanggung jawab,

jelas itu merugikan konsumen, dan bisa dipidanakan karena melanggar Undang-Undang

Perlindungan Konsumen," kata Tulus di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (30/9/2017). Ia

menuturkan, memang selama ini perusahaan asuransi memiliki perjanjian yang harus

disepakati dengan pihak yang akan menjadi pemegang polis asuransi. Namun dalam
perjanjian itu tidak semua asuransi sama. Pada kasus Allianz ini, Tulus mengatakan, dalam

perjanjian polis tidak tercantum persyaratan klaim salah satunya harus memberikan surat

catatan medis lengkap asli dari rumah sakit. Namun ketentuan ini dikirim melalui surat

susulan. Oleh karena itu, ia meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai

regulator untuk meninjau ulang klausul perjanjian di perusahaan asuransi. Dia menuturkan,

harus ada standarisasi perjanjian dasar yang diterapkan di perusahaan asuransi. "Jadi fungsi

OJK melindungi konsumen. Ini jadi entry point bagi OJK untuk mereview perjanjian dasar

asuransi itu," tegas Tulus. Di kesempatan yang sama Mantan Ketua Dewan Asuransi-

Dosen Asuransi dan Manajemen Risiko UI, Hotbonar Sinaga, mengusulkan untuk

perjanjian dasar itu dibuat lebih sederhana. Selama ini, menurut dia, banyak agen asuransi

yang tidak menjelaskan secara detail ke calon pemegang polis mengenai apa saja yang ada

di perjanjian tersebut. Di sisi lain, saat ini belum banyak masyarakat di Indonesia yang

paham mengenai aturan main asuransi. "Jadi mulai sekarang perjanjian polis asuransi itu

tidak boleh lagi hurufnya kecil-kecil, kalau masih hurufnya kecil-kecil dan agen tidak

menjelaskan detail, laporkan ke OJK," kata dia.

Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/3112986/ylki-minta-ojk-kaji-ulang-perjanjian-

dasar-polis-asuransi
b. Solusi yang dapat diberikan untuk lembaga keuangan non bank :

Seharusnya asuransi Allianz menuliskan dan menjelaskan aturan main asuransi, perjanjian

secara detail dan lengkap agar tidak terjadi kesalahpahaman dan pihak yang dirugikan

tentang syarat untuk mengajukan polis asuransi. Pihak OJK harus memberikan standarisasi

perjanjian dasar yang diterapkan di perusahaan asuransi. OJK mempunyai fungsi untuk

melindungi konsumen.

c. Prospek untuk lembaga non keuangan di Indonesia.

Apabila asuransi Allianz tidak memberikan perjanjian yang detail dan lengkap kepada

konsumen,maka konsumen bisa mempidanakan karena melanggar pelindungan konsumen

karena adanya penyelundupan aturan selain polis asuransi dan bentuk pengalihan tanggung

jawab. Asuransi Allianz harus lebih hati-hati dalam melakukan perjanjian agar tidak ada

pihak yang dirugikan.

Anda mungkin juga menyukai