Anda di halaman 1dari 7

PENILAIAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

Saham dibedakan menjadi 2 macam, sesuai dengan hak yang melekat padanya, yaitu
Saham Preferen (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).
Saham Preferen
Selain tidak memiliki hak voting di dalam RUPS, saham preferen juga memiliki klaim
tertinggi diatas saham biasa atas aset dan laba perusahaan, serta memiliki hak pembayaran
dividen yang tetap. Apabila perusahaan belum sanggup membayarkan dividen, bukan berarti
perusahaan tersebut mangkir dari kewajibannya, melainkan dividen pemegang saham
preferen akan diakumulasikan. Oleh karena hal tsb, saham preferen disebut juga hybrid
security, karena meskipun bersifat ekuitas, namun juga memiliki hak seperti efek bersifat
hutang.
Valuasi untuk menghitung present value dari preferred stock dapat dilakukan dengan
metode perpetuity:
Annual Dividend
Vps=
Required Rate of Return
Vps: Present Value of Prefered Stock
Saham Biasa
1. DDM (Dividend Discount Model)
Nilai saham biasa sama dengan nilai sekarang dari semua arus kas masa depan yang
diharapkan akan diterima oleh pemegang saham. Akan tetapi berbeda dengan obligasi, saham
biasa tidak menjanjikan kepada pemegangnya penghasilan bunga atau pembayaran pokok
pada saat jatuh tempo. Saham biasa juga tidak memberi dividen tetap seperti yang diberikan
saham preferen. Untuk saham biasa, dividen didasarkan pada:
(i) Keuntungan perusahaan;
(ii) Keputusan manajemen untuk membayar dividen atau menginvestasikan kembali
keuntungan untuk pengembangan perusahaan.
Dalam analisis saham, nilai intrinsik yang kita taksir dibandingkan dengan nilai pasar
saham tersebut saat ini (current market price). Pedoman yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Apabila nilai intrinsik (V0) > harga pasar (P0), maka saham tersebut undervalued,
sehingga layak dibeli atau ditahan apabila saham tersebut dimiliki.
b. Apabila nilai intrinsik (V0) < harga pasar (P0), maka saham tersebut overvalued,
sehingga layak dijual.

1
c. Apabila nilai intrinsik (V0) = harga pasar (P0), maka saham tersebut dianggap
menunjukkan nilai yang wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Bagi investor yang memegang saham biasa hanya untuk satu periode (missal satu tahun),
maka nilai dari saham biasa adalah sebesar nilai sekarang dari dividen yang akan diterima
selama satu tahun, dan nilai sekarang dari harga pasar tahun depan. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
D1 P1
Vcs= +
(1+ Kcs) (1+ Kcs)

Vcs = nilai intrinsik atau nilai sekarang dari saham biasa


D1 = dividen yang akan diterima tahun depan (tahun ke-1)
P1 = harga saham biasa tahun depan (tahun ke-1)
kcs = tingkat pengembalian yang diinginkan pemilik saham biasa

2. Cash Flow Model:


a. Present Value of Operating Free Cash Flow (FCFF), menunjukkan besarnya kas yang
mampu dihasilkan perusahaan untuk mempertahankan, atau melakukan ekspansi
bisnis dan mengembangkan asetnya. Secara umum juga dapat dijelaskan sebagai cash
flow setelah direct cost dan sebelum pembayaran kepada capital supplier. Artinya
operating free cash flow merupakan free cash flow setelah memenuhi interest,
principal payment, dan capital expenditure. Untuk mengelola aset guna mendanai
aset baru yang berpengaruh pada pertumbuhan dari perusahaan tersebut.
FCFF = FCFE + Interest expense (1-Tax Rate) + Principal Repayment – New Debt
Issue + Preferred Dividend
atau
FCFF = EBIT ( 1- Tax Rate) + Depresiasi – Capital Expenditure - ΔWorking
Capital
b. Present Value of Free Cash Flow of Equity (FCFE), merupakan penghitungan cash
flow yang tersedia untuk pemegang equity setelah perusahaan membayar utang dan
memberikan kesempatan expenditure untuk mengelola aset perusahaan. Dengan kata
lain, free cash flow of equity merupakan cash flow yang tersedia untuk semua pihak
yang memiliki klaim pada perusahaan.
FCFE= Net Income + Depresiasi - Capital Expenditure - Δworking capital -
Principal Debt + New Debt Issue

2
Atau
FCFE = Net Income – (1 – g)(Capital Expenditure- Depresiasi) – (1 - g) ΔWorking
Capital

PENILAIAN OBLIGASI
Beberapa Istilah Dalam Valuasi Obligasi
a. Nilai Buku (Book Value): adalah nilai yang ditunjukkan pada laporan neraca perusahaan.
Nilai ini menggambarkan biaya historis dari aset, bukan dari yang sedang berlangsung.
b. Nilai Likuiditas: adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika asset dijual secara
individual dan bukan sebagai bagian dari keseluruhan perusahaan. Contohnya, jika
operasional perusahaan dijual, dan asetnya dibagi serta dijual, maka harga jual tersebut
lah yang dimaksud dengan nilai likuiditas asset.
c. Harga Pasar: adalah nilai yang teramati atas aset yang ada di pasar. Nilai ini ditentukan
oleh kekuatan permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual yang sepakat.
d. Nilai Intrinsik: atau nilai ekonomi adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan yang
diharapkan. Mencakup faktor risiko, kewajiban, jangka waktu, dan arus kas di masa yang
akan datang.
e. Kupon: prinsipnya sama seperti bunga pada deposito, yang dibayarkan oleh penerbit
obligasi (obligor) kepada investornya dengan jumlah dan pada periode yang telah
ditentukan sebelumnya. Beberapa obligor menerapkan nilai kupon tetap sampai jatuh
tempo, namun ada juga yang menerapkan nilai kupon mengambang (floating) dengan
acuan tertentu.
f. Nilai Pari: adalah harga dasar pada saat obligasi dijual di pasar perdana, biasanya 100
atau 1000. Namun ada juga beberapa tipe obligasi tertentu yang dijual pada harga diskon
atau premium di pasar perdana.
g. Harga Diskon: adalah apabila Harga Pasar < Nilai Par atau Nilai Intrinsik nya.
h. Harga Premium: adalah apabila Harga Pasar > Nilai Par atau Nilai Intrinsik nya.
Dalam menghitung nilai intrinsik saham dan obligasi menggunakan konsep nilai waktu
dari uang (time value of money). Nilai intrinsik dari saham dan obligasi sama dengan nilai
sekarang dari sejumlah arus kas yang diharapkan akan diterima oleh investor dari saham dan
obligasi tersebut.

Metode Valuasi Obligasi

3
Perjanjian kontrak dari sebuah obligasi secara spesifik menjelaskan tingkat bunga
kupon yang dinyatakan baik dalam persentase dari nilai par atau jumlah bunga yang tetap di
mana perusahaan peminjam berjanji untuk membayarkan kepada pemegang obligasisetiap
tahun. Misalkan obligasi dengan nilai par 1.000, tingkat bunga kupon 9%, artinya
pembayaran bunga tahunan adalah sebesar 90.
Obligasi membayar kupon/bunga yang tetap (fixed coupon/ interest) dalam interval
waktu yang tetap (biasanya tiap enam bulan atau satu tahun) dan membayar par value (nilai
par/nominal) pada saat jatuh tempo.
Secara umum, nilai intrinsik dari sebuah aset sama dengan present value dari
sejumlah
arus kas yang diharapkan/perkirakan yaitu coupon dan hutang pokok dengan required rate of
return (tingkat pengembalian yang diinginkan) tertentu. Jadi nilai obligasi merupakan fungsi
dari:
1. Jumlah dan waktu penerimaan dari arus kas.
2. Required rate of return dari investor dalam melakukan investasi.
Nilai dari sebuah aset dapat diperoleh dengan menghitung present value dari seluruh
arus kas yang diharapkan akan diperoleh di masa depan. Penilaian ini dapat dinyatakan dalam
persamaan umum present value. Untuk penilaian obligasi, diskontokan arus kas yang
diperoleh dari obligasi yang bersangkutan pada required rate of return investor. Arus kas dari
obligasi berupa:
1. The coupon payment (tahunan/tengah tahunan/3 bulanan)
2. The par value payment (satu kali pada saat jatuh tempo)

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠(𝑉𝐵 ) = Σ𝐶𝑡 (1 + 𝑖)𝑡𝑛 𝑡=1 + 𝑃𝑟𝑖𝑛𝑐𝑖𝑝𝑎𝑙 (1 + 𝑖)𝑛

Dimana:
𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik obligasi)
𝐶𝑡 = coupon (kupon obligasi)
i = tingkat bunga
n = jangka waktu

Yield To Maturity

4
Dapat juga dikatakan sebagai expected rate of return (tingkat pengembalian yang
diharapkan dari obligasi). Kita menghitung expected rate of return dengan mencari discount
rate yang menghasilkan present value dari seluruh pembayaran kupon dan prinsipal sama
dengan harga pasar obligasi saat ini. Return (YTM) ini akan diperoleh jika obligasi dipegang
oleh investor sampai dengan jatuh tempo dengan cacatan perusahaan yang mengeluarkan
tidak mengalami kegagalan pembayaran (default).

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 (𝑉 ) = Σ 𝐶𝑡 (1 + YTM)𝑡 𝑛 𝑡=1 + 𝑃𝑟𝑖𝑛𝑐𝑖𝑝𝑎𝑙 (1 + YTM)𝑛

Dimana:
𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik obligasi)
𝐶𝑡 = coupon (kupon obligasi)
YTM = tingkat bunga
n = jangka waktu

Zero Coupon Bond


Zero coupon bond adalah tipe obligasi di mana:
1. Tidak ada pembayaran kupon.
2. Return investor ditentukan seluruhnya dari diskon harga obligasi.
Valuasi nilai intrinsik dari obligasi tanpa bunga adalah sebagai berikut:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 (𝑉𝐵 ) = 𝑃𝑟𝑖𝑛𝑐𝑖𝑝𝑎𝑙


(1 + 𝑖)𝑛

Sumber : Modul TICMI AEKPI Penilaian efek Bersifat Ekuitas dan Modul TICMI AEKPI
Penilaian Efek Bersifat Obligasi

5
PENILAIAN EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PENILAIAN EFEK
BERSIFAT OBLIGASI

Oleh
Ni Kadek Ayu Semitayani
1607531120
Absen 01

6
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

Anda mungkin juga menyukai