Anda di halaman 1dari 16

KOORDINASI DAN RENTANG

MANAJEMEN
KELOMPOK 2
Anggota Kelompok
HILDAYANTI
JASRA YANTI
M.AQSAL SAPATULLAH
M.IKBAL GUSTI YUS
MUZAKKIR
KOORDINASI
Koordinasi menurut Chung & Megginson (1981) didefinisikan sebagai proses
motivasi, memimpin, dan mengomunikasikan bawahan untuk mencapai tujuan
organisasi.
Sutisna (1989) mendefinisikan koordinasi ialah proses mempersatukan
sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kearah
tercapainya yang telah ditetapkan.Beberapa pendapat dalam mendefinisikan
koordinasi adalah suatu sistem dan proses interaksi untuk mewujudkan
keterpaduan, keserasian, kesederhanaan berbagai kegiatan inter dan antar
institusi-institusi di masyarakat melalui komunikasi dan dialog-dialog antar
berbagai individu dengan menggunakan sistem informasi manajemen dan
teknologi informasi
Koordinasi dapat dilakukan dengan empat cara adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan pertemuan resmi antara unsur-unsur atau unit-unit yang
harus dikoordinasikan.
2. Mengangkat seseorang, suatu tim atau panitia koordinator
3. Membuat buku pedoman yang berisi penjelasan tugas dari masing-masing
unit.
4. Pimpinan atau atasan mengadakan pertemuan dengan bawahannya dalam
rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan
KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI

Koordinasi dapat dibedakan berdasarkan:

1. Koordinasi hierarkis (vertikal)


Dilaksanakan oleh pejabat pimpinan dalam suatu instansi terhadap pejabat atau
instansi dibawahnya.

2. Koordinasi fungsional (horizontal)


Dilakukan oleh pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya
yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsi analisasi.
Menurut James D Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan diantara
satuan – satuan organisasi, yaitu :

1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)


Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain
dalammelaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja
setiapsatuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.

2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)


Dimana suatu satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu sebelum
satuanlain dapat bekerja.

3. Saling ketergantungan timbal balik (raciprocal interdependence)


Merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.
Paul R. Lawrance dan Joy W. Lorch dalam Stoner James A.F (1988) dalam
bukunya Organization and Evironment mengatakan beberapa faktor yang
membatasi efektivitas koordinasi :
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu
3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur
TUJUAN DAN MANFAAT
KOORDINASI

1. Mewujudkan koordinasi agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
2. Memecahkan konflik kepentingan berbagai pihak terkait.
3. Agar manajer mampu mengintegrasi dan mensinkronisasikan pelaksanaan tugas-
tugas.
4. Adanya pembagian kerja yang semakin besar diperlukan pengordinasian atau
penyerasian sehingga tidak terjadinya tumpang tindih pekerjaan yang menyebabkan
pemborosan.
5. Untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik dan harmonis
diantara kegiatan-kegiatan, baik fisik maupun non fisik dengan stakeholders.
6. Memperlancar dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
7. Mencegah konflik internal dan eksternal yang kontra produktif.
8. Mencegah terjadinya kompetitif yang tidak sehat.
KARAKTERISTIK
KOORDINASI

1. Tujuan berkoordinasi tercapai dapat memuaskan semua pihak yang terkait.


2. Koordinator sangat proaktif dan stakeholders kooperatif.
3. Tidak ada yang mementingkan pribadi atau kelompok.
4. Tidak terjadi adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
5. Komitmen semua pihak sangat tinggi.
6. Informasi keputusan mengalir cepat kesemua pihak yang ada dalam sistem
jaringan koordinasi.
7. Tidak merugikan pihak-pihak yang berkoordinasi.
8. Pelaksanaan tugas tepat waktu.
9. Semua masalah dapat terpecahkan.
10. Tersedianya laporan tertulis secara lengkap dan rinci oleh masing-masing
stakeholders
RENTANG MANAJEMEN
Rentang manajemen dan koordinasi adalah saling berhubungan erat ; ada
angapan bahwa semakin besar jumlah rentangan semakin sulit untuk
mengkoordinasi kegiatan – kegiatan bawahan secara lebih efektif. Tetapi hubungan
tersebut tidaklah semudah itu. Karena bila jumlah bawahan yang melapor ke setiap
manajer lebih banyak,organisasi hanya membutuhkan sedikit manajer. Dengan
sedikit pandangan manajerial yang terlibat, para manajer mungkin akan lebih mudah
mengkoordinasi kegiatan –kegiatan antar departemen. Kelemahan dan keuntungan
tersebut perlu dipertimbangkanseoptimal mungkin
RENTANG MANAJEMEN
Ada dua alasan utama mengapa penentuan rentangan yang tepat adalah penting.
Pertama rentang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer
dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahannya. Terlalu melebarnya rentang
dapat berarti bahwa manajer harus mengendalikan jumlah bawahan yang
besar sehingga menyebabkan tidak efisien. Rentang berlaku sempit dapat
menyebabkan manajer tidak digunakan sepenuhnya.
Kedua ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan
struktur organisasi semakin sempit rentang manajemen, struktur organisasi
akan berbentuk “tall” dengan banyak tingkat pengawasan diantara manajemen
puncak dan tingkat paling rendah, rentang manajemen yang melebar akan
menghasilkan struktur yang berbentuk ”flat” yang berarti tingkatan manajemen
semakin sedikit.
BENTUK RENTANG
MANAJEMEN
Rentang manajemen yang melebar adalah bahwa tingkatan hirarki yang
semakin tinggi cenderung mengurangi kecepatan waktu penyebaran
informasi dari atas kebawah.

Rentang manajemen yang menyempit adalah bahwa pada umumnya


moral danproduktivitas karyawan karyawan akan meningkat dalam
organisasi-organisasikecil daripada dalam organisasi-organisasi besar.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RENTANG MANAJEMEN
Faktor-faktor pengaruh yang perlu dipertimbangkan adalah :
1. Kesamaan fungsi-fungsi, semakin sejenis, fungsi-fungsi yang dilaksanakan
olehkelompok kerja, rentangan semakin melebar.
2. Kedetan geografis, semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik,
rentangan semakin melebar.
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan, rentang semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan, rentang semakin melebar.
5. Perencanaan yang dibutuhkan manajer semakin sedikit perencanaan yang
dibutuhkan, rentang semakin melebar.
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas dalam fungsi-fungsi
sepertipenarikan latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.
Pedoman lain yang dipakai dalam menentukan rentang manajemen mencakup
beberapa faktor yang berhubungan dengan situasi bawahan dan atasan :
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi, rentang manajemen relatif
melebar bila :
- Pekerjaan bersifat rutin
- Operasi-operasi stabil
- Pekerjaan bawahan sejenis
- Bawahan tidak saling bergantung
- Prosedur dan metode dibuat secara baik
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan bawahan. Rentang manajemen relatif
melebar bila :
- Bawahan terlatih baik untuk pekerjaan tertentu
- Bawahan lebih senang bekerja tanpa pengawasan ketat.
3. Faktor – faktor yang berhubungan dengan atasan. Rentang manajemen relatif
melebar bila :
- Manajer terlatih baik dan berkemampuan tinggi.
- Manajer menerima bantuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pengawasannya.
- Manajer tidak mempunyai kegiatan-kegiatan tambahan selama pengawasan
dilaksanakan.
- Manajer lebih menyukai gaya pengawasan yang lepas dari pada ketat.
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai