Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi dapat
dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai
rentang manajemen. Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan
kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi sangat dibutuhkan oleh para karyawan, sebab tanpa ini karyawan
tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan dapat merugikan organisasi itu
sendiri.
Sebelumnya manusia perlu mengerti arti kata organisasi. Dimana kata “organisasi“ mempunyai
dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti
organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintahan, atau suatu perkumpulan olahraga.
Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan
organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai
dengan efisien. Di dalam sebuah organisasi diperlukan adanya sebuah koordinasi antara manajer dan
bawahannya untuk kelangsungan organisasi itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara koordinasi kegiatan-kegiatannya dengan rentang manajemennya
dalam pencapaian koordinasi yang efektif ?
2. Bagaimana tujuan seorang manajer mengkordinasikan kegiatan-kegiatan organisasi dan rentang
manajemennya ?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Dalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang :
1. Cara pencapaian koordinasi yang efektif dan rentang menajemen yang dapat dikendalikan secara
efektif oleh seorang manajer.
2. Dapat memperkirakan rentang manajemen yang ideal.
3. Mekanisme pengkoordinasian dasar dan faktor-faktor yang mempengaruhi rentang manajemen.

BAB 2
PERMASALAHAN
BAB 3
PEMBAHASAN

A. KOORDINASI MANAJEMEN
1. PENGERTIAN KOORDINASI
Koordinasi adalah proses menyatukan tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah (departemen
atau bidang fungsional) dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut secara efisien.
Menurut Mc. Farland, koordinasi adalah suatu proses dimana pimpinan mengembangkan pola
usaha kelompok secara teratur diantara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai
tujuan bersama.
Menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan
memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu
dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri.
Menurut Handoko kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi
dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksananya.
Handoko juga menyebutkan bahwa derajat koordinasi yang tinggi sangat bermanfaat untuk pekerjaan
yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan, faktor-faktor lingkungan selalu berubah-ubah serta saling
ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi juga sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang
menetapkan tujuan yang tinggi.
Hal ini juga ditegaskan oleh Handayaningrat bahwa koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu
hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Handayaningrat juga mengatakan bahwa koordinasi dan
kepemimpinan (leadership) adalah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain saling
mempengaruhi.

2. CIRI-CIRI KOORDINASI
Menurut Handayaningrat koordinasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Tanggung jawab koordinasi adalah terletak pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi
merupakan tugas pimpinan.
2) Adanya proses (continues process). Karena koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang bersifat
berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
3) Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Karena koordinasi adalah konsep yang ditetapkan di
dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah individu yang bekerjasama,
dimana dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha kelompok yang sangat penting untuk
mencapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi.
4) Adanya tumpang tindih, kekaburan dalam tugas-tugas pekerjaan merupakan pertanda kurang
sempurnanya koordinasi.
5) Konsep kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan inti dari koordinasi. Kesatuan usaha, berarti
bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan individu sehingga terdapat
adanya keserasian di dalam mencapai hasil.
6) Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama. Kesatuan dari usaha meminta suatu pengertian kepada
semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai kelompok dimana mereka bekerja.

3. KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI


Menurut James D. Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan diantara satuan-satuan
organisasi :
1) Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan
kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk
suatu hasil akhir.
2) Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
Dimana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan
lain dapat bekerja.
3) Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence)
Merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.

4. TIPE-TIPE KOORDINASI
Menurut Hasibuan terdapat dua tipe koordinasi, yaitu :
1) Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan
terhadap kegiatan unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung
jawabnya.
2) Koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.

5. SIFAT-SIFAT KOORDINASI
Menurut Hasibuan terdapat tiga sifat koordinasi, yaitu :
1) Koordinasi adalah dinamis bukan statis.
2) Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang coordinator (manajer) dalam
rangka mencapai sasaran.
3) Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.

6. SYARAT-SYARAT KOORDINASI
Menurut Hasibuan terdapat empat syarat koordinasi, yaitu :
1) Sense of coorperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut bagian per
bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
2) Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara bagian-bagian,
agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.
3) Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai.
4) Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikut sertakan atau dihargai, umumnya akan
menambah kegiatan yang bersemangat.

7. PEDOMAN KOORDINASI
1) Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian
bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingat bahwa
organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan berbeda.
2) Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan
member.
3) Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu
terjadi selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4) Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan wujud saling memberikan
informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas
yang lain.

8. PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK PENCAPAIAN KOORDINASI YANG EFEKTIF


Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada
perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi,
semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi.
Ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu :
1) Teknik-teknik manajemen dasar
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan
sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
2) Meningkatkan koordinasi potensial
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih
luas dalam ukuran dan fungsi.
3) Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan sumber daya-sumber daya untuk
satuan-satuan organisasi atau pengelompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas
dapat berdiri sendiri.

9. MEKANISME-MEKANISME PENGKOORDINASIAN DASAR


1) Hirarki manajerial
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal, hubungan tanggungjawab dan
akuntabilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta
dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2) Aturan dan prosedur
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin,
sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3) Rencana dan penetapan tujuan
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan
organisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak
mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-
kegiatan satuan-satuan organisasi.

10. MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL


1) Sistem informasi vertikal
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah
dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-
operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi,
dan pengawasan.
2) Hubungan-hubungan lateral (horizontal)
Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi
dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu :
a. Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisinesi
kerja.
b. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar dapartemen sehingga mengurangi
panjangnya saluran komunikasi.
c. Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang
dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
d. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu
diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi
dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran
oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi
pengintegrasian yang dijelaskan di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
f. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian
proyek-proyek yang kompleks.

11. METODE PENGURANGAN KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI


1) Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.
Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang
timbul berkurang.
2) Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan
organisasi. Kelompok tugas yang dapat bediri sendiri diserahi suatau tanggungjawab penuh salah
satu organisasi operasi (perusahaan).
12. PENENTUAN MEKANISME KOORDINASI YANG TEPAT
Pertimbangan penting dalam penentuan pendekatan yang paling baik untuk koordinasi adalah
menyesuaikan kapasitas organisasi untuk koordinasi dengan kebutuhan koordinasi. Bila kebutuhan lebih
besar dari kemampuan, organisasi harus menentukan pilihan : meningkatkan koordinasi potensial atau
mengurangi kebutuhan. Sebaliknya, terlalu besar kemampuan pemrosesan informasi relative terhadap
kebutuhan secara ekonomis tidak efisien, karena untuk menciptakan dan memelihara mekanisme-
mekanisme tersebut adalah mahal. Kegagalan untuk mencocokan kemampuan pemrosesan informasi
dengan kebutuhan akan menyebabkan penurunan prestasi.
13. MASALAH-MASALAH PENCAPAIAN KOORDINASI YANG EFEKTIF
Peningkatan spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin besar
derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan khusus dari
satuan-satuan yang berbeda.
Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch mengungkapkan empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara
kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu :
1) Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu. Para anggota dari departemen yang berbeda
mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi
yang baik. Misalnya bagian penjualan menganggap bahwa diverifikasi produk harus lebih diutamakan
daripada kualitas produk. Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai faktor paling penting
sukses organisasi.
2) Perbedaan dalam orientasi waktu. Manajer produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah
yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Biasanya bagian penelitian dan
pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
3) Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi. Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan
pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancer, sedangkan bagian penelitian dan pengembangan
mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan
yang lainnya.
4) Perbedaan dalam formalitas struktur. Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai
metode-metode dan standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas
jasa bagi karyawan.

B. RENTANG MANAJEMEN
1. PENGERTIAN RENTANG MANAJEMEN
Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara
efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang
manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang
manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit
juga kurang baik.
Istilah-istilah lain rentang manajemen, yaitu :
1. Span of control
2. Span of authority
3. Span of attention atau span of supervision
2. PENENTUAN RENTANG YANG TEPAT
Alasan mengapa penentuan rentang yang tepat sangat penting adalah :
1) Rentang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja
efektif dari bawahan mereka. Jika terlalu banyak anak buah, maka anak buah akan semakin kurang
terkontrol dan kurang arahan. Kalau terlalu sedikit, maka manajer yang kurang dimanfaatkan tenaganya
dan para bawahan terlalu diawasi.
2) Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur organisasi. Jika
rentang terlalu sempit, yaitu anak buahnya sedikit, maka organisasi jadi terlalu tinggi dan berjenjang
sehingga efiktifitas manajer ditiap tingkatan akan terpengaruh. Jika anak buah merasa frustasi dan ada
kecurangan maka dapat disimpulkan bahwa rentang organisasi terlalu lebar, jadi tak efisien dan banyak
tenaga yang tak termanfaatkan dengan baik.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJER DALAM PENENTUAN RENTANG


MANAJEMEN
Menurut Lockheed’s tujuh faktor yang mempengaruhi manajer dalam penentuan rentang manajemen
adalah :
1. Kesamaan fungsi diawasi : sejauh mana fungsi atau tugas bawahan yang manajer
bertanggungjawab adalah sama atau berbeda.
2. Kedekatan geografis fungsi diawasi : seberapa dekat terletak kepada pengelola fungsi atau
bawahan.
3. Kompleksitas fungsi diawasi : sifat fungsi atau tugas yang bertanggungjawab manajer.
4. Arah dan kontrol yang diperlukan bawahan : derajat pengawasan yang dibutuhkan bawahan.
5. Koordinasi yang diperlukan pengawas : sejauh manajer harus mencoba untuk mengintegrasikan
fungsi atau tugas dalam subunit atau di antara subunit dan bagian lain dari organisasi.
6. Perencanaan yang diperlukan pengawas : sejauh mana manajer harus meninjau program dan
kegiatan subunitnya.
7. Bantuan pada atasan atas adanya organisasi : berapa banyak membantu dalam hal asisten dan
personil pendukung dapat diandalkan manajer.
Pertimbangan ekonomis sebagai hal terpenting dalam penentuan rentang manajemen adalah :
• Semakin lebar rentang manajemen maka biaya untuk manajer menurun dan biaya untuk aktivitas
operasional meningkat dan sebaliknya.
• Semakin sempit rentang manajemen maka biaya untuk manajer meningkat dan biaya untuk
aktivitas operasional menurun.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG MANAJEMEN


Pada dasarnya faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
1. Kesamaan fungsi-fungsi. Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok kerja,
rentangan semakin melebar.
2. Kedekatan geografis. Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentang semakin
melebar.
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan. Semakin sedikit pengawasan langsung
dibutuhkan, rentang semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan. Semakin berkurang koordinasi yang
dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
5. Perencanaan yang dibutuhkan manajer. Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan, rentangan
semakin melebar.
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas. Lebih banyak bantuan yang diterima
pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan pengawasan mutu, rentang semakin
melebar.
7. Secara ringkas, tidak ada rumusan ajaib yang dapat menentukan ukuran rentang manajemen yang
tepat.

5. JUMLAH RENTANG YANG IDEAL


- Menurut Henri Fayol :
Jumlah maksimum bawahan yang dapat dikendalikan oleh setiap pengawas produksi dalam organisasi
adalah 20 sampai 30 karyawan, sedangkan setiap kepala pengawas (super intendent) dapat mengawasi
hanya 3 atau 4 pengawas produksi.
- Menurut V.A. Gracinus
Dalam memilih suatu rentangan, manajer harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan
satu secara langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka dengan bawahan dalam
kelompok dua atau lebih. Jadi, dengan tiga karyawan seorang manajer mempunyai hubungan dengan
setiap individu, dan dengan tiga kelompok yang berbeda, yaitu kombinasi dari setiap dua karyawan, dan
dengan kelompok yang terdiri dari ketiganya.

6. RENTANG MANAJEMEN LEBAR VERSUS SEMPIT


1. Rentang manajemen yang melebar
Alasan digunakan :
- Tingkatan hirarki yang semakin tinggi cenderung mengurangi kecepatan waktu penyebaran informasi
dari atas ke bawah.
- Lebih banyak jumlah tingkatan yang dilalui informasi, lebih besar kemungkinan penyimpangan atau
distorsi.
- Penambahan tingkatan manajemen memakan biaya, karena memerlukan penambahan gaji materil.
- Penggunaan sumber daya manajer secara efisien.
2. Rentang manajemen yang menyempit
Alasan digunakan :
• Pada umumnya moral dan produktifitas karyawan akan meningkat dalam organisasi-organisasi
kecil daripada dalam organisasi-organisasi besar.
• Penggunaan rentang manajemen terlalu melebar berarti manajer tidak akan dapat menjalankan
fungsi-fungsi dengan efektif dan mencurahkan perhatiannya kepada seluruh bawahan secara
perseorangan.
• Koordinasi dan koperasi berkembang baik, karena setiap individu mengelola fungsi sendiri dan
dengan bantuan minimum dari atasan.

CONTOH KASUS :

Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen. Cetakan
Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.
Handoko, T. Hani (2003), Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapanbelas. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi. Cetakan
Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.
http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html
Mukhyi, Muhammad Abdul dan Imam Hadi Saputro, Pengantar Manajemen Umum. Depok : Universitas
Gunadarma
http://pou-pout.blogspot.com/2010/05/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html
http://loekman-loekman.blogspot.com/2012/02/makalah-teori-manajemen-tema-rentang.html
http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html

http://bimosakti15.wordpress.com/2013/01/10/koordinasi-dan-rentang-manajemen/
https://www.google.co.id/url? Makalah pengantar manajemen/
http://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/07/koordinasi-rentang-manajemen/

https://sukronlail.wordpress.com/koordinasi-dan-rentang-manajemen/
https://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/07/koordinasi-rentang-manajemen/

http://aditiaa.blogspot.co.id/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html

http://arsdaniel.blogspot.co.id/2013/05/koordinasi-dan-rentang-manajemen-2.html

Anda mungkin juga menyukai