Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Koordinasi

Koordinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat
untuk saling memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati
sesuatu.

Sehingga di salah satu sisi pada proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak
yang satu tidak akan mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan
pihak yang lainnya.

Sementara pada sisi lain yang satu langsung atau juga tidak langsung mendukung
para pihak yang lain.

Koordinasi dibuat juga merupakan supaya semua tindakan ditujukan serta


memberikan sumbangan nya kepada tujuan umum (laba) suatu perusahaan.

Syarat Koordinasi

 Sense of Cooperation yakni perasaan agar saling bekerja sama yang dilihat


per bagian
 Rivalry ialah pada perusahaan besar biasa terjadi persaingan antar bagian,
supaya saling berlomba dalam kemajuan.
 Team Spirit yaitu satu sama lainnya per bagian harus saling menghargai
 Esprit de Corps yakni bagian yang saling menghargai akan makin
bersemangat.

Manfaat Koordinasi

 Tercapainya KISS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Simplifikasi)


supaya pencapaian tujuan organisasi dirah seefektif dan seefisien mungkin.
 Menjadi problem solver di setiap masalah dan konflik semua pihak.
 Membantu pimpinan dalam melakukan sinergi dan integrasi berjalannya
tugas-tugas yang ada dengan pihak yang berkaitan.
 Ketika keterkaitan dengan berbagai unit/divisi semakin besar maka
semakin tinggi kebutuhan akan koordinasi.
 Mendukung pimpinan untuk mensinergikan dan mengatur perkembangan
antara satu unit dengan unit lainnya.
 Supaya pimpinan bisa melakukan sinkronisasi kegiatan fungsional dengan
berbagai tujuan masing-masing unit yang berbeda demi tercapai tujuan
bersama seefektif dan seefisien mungkin dengan keterbatasan sumber daya
yang ada.
 Membagi pekerjaan di masing-masing unit supaya tidak terjadi overlaping.
Semakin besar skala pekerjaan yang didapatkan maka semakin tinggi
kebutuhan akan koordinasi. Hal ini mempunyai tujuan supaya tidak ada
pekerjaa yang sama yang dijalankan divisi yang berbeda karena akan
membuat suatu pemborosan anggaran.
 Terjadi pengembangan dan terjagany keharmonisan antar kegiatan yang
dijalankan baik secara fisik ataupun non fisik dan dengan stakeholders.
 Melakukan pencegahan agar tidak timbul konflik internal dan eksternal.
 Melakukan pencegahan adanya pekerjaan yang koson di setiap unit.
 Menghindari persaingan yang buruk.

Tujuan Koordinasi

 Untuk mencegah konflik dan kontradiksi.


 Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat.
 Untuk mencegah pemborosan.
 Untuk mencegah kekosongan area dan waktu.
 Untuk mencegah terjadinya perbedaan pendekatan dan pelaksanaan.

Selain itu, tersedia juga obyek dilakukannya koordinasi yaitu sebagai berikut :

 Meraih dan menjaga keefektifitasan organisasi seoptimal sanggup saja


bersama sinkronisasi, kebersamaan, keserasian dan keseimbangan diantara
kegiatan yang saling berkaitan.
 Melakukan pencegahan terhadap munculnya konflik dan membuat
efisiensi yang optimal terhadap bermacam-macam kegiatan yang
interdependen melalui komitmen yang mengakomodir seluruh elemen
yang berkaitan.
 Koordinasi berupaya untuk membuat dan menjaga sehingga kondisi dan
tingkah laris yang tersedia saling merespon dan mengantisipasi di tiap tiap
unit kerja baik yang berkaitan maupun tidak. Hal ini sehingga keberhasilan
tiap tiap unit tidak mengganggu atau diganggu oleh unit lainnya. Oleh
dikarenakan itu diharapkan koordinasi bersama jaringan komunikasi dan
Info yang efektif.

Jenis-Jenis Koordinasi

1. Koordinasi Intern

 Koordinasi Vertikal yakni dimana antara yang mengkoordinasi dengan


yang dikoordinasikan secara struktural terdapat hubungan hierarkis karena
satu dengan yang lainnya berada dalam satu garis komando.
 Koordinasi Horizontal yaitu koordinasi fungsional dimana yang
mengkoordinasi memiliki tingkat eselon yang sama.
 Koordinasi Diagonal yaitu koordinasi fungsional dimana yang
mengkoordinasi memiliki kedudukan yang lebih tinggi tingkat eselonnya
dibandingkan yang dikoordinasikan, namun satu dengan yang lainnya
tidak berada dalam satu garis komando.

2. Koordinasi Eksternal

 Koordinasi Vertikal adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang kepala


wilayah yang menjalankan kegiatan pembangunan antar dinas maupun
antar pimpinan dinas lain, seperti rapat staf, rapat kerja dan rapat
pimpinan.
 Koordinasi Horizontal ialah dimana seorang kepala atau pimpinan selalu
berhubungan dengan dinas lain yang dianggap ada kaitannya atau
hubungannya dengan masalah pembangunan yang dilaksanakan dalam
wilayah kerjanya.
Ciri-Ciri Koordinasi

 Tanggung jawab koordinasi berada di tangan pimpinan.


 Terdapat proses (Continues Process) karena koordinasi merupakan tugas
pimpinan yang bersifat berkesinambungan dan harus ditingkatkan hingga
tujuan tercapai.
 Pengaturan secara teratur di dalam kelompok sehingga koordinasi dapat
dilakukan di dalam kelompok bukan terhadap usaha individu.
 Konsep kesatuan tindakan yang juga merupakan pondasi utama dari
koordinasi.
 Tujuan utama koordinasi merupakan tujuan bersama.
 Koordinasi merupakan sebuah upaya untuk bekerja sama yang merupakan
syarat utama terselenggaranya koordinasi yang efektif

Ruang Lingkup Koordinasi

1. Koordinasi dalam Individu


Jika dilihat dari sisi manajemen organisasi, koordinasi setiap individu mungkin
termasuk pada urusan tiap individu dan tidak berkaitan langsung dengan
manajemen organisasi atau suatu perusahaan.

Namun pada keahlian tiap individu dalam mengatur dan juga menyelesaikan
tanggung jawab dari suatu organisasi akan berdampak pada keberhasilannya
dalam pencapaian suatu tujuan pribad

2. Koordinasi antara Individu dari Suatu Kelompok


Ini dapat dilihat pada kerja sama tim dalam sebuah organisasi atau dalam
permainan olah raga.

Tanpa adanya suatu koordinasi yang baik akan mustahil suatu tim mencapai
tujuannya.
Koordinasi antar individu pada suatu kelompok yang sudah diterapkan dengan
adanya pembagian tugas dan saling komunikasi untuk dapat membentuk
sinergisitas.

Melalui koordinasi maka tidak akan terjadi missleading dalam pencapaian tujuan.

3. Koordinasi antara Kelompok pada Suatu Perusahaan


Dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan sering terjadi koordinasi antara
kelompok yang diartikan sebagai divisi,unit atau departemen.

Antar divisi juga harus saling melakukan suatu koordinasi agar tidak terjadi
tumpang tindih pada berbagai kegiatan atau program yang akan dilaksanakan.

Koordinasi antar unit juga untuk dapat menyelaraskan langkah dalam pencapaian
tujuan.

4. Koordinasi Antara Perusahaan dan Berbagai Macam Peristiwa Dunia


Koordinasi dengan pihak luar (eksternal) juga diperlukan dalam hal menjalankan
manajemen perusahaan.

Kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi secara keseluruhan dimungkinkan


harus sesuai dengan lingkungan eksternal.

Lingkungan eksternal yang dimaksud yaitu seperti pada perusahaan lain termasuk
pesaing, peraturan pada legal pemerintah, kondisi ekonomi dan politik, serta
berbagai peristiwa yang sudah terjadi di dunia.

Prinsip Koordinasi

 Kesatuan arah dan tujuan.


 Kesepakatan terkait kegiatan yang seharusnya dilakukan masing-masing
pihak.
 Taat dan loyal.
 Saling berbagi informasi terkait dengan kegiatan, masalah yang dihadapi
dan hasil yang sudah diraih.
 Saling menghormati, membantu dan saling percaya satu dengan yang
lainnya.
 Profesionalitas.
 Tepat guna (alat koordinasi).
 Efisiensi.
 Adanya koordinasi dalam melaksanakan dan mengawasi seluruh kegiatan
kerjasama dalam organisasi dan juga memahami setiap masalah dan
menyelesaikan permasalahan tersebut.

Dampak Kurangnya Koordinasi

 Petugas atau pejabat setiap satuan organisasi berselisih pada suatu


wewenang atau bidang kerja yang masing-masing beranggapan sebagai
termasuk dalam yuridiksinya.
 Terdapat saling pelemparan tanggung jawah, disebabkan masing-masing
merasa bahwa suatu wewenang atau bidang kerja tidak masuk dalam
lingkupannya.
 Terdapat keputusan yang ternyata dibuat dengan kurang sempurna karena
tidak adanya keterangan lengkap di satuan organisasi yang berkaitan (dari
tingkat bawahannya).
 Akhirnya, gejalan yang dapat dilihat juga yakni timbul banyak badan
khusus atau satuan organisasi
 Nonstruktural, seperti: panitia, komisi, tim, satgas, dan sebagainya yang
masing-masing berdiri sendiri untuk menyelesaikan suatu tugas yang pada
nyatanya sudah bisa dicakup atau dimasukkan ke dalam susunan
organisasi yang sudah ada.

Sifat-Sifat Koordinasi

 Koordinasi adalah dinamis bukan statis.


 Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator
(manjer) dlam rangka mencapai sasaran.
 Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.
 Tujuan dari koordinasi tercapai dengan memuaskan semua pihak yang
terkait.
 Koordinator proaktif dan stakeholder kooperatif.
 Tidak ada seorangpun mementingkan kepentingannya sendiri atau
kelompok.
 Tidak terdapat tumpang tindih tugas.
 Adanya komitmen dari semua pihak.
 Informasi tentang keputusan dapat mengalir dengan cepat ke semua pihak
terkati dengan sistem koordinasi.
 Tidak ada pihak-pihak dalam koordinasi yang dirugikan.
 Dapat dilaksanakan tepat waktu.
 Semua permasalahan dapat dipecahkan dan diselesaikan.
 Terdapat laporan tertulis yang lengkap dan terperinci dari setiap
stakeholder.

Pentingnya Koordinasi di Dalam Organisasi

 Dengan adanya koordinasi yang baik maka dapat memberikan pengaruh


efisiensi pada organisasi tersebut.
 Koordinasi dapat memberikak dampak positif pada moral terutama dengan
hal-hal yang terkait dengan kepemimpinan (Leadership).
 Pentingnya koordinasi di dalam organisasi atau manajemen adalah karena
dapat memberikan efek pada perkembangan daripada personal didalam
organisasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai