Studi Hubungan Internasional adalah studi yang secara spesifik membahas interaksi-
interaksi yang terjadi antar negara. Awalnya, studi Hubungan Internasional memiliki titik
terbentuknya bidang kajian ini, isu-isu mengenai keamanan merupakan isu utama. Seiring
berjalannya waktu, isu utama dalam kajian fokus pembahasan mengenai interaksi politik
antar negara mengingat pada awal-awal Hubungan Internasional tidak hanya isu-isu politik
melainkan juga isu-isu ekonomi. Pada awalnya, kedua isu ini berdiri dalam ruang
lingkupnya masing antara Politik Internasional dan Ekonomi Internasional. Akan tetapi,
dinamika-dinamika yang terjadi justru menyebabkan beberapa isu tidak mampu dijelaskan
dengan baik apabila hanya menggunakan satu pola pikir saja, yang kemudian mampu
dijelaskan oleh studi Ekonomi Politik Internasional. Dalam tulisan ini, penulis akan
membahas mengenai pengertian dasar Ekonomi Politik Internasional dan teori-teori utama
Menurut Ravenhill (2008), studi Ekonomi Politik Internasional muncul sekitar tahun 1970-
an akibat adanya dinamika interaksi antar negara saat itu. Secara kontekstual, maka dapat
dipahami bahwa masa-masa tersebut merupakan masa-masa dimana konflik dan perang
antar negara sering terjadi dan mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi tidak hanya di
negara yang bersangkutan namun juga ke negara-negara lain. Hal ini menyebabkan
munculnya persepsi bahwa dewasa ini, isu-isu perekonomian tidak dapat dilepaskan dari
isu-isu politik antar negara. Pendapat Ravenhill didukung oleh Cohen (2008) yang
yang sesuai dengan kepentingan aktor yang bersangkutan. Oleh karena itu, Ekonomi Politik
ekonomi politik antar negara yang selama ini belum mampu dijelaskan oleh studi-studi
lain.
penting yang berbeda dalam studi Ekonomi Politik Internasional dan studi Ekonomi Politik.
Menurut Gilpin (2001), studi Ekonomi Politik memiliki fokus untuk membahas bagaimana
negara mampu memperkaya dirinya untuk kemudian digunakan dalam menyelesaikan isu-
isu domestik. Sementara itu, studi Ekonomi Politik Internasional memiliki cakupan yang
lebih luas karena tidak membahas mengenai bagaimana negara menambah kekayaannya,
internasional dan pasar internasional. Selain itu, studi Ekonomi Politik Internasional juga
Sebagai sebuah studi, Ekonomi Politik Internasional memiliki berbagai macam teori yang
dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan isu-isu terkait. Menurut Gilpin (1987),
setidaknya terdapat tiga teori yang umumnya dianggap sebagai grand theories dalam studi
Ekonomi Politik Internasional. Teori pertama adalah teori liberalisme yang memiliki
asumsi dasar bahwa pasar merupakan entitas tersendiri yang tidak dapat diintervensi oleh
pemerintah atau politik. Teori kedua adalah merkantilisme yang menitikberatkan pada
negara sebagai aktor dominan dalam ekonomi politik internasional. Teori ketiga adalah
3
Marxisme yang menganggap bahwa terdapat adanya segregasi kelas borjuis-proletar dalam
ekonomi politik internasional. Selayaknya studi dalam ilmu sosial lain, meskipun terdapat
grand theories yang dianggap mampu menjawab isu-isu ekonomi politik internasional
dengan baik, tetap ada teori yang dianggap mampu menjelaskan secara sempurna sebuah
fenomena sehingga tidak memungkiri kemungkinan adanya penggunaan dua atau lebih
Teori liberalisme merupakan teori yang berasumsi bahwa pasar merupakan sesuatu yang
tidak dapat disatukan dengan pemerintah atau isu-isu politik. Menurut Gilpin (1987), pasar
yang baik dan dapat berkembang adalah pasar yang tidak memiliki nilai-nilai intervensi
dari negara. Hal ini didasari oleh asumsi kaum liberalis bahwa individu manusia beserta
entitas ekonomi ciptaannya seperti perusahaan dan investor merupakan entitas yang
rasional. Maka dari itu, segala tindakan entitas ekonomi merupakan tindakan yang baik
guna mendapatkan keuntungan secara maksimal melalui cara-cara yang dianggap efisien.
Tanpa adanya intervensi negara, maka kerjasama dan interaksi ekonomi dapat berjalan
tanpa hambatan, mengingat baik kerjasama maupun transaksi ekonomi hanya akan
terlaksana apabila kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dari interaksi tersebut.
Maka dari itu, teori liberalisme beranggapan bahwa semua pihak akan diuntungkan dalam
pasar bebas karena terlepas dari isu-isu politik yang dapat menimbulkan kerugian-
tidak dapat dipisahkan dari politik. Menurut Gilpin (1987), merkantilisme menganggap
bahwa negara merupakan aktor utama yang akan selalu berusaha untuk mencapai
4
kepentingan nasionalnya termasuk dengan cara ekonomi. Setiap negara akan cenderung
bersifat egois karena ada tendensi bagi setiap negara untuk mendapatkan keuntungan
secara maksimal dan membuat pihak lain untuk mengalami kerugian atau bersifat zero-
sum. Maka dari itu, ciri khas yang ditonjolkan oleh teori merkantilisme adalah adanya
global yang juga memiliki tendensi yang sama. Gilpin (1987) kemudian membagi
mercantilism. Malevolent mercantilism memiliki ciri khas yaitu adanya tendensi untuk
Big theory ketiga adalah Marxisme yang terinspirasi dari pemikiran Karl Marx. Berbeda
mengikuti kepentingan ekonomi (Gilpin, 1987). Hal ini didasari oleh asumsi utama kaum
Marxis yaitu menganggap bahwa dunia terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas borjuis dan
proletar. Menurut pandangan Marxisme, kelas borjuis sebagai pemilik kapital akan selalu
mengeksploitasi kelas proletar sebagai kaum pekerja dengan kompensasi yang tidak layak.
Untuk dapat tetap menjaga kondisi status quo, kelas borjuis akan memanipulasi keputusan-
tersebut akan menimbulkan adanya revolusi dari kaum proletar untuk menuntut
persamaan nasib dan penghapusan kelas. Dalam konteks internasional, sistem kapitalisme
yang menguntungkan kelas-kelas borjuis akan tetap dipertahankan melalui lobi-lobi politik
5
dan upaya-upaya perlawanan kelas proletar untuk mengganti sistem kapitalis akan terus
berlangsung.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa studi Ekonomi Politik Internasional lahir
karena diperlukan adanya kajian yang mampu membahas isu-isu ekonomi politik
internasional yang tidak mampu dijelaskan oleh Ekonomi Internasional dan Politik
Internasional. Terdapat tiga big theories dalam studi Ekonomi Politik Internasional. Teori
pertama adalah teori liberalisme yang memiliki asumsi dasar bahwa pasar merupakan
entitas tersendiri yang tidak dapat diintervensi oleh pemerintah atau politik. Teori kedua
adalah merkantilisme yang menitikberatkan pada negara sebagai aktor dominan dalam
ekonomi politik internasional. Teori ketiga adalah Marxisme yang menganggap bahwa