Anda di halaman 1dari 8

1

Teori manajemen mulai muncul sejak awal abad 19 ketika industrialisasi sedang dalam

puncaknya terutama di dunia barat. Sejak era industri sampai hari ini, ketimpangan sosioekonomi

selalu menjadi bagian proses industrialisasi. Pada waktu yang relatif bersamaan, perkembangan

kapitalisme menjadi objek studi yang makin diminati. Di dalam perkembangan sistem

kapitalisme tersebut, teori manajemen dan ideologi manajerialisme tumbuh dan berkembang.

Postingan ini akan membahas tentang teori manajemen secara historis dan deskriptif. Penjelasan

historis meliputi aspek kronologis bagiamana teori manajemen muncul dan berkembang sejak

era industri sampai kontemporer. Penjelasan deskriptif berisi tentang paparan mengenai definisi

teori manajemen yang dicetus oleh tokoh-tokoh penting di bidang manajemen.

Sebelum berlanjut pada inti pembahasan, saya ingin mengajak pembaca untuk melepaskan pola

pikir yang masih terkotak-kotak oleh disiplin ilmu. Manajemen sebagai ilmu pengetahuan

modern, secara historis merupakan produk komposisi multidisipliner. Oleh karena itu, ketika

mempelajari ilmu manajemen, kita tidak bisa lepas dari unsur ilmu lain seperti, ekonomi,

organisasi, komunikasi, sosiologi, politik, dan filsafat.

Manajemen sebagai disiplin ilmu sendiri merupakan bagian dari ilmu sosial. Ruang lingkup ilmu

manajemen teramat luas mencakup perilaku manusia yang berada di level mikro sampai

mekanisme struktur organisasi yang berada di level makro. Berikutnya kita akan bahas secara

ringkas perkembangan teori manajemen beserta deskripsi tentang pengertiannya.

Perkembangan teori manajemen


2

Dalam ilmu sosial, perkembangan minat pada penelitian tentang sistem kapitalisme menjadi inti

dari karya intelektual Max Weber. Jika Weber mengatakan bahwa karakteristik kapitalisme

merupakan bentuk tunggal dari organisasi privat dalam sistem ekonomi pasar, maka karakteristik

lain yang mucul dalam perkembangan kapitalisme adalah pola pikir manajerial dan munculnya

kelas sosial baru yang bernama manajer.

Di sini kita temukan bahwa pola pikir manajerial dan kelas manajer muncul dalam sebuah sistem

ekonomi kapitalis yang ditopang oleh industrialisme abad 19 di dunia barat. Menurut sejarawan

bisnis Alfred Chandler, teori manajemen bisa dikatakan muncul pada akhir abad 19 ketika bisnis

dan industri berkembang pesat di Amerika Serikat. Apa itu teori manajemen?

Baca juga Max Weber: “Arsitek” Ilmu Sosial Modern

Pengertian teori manajemen

Intelektual Perancis Pierre Bourdieu melihat manajemen sebagai sosial field, yaitu sebuah arena

sosio-kultural yang spesifik dimana aktor tertentu bermain dalam menciptakan konstruksi dan

transformasi sosial.

Teori manajemen bisa dipahami sebagai sebuah proses sosial dan figur sosial. Sebagai proses

sosial, teori manajemen adalah proses bagaimana organisasi bisa berjalan secara efektif dan

efisien. Sebagai figur sosial, teori manajemen adalah kelompok sosial, biasanya terdiri dari
3

eksekutif dan manajer, yang bekerja untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi organisasi demi

mencapai tujuan organisasi.

Lahirnya teori manajemen tidak lepas dari sejarah pemikiran manajerial yang meniliki tiga

kontributor utama, yaitu praktisi, konsultan dan akademisi. Kontribusi praktisi dan konsultan

pada pemikiran manajerial dan teori manajemen lebih cenderung bersifat preskriptif dan praktis.

Sedangkan kontribusi akademisi pada teori manajemen lebih cenderung analitis.

Untuk lebih memahami teori manajemen secara komprehensif, saya akan memaparkan beberapa

tokoh perintis teori manajemen di dunia. Sebelumnya, periode perkembangan pemikiran

menajerial perlu dipaparkan agar pembaca mendapat gambaran sistematis tentang teori

manajemen. Kita bisa membagi perkembangan teori manajemen menjadi tiga periode:

◊ Periode klasik yang terdiri dari para pendiri teori manajemen sekitar tahun 1880-1945

◊ Periode perang dingin dan hegemoni Amerika dalam pemikiran manejerial sekitar tahun 1945-

1975

◊ Periode kemenangan kapitalisme dan ideologi manajerialisme sekitar tahun 1975-2000

Beberapa tokoh yang bisa disebutkan di sini untuk menjelaskan perkembangan teori manajemen

antara lain: (Periode klasik); Fredrik Winslow Taylor, Henry Fayol, Henry Ford, Mary Parker

Follett, Max Weber, Elton Mayo Chester Bernard, (Periode perang dingin); Carnegie Mellon,

Michel Crozier, (Periode kemenangan kapitalisme); Margaret Tatcher, Ronald Regan.


4

Para tokoh yang disebutkan di atas tidak seluruhnya teroritisi manajemen, namun pemikiran dan

kebijakan politiknya membentuk teori manajemen yang dominan pada masanya. Kita akan bahas

satu-persatu secara ringkas.

Periode klasik

Teori Fredrik Winslow Taylor

Menjelang akhir abad 19, muncul usaha sistematis untuk meningkatkan efisiensi dalam kinerja

organisasi. Salah satu figur sentral dalam usaha sistematis tersebut dilakukan oleh Taylor. Ide

utama Taylor adalah menempatkan efisiensi sebagai prinsip pokok bekerjanya organisasi.

Efisiensi berarti penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin dengan hasil sebaik

mungkin. Dalam praktik efisiensi, rasionalitas dan sains berperan signifikan. Prinsip efisiensi

Taylor mengatakan bahwa efisiensi merupakan satu-satunya cara menuju progres. Sebagai

implikasinya, progress menciptakan harmoni sosial, kenaikan upah pekerja sekaligus level

produktivitas. Singkatnya, makin efisien, makin produktif. Upah pekerja yang tinggi

menciptakan produktivitas yang tinggi pula.

Teori Henri Fayol

Fayol menekankan pada peran firma secara keseluruhan. Peran manajemen dan organisasi sangat

signifikan pada kesuksesan perusahaan. Fayol sendiri bekerja sebagai teknisi di perusahaan

tambang. Fayol mewakili kelas manajer pada masanya. Teori manajemen yang diadopsi Fayol
5

meliputi pentingnya planning, pengorganisasian, kepemimpinan, dan kontrol dalam perusahaan

agar bisa sukses. Teori ini banyak diadopsi oleh industri Amerika pada abad 19.

Teori Henry Ford

Teori Ford yang paling dikenal adalah sistem perakitan atau assembly. Ford dianggap sebagai

praktisi pertama yang berhasil mengembangkan efisiensi industri melelui penerapan assembly.

Ribuan pekerja bahkan mereka yang tanpa skill sekalipun sangat mungkin berkontribusi pada

perusahaan sebagai pekerja dalam perusahaan yang menerapkan sistem perakitan. Namun

demikian, implikasi sosial dari sistem Fordism sangat besar, seperti terciptanya kesadaran kelas

pekerja dan konflik sosial.

Teori Mary Parker Follet

Follet memiliki background sebagai pemikir politik. Teori manajemen yang dikembangkannya

tidak lepas dari konteks kenegaraan dan demokrasi. Follet memahami bahwa manajemen

organisasi perlu selaras dengan budaya organisasi dan sistem sosial. Asumsi utama teori Follet

adalah kerjasama dan partisipasi akan membantu proses bisnis menuju pada keberhasilan. Peran

dari manajemen organisasi menurutnya adalah berkontribusi bagi kehidupan secara keseluruhan.

Di sini, Follet telah meletakkan fondasi pembanguan berkelanjutan dalam teori manajemen,

sebelum istilah itu ditemukan.

Teori Max Weber


6

Teori weber tentang manajerial yang paling berpengaruh adalah konsepnya mengenai birokrasi.

Birokrasi merupakan produk dari rasionalisasi menyeluruh dalam organisasi. Pemikiran

manajerial bisa dikatakan refleksi dari birokratisasi yang merupakan produk rasionalisasi

manusia modern. Birokrasi menurut Weber bukan penghambat proses organisasional,melainkan

justru cara paling efisien dalam mengorganisir sesuatu.

Teori Elton Mayo

Teori Mayo berisi penjelasan tentang hubungan antara performa kerja dengan dinamika

kelompok. Dalam hubungan tersebut, Mayo melihat pentingnya pengakuan sosial berupa

keberadaan aktor yang terlibat dalam proses organisasi. Mayo berpendapat bahwa manajemen

yang efisien bisa diciptakan melalui stimulus perilaku yang diorientasipakan pada pengakuan

sosial. Semakin diakui keberadaan individu dalam organisasi, individu tersebut cenderung

semakin produktif. Pengakuan sosial bisa dilakukan, misalnya dengan pemberian penghargaan.

Teori Chester Barnard

Barnard mengembangkan teori dimana kerjasama diletakkan sebagai sentral organisasi.

Dipengaruhi oleh Follet, Barnard mengembangkan konsep otoritas yang dihubungakan dengan

legitimasi agensi manajerial. Legitimasi agensi manajerial menurutnya berhubungan erat dengan

pengakuan personal.

Periode perang dingin


7

Teori Carniege Mellon

Perkembangan teori manajemen di era perang dingin memasuki saintifikasi manajemen.

Manajemen sebagai sebuah sistem organisasi yang efisien segera menjadi objek studi. Mellon

mengembangkan unsur kognitif dalam manajemen dan praktik manajerial. Ilmu administrasi

menjadi inti dari proses pengetahuan tentang manajemen.

Teori Michel Crozier

Crozier dipengaruhi oleh Weber tentang birokrasi sebagai sarana efisiensi dalam organisasi.

Manajemen menurut Crozier mirip seperti lingkaran setan birokrasi yang berusaha mereduksi

ketidakpastian sehingga segala tindakan diatur oleh hubungan impersonal. Namun tindakan

impersonal tersebut tidak berhasil juga mereduksi ketidakpastian.

Periode kemenangan kapitalisme

Teori Margaret Thatcher

Thatcher mewakili politisi konservatif yang ingin menarik mundur peran negara dalam

manajemen ekonomi. Pasar merupakan pengendali manajemen ekonomi moderen era Thatcher.

Pada periode ini, teori manajemen yang berkembang menantang teori-teori Keynesian yang eksis

sebelumnya. Efiensi, menurut Thatcher, dapat didorong oleh pengurangan atau reduksi peran

negara dalam ekonomi.


8

Teori Ronald Regan

Teori Regan sejalan dengan Thatcher. Politik konservatif mendominasi sistem ekonomi

manajerial di Amerika Serikat dibawah Regan. Beberapa langkah efisien yang diterapkan

meliputi pemotongan pajak, privatisasi, dan pengurangan belanja pegawai.

Saat ini, istilah manajemen telah digunakan di banyak tempat dan konteks, tidak melulu dalam

organisasi dan ekonomi. Pemikiran manajerial yang awalnya berfokus pada efisiensi

berkembang menjadi lebih bervariasi. Kita bisa sebut beberapa istilah yang berkaitan erat dengan

teori manajemen seperti kualitas, produktivitas, dan efektivitas.

Kini, ilmu manajemen berhubungan erat dengan ilmu administrasi. Memasuki era kontemporer

seperti sekarang ini, teori manajemen menjamah perilaku individu. Pembelajar ilmu manajemen

dan ilmu administrasi tak dibatasi lagi oleh teritori organisasi, melainkan telah memasuki sisi

kognitif individu. Misalnya tentang bagaimana me-manage atau meng-administer perilaku

individu agar perilakunya selaras dengan regulasi.

Anda mungkin juga menyukai