Anda di halaman 1dari 10

PERANAN KOORDINASI DALAM PELAKSANAAN AKTIVITAS

ORGANISASI

DISUSUN OLEH :
1. FLORETTA PUTRI N
2. SILVYANA FADILLAH
3. AGNESIA LISMIRANDA
4. TRIANA MELATI
5. ARNETA SEPTIA
6. FACHMY FAJRIANSYAH
7. REZA HARDIANTO
8. MAYANG SARI
9. TRIAS ANGGIH SUSANTI
10. RANI HIKMAWATI
11. AISUN NAIM

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
Jalan Raya Jatiwaringin, RT. 03 / RW. 04, Jatiwaringin, Pondok Gede, Jaticempaka,
Kec. Pondokgede, Kota Bks, Jawa Barat 13077
1. DEFINISI ORGANISASI

Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerja sama secara formal dan terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya, dimana terdapat seseorang atau beberapa orang
disebut atasan, dan juga bawahan. Organisasi terbagi menjadi dua, yaitu organisasi
formal dan informal.
a. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
b. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada
suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu
sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-
rame dengan teman, dan lain-lain.

2. CIRI ORGANISASI

a. Terdiri Dari Sekelompok Orang

Sebuah organisasi pasti memiliki anggota yang terdiri dari dua orang atau lebih.

b. Memiliki Tujuan

Alasan mengapa beberapa orang bekerjasama membentuk organisasi adalah karena


memiliki tujuan bersama yang ingin diwujudkan. Dengan adanya tujuan tersebut,
para anggota organisasi akan saling bahu membahu dalam melakukan usaha untuk
mencapai tujuan.

c. Saling Bekerjasama
Untuk mencapai tujuan organisasi maka para anggotanya harus saling bekerjasama.
Tanpa adanya kerjasama antar anggota organisasi maka tujuan tidak dapat tercapai
secara efektif dan efisien.

4. Adanya Peraturan

Setiap organisasi pasti memiliki peraturan masing-masing. Peraturan ini bertujuan


untuk mengatur dan membatasi sumberdaya yang dimiliki agar saling bersinergi
dalam proses pencapaian tujuan dan menciptakan manajemen yang baik dalam
organisas.

5. Pembagian Tugas dan Tanggungjawab

Dengan adanya peraturan tentu harus disertai dengan pembagian tugas dan
tanggungjawab yang jelas pada setiap anggota organisasi. Pembagian tugas tersebut
bisa dilakukan dengan pembentukan beberapa divisi yang bertanggungjawab pada
beberapa tugas dan tanggungjawab.

tujuan organisasi adalah sebagai berikut ini:

Sebagai wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki.
Sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan, penghargaan,
dan pembagian kerja.
Sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama.
Organisasi berperan dalam pengelolaan lingkungan secara bersama-sama.
Organisasi dapat membantun individu-individu untuk menambah pergaulan dan
memanfaatkan waktu luang dengan baik.
Sebagai wadah untuk memiliki kekuasaan dan pengawasan.

3. PENGERTIAN KOORDINASI
Pengertian koordinasi ialah kegiatan yang dikerjakan oleh banyak pihak dari satu
organisasi yang sederajat dan untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan
kesepakatan masing-masing pihak agar tidak terjadi kesalahan dalam bekerja baik
mengganggu pihak yang satu dengan pihak yang lainnya
Sondang P. Siagian, M.P.A Ph.D
Pengertian Koordinasi menurut Sondang P. Siagian, M.P.A Ph.D adalah pengaturan
keterkaitan pada usaha bersama dalam rangka mencapai keseragaman tindakan
untuk meraih tujuan bersama.
Ateng Syafrudin, S.H
Pengertian Koordinasi menurut Ateng Syafrudin, S.H adalah proses rangkaian
aktivitas menghubungi yang memiliki tujuan menyelaraskan setiap tindakan dan
aktivitas organisasi supaya mencapai gerak cepat dalam rangka peraihan tujuan
yang telah ditentukan.
Syarat Koordinasi
Terry mengemukakna, syarat dalam koodinasi yakni:

Sense of Cooperation, yakni perasaan agar saling bekerja sama yang dilihat per
bagian
Rivalry, pada perusahaan besar biasa terjadi persaingan antar bagian, supaya saling
berlomba dalam kemajuan.
Team Spirit, satu sama lainnya per bagian harus saling menghargai
Esprit de Corps, yakni bagian yang saling menghargai akan makin bersemangat.
Tujuan Koordinasi
Siagian (1993:110), tujuan dari koordinasi yakni:

Sebagai pencegah konflik dan kotradiksi


Sebagai pencegah persaingan yang tidak sehat
Sebagai pencegah pemborosan
Sebagai pencegah kekosongan ruang dan waktu
Sebagai pencegah adanya perbedaan pendekatan dan pelaksanaan
Dari hal diatas, terdapat juga tujuan dilakukannya koordinasi, yakni:

Meraih dan menjaga keefektifitasan organisasi seoptimal mungkin dengan


sinkronasi, kebersamaa, keselarasan serta keseimbangan antara aktivitas yang
saling berhubungan.
Menjalankan pencegahan pada munculnya konflik dan membuat efisiensi yang
optimal pada berbagai kegiatan yang interdependen dengan kesepakatan yang
mengakomodir semua elemen yang berhubungan.
Koordinasi berupaya untuk menciptakan dan menjaga supaya suasana dan perilaku
yang ada saling merespon dan mengantisipasi pada setiap unit kerja baik yang
berhubungan atau tidak. Hal ini agar kesuksesan masing-masing unit tidak
mengganggu atau diganggu oleh unit lainya. Untuk itu dibutuhkan koordinasi
dengan jaringan komunikasi dan informasi yang efektif.
Manfaat Koordinasi
Manfaat dari koordinasi antara lain:

Tercapainya KISS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Simplifikasi) supaya


pencapaian tujuan organisasi dirah seefektif dan seefisien mungkin.
Menjadi problem solver di setiap masalah dan konflik semua pihak.
Membantu pimpinan dalam melakukan sinergi dan integrasi berjalannya tugas-
tugas yang ada dengan pihak yang berkaitan. Ketika keterkaitan dengan berbagai
unit/divisi semakin besar maka semakin tinggi kebutuhan akan koordinasi.
Mendukung pimpinan untuk mensinergikan dan mengatur perkembangan antara
satu unit dengan unit lainnya.
Supaya pimpinan bisa melakukan sinkronisasi kegiatan fungsional dengan berbagai
tujuan masing-masing unit yang berbeda demi tercapai tujuan bersama seefektif
dan seefisien mungkin dengan keterbatasan sumber daya yang ada.
Membagi pekerjaan di masing-masing unit supaya tidak terjadi overlaping. Semakin
besar skala pekerjaan yang didapatkan maka semakin tinggi kebutuhan akan
koordinasi. Hal ini mempunyai tujuan supaya tidak ada pekerjaa yang sama yang
dijalankan divisi yang berbeda karena akan membuat suatu pemborosan anggaran.
Terjadi pengembangan dan terjagany keharmonisan antar kegiatan yang dijalankan
baik secara fisik ataupun non fisik dan dengan stakeholders.
Melakukan pencegahan agar tidak timbul konflik internal dan eksternal
Melakukan pencegahan adanya pekerjaan yang koson di setiap unit
Menghindari persaingan yang buruk
Terciptanya koordinasi yang baik antar unit departemen dapat meminimalisir
terjadinya kesalahan dan konflik sehingga proses kegiatan dapat berjalan dengan
efektif.
Jenis-Jenis Koordinasi
Jenis-Jenis dari koordinasi atau macam-macam koordinasi, antara lain:

1. Koordinasi Intern
Koordinasi intern dibedakan menjadi beberapa kategori, yakni:

Koordinasi vertikal, yang mana antara yang mengkoordinasi dengan yang


dikoordinasi secara struktural ada hubungan hierarki karena satu dengan yang
lainnya berada pada satu garis komando.
Koordinasi horizontal, yakni koordinasi fungsional yang mana yang mengkoordinasi
mempunyai tingkat eselon yang sama.
Koordinasi diagonal, yakni koordinasi fungsional yang mana yang mengkoordinasi
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi tingkat eselonnya daripada yang
dikoordinasikan, tetapi satu dengan yang lainnya tidak berada pada satu garis
komando.

pentingnya struktur dalam organisasi


struktur organisasi juga merupakan faktor yang sama pentingnya dalam menentukan dan melihat
cara kerja suatu organisasi, yang mana dapat dianalisa melalui strukturnya yang tergambar dan
akan bisa diketahui bagian dan sub bagian, wewenang masing-masingnya serta hubungan
koordinasi antar bagian dan sub bagian dalam pelaksanaan tugas serta tanggungjawab masing-
masing berikut pembagian tugas berdasarkan spesialisasi yang ada akhirnya menggambarkan
saling ketergantungan antar bagian dan sub bagian dalam suatu organisasi. Pentingnya struktur
organisasi untuk mengatur hubungan yang baik antar unit maupun intern unit itu sendiri.

CARA MENYUSUN STRUKTUR ORGANISASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

Struktur Organisasi (STO) dalam sebuah perusahaan di maksudkan untuk merumuskan tugas
pokok dan fungsi yang terbagi dalam unit – unit bagian divisi atau departemen agar meminamilisir
terjadinya overlapping dalam setiap unit atau divisi. Dalam Struktur Organisasi juga terdapat span of
control (rentang pengendalian) para pimpinan unit untuk memperjelas jumlah unit yang akan di
bawahi

Pentingnya Struktur Organisasi juga untuk mengatur hubungan yang baik antar unit maupun intern
unit itu sendiri. itu dimaksudkan agar memanfaatkan semua kemampuan ke suatu tujuan
perusahaan sesuai dengan visi misi perusahaan.selain itu akan mempermudah dalam
pengintegrasian fungsi fungsi dalam perusahaan agar efektif dan efisien.

Ada berbagai macam bentuk struktur organisasi sesuai dengan fungsinya, di antaranya ialah :

1. Organisasi Lini Garis

Organisasi ini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang langsung secara
vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya. Bentuk ini ialah struktur
organisasi yang paling banyak di pakai oleh perusahaan yang masih konvensional. Kelebihanya
ialah atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando dan proses decision making
cepat. Sedangkan kekurangannya ialah karyawan tergantung pada satu orang.
2. Organisasi Fungsional

Organisasi ini penyusunannya berdasar atas kegiatan dari tiap tiap fungsi sesuai dengan
bidangnya. Sistem ini juga sebagai suatu bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan
dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang
pekerjaan tertentu. Kelebihannya ialah program yang di susun terarah dan jelas dan dapat dicapai
tingkat spesialisasi yang baik. Kekurangannya ialah Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena
terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang tertentu.

3. Organisasi Lini dan Staff

Organisasi ini ialah penggabungan antara organisasi lini garis dan fungsional. Pelimpahan
wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga
pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang
pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Kelebihannya ialah Staffing dilaksanakan
sesuai prinsip the right man on the right place dan kekurangannya ialah Proses decesion makin
berliku-liku.

4. Organisasi Matrik

Organisasi seperti banyak di pakai oleh perusahaan – perusahaan kontraktor atau yang bergerak di
bidang proyek. Karena dalam susunan struktur organisasi matrik akan di atur pimpinan untuk
masing masing projek yang akan di susun. Kelebihan organisasi seperti ini ialah fokus utama
penyelesaian project akan semakin cepat baik pengerjaan maupun decison makingnya sementara
kekuranannya ialah pimpinan proyek tak bisa mengkoor-dinir berbagai bagian yang berbeda hingga
menghadapi kesulitan dalam mengembangkan team yang terpadu dikarenakan penyimpangan
pclaksanaan perintah untuk masing-masing individu.

Dari berbagai macam jenis struktur organisasiakan di lihat sesuai dengan jenis dan fungsi
perusahaan itu sendiri , dan sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut. ada beberapa faktor yang
menentukan perancangan tipe organisasi yakni strategi organisasi pencapaian tujuan, perbedaan
teknologi yang digunakan untuk memproduksi output, besarnya organisasi dan satuan kerjanya
yang akan mempengaruhi struktur organisasi.

KESIMPULAN
mengartikan bahwa sangat diperlukan koordinasi dalam setiap organisasi, agar dalam setiap organisasi
tersebut menjalankan masing-masing tugasnya dengan baik tanpa ada timpang tindih tugas atau
kewajibannya, sehingga tercapailah tujuan bersama dalam organisasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai