Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN
KOORDINASI DALAM ORGANISASI

Oleh :

1. Dyah Nuraini (0184000012)


2. Nabila Shavira (0184700003)
3. Novita Oki P (0184700008)
4. Rini Fitriana (0184000023)
5. Ryan Fahriza S (0184000017)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KUSUMA NEGARA


JAKARTA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki
arti "seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen adalah suatu seni atau cara untuk menyelesaikan permasalahan
dengan berkerja sama melalui orang lain atau sumberdaya lainnya. Sebagai suatu proses,
manajemen memerlukan berbagai aspek pendukung untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan atau tujuan-tujuannya. Diantara bermacam cara melakukan
manajerial, salah satu aspek penting yang menjadi cara untuk berlangsungnya sebuah
proses manajemen yaitu melakukan koordinasi. Koordinasi sebagai aspek penting
manajemen, memerlukan sebuah sumberdaya manusia, yang didalamnya terdapat pola
pikir untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, diperlukannya hal-hal yang
berkaitan dengan pembelajaran, guna untuk mengetahui lebih jelas dan lebih dalam apa
yang dimaksud dengan koordinasi sebagai suatu aspek penting dalam manajerial untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.

2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan pemasalahn sebagai berikut :
1. Apa pengertian koordinasi?
2. Apa tujuan dan manfaat koordinasi?
3. Apa prinsip prinsip koordinasi?
4. Apa hubungan koordinasi dengan fungsi manajemen?
5. Bagaimana kebutuhan akan koordinasi?
6. Studi kasus mengenai koordinasi perusahaan Rendell Company

3. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui koordinasi dalam suatu organisasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi, manfaat dan tujuan dalam koordinasi
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja kebutuhan dalam koordinasi
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pemecahan masalah dalam studi kasus
mengenai koordinasi
5. Mahasiswa diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam berorganisasi, dan
mempunyai dasar dari manajemen dalam aspek koordinasi
BAB II
KERANGKA TEORI

1. KOORDINASI
1.1. Pengertian Koordinasi
Koordinasi berasal dari kata coordination, co  dan ordinareyang berarti to
regulate. Dari pendekatan empirik yang dikaitkan dengan etimologi, koordinasi
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat ( equal
in rank or order, of the same rank or order, not subordinate) untuk saling memberi
informasi dan mengatur (menyepakati) hal tertentu. Secara normatif, koordinasi
diartikan sebagai kewenanganuntuk menggerakkan, menyerasikan, menyelaraskan,
dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda-beda agar
semuanya terarah pada tujuan tertentu. Sedangngkan secara fungsional, koordinasi
dilakukan guna untuk mengurangi dampak negatif spesialisasi dan mengefektifkan
pembagian kerja.Koordinasi dapat didefinisikan sebagai proses penyepakatanbersama
secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa
sehingga di sisi yang satu semua kegiatan atau unsur itu terarah pada pencapaian
suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi lain keberhasilan yang satu tidak
merusak keberhasilan yang lain.
Koordinasi menurut Awaluddin Djamin dalam Hasibuan (2011:86) diartikan
sebagai suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-
tugas tertentu, sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu dan saling
melengkapi. Dengan demikian koordinasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mampu menyelaraskan pelaksanaan tugas maupun kegiatan dalam suatu organisasi.
Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua pengertian yang saling berhubungan
karena koordinasi hanya dapat tercapai sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan
kerja yang efektif. Hubungan kerja adalah bentuk administrasi yang membantu
tercapainya koordinasi. Oleh karena itu dikatakan bahwa hasil akhir daripada
komunikasi (hubungan kerja) adalah tercapainya koordinasi dengan cara yang
berhasil guna dan berdaya guna (efektif dan efisien). Koordinasi dimaksudkan
sebagai usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja (unit-unit)
organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna
melaksanakan seluruh tugas organisasi untuk mencapai tujuannya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kordinasi adalah
proses kesepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur (yang
terlihat dalam proses) pemerintahan yang berbeda-beda pada dimensi waktu, tempat,
komponen, fungsi dan kepentingan antar pemerintah yang diperintah, sehingga disatu
sisi semua kegiatan dikedua belah pihak terarah pada tujuan pemerintahan yang
ditetapkan bersama dan disisi lain keberhasilan pihak yang satu tidak dirusak
keberhasilan pihak yang lain.

1.2. Tujuan Koordinasi


Setelah mengetahui pengertian koordinasi menurut para ahli dan secara umum maupun
khusus maka hal yang perlu diketahui selanjutnya adalah tujuan koordinasi. Berikut
tujuan koordinasi :
 Meraih dan menjaga keefektifitasan organisasi seoptimal mungkin dengan
sinkronisasi, kebersamaan, keselarasan dan keseimbangan diantara aktivitas yang
saling bergantung/berkaitan.
 Melakukan pencegahan terhadap timbulnya konflik serta menciptakan efisiensi yang
optimal pada berbagai aktivitas yang interdependen melalui kesepakatan yang
mengakomodir seluruh elemen yang berkaitan.
 Koordinasi berusaha untuk menciptakan dan menjaga agar suasana dan tingkah laku
yang ada saling merespon dan mengantisipasi di setiap unit kerja baik yang berkaitan
maupun tidak. Hal ini supaya kesuksesan setiap unit tidak mengganggu atau
diganggu oleh unit lainnya. Oleh karena itu diperlukan koordinasi dengan jaringan
komunikasi dan informasi yang efektif.

1.3. Manfaat Koordinasi


Terdapat berbagai manfaat dari koordinasi yang diperoleh berdasarkan tujuan dari
koordinasi yang berhasil dicapai. Sedikitnya ada 10 manfaat koordinasi yang tercipta
apabila keberhasilan koordinasi tercapai. Berikut manfaat-manfaat yang dihasilkan dari
koordinasi yang efektif :
a. Mencapai KISS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Simplifikasi) supaya
pencapaian tujuan organisasi diraih seefektif dan seefisien mungkin.
b. Menjadi problem solver pada setiap masalah dan konflik berbagai pihak.
c. Membantu pimpinan dalam mensinergikan dan mengintegrasikan keberjalanan
tugas-tugas yang dimiliki dengan pihak yang berkaitan. Saat keterkaitan dengan
berbagai unit/divisi semakin besar maka semakin tinggi kebutuhan akan koordinasi.
d. Mendukung pimpinan untuk mensinergikan dan mengatur perkembangan antara satu
unit dengan unit lainnya.
e. Supaya pimpinan dapat mensinkronkan aktivitas fungsional dengan berbagai tujuan
setiap unit yang berbeda demi tercapainya tujuan bersama seefektif dan seefisien
mungkin dengan keterbatasan sumberdaya yang ada.
f. Membagi pekerjaan kepada setiap unit agar tidak terjadi overlaping. Semakin besar
skala pekerjaan yang diperoleh maka semakin tinggi kebutuhan akan koordinasi. Hal
ini bertujuan supaya tidak ada pekerjaan yang sama yang dilakukan oleh divisi yang
berbeda karena akan mengakibatkan pemborosan anggaran.
g. Mengembangkan dan Menjaga keharmonisan antar aktivitas yang dilakukan baik
fisik maupun non fisik dan juga dengan stakeholders.
h. Melakukan pencegahan akan timbulnya konflik internal dan eksternal.
i. Mencegah adanya pekerjaan kosong pada unit.
j. Menghindari persaingan yang buruk.

1.4. Prinsip Prinsip Koordinasi


Berdasarkan pengertian koordinasi dalam manajemen dan ruang lingkup yang
dipaparkan dimana adanya pembagian tugas dan tanggung jawab maka diperlukan
arahan untuk meraih tujuan yang ingin dicapai.
Arahan tersebut bertransofrmasi menjadi beberapa prinsip koordinasi yang harus
dipahami. Berikut prinsip-prinsip koordinasi :
a. Kesatuan arah dan tujuan.
b. Kesepakatan terkait aktivitas yang seharusnya dijalankan di setiap pihak.
c. Taat dan Loyal.
d. Saling berbagi informasi terkait dengan aktivitas, masalah yang dihadapi dan hasil
yang telah diraih.
e. Saling menghormati, membantu dan mempercayai satu dengan yang lain.
f. Profesionalitas
g. Tepat guna (alat koordinasi)
h. Efisiensi
i. Terdapat koordinator dalam menjalankan dan mengawasi segala aktivitas kerjasama
dalam organisasi serta memahami setiap masalah dan menyelesaikan permasalahan
tersebut.

1.5. Hubungan Koordinasi dengan Prinsip Prinsip Manajemen


a) Perencanaan dan koordinasi (planning and coordination)
Perencanaan. Akan mempengaruhi koordinasi, maksudnya semakin baik dan
terincinya rencana maka akan semakin mudah melakukan koordinasi. Jika
perencanaan disusun dengan baik dan hubungan rencana jangka panjang dan rencana
jangka pendek terintegrasi dengan baik serta harmonis maka penerapan koordinasi
akan lebih mudah
b) Pengorganisasian dan koordinasi (organizing and coordination)
Pengorganisasian berhalangan dengan koordinasi. Jika organisasi baik maka
pelaksanaan koordinasi akan lebih mudah. Organisasi yang baik apabila hubungan-
hubungan antara individu karyawan baik, hubungan pekerjaan baik, job description
setiap pejabat jelas.
c) Pengarahan dan koordinasi (directing and coordination)
Pengarahan mempengaruhi koordinasi, artinya dengan menggunakan bermacam-
macam variasi dalam intensitas directing force akan membantu menciptakan
koordinasi
d) Pengisian jabatan dan koordinasi (staffing and coordination)
Penempatan karyawan membantu koordinasi. Jika setiap pejabat sudah ditempatkan
sesuai dengan keahliannya maka koordinasi akan lebih mudah
e) Pengendalian dan koordinasi (controlling and coordination)
Pengendalian berhubungan langsung dengan koordinasi. Penilaian yang terus
menerus atas kemajuan perusahaan akan membantu menyelaraskan usaha-usaha
sehingga tujuan yang ditentukannsemula dihasilkan, diperoleh dan tercapai dengan
baik. Dengan demikian, tindakan-tindakan perbaikan yang terjadi, karena control
membantu dalam mendapatkan koordinasi yang dibutuhkan.

1.6. Mengapa Koordinasi sangat Dibutuhkan


Untuk melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan ) dalam 
melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam
tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen. Koodinasi dibutuhkan
sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiap karyawan tidak mempunyai
pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akan merugikan organisasi itu sendiri.
Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruh kegiatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atau perusahaan atau
bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usaha untuk menciptakan
keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan seimbang. Kebutuhan koordinasi
tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat
ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.Prinsip rentang manajemen berkaitan erat
dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh manajer atau
atasan. Antara rentang manajemen dan koordinasi saling berhubungan erat. Ada
anggapan bahwa semakin besar jumlah rentangan semakin sulit untuk
mengkoordinasikan kegiatan bawahan secara efektif.
Terdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi seperti
diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko, 2003:196), yaitu:
 Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam
melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan
yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
 Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependece)
Dimana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu
sebelum satuan yang lain dapat bekerja.
 Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence)
Merupakan hubungan member dan menerima antar satuan organisasi

Lebih lanjut Handoko (2003:196) juga menyebutkan bahwa derajat koordinasi yang
tinggi sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan,
faktor-faktor lingkungan selalu berubah-ubah serta saling ketergantungan adalah tinggi.
Koordinasi juga sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan
yang tinggi. Agar wewenang yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat di taati oleh
bawahan maka diperlukan adannya:
a) Kekuasaan ( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara
mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi
menjadi dua yaitu :
b) Kekuasaan posisi ( position power ) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini
tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
c) Kekuasaan pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada
seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada pimpinan.
d) Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab ( responsibility yaitu kewajiban
untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang
dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan
tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan
bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang
akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan
yang akan diambil
e) Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk
melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi.
Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan
informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.

Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi :

 Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan karier dan
sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
 Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh
seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima bila
tidak melakukan perintah,
 Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena
seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
 Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power ) berasal dari
pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau
penahanan informasi yang dibutuhkan.
 Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan
pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu
keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam bidangnya.
BAB III
PEMBAHASAN

1. LANDASAN TEORI
Perilaku Dalam Ekonomi
System pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. System
pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga
memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk
meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi.
A. Keselarasan Tujuan
Tujuan utama dari system pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh
mungkin) tingkat keselarasan tujuan yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan
tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan
perusahaan.
B. Faktor-faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan
Hal yang diperhatikan oleh para perancang system pengendalian formal adalah aspek-
aspek yang berkaitan dengan proses informal, seperti etos kerja, gaya manajemen,
dan buadaya yang melingkupi, karena untuk menjalankan strategi organisasi secara
efektif mekanisme formal harus berjalan seiring dengan mekanisme informal.
1) Faktor-faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan
didalam masyarakat, dimana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini
mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga diseut sebagai eots kerja, yang
diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan, semangat
dan juga kebanggaan yang dimmiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas.
2) Faktor-faktor Internal
 Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri,
yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implicit diterima dan yang secara
ekspisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
 Gaya Manajemen
Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat terhadap
pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap
bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka,
dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap
CEO.
 Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal,
yaitu pemegang saham otoritas resmi dan tanggung jawab-dari setiap manajemen.
 Persepsi dan Komunikasi
Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer harus mengetahui
tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya.

C. Jenis Jenis Organisasi


Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya.
Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan system pengendalian
manajemen organisasi. Organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum.
 Struktur fungsional, didalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungsi-fungsi
yang terspesialisasi seperti produksi.
 Struktur unit bisnis, didalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas aktivitas-
aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagain yang
semi-independen daro perusahaan.
 Struktur matriks, didalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

D. Fungsi Kontroler
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan system
pengendalian manajemen disebut sebagai kontroler. Kontroler biasanya menjalankan
fungsi-fungsi sebagai berikut :
 Merancang dan mengoperasikan informasi serta system pengendalian
 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para pemegang
saham dan pihak-pihak eksternal lainnya
 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan lapora-
laporan ini untuk para manajer, menganalisi program dan proposal-proposal
anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannna ke
dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
 Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian
untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengaman yang memasai
terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.

2. Sejarah Perusahaan Rendell Company


Rendell Company ini didirikan pada tahun 1968 dengan tujuan memberikan
representasi kualitas tinggi untuk pasar elektronik di Illinois dan Wisconsin. Rendell
Company memiliki tujuh divisi operasi, yang terkecil mempunyai angka penjualan per
tahun sebesar $ 50 juta, sementara angka penjualan per tahun yang terbesar sebanyak
$500 juta. Masing-masing divisi bertanggung jawab kepada bagian pembuatan dan
pemasaran di sektor produksinya masing-masing. Sejumlah bagian dan komponen di
transfer di antara divisi, namun volume bisnis antar divisinya tidaklah besar.
Fred Bevin adalah seorang pengontrol pada Pengontrol Divisi dari Perusahaan
Rendell. Pengontrol Divisi bertanggung jawab pada financial accounting internal,
auditing, dan analysis of capital budgeting requests. Fred Bevins merasa tidak puas
karena selama ini Pengontrol Divisinya hanya melaporkan pekerjaan kepada atasaannya
yaitu General Manager Divisi. General Manager Divisi membicarakan budget divisinya
dengan manajemen puncak dan Pengontrol Divisi hanya diminta untuk membicarakan
hal-hal teknis dan dia diberlakukan sebagai staff. Dengan ketidakpuasaan akan tindakan
General Manager Divisi ini menginspirasi Bevins untuk membuat perubahan dengan
menerapkan cara baru yang pernah dipelajari di Martex Company yaitu
menerapkan penggambaran tugas dan tanggung jawab organisasi. Caranya adalah
pengawas organisasi dibebani dengan tanggung jawab dalam menetapkan standar biaya
dan keuntungan perusahaan serta mengambil tindakan yang tepat untuk melihat apakah
standar ini sudah tercapai atau belum. Fred bevins sebagai seorang pengendali
perusahaan Rendell Company sangant prihatin terhadap status organisasi dari para
pengendali divisi dalam perusahaan. Selama ini para pengendali divisi memberikan
laporan kepada manajer umum divisi mereka. Bevins menginginkan perubahan struktur
organisasi pengendali divisi, dengan mengamati penerapan pengendalian di perusahaan
lain yaitu perusahaan Martex. Organisasi pengendali perusahaan bertanggung jawab atas
pencatatan keuangan, auditing internal, dan analisis permintaan anggaran modal. Di
perusahaan saat ini telah terdapat system pengendalian anggaran, akan tetapi pelaporan
dilakukan langsung oleh divisi operasi kepada manajemen puncak tanpa melalui analisis
yang mendalam oleh pengendali perusahaan. Bevins menginginkan peran lebih aktif dan
lebih dalam dari organisasi control perusahaan dalam proses penentuan anggaran dan
analisa kinerja.

3. Permasalahan
Rendell ternyata mengalami kesulitan melaksanakan teknik pengendalian yang lebih
modern, dikarenakan adanya hubungan yang kurang baik atau tidak saling mendukung
antara pengendali korporat dan divisi, yang mengakibatkan terjadinya tambahan biaya
anggaran perusahaan untuk memperbaiki hal tersebut.
Randell memiliki permasalahan peran pengendali korporasi dan pengendali divisi yang
mana hubungan informasi antar keduanya kurang transparan.
William Harrigan adalah manager di kantor pusat Rendell Company dan dia mantan
pengontrol senior di satu divisi perusahaan Rendell selama 25 tahun. Pengontrol
Perusahaan sering menanyakan kepada divisinya : Apakah divisi anda dapat berjalan baik
jika perusahaan memotong sekian $x diluar budget periklanan? Apakah divisi anda yakin
perkiraan penghematan biaya pada peralatan ini realistis? Walaupun pengontrol tahu
kondisi sebenarnya dan dia tidak setuju dengan perusahaan pengontrol,Harrigan tidak
boleh mengatakan demikian. Bila ada ketidakberesan dalam divisi (budget berlebih) dan
situasi yang buruk maka hal itu tidak akan di jadikan berita di laporan operasional,
sehingga hal ini membuat pekerjaan Harrigan menjadi sulit. Tapi Harrigan tidak
menjadikan hal ini sebagai masalah karena jika dia menerapkan metode klaim
(mengumumkan adanya ketidaksesuaian) dari Martex maka Pengontrol Divisi tidak akan
menjadi bagian dari kelompok menejemen itu lagi.
Karena sistem akuntansi sudah lama berada di perusahaan, perubahan mungkin tidak
mudah diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut dapat menyebabkan
kegagalan fungsi dalam struktur organisasi dimana divisi pengontrol yang melaporkan
langsung ke pengontrol perusahaan akan menyebabkan ketidakstabilan pada otoritas
struktur divisi. Dengan demikian, pengendalian harus diberikan dalam melestarikan
struktur kekuasaan di setiap divisi. Lebih baik jika perusahaan menghadapi masalah
kegemukan dalam anggaran biaya daripada menyerah pada perintah di setiap divisi dan
mengacaukan baris mapan dari otoritas. Penjagaan pengontrolan saat ini akan lebih baik
daripada mengubahnya ke dalam struktur Martex dalam mencapai tujuan dan sasaran
Perusahaan.

4. Koordinasi Perusahaan Rendell Company


Perusahaan Rendell dapat mempertahankan struktur organisasi saat ini dengan
menerapkan sistem kontrol tambahan untuk mengatasi permasalahan budget. Sistem
kontrol tersebut adalah :
1) Menerapkan sistem akuntansi terpusat.
Kita tidak bisa memaksa departemen atau divisi untuk merubah sistem akuntansi
mereka karena Ini akan memakan waktu banyak dan mungkin berbeda dengan
kebutuhan divisi serta hal ini akan menyebabkan konflik dan tidak efisien. Akan lebih
baik jika mengembangkan sistem akuntansi perusahaan dan membuat divisinya untuk
menyerahkan data dan informasi mereka. Akan ada kesalahan, tetapi perusahaan
tersebut akan hidup dengan itu.
2) Tetapkan target atau standar.
Membandingkan biaya saat ini dengan standar industri dan perusahaan untuk
mengurangi kegemukan budget. Selain pembandingan ini, variabel kritis atau kunci
dapat dicermati lebih sering untuk mencapai kontrol yang lebih baik dari sistem.
3) Menetapkan sistem insentif seperti yang dilakukan Martex.
Pengontrol Perusahaan seharusnya lebih terlibat secara aktif dalam anggaran Sistem
pengontrol anggaran diatas dapat ditingkatkan atau dibentuk lebih baik lagi.
A. Analisis Masalah
Analisis SWOT :
1. Strength (kekuatan)
 Peraturan saat ini memungkinkan informasi mengalir lebih efisien.
 Dengan pengendali divisi melapor langsung kepada manajer divisi, memungkinkan
isu-isu taktis untuk diselesaikan lebih cepat dan berdasarkan informasi terbaru.
 Laporan dan tujuan pada anggaran divisi dan kinerja dari pengendali divisi ke
kontroler perusahaan memberikan informasi lebih rinci tentang divisi. Penilaian yang
lebih kritis terhadap kegiatan operasional membantu mengurangi pembengkakan
dalam anggaran biaya dan lebih mudah untuk melaksanakan program control yang
baru.

2. Weekness (kelemahan)
 Sulit untuk menerapkan perubahan dalam struktur organisasi dalam waktu singkat
 Terdapat kemungkinan bagi Manajer Divisi untuk menyembunyikan informasi
keuangan yang cacat.
 Tingkat kepercayaan atas informasi yang disediakan oleh Pengendali Divisi kepada
pengendali Korporat patu dipertanyakan.
3. Opportunity (peluang)
 Diterapkannya teknik-teknik modern di lingkungan perusahaan
4. Threats (ancaman)
 Terjadinya pembengkakan anggaran
 Dapat terjadi penyembunyian atas keuangan yang cacat yang dilakukan antara
pengendali divisi dengan manajer dan manajer dengan stafnya.

B. Prospek Perusahaan
 Jika perusahaan ingin terus berkembang, maka pihak manajemen harus mempercayai
informasi yang diberikan oleh divisi pengendali.
 Jika sistem pengendalian dan manajemen perusahaan sudah baik dan tidak lagi terjadi
pembengkakan dalam anggaran, maka barulah perusahaan memikirkan untuk
membuat elektronik yang lebih canggih dibandingkan kompetitor nya, sehingga tidak
hanya mendapatkan laba tetapi angka pertumbuhan perusahaan juga meningkat.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Koordinasi sangatlah dibutuhkan dalam setiap organisasai ataupun kelompok
apapun, demi tercapainya segala tujuan yang hendak dicapai. Komunikasi merupakan
suatu kunci utama dalam tercapainya suatu koordinasi yang efektif. Pada dasarnya
koordinasi merupakan suatu pemrosesan informasi. Di sini peranan manajer sangat
dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang pengontrolan, pengawasan dan
evaluasi. Kedekatan hubungan dan kelancaran informasi antara manajer dengan bawahan
pun juga sangat perlu diperhatikan agar dalam pelakasanaan tugas tidak terdapat
kesalahan informasi (miss comunications) ataupun tekanan dalam bekerja.
Oleh sebab itu, dengan koordinasi yang baik dapat mempermudah suatu organisasi
menjadi lebih maju karena tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.
Sehingga, koordinasi juga dapat dikatakan sebagai inti dari manajemen dan
implisit dan melekat pada semua fungsi manajemen. Jika tidak ada koordinasi pada suatu
manajemen, maka manajemen itu kita anggap telah gagal. Jika tidak ada koordinasi maka
manajemen tersebut akan berantakan karena tidak nyambungnya informasi yang di dapat
dari individu satu ke individu yang lain yang ada di dalam satu manajemen. Koordinasi
dapat berjalan dengan baik jika semua anggota organisasi berpatisipasi untuk turut aktif
saling bekerja sama serta memahami setiap tugas dan tanggung jawab nya masing
masing.

2. Saran
1. Koordinasi yang baik dan benar harus diterapkan dalam suatu organisasi untuk
menghindari adanya kesalahan informasi antar individu
2. Pengendali di dalam suatu organisasi atau perusahaan harus lebih aktif dalam
mengawasi sistem pengendalian yang ada.
3. Setiap individu harus berperan aktif di dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat
tercapai sesuai dengan keinginan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

- https://manajemenpendidikanunj.blogspot.com/2014/10/makalah-koordinasi.html
- https://jurnalmanajemen.com/pengertian-koordinasi/
- https://nti0402.wordpress.com/2010/01/01/koordinasi-yang-efektif-dalam-
organisasi/
- https://www.academia.edu/34597261/KEL_8_MANAJEMEN_UMUM_KOORD
INASI
- https://arhamyuthami.blogspot.com/2016/03/artikel-dmb-studi-kasus-
koordinasi.html

Anda mungkin juga menyukai