Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN

PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen


Dosen pembimbing : Hutomo Rusdianto,S.E.,MBA.,AWM.,QWM.

Disusun oleh kelompok 12 :

1. Yahya Rahardi (201811557)


2. Dwi Cahyaningrum (201811576)
3. Eden Duta Fortuna (201811578)
4. Debby Namira Anjani (201811626)
5. Wahyu Mas Setyadi (201811654)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PROGAM STUDI MANAJEMEN

TAHUN AJARAN 2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAWyang
kita nantikan syafaatnya di akhir nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen dengan judul “Prinsip-
prinsip Pengendalian”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kudus, 19 Maret 2019


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya
dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui yang
melibatkan individu-individu. Aktivitas individu ini dilarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai
makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pribadi. Tujuan pribadi
seorang biasa selaras dengan tujuan organisasi., bias juga tidak selaras. Ketidak
selarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai.
Untuk itu diperlukan suatu pengendalian kerja sehingga tujuan individu bias selaras
dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hl tersebut adalah adanya
system pengendalian manajemen yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN TEORI

2.1 Pengertian Organisasi


a.  Secara Etimologi
Kata manajemen bersal dari bahasa latin , yaitu dari asal
kata mantis yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata
itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage,
dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan
kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang
memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur.” Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet,
misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia pada tahun
1561, maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutama dalam konteks
mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti
"tangan". Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris
menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
b. Untuk memahami organisasi secara baik, maka perlu kiranya kita mengetahui
beberapa definisi yang ada untuk meakili pemahaman setiap orang
diantaranya:
1. James D. Mooney (1974)
Mengutarakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerjasama
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
2. Ralp Currier (1951)
Berpendapat bahwa organisasi adalah sutu kelompok orang-orang yang
berkerja kearah tujuan bersama dibawah suatu kepemimpinan.
3. Herbert A. Simon (1958)
Mengatakan bahwa organisasi adalah suatu rencana mengenai usaha
kerjasama yang mana setiap peserta mempunyai peran yang diakui
untuk dijalankan dan kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas untuk
dilaksanakan.
4. Drs. Dydiet Hardjito, M.Sc
Organisasi adalah kesatuan social yang dikoordinasikan secara sadar
yang memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat
dicapai melalui individu secara terpisah.
5. Menurut Maringan (2004)
Pengertian organisasi dapat dibedakan pada dua macam , yaitu :
Organisasi sebagai alat dari manajemen artinya organisasi sebagai
wadah/tempat manajemen sehingga memberikan bentuk manajemen
yang memungkingkan manajemen bergerak atau dapat dikaitkan.
Organisasi sebagai fungsi manajemen artinya organisasi dalam arti
dinamis (bergerak) yaitu organisasi yang memberikan kemungkinan
tempat manajemen dapat bergerak dalam batas-batas tertentu. Dinamis
berarti bahwa organisasi itu bergerak mengadakan pembagian
pekerjan. Misalnya pimpian harus ditempatkan di bagian yang
srategis.
2.2 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari
pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini
berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan
perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.
Dalam hal ini “dianggap baik” berarti mampu mengejawantahkan / menerjemahkan
antara lain :
1. Tolak ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi berjalan
secara   efisien, efektif, dan produktif.
2. Kebijakan dalam menentukan tolok ukur di atas.
3. Apreasiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.
Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam
pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin
kompleks. Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu,
artinya lebih mengarah ke berbagai upaya yang dilakukan manajemen agar
tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sitem pengendalian manajemen dapat
diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap
organisasi mempunyai komponen sama, yaitu :
a. W = Work (Pekerjaan)
b. E = Employee (Tenaga Kerja)
c. R = Relationship (Hubungan)
d. E = Environment (Lingkungan)
Sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai
pengetahuan “teoritis-praktis.” Karena itu dalam SPM akan lebih
mudah mencernanya kalau dalam mempelajarinya senantiasa
membayangkan dan mengaitkannya dengan perilaku manusia dalam
kehidupan organisasi / perusahaan. Beberapa definisi sistem
pengendalian manajemen : Edy Sukarno menyatakan :
“Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem
terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran,
akuntansi, pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk membantu
orang dalam menjalankan organisasi atau perusahaan agar hasilnya
optimal.”
Sedangkan Anthony and Govindarajan dalam bukunya
Management Control System mengungkapkan :
“Management control is the process by which managers
influence other members of the organization to implement the
organization’s strategies.”

Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri


penting, yaitu :

1. Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan


seluruh organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber
daya (resources) yang digunakan, baik manusia, alat-alat dan
teknologi, maupun hasil yang diperoleh organisasi, sehingga proses
pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan lancar.
2. Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi
yang berintegrasi dan menyeluruh, serta kurang bersifat
perhitungan yang pasti dalam mengevaluasi sesuatu.
3. Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena
pengendalian manajemen lebih ditujukan untuk membantu
manager mencapai strategi organisasi dan bukan untuk
memperbaiki detail catatan.
Oleh sebab itu dalam pengendalian manajemen, peranan
pertimbangan-pertimbangan psikologis lebih dominan.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tugas
terpenting dari manajemen melalui pengendalian manajemen
adalah beusaha mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Agar tugas tersebut dapat dijalankan dengan baik, pada tahap
pertama manajer harus memutuskan, apa yang akan dicapai oleh
organisasi dan cara untuk mencapainya, lewat keputusan ini akan
diketahui seperangkat tujuan organisasi dan strategi menjadi
sejumlah kebijakan-kebijakan yagn dapat menuntut arah, maupun
program-program kegiatan untuk tercapainya tujuan tersebut.
Setelah keputusan-keputusan tersebut dibuat, maka pengendalian
manajemen mulai bertugas untuk memastikan bahwa kehendak
manajemen telah dilaksanakan oleh seluruh organisasi.
2.3 Fungsi Pengendalian Manajemen
Fungsi Pengendalian/pengawasan merupakan suatu unsur manajemen untuk
melihat apakah segala kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang
digariskan dan disamping itu merupakan hal yang penting pula untuk menentukan
rencana kerja yang akan datang.
Pengendalian manajemen merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan
untuk mencapai tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana
dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.
Pengendalian biaya yang efektif akan tergantung pada komunikasi yang baik
antara informasi akuntansi dengan manajemen. Dengan membuat laporan prestasi
kerja, kontroller memberikan saran kepada berbagai tingkat manajemen mengenai
tindakan perbaikan yang diperlukan dalam suatu kegiatan. Laporan bisa berbentuk
pernyataan langsung ataupun tertulis dari kontroller kepada tingkat manajemen
perusahaan yang berisikan laporan penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan,
sesuai dengan prinsip manajemen berdasarkan penyimpangan. Laporan ini selain
laporan penyimpangan rencana (jika ada) juga memberikan laporan prestasi kerja
yang telah dicapai oleh para pekerja.
Sistem Pengendalian Manajemen Mempunyai Unsur-Unsur :
1. Detektor
2. Selektor
3. Efektor
4. Komunikator

Unsur-unsur ini satu sama lain saling berhubungan dan membentuk suatu
proses kerja. Proses yang terjadi berawal ketika detektor mencari informasi tentang
aktivitas. Detektor ini dapat berupa sistem informasi baik formal maupun informasi,
yang menyediakan informasi kepada pimpinan mengenai apa yang terjadi di dalam
suatu aktivitas.

Setelah informasi diperoleh, aktivitas yang terekam didalamnya dibandingkan


dengan standar atau patokan berupa kriteria mengenai apa yang seharusnya
dilaksanakan dan seberapa jauh perlunya pembenaran. Proses perbaikan dilaksanakan
oleh efektif, sehingga penyimpanan-penyimpanan diubah agar kegiatan kembali
mengikuti kriteria yang telah ditetapkan. Begitulah proses pengendalian manajemen,
dinamis dan berkelanjutan.

a. Proses Pengendalian Manajemen


Proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun
sifat pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian
manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama
lain, terdiri dari proses :
1. Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program
yang akan dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang
akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2. Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara
terinci, dinyatakan dalam satu moneter untuk suatu periode
tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada
kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3. Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai
sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang
dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan dan pusat-pusat
tanggungjawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai
sebagai dasar untuk pemrograman di masa yang akan datang,
sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung
jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari
proses pengendalian manajemen agar data untuk proses
pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.
b. Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa :
1. Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali.
2. Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan
program di tahun yang akan datang.
3. Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan
perubahan anggaran, apabila sudah tidak realistis.
4. Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya
perbaikan-perbaikan untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.
2.4 Prinsip-prinsip Pengendalian Menurut Harild Koontz dan Cyril O’Donnel
Harold Koontz dan Cyril O’Donnell (1988; 558) mengemukakan Azas-
azas/Prinsip-prinsip Pengendalian /pengawasan sebagai berikut:
1. Prinsip tercapainya tujuan (principle of assurance of objective)
2. Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan, yaitu dengan
mengadakan perbaikan (koreksi) untuk menghindarkan
penyimpangan/deviasi dari perencanaan.
3. Prinsip efisiensi pengendalian (principle of efesience of control)
4. Pengendalian efisiensi ini bertujuan untuk menghindarkan deviasi-
deviasi dari perencanaan sehingga tidak menimbulkan ha-hal lain yang
diluar dugaan.
5. Prinsip tanggung jawab pengendalian (Principle of control
responbility)
6. Pengendalian hanya dapat dilaksanakan apabila manager dapat
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana.
7. Prinsip pengendalian terhadap masa depan (principle of future control)
8. Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan,
penyimpangan, perencanaan yang akan terjadi, baik sekarang maupun
pada masa yang akan datang.
9. Prinsip pengendalian langsung (principle of direct control)
10. Tehnik control yang paling efektif adalah mengusahakan adanya
bawahan yang berkualitas baik.
11. Prinsip refleksi perencanaan (principle of reflection of plan)
12. Perencanaan harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan
karakter dan susunan perencanaan.
13. Prinsip penyesuaian dengan organisasi (principle of organizational)
14. Pengendalian harus dilaksanakan sesuai dengan struktur organisasi.
Manager dan bawahannya merupakan sasaran untuk melaksanakan
rencana.
15. Prinsip pengendalian individual (principle of individually of control)
16. Pengendalian dan tehnik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan
manajer.
17. Prinsip standar (principle of standar)
18. Control yang efektif dan efesien memerlukan standar yang tepat
sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.
19. Prinsip pengawasan terhadap strategis (principle of strategic point
control)
20. Pengendalian yang efektif dan efesien memerlukan perhatian yang
ditentukan factor-faktor yng strategis.
21. Prinsip perkecualian (the exception principle)
22. Perkecualian ini dapat terjadi keadaan tertentu ketika situasi berubah.
23. Prinsip pengendalian fleksibel (principle of flexibility of control)
24. Pengendalian harus luwes untuk menghindarkan kegagalan
pelaksanaan rencana.
25. Prinsip peninjauan kembali (principle of riview)
26. System control harus ditinjau berkali-kali agar system yang digunakan
berguna untuk mencapai tujuan.
27. Prinsip tindakan (principle of action)
28. Pengendalian dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran rencana
orgnisasi, staffing, dan directing.
2.5 Tahap-tahap Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan melalui tahap-tahap yang telah
ditentukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Pendapat tentang pengendalian banyak dilakukan oleh
para ahli, antara lain menurut pendapat Hasibuan (1990; 225),
proses pengendalian ataukontrol dapat dilakukan melalui tahap-
tahap sebagai berikut :
1. Menentukan standar-standar atau dasar untuk
melakukan kontrol.
2. Mengukur pelaksanaan kerja.
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan menentukan
deviasi.
4. Melakukan tindakan-tindakan perbaikan jika terdapat
penyimpangan (deviasi) agar pelaksanaan dan tujuan sesuai
dengan rencana.
BAB III
STUDI KASUS
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

http://dickysyuhada.blogspot.com/2011/01/hakikat-organisasi.html

Handoko, T. Hani.2012.Manajemen.Yogyakarta:BPFE-YOGYAKARTA.

http://kuntinailalkh.blogspot.com/2016/04/makalah-prinsip-prinsip-pengendalian.html

Anda mungkin juga menyukai