Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENAWARAN UANG DAN SISTEM BANK SENTRAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro

Dosen Pengampu: Etni Marlina, SE, M.GES

Di susun oleh kelompok 4

1. Ritna Devi ambarsari (201711138)


2. Erlina Novitasari (201711176)
3. Muhammad Ilham Maulana (201711178)
4. .
5. .
6. .
7. .
8. Dwi Cahyaningrum (201811576)

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS / MANAJEMEN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah di
dapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa sangat bersyukur karena telah
mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Penawaran Uang dan Sistem Bank Sentral”. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada Ibu Etni Marlina, SE,
M.GES selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro.

Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik isinya
maupun struktur penulisannya. Oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran positif
untuk perbaikan di kemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi penyusun. Aamiin

Kudus, 02 September 2018


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian penawaran uang ?

2. Apa fungsi dari penawaran uang ?

3. Apa jenis-jenis teori penawaran uang ?

4. Faktor apa yang mempengaruhi penawaran uang ?

5. Bagaimana pergerakan kurva penawaran uang ?

6. Apa pengertian bank sentral ?

7. Apa fungsi, tugas, dan wewenang bank sentral ?

8. Bagaimana peranan bank sentral dalam stabilitas dan keuangan ?

1.3 Tujuan masalah


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penawaran Uang
Penawaran uang adalah jumlah uang yang ada dan siap beredar untuk keperluan transaksi
bagi masyarakat pada wilayah dan waktu tertentu. Jumlah keseluruhan atau kuantitas uang yang
beredar dalam perekonomian (biasa disebut stok uang) memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam berbagai variabel ekonomi.Ada dua pengertian uang yang beredar, yaitu uang dalam arti
sempit (narrow mone atau M1) dan uang dalam arti luas (broad money atau M2).
Uang dalam arti sempit berarti semua kewajiban sistem moneter (bank sentral dan bank-
bank umum) kepada sektor domestik atau masyarakat. Aset yang paling jelas dimasukkan ke
dalam penghitungan ini adalah mata uang berupa uang kertas dan yang logam. Mata uang
merupakan alat pertukaran yang secara luas diterima dalam perekonomian. Dengan demikian,
mata uang merupakan bagian dari stok uang. Selain mata uang, stok uang yang dihitung dalam
M1 adalah simpanan yang mudah ditarik, seperti rekening koran (demand deposit).
Dengan demikian, yang termasuk ke dalam M1 adalah mata uang, traveler s cheque,
rekening koran, dan simpanan lain yang mudah dicairkan.
Uang dalam arti luas merupakan M1 ditambah dengan uang kuasi (deposito, tabungan,
pasar dana, dan yang lainnya).
2.2 Fungsi Penawaran Uang
2.3 Jenis-jenis Teori Penawaran Uang
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Uang
Banyak faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, antara lain tingkat
bunga, tingkat inflasi, pendapatan nasional serta nilai tukar.
1. Tingkat bunga.
Bunga merupakan imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu
kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut
apabila diinvestasikan. Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa
(bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga. Suku bunga tetap  adalah suku
bunga pinjaman yang tidak berubah sepanjang masa kredit. Suku bunga mengambang
adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti
suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya LIBOR dimana cara perhitungannya dengan
menggunakan sistem penambahan marjin terhadap kurs referensi. Tingkat bunga
merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Tingginya tingkat bunga menyebabkan biaya produksi meningkat yang
pada gilirannya menyebabkan dunia usaha menjadi lesu.
2. Tingkat inflasi.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/alat tukar) dan yang kedua adalah tekanan produksi dan atau distribusi. Inflasi
tarikan permintaan (demand pull inflation) lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral. Inflasi ini terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan yang biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di
pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap
barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu menyebabkan
harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar
yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor
selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah
uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di
sektor industri keuangan.
Sementara itu  inflasi tekanan produksi (cost push inflation ) diakibatkan
kurangnya produksi dan keterbatasan distribusi.  Inflasi ini dipengaruhi dari peran negara
dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh pemerintah seperti fiskal,
perpajakan, kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dan lain sebagainya. Inflasi
ini terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, walaupun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat
secara signifikan. Adanya ketidaklancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya
produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga
sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya
posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru.
3. Pendapatan Nasional.
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah
suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor
ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Konsumsi merupakan salah satu
faktor yang memengaruhi pendapatan nasional Jika terjadi perubahan permintaan atau
penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan
pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan
tingkat harga dan pendapatan nasional, yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga,
tetapi akan menurunkan pendapatan nasional dan menambah pengangguran. Bila
pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang
beredar dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui
peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).
4. Nilai tukar rupiah.
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang
beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat
bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat. Nilai tukar yang berdasarkan pada
kekuatan pasar akan selalu berubah disetiap kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen
mata uang berubah. Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih berharga bila
permintaan menjadi lebih besar dari pasokan yang tersedia. Nilai akan menjadi berkurang
bila permintaan kurang dari penawaran yang tersedia. Peningkatan permintaan terhadap
mata uang adalah yang terbaik karena dengan meningkatnya permintaan untuk transaksi
uang, atau mungkin adanya peningkatan permintaan uang yang spekulatif.
2.5 Pergerakan Kurva Penawaran Uang
2.6 Bank sentral
Bank sentral adalah suatu bank yang diberi tugas oleh pemerintah untuk mengatur dan
mengawasi kegiatan lembaga-lembaga keuangan yang terdapat dalam perekonomian.
Berdasarkan kepada fungsi yang harus dilaksanakannya ini bank sentral dapat didefinisikan
sebagai suatu lembaga keuangan yang pada umumnya dimiliki pemerintah yang diserahi
tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kestabilan kegiatan lembaga-lembaga
keuangan, dan untuk menjamin agar kegiatan lembaga-lembaga keuangan itu akan
membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.
2.7 Fungsi, Tugas, dan Wewenang Bank sentral
 Fungsi Bank sentral
1. Bertindak sebagai bank kepada pemerintah
2. Bertindak sebagai bank kepada bank bank umum
3. Mengawasi kegiatan bank umum dan lembaga-lembaga keuangan lainnya
4. Mengawasi kegiatan perdagangan luar negri
5. Mencetak uang logam dan uang kertas yang diperlukan untuk melancarkan
kegiatan produksi dan perdagangan
 Tugas Bank sentral

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka mengendalikan jumlah


uang beredar, agar tercipta kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa. Selain
itu, kebijakan ini juga dapat dilaksanakan untuk mendorong perekonomian
nasional. Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia juga perlu berkoordinasi dengan
Pemerintah agar kebijakan moneter yang dilaksanakan sejalan dengan kebijakan
fiskal dan kebijakan ekonomi lainnya yang ditetapkan pemerintah, sehingga hasil
yang diperoleh dari pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dimaksimalkan.

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka terciptanya kesepakatan,


aturan, standar dan prosedur yang digunakan untuk mengatur peredaran uang.
Sistem pembayaran yang dimaksud dapat berupa sistem pembayaran tunai dan
non tunai.
3. Mengatur dan mengawasi perbankan

Seiring dengan terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tugas


pengawasan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia difokuskan kepada
pengawasan makroprudensial, sementara pengawasan mikroprudensial diserahkan
kepada OJK. Pelaksanaan pengawasan makroprudensial dimaksudkan untuk
menjaga stabilitas sistem keuangan. Stabilitas sistem keuangan adalah suatu
kondisi dimana seluruh lembaga keuangan, pasar keuangan dan sarana-sarana
pendukungnya memiliki ketahanan dan mampu mengarasi ketidakseimbangan
keuangan. Dengan demikian, secara umum, kebijakan makroprudensial dapat
diartikan sebagai kebijakan untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik
dalam rangka memelihara kesimbangan sistem keuangan secara keseluruhan.

 Wewenang Bank Sentral

1. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan


2. Menetapkan peraturan
3. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari
bank
4. Mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai sistem perbankan
2.8 Stabilitas Keuangan Bank Sentral
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studiobelajar.com/bank-sentral/
http://stimbedua.blogspot.com/2014/12/makalah-penawaran-uang.html

Anda mungkin juga menyukai