Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI SYARI’AH

Kelompok 10 :

1.Ringga Febriana KD (201811561)


2.Faridhatul Ulwiyah (201811562)
3.Dani Irawan (201811563)
4.Alfianita Hanum (201811566)
5.Dwi Cahyaningrum (201811576)
Pengertian Akuntansi Syari’ah

Akuntansi Syariah adalah proses akuntansi yang berdasarkan pada


prinsip-prinsip syariah. Akuntansi adalah Proses mengidentifikasi,
mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan
adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Sedangkan,
Syariah adalah ketentuan hukum Islam yan mengatur semua aktivitas
umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang
menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal) atau
hubungan manusia dengan manusia dan lingkungan (horizontal).
Tujuan Akuntansi Keuangan Bank Syari’ah

1. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan


kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau
kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip syariah yang
berlandaskan pada konsep, kejujuran, keadilan, kebijakan, dan
kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis islam.
2. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para
pemakai laporan dalam pengambilan keputusan.
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
Pengakuan Akuntansi Dan Konsep Pengukuran
Pengakuan Akuntansi
1. Pengakuan pendapatan
2. Pengakuan biaya
3. Pengakuan laba rugi
4. Pengakuan keuntungan dan kerugian investasi terbatas.
Sifat-sifat yang harus diukur

5. Nilai setara kas yang diharapkan atau diperkirakan, diperoleh atau


dibayarkan.
6. Revaluasi aset, kewajiban dan investasi terbatas pada akhir periode
akuntansi.
7. Kemampuan aset, kewajiban dan investasi terbatas untuk direvaluasi.
8. Sifat pengukuran alternatif terhadap nilai setara kas (cash equivalent
value).
Laporan Keuangan Bank Syari’ah

1. Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai


investor beserta hak dan kewajibannya, meliputi :
 Laporan posisi keuangan
 Laporan laba rugi
 Laporan arus kas
 Laporan perubahan ekuitas
2. Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi
terikat.
3. Laporan keuangan yang mencerminkan pesan bank syariah sebagai
pemegang amanah dan kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah
• Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
• Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
(qardhul hasan)
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

1. Aktiva
a. Piutang dagang
b. Investasi
c. Persediaan / aset
d. Aktiva ijarah
e. Pinjaman qardh
f. Penyertaan
g. Aktiva istishna dalam penyelesaian
2. Kewajiban
a. Simpanan / Titipan
b. Keuntungan diumumkan belum dibagikan
3. Dana Syirkah Temporer
2. Laporan Laba Rugi
 Unsur laporan laba rugi bank syariah
1. Pendapatan operasi utama
Unsur ini merupakan kelompok pendapatan operasi utama bank syariah
atas penyaluran yang dilakukan sesuai prinsip syariah, yang meliputi
a. Pendapatan penyaluran yang mempergunakan prinsip bagi hasil,
yaitu pendapatan bagi hasil mudharabah dan pendapatan bagi
hasil musyarakah.
b. Pendapatan penyaluran yang mempergunakan prinsip jual beli,
yaitu pendapatan margin murabahah, pendapatan bersih salam,
dan pendapatan bersih istishna.
c. Pendapatan bersih ijarah.
2. Hak pihak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer
Unsur ini merupakan jumlah bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah
kepada pemilik dana, sesuai nisbah yang disepakati.
3. Pendapatan operasi lainnya
Unsur ini untuk menampung pendapatan operasi utama lainnya, yang merupakan
milik bank syariah sepenuhnya, seperti pendapatan atas fee mudharabah
muqayyadah, fee wakalah, fee kafalah dan pendapatan atas layanan berdasarkan
imbalan lainnya.
4. Beban-beban
Beban-beban ini adalah semua beban yang menjadi tanggungan bank sebagai
mudahrib sebagaimana layaknya bank, seperti beban tenaga kerja, beban umum
dan administrasi dan beban operasi lainnya.
 Laporan laba rugi bank syariah yang menggunakan metode bagi hasil “revenue
sharing” berbeda dengan metode “profit sharing”. Apabila bank menggunakan
metode profit sharing, selain membuat laporan laba rugi bank sebagai
mudahrib sendiri bank juga harus membuat laporan laba rugi atas pengelolaan
dana mudharabah yang terpisah dengan laporan laba rugi bank, karena laporan
laba rugi pengelolaan dana mudharabah inilah yang akan dipergunakan sebgaai
dasar pembagian hasil dengan pemilik dana dan dalam pengelolaan dana
tersebut mengaami kerugian dan bukan kesalahan mudharib, sesuai dengan
prinsipnya kerugian tersebut akan menjadi tanggungan pemilik dana.
 Yang perlu mendapat perhatian dalam membuat laporan laba rugi pengelolaan
dana mudharabah, khususnya yang berjkaitan dengan beban, harus ada kriteria
yang jelas tentang beban yang menjadi tanggungan dana mudharabah, baik
beban tenaga kerja, beban umum dan admnistrasi maupun beban operasi
lainnya, tidak diperkenankan beban yang menjadi tanggungan bank
dibebankan pada laba rugi pengelolaan dana mudharabah.
3. Laporan Perubahan Investasi Terikat
Laporan perubahan dana investasi terikat memuat laporan dari mudharabah
muqayyadah. Laporan ini dibuat oleh Lembaga Keuangan Syariah sebgai
laporan dalam menjalankan manah dalam menjalankan pengelolaan dana.
Beberapa yanag perlu diperhatikan dalam pembuatan laporan perubahan dana
investasi terikat :
1. Memisahkan dana investasi terikat berdasarkan sumber dana dan
memisahkan investasi berdasarkan jenisnya.
2. Bank syariah menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat sebagai
komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan :
a. Saldo awal dana investasi terikat
b. Keuntungan atau kerugian dana investasi terikat
c. Imbalan bank syariah sebagai agen investasi
d. Beban administrasi dan beban tidak langsung lainnya yang
dialokasikan oleh bank syariah ke dana investasi terikat
e. Saldo akhir dana investasi terikat
3. Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana
investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai
agen investasi. Investasi terikat bukan merupakan aset maupun kewajiban
karena bank syariah tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau
mengeluarkan investasi tersebut, serta bank syariah tidak memiliki
kewajiban mengembalikan atas menanggung resiko investasi.
4. Dana yang diserahkan oelh pemilik investasi terikata dan sejenisnya adalah
dana yang diterima bank syariah sebagai agen investasi. Dana yang ditarik
oleh pemilik dana investasi teriakat adalah dana yang diambil atau
dipindahkan sesuai dengan permintaan pemilik dana.
5. Keuntungan atau kerugian investasi terikat adalah jumlah kenaikan atau
penurunan bersih nilai investasi terikat, selain kenaikan yang berasal dari
penyetoran atau penurunan yang berasal dari penarikan.
6. Dalam hal bank syariah bertindak sebagai agen investasi, imbalan yang
diterima adalah sebesar jumlah yang disepakati tanpa memperhatikan hasil
investasi.
7. Catatan atau laporan perubahan dana investasi terikat harus
mengungkapkan :
 Sifat hubungan antara entitas syariah dan pemilik dana investasi
terikat
 Hak dan kewajiban yang terikat dengan setiap jenis dana investasi
terikat atas unit investasi
4. Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Kebajikan
1. Sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan
 Infak
 Sedekah
 Hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku
 Pengembalian dana kebajikan produktif
 Denda
 Pendapatan non halal
2. Penggunaan dana kebajikan untuk :
 Dana kebajikan produktif
 Sumbangan
 Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum
3. Kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan
4. Saldo awal dana penggunaan dana kebajikan
5. Saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan
5. Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat

 Laporan sumber dan penggunaan zakat yaitu suatu laporan yang khusus untuk
penerimaan dan penyaluran zakat sesuai ketentuan syariah yang ada, sedangkan
laporan sumber dan penggunaan dana infaq dan shadqah digabung dalam laporan
sumber dan penggunaan dana kebajikan.
 Laporan sumber dan penggunaan dana zakat sebagai komponen utama laporan
keuangan yang menunjukkan :
1. Dana zakat berasal dari wajib zakat (muzakki)
a. Zakat dari dalam entitas syariah
b. Zakat dari pihak luar entitas syariah
2. Penggunaan dana zakat melalui lembaga amil zakat untuk :
a. Fakir e. Muallaf
b. Miskin f. Fi sabillah
c. Riqab g. Ibnu sabil
d. Gharim h. amil
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai