“MODEL PERUBAHAN”
Disusun oleh :
MARET 2020
BAB I
PENDAHULUAN
I.Latar Belakang
Semua organisasi merupakan bagian dari sistem sosial yang hidup di tengah-tengah
masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki si'at dinamis, selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Karakteristik masyarakat seperti itu menuntut organisasi untuk juga memiliki
si'at dinamis. Tanpa dinamika yangsejalan dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak akan
survive apalagi berkembang ini berarti bahasa perubahan dalam suatu organisasi merupakan
kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Secara terus menerus organisasi harus menyesuaikan diri
dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Proses penyesuaian dengan
lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi organisasi modern.
kecuali perubahan yang bertujuanmenyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan,
organisasi kadang-kadang menganggap perlu secara sengaja melakukan perubahan guna
meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. karena sifat dan tujuan
setiap organisasi berbeda satu sama lain maka frekuensi dan kadar perubahan yang terjadinya
pun tidak selalu sama. Organisasi -organisasi tertentu lebih sering mengalami perubahan,
sementara organisasi lain relative jarang melakukannya.
Menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut, tidak ada cara lain yang
lebih bijaksana bagi seorang pimpinan kecuali dengan memahami hakekat perubahan itu
sendiri dan menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya. Seolah sebagai bagian dari
organisasi sosial tidak luput dari kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, yang berarti jika
sekolah ingin survive apalagi berkembang dituntut untuk tanggap terhadap berbagai perubahan
yang terjadi dan mampu merespon dengan benar.
ii.Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perubahan pengembangan organisasi itu ?
2. Apa saja model – model perubahannya ?
Para manajer atau staf khusus Konsultan atau orang ahli dari
dalam organisasi, tim ahli luar organisasi untuk pimpin
untuk pimpin perubahan. perubahan.
Harsiwi (2003) telah melakukan penelitian dengan hasil-hasil sebagai berikut: (1)
terdapat hubungan yang lemah antara pemahaman terhadapa aspek-aspek pengelolaan
perubahan dengan karakteristik individual agen perubahan seperti ditunjukkan dari korelasi
yang rendah diantara kedua variabel tersebut dan tidak adanya hubungan yang signifikan.
Temuan ini menunjukkan pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan tidak
ditentukan oleh jenis kelamin, umur, pendidikan formal terakhir, maupun lama bekerja dalam
pendidikan. Temuan didukung pula dengan hubungan yang lemah antara pemahaman terhadap
aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan.
Harsiwi (2003) juga menyatakan bahwa hubungan searah antara pemahaman terhadap
aspek-aspek pengelolaan perubahan dengan umur, berarti semakin tinggi umur agen
perubahan, semakin tinggi pula pemahaman agen tersebut. Terdapat pula hubungan yang
searah antara pemahan terhadapa aspek-aspek fundamental perubahan dan proses perubahan
dengan umur, berarti semakin tinggi umur agen perubahan, semakin tinggi pula pemahaman
agen perubahan terhadap aspek-aspek fundamental dan proses perubahan.
Hasil-hasil lain dikemukakan Harsiwi (2003) juga bahwa ada hubungan
berkebalikan antara pemahan terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan, aspek-aspek
fundamental antara pemahaman terhadap aspek-aspek pengelolaan perubahan, aspek-aspek
fundamental dan proses perubahan dengan pendidikan formal terakhir dan lama bekerja dalam
pendidikan. Diduga pendidikan formal agen perubahan menempatkan yang ‘ideal’ dan kurang
‘membumi’ dalam realitas perubahan pendidikan. Semakin lama berkecimpung di bidang
pendidikan berdampak pada kurang memahami pengelolaan perubahan (terjebak dalam
kemampuan/status quo).
2. Model Perubahan
Menurut Wibowo (2012:199) menjelaskan pengertian model dengan berbagai cara, ada
yang menyebut sebagai model, mengupas sebagai tahapan, dan terdapat pula yang menyajikan
sebagai suatu proses :
1. Model Perubahan Tyagi
Tyagi dalam Wibowo (2006:212) melihat bahwa model perubahan Lewin sangat
sederhana sehingga dipakai dasar oleh semua model. Lewin mengembangkan model
tiga-tahap yang menjelaskan bagaimana memulai, mengelola dan menstabililasi
proses perubahan. Tahap tersebut adalah unfreezing, changing, dan refreezing. Akan
tetapi, menurut Tyagi model tersebut belum cukup karena tidak menyangkut
beberapa isu penting. Pendekatan system dalam perubahan akan memberikan
gambaran menyeluruh dalam perubahan organisasi. Komponen dalam system
tersebut adalah dimulai dengan: (1) adanay kekuatan untuk perubahan; (2)
mengenal dan mendefinisikan masalah; (3) proses penyelesaian masalah; (4)
mengimplementasikan perubahan; dan (5) mengukur, mengevaluasi, dan
mengontrol hasilnya.
i.Kesimpulan
Perubahan adalah proses terus-menerus memperbaharui organisasi berkenaan dengan
arah, struktur, dan kemampuan untuk melayani kebutuhan yang selalu berubah dari pasar,
pelanggan dan para pekerja itu sendiri. Kegiatan manajemen perubahan harus berlangsung
pada tingkat tinggi mengingat laju perubahan yang dihadapi akan lebih besar dari masa
sebelumnya. Agar terjadi perubahan yang signifikan dan dapat diimplementasikan dengan baik
kedalam suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, M. Nur. 2010. Manajemen Perubahan. Jakarta : GhaliaIndonesia