Anda di halaman 1dari 14

MEMAHAMI HAKIKAT MANUSIA

MAKLALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter


Pada semester V (Lima) Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi
Tahun Akademik 2022-2023

Dosen Pengampu : Dewi Fitriani Sugiri, M.Pd

Disusun Oleh :
MUHAMMAD RAFLY & SAEPUDIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


KESEHATAN DAN REKREASI
STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Hakikat Manusia ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas struktur pada mata kuliah Pendidikan
Karakter. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Hakikat Manusia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Fitriani Sugiri, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Karakter yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 21 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Definisi Hakikat Manusia......................................................................................
B. Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan............................................................
C. Manusia Sebagai Makhluk Individu......................................................................
D. Manusia Sebagai Makhluk Sosial..........................................................................
E. Manusia Sebagai Makhluk Yang Unik Dan Multidimensi....................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sasaran pendidikan adalah manusia. Manusia sebagai makhluk yang
paling sempurna dimuka bumi ini mempunyai perbedaan dan kelebihan dengan
makhluk-makhluk lain. Akal, merupakan sesuatu hal yang dimiliki oleh manusia
yang sangat berguna untuk mengatur insting serta ego manusia itu sendiri agar
tercapai tujuan kehidupannya.
Dengan akal, manusia bisa mempelajari makna serta hakikat kehidupan
dimuka bumi ini, tanpa akal, manusia tidak mempunyai perbedaan sedikitpun
dengan makhluk yang lainnya. Akal juga membutuhkan ilmu serta pengetahuan
agar bisa berjalan dengan fungsinya, hakikat manusia sebagai makhluk yang
selalu membutuhkan ilmu pengetahuan. Hakikat manusia bisa menjadi makhluk
individual, makhluk sosial, makhluk peadegogis dan manusia sebagai mahkluk
yang beragama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hakikat manusia ?
2. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan ?
3. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu ?
4. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial ?
5. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk yang unik dan
multidimensi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hakikat manusia
2. Untuk mengetahui maksud dari manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan
3. Untuk mengetahui maksud dari manusia sebagai makhluk individu
4. Untuk mengetahui maksud dari manusia sebagai makhluk sosial
5. Untuk mengetahui maksud dari manusia sebagai makhluk yang unik dan
multidimensi

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hakikat Manusia


Manusia sesungguhnya adalah makhluk ciptaan Tuhan. Makhluk yang
diberi banyak kesempurnaan dan makhluk yang begitu banyak keluhan. Pada
hakikatnya manusia adalah lemah dimata Tuhannya. Manusia bukan individual
melainkan sosial.
Menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005:3-4) hakikat manusia adalah
ciri-ciri karakteristik, yang prinsipiil, yang membedakan manusia dari hewan.
Wujud hakikat manusia yakni kemampuan menyadari diri, kemampuan
bereksistensi, memiliki kata hati, memiliki moral, kemampuan bertanggung
jawab, rasa kebebasan (kemerdekaan), menyadari hak dan kewajiban, dan
kemampuan menghayati kebahagiaan.
Selanjutnya ada Teori hakikat manusia yang terbagi dalam beberapa jenis
yakni yang pertama ada kaum psikoanalisis berpendapat bahwa manusia
digerakkan, dikontrol dorongan-dorongan instrinsik (dari dalam dirinya, tenaga
dalam), untuk memuaskan biologisnya. Kedua,pandangan Humanistik Rogers,
tokoh humanistik, berpendapat bahwa manusia itu memiliki dorongan untuk
mengarahkan dirinya ke tujuan positif, manusia itu rasional, tersosialisasikan, dan
dalam beberapa hal dapat menentukan nasibnya sendiri. Ketiga,Pandangan Martin
Buber Buber berpendapat bahwa manusia tidak dapat dikatakan pada dasamya
dosa dan dalam genggaman dosa, melainkan manusia merupakan suatu
keberadaan (eksistensi) yang berpotensi.Terakhir, Pandangan Behavioristik Kaum
behavioristik (Skinner) menganggap bahwa manusia sepenuhnya makhiuk reaktif,
yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. Lingkungan menjadi
penentu tunggal tingkah laku manusia.

1
B. Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan
Manusia diciptakan Tuhan segambar dengan Allah mempunyai banyak
pandangan dan definisi tentang manusia antara lain makhluk yang berbicara,
makhluk yang memiliki akal budi, makhluk simbolik dan makhluk beretika.
Menurut Filsuf Plato, manusia merupakan animal society yaitu
hewan/binatang/makhluk sosial dan makhluk yang senang bergaul/berkawan
untuk hidup bersama. Status makhluk sosial selalu melekat pada diri manusia.
Manusia tidak bisa bertahan hidup sendiri sejak lahir sampai meninggal dunia.
Manusia diciptakan Allah dengan maksud dan tujuan masing-masing dari
Allah dan diantara tujuannya itu tak lepas dari apa yang harus dilakukan dan
dihindari semasa hidupnya menurut kitab Allah. Manusia diciptakan berbeda-beda
namun memiliki satu tujuan yang sama.
Manusia hakikatnya adalah makhluk sosial (tidak bisa hidup tanpa
bantuan manusia lain) sesama manusia kita saling membutuhkan dalam hal
apapun itu yang kita tidak bisa melakukannya sendiri. Contoh seorang ibu akan
melahirkan anaknya ia tidak akan bisa melahirkan anaknya sendiri tanpa bantuan
dari orang lain. Manusia setiap individunya memiliki keterbatasan masing-masing
sehingga ia perlu banyak orang untuk membantunya.
Di Indonesia manusia diciptakan dengan berbagai macam wujud dan
rupa masing-masing akan tetapi kita sebagai manusia tidak boleh saling melihat
kekurangan dari manusia lain dari segi pandang apapun itu baik agamanya,
ajarannya, pemahamannya masing-masing. Kita manusia dituntut untuk saling
menyempurnakan satu sama lain bukan untuk membandingkannya.

2
C. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta
pola tingkah laku spesifik dirinya. 
Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu,
yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila
terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang
lainnya. 
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok
individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya
memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak
semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada
kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya
terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu
pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu
merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses
pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau
pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas
tersendiri. Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih
maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai
pertumbuhan.
Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi
yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu,
sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. 
Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi.
Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya
perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik
dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan

3
sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang
menimbulkan sensation.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :
1. Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa
pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak
lahir
2. Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan
pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu
semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama
sekali.
3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa
interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan
individu.

4
D. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup
seorang diri. Dalam hidup, setiap orang perlu berinteraksi dan membutuhkan
bantuan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya, ketika kamu curhat
kepada teman atau Ibumu mengenai nilai ulangan sosiologimu yang turun.
Manusia sebagai makhluk sosial menurut Aristoteles yaitu makhluk
individu yang harus mengembangkan diri dan kepribadiannya agar dapat bertahan
hidup dan beradaptasi dengan manusia lain di masyarakat sebagai makhluk sosial.
Maka dari itu, manusia tidak bisa melepaskan dirinya dari orang lain. Itulah
hakikat manusia sebagai makhluk sosial atau homo socius.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosial adalah hal-hal
yang berkenaan dengan masyarakat atau sifat-sifat kemasyarakatan yang
memperhatikan kepentingan umum. Manusia dinyatakan sebagai makhluk sosial
sosial sudah terjadi sejak ia lahir. Seorang manusia yang akan lahir pasti
membutuhkan manusia lain untuk memberikan pertolongan. Nah, hal ini berlaku
untuk semua manusia tanpa melihat sebuah kedudukan atau kekayaan.
Adanya hubungan timbal balik antara satu manusia dengan manusia
lainnya membuktikan bahwa manusia pasti selalu bergantung pada orang lain agar
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya, saat berada di pasar untuk
berbelanja makanan atau kebutuhan lainnya, kamu sebagai pembeli harus
berinteraksi dengan penjual untuk mendapat sebuah kesepakatan. Atau ketika
belajar di dalam kelas, adanya interaksi antara guru dan murid agar mendapat ilmu
pengetahuan.
Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki rasa empati, simpati,
toleransi, setia kawan dan saling tolong menolong terhadap manusia lain. Hal
tersebut yang membentuk keharmonisan dan kerukunan yang ada di lingkungan
masyarakat sehingga muncul norma, etika, dan sopan santun yang dianut oleh
masyarakat. Nah, ketika hal itu dilanggar maka akan terjadi sebuah penyimpangan
sosial.

5
E. Manusia Sebagai Makhluk Yang Unik dan Multidimensi
Manusia, dibandingkan dengan makhluk ciptaan lain adalah yang paling
berakal dan istimewa. Tuhan memberikan kita akal dan budi serta perasaan yang
melebihi makhluk ciptaan lainnya. Meskipun diciptakan spesial tetapi manusia
diberi tanggung jawab yang besar untuk menjaga seluruh ciptaan. Itu adalah
hakikat manusia untuk bertanggungjawab atas segala anugerah yang diberikan
Tuhan kepada dirinya, baik itu akal, budi, perasaan, dan segala jenis ciptaan.
Karena itu maka manusia harus mampu mengembangkan potensinya
sebagai seorang individu yang unik, sebab pada dasarnya tidak ada orang yang
diciptakan memiliki karakter dan rupa yang sama. Pengembangan potensi dan
mendayagunakan segala kemampuan kita untuk turut mengembangkan peradaban
manusia itu sendiri serta kelestarian ciptaan merupakan wujud dari rasa syukur
dan tanggung jawab kita atas anugerah yang kita terima dari Tuhan.
Tidak ada manusia yang sama sebab manusia itu diciptakan unik. Oleh
sebab itu untuk mengembangkan potensinya sendiri kita perlu mengenali karakter
dan mentalitas kita. Dengan mengenali karakter dan mentalitas kita dalam
bertindak maka kita dapat mengetahui talenta apa yang kita miliki. Pengenalan
karakter diri itu dapat dilakukan misalnya dalam interaksi sosial kita dengan orang
lain, pengalaman-pengalaman yang pernah kita punya.
Mengembangkan potensi bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan
semangat dan kerja keras yang tidak boleh tanggung-tanggung. Inti dari
pengembangan potensi bukanlah pengenalan karakter itu, meskipun hal itu yang
paling sulit dilakukan, tetapi intinya adalah kerja keras dalam mencari,
menemukan dan kemudian mengembangkannya menjadi sesuatu yang berguna.
Untuk mewujudkan semua itu kita harus punya motivasi dalam diri kita
dan juga harus memiliki tujuan hidup. Manusia tanpa tujuan hidup bagaikan kapal
yang terombang-ambing di tengah lautan yang tidak tahu harus berlayar kemana.
Tujuan hidup itu perlu untuk memotivasi diri kita sendiri bahwa apa yang kita
lakukan mempunyai arti dan menyadarkan kita bahwa kita memiliki cita-cita.
Menentukan tujuan hidup tidak hanya terpaku pada apa yang kita
inginkan, kita cita-citakan, tetapi lebih kepada apa yang kita perlukan bagi masa

6
depan kita. Namun demikian, tidak ada salahnya manusia itu memiliki mimpi dan
impian, itu semua dapat diwujudkan dengan kerja keras dan semangat. Kita harus
percaya bahwa kemustahilan itu tidak ada apa-apanya. Kita mampu melakukan
hal yang dianggap mayoritas masyarakat tidak mungkin asalkan kita mau bekerja
keras.
Dalam mewujudkan impian, kita harus tahu apa yang kita butuhkan dan
apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkannya. Adalah hal yang sia-sia jika
kita melakukan hal yang tidak kita yakini benar, juga kita tidak tahu apa yang
harus dilakukan dengan semua hal yang ada di depan kita. Untuk itu kita perlu
menyusun sebuah strategi dan rancangan rencana yang jelas sehingga kita tahu
apa yang kita perlukan dan apa yang harus kita lakukan.
Kesuksesan itu bersifat relatif. Kesuksesan bukan diukur dari seberapa
jauh kita melangkah, bukan diukur dari materi semata, namun diukur dari sejauh
mana kita melakukan hal yang kita rancang, nilai apa yang kita dapatkan dan
pelajaran apa yang kita peroleh dari proses tersebut.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling istimewa kita juga harus
menjaga kelestarian dan relasi yang baik dengan alam sebagai rasa syukur kita
kepada Tuhan. Orang yang memboroskan hidupnya untuk hal-hal yang tidak
penting dan orang yang merasa tidak mampu melakukan apa-apa tanpa berusaha
adalah orang yang tidak mau bersyukur. Rasa syukur yang kita panjatkan tidak
hanya melalui doa saja, namun yang paling penting adalah mewujudkan rasa
syukur itu dengan tindakan dan perbuatan yang nyata dalam mengembangkan
talenta yang Tuhan berikan kepada kita.
Manusia sebagai makhluk multidimensi menunjukan bahwa manusia
memiliki kekayaan dimensi yang luar biasa untuk dipelajari. Kekayaan manusia
dalam dimensi-dimensinya menjadi kajian berbagai ilmu untuk menemukan,
mengakui, merumuskan, menganalisis dan akhirnya ilmu-ilmu berusaha untuk
menyelesaikan sejumlah problematika manusia yang secara eksistensial
merupakan makhluk problematika atau makhluk penuh persoalan dan masalah.
Sejumlah problematika manusia mengakibatkan manusia yang hidup di lima
benua ini memiliki sejarah, tampilan lahiriah (esensi), tingkatan ekonomi,

7
pendidikan, daerah, sosial, politik, idiologi, biologis, dan seterusnya yang berbeda
dan khas.
Dalam bagian ini akan dijelaskan kajian sejumlah ilmu tentang manusia
sebagai bagian yang amat penting untuk dicermati dan ditelaah agar
mempermudahkan seorang pendidik atau pendamping untuk melakukan analisis
dan bimbingan.
Manusia dalam kajian psikologi adalah manusia yang dapat dilihat dari
tampilan-tampilannya hal mana melalui tampilan-tampilan lahiriah tersebut, dapat
dianalisis dan dipelajari pernyataan-pernyataan jiwa manusia, yang nampak/bisa
diamati secara indrawi.
Misalnya dalam gerak-gerik tubuh yakni tanda-tanda lahiriahnya
misalnya nada suara, cara berbicara, cara berpikir dan bersikap, mimik suara,
mimik gerak dan seterusnya. Gerak-gerik manusia itu sendiri menunjukan dan
menggambarkan gejala-gejala jiwa yang melingkupi dirinya. Gerak-gerik manusia
merupakan pernyataan jiwa manusia tersebut. Pada umumnya psikologi
menyoroti manusia dalam struktur kepribadiannya dan proses kepribadian.
Struktur kepribadian manusia adalah esensi(=keberadaan) manusia yang
selalu bersifat menetap/tetap/statis/tidak berubah, misalnya: jenis kelamin,
struktur tubuh (kaki, tangan, mata, telinga, hidung, kepala, rambut, dst) yang
selalu sama dan tetap antara semua manusia dalam kondisi dan situasi manapun
juga, struktur jasmaniah dan rohaniah, pria dan wanita, sifat-sifat khas manusia
seperti: minat/perhatian, selera, keinginan, minat, hoby dan bakat, hawa nafsu,
dengki, iri hati dan perasaan-perasaan tertentu

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia sesungguhnya adalah makhluk ciptaan Tuhan. Makhluk yang
diberi banyak kesempurnaan dan makhluk yang begitu banyak keluhan. Pada
hakikatnya manusia adalah lemah dimata Tuhannya. Manusia bukan individual
melainkan sosial.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok
individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya
memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak
semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada
kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup
seorang diri. Dalam hidup, setiap orang perlu berinteraksi dan membutuhkan
bantuan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya, ketika kamu curhat
kepada teman atau Ibumu mengenai nilai ulangan sosiologimu yang turun.
Manusia sebagai makhluk multidimensi menunjukan bahwa manusia
memiliki kekayaan dimensi yang luar biasa untuk dipelajari. Kekayaan manusia
dalam dimensi-dimensinya menjadi kajian berbagai ilmu untuk menemukan,
mengakui, merumuskan, menganalisis dan akhirnya ilmu-ilmu berusaha untuk
menyelesaikan sejumlah problematika manusia yang secara eksistensial
merupakan makhluk problematika atau makhluk penuh persoalan dan masalah.
B. Saran
Untuk pembaca makalah ini, untuk lebih giat mempelajari dan menelaah
pelajaran khususnya materi Hakikat Manusia serta mengingatkan penulis untuk
memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Chairul Anwar, M. (2014). HAKIKAT MANUSIA DALAM PENDIDIKAN. Yogyakarta:


SUKA-Press.

ICHSAN ANSHORY, I. W. (2018). PENGANTAR PENDIUDIKAN. Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang.

10

Anda mungkin juga menyukai