Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN

PEMOTIVASIAN

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Yepta Aser
2. Ananda Eka Putri Amri
3. Dicy Hendrek Elwuar
4. Darno
5. Farida Tetroman
6. Nonce Palallo
7. Novita Sari Tandirau
8. Neng Silly Mulyadi
9. Maria Ines
10. Mario Ratu Kolin

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


JAMBATAN BULAN
TIMIKA
2019

i
KATA PENGHANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah
dengan judul “PEMOTIVASIAN”, yang mana makalah ini disususun bertujuan
untuk memenuhi tugas Pengantar Manajemen dalam menempuh pendidikan di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jambatan Bulan . Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data makalah ini. Oleh
karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat
menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata- kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Timika, 1 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................2
1.3 TUJUAN.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 KONSEP DASAR MOTIVASI.........................................................................3
2.2 MOTIVASI DAN PERILAKU..........................................................................4
2.3 ELEMEN PENGGERAK MOTIVASI..............................................................6
2.4 BENTUK MOTIVASI.......................................................................................8
BAB III PENUTUP......................................................................................................10
3.1 RANGKUMAN............................................................................................10
3.2 SARAN.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan mempunyai kedudukan
yang sangat strategis karena manusia bisa mengetahui input-input yang perlu
diambil dari lingkungan, cara mendapatkan dan menangkap input-input tersebut
menggunakan teknologi, mampu mengolah atau mentransformasikan input-input
tersebut menjadi output-output yang memenuhi publik. Manusia menjadi penggerak
dan penentu jalannya organisasi, maka perhatian dari pimpinan sangat diperlukan.
Betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan dari pimpinan sangat diperlukan
tanpa didukung oleh semangat kerja dari karyawan, maka tujuan dari organisasi sulit
dicapai pada tingkat yang optimal.
Motivasi menjadi sangat penting karena dengan motivasi diharapkan setiap
karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang
tinggi (Hasibuan, 1996: 92).
Motivasi akan memberikan inspirasi, dorongan, semangat kerja bagi
karyawan sehingga terjalin hubungan kerja yang baik antara karyawan dan pimpinan
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal. Bagitu juga motivasi
berkaitan erat dengan usaha, kepuasan pekerja dan performance pekerjaan (Gomes,
1995: 178).
Unit dasar perilaku adalah suatu aktivitas. Kenyataan menunjukkan bahwa
semua perilaku adalah serangkaian aktivitas. Perbedaan individu tidak hanya
terletak pada kemampuan saja, tetapi juga terletak pada kemauannya. Motif sering
kali di rumuskan sebagaikebutuhan (need), keinginan (want), dorongan (drive), atau
bisikan hati (impulse) dalam diri individu (hersey dan blenchard 1980:16).
Manajer yang berhasil dalam memberikan motivasi kepada bawahannya
adalah manajer yang sering menyediakan lingkungan yang sesuai dengan tujuan
yang ada untuk pemuasan kebutuhan.
Setiap individu memiliki beragam kebutuhan. Seluruh kebutuhan tersebut
berkompetisi untukmelahirkan prilakunya.Kebutuhan paling kuatlah yang akan
memimpin perilaku individu. Suatu kebutuhan akan berkurang kekuatannya apabila
kebutuhan tersebut sudah dipuaskan. Paul hersey dan Kenneth H. Blanchard

1
(1980:18-21) mengemukakan bahwa berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan
disebabkan hal-hal berikut: pemuasan kebutuhan (need satifaction), pemblokiran
pemuasan kebutuhan(bloking need satifaction), ketegangan kognitif(cognitive
dissonance), frustasi(frustration), rasionalisasi(rationalization), regresi(regresion),
fiksasi(fixation), resignasi(resignation), kekuatan motif yang meningkat (increasing
motive strenght).
Motivasi seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya. Stimulus yang
dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi seseorang sehingga menimbulkan
pengaruh perilaku orang yang bersangkutan.motivasi seseorang menurut
Sagir(1985:97-99)biasanya meliputi hal-hal berikut: kinerja
(achievement),penghargaan(recognition), tantangan (challenge), tanggung jawab
(responsibility), pengembangan (development), ketertiban(involvement),
kesempatan (apportunity)
Pada umumnya bentuk motivasi yang sering dianut oleh Perusahaan
meliputi empat elemen utama,yaitu sebagai berikut:kompensasi bentuk
uang,pengarahan dan pengendalian,penetapan pola kerja yang efektif, kebajikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa konsep dasar pemotivasian ?
2. Apa Itu motivasi dan perilaku ?
3. Elemen apa saja yang mengerakkan motivasi ?
4. Bagaimana bentuk Motivasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Agar pembaca dapat mengetahui:

1. Konsep dasar pemotivasian


2. Motivasi dan perilaku
3. Elemen penggerak Motivasi
4. Bentuk Motivasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Motivasi
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam Machrony (1854 :
109),mendefinisikan motivasi sebagai all those inner striving conditions variously
described as wishes, desires, needs, drives, and the like. Motivasi dapat diartikan
sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi,
mendorong kegiatan( moves) , dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah
mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Kebutuhan dapat berwujud fisik biologis serta sosial ekonomis. Akan tetapi,
yang lebih penting adalah adanya kebutuhan (needs) yang bersifat sosial psikis,
misalnya penghargaan,pengakuan, keselamatan, perlindungan, keamanan, jaminan
sosial dan sebagainya. Secara singkat motivasi dapat diartikan sebagai bagian
integral dan hubungan perguruan dalam rangka proses pembinaan, pengembangan,
dan pengarahan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu
elemen penting dan sangat menentukan dalam hubungan perburuhan maka hal-hal
yang berhubungan dengan konsepsi motivasi sudah wajar diberi perhatian yang
sungguh-sungguh dari setiap pelaku yang berkepentingan untuk keberhasilan
perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Secara singkat di
satu pihak secara pasif, motivasi tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai
pendorong yang dapat menggerakkan semua potensi, baik karyawan maupun
sumber daya lainnya. Di lain pihak dari segi aktif, motivasi tampak sebagai suatu
usaha positif dalam menggerakkan daya dan potensi karyawan agar secara produktif
berhasil mencapai tujuan. Motivasi kerja dapat memberi energi yang menggerakan
segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, serta
meningkatkan kegairahan bersama.Masing-masing pihak bekerja menurut aturan
atau ukuran yang ditetapkan dengan saling menghormati, saling membutuhkan,
salingmengerti, serta menghargai hak dan kewajiban masing-masing dalam
keseluruhan proses kerja operasional.
Berdasarkan pandangan di atas, motivasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat mempengaruhi
Kemauan individu sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku dan
bertindak.
2. Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.

3
3. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku
seseorang.
4. Proses yang menentukan gerakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya
perilaku seseorang.
2.2 Motivasi Dan Perilaku
Unit dasar perilaku adalah suatu aktivitas. Kenyataan menunjukkan bahwa
semua perilaku adalah serangkaian aktivitas. Perbedaan individu tidak hanya
terletak pada kemampuan saja, tetapi juga terletak pada kemauannya. Motif sering
kali di rumuskan sebagaikebutuhan (need), keinginan (want), dorongan (drive), atau
bisikan hati (impulse) dalam diri individu (hersey dan blenchard 1980:16).
Tujuan berada di luar individu yang sering kali menunjuk kepada harapan (hoped
for) mendapat hadiah (reward) atas motif yang diarahkan. Tujuan oleh para ahli
psikologi sering disebutinsentif (incentive). Akan tetapi ,orientasi kita bahwa motiv
tidak di maksudkan sebagai insentif. Manajer yang berhasil dalam memberikan
motivasi kepada bawahannya adalah manajer yang sering menyediakan lingkungan
yang sesuai dengan tujuan yang ada untuk pemuasan kebutuhan.
Setiap individu memiliki beragam kebutuhan. Seluruh kebutuhan tersebut
berkompetisi untukmelahirkan prilakunya.Kebutuhan paling kuatlah yang akan
memimpin perilaku individu. Suatu kebutuhan akan berkurang kekuatannya apabila
kebutuhan tersebut sudah dipuaskan. Paul hersey dan Kenneth H. Blanchard
(1980:18-21) mengemukakan bahwa berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan
disebabkan hal-hal berikut:
1. Pemuasan kebutuhan (need satisfaction)
Menurut Abraham Maslow,apabila suatu kebutuhan sudah
dipuaskan, stimulus perilaku akan menurun. Tetapi setelah kebutuhan
tersebut terpenuhi,akan timbul kebutuhan lain yang lebih penting.
2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan (bloking need satisfaction)
Pemuasan kebutuhan yang telah di blokir terjadi pengurangan
Kekuatan kebutuhan,tetapi pengurangan kebutuhan tersebut tidak selalu
terjadi pada permulaan.Sebagai gantinya ,individu cenderung melakukan
penurunan perilaku (coping behavior)dalam rangka mencapai pemecahan
permasalahan secara coba dan ralat (trial and error).
3. Ketegangan Kognitif (cognitive dissonance)
Ketegangan kognitif timbul apabila dua buah persepsi yang relevan
satu sama lain berada dalam konflik.Ketegangan tersebut timbul dan secara
4
psikologis tidak menyenangkan sehingga menyebabkan individu mencoba
mengubah pengetahuan yang agar dapat mengurangi ketegangan.
4. Frustasi (Frustration)
Frustasi adalah suatu hambatan bagi pencapaian tujuan yang
disebabkan oleh kondisi individual. Seseorang yang dikecewakan oleh suatu
halangan imajinasi mungkin betul-betul gagal dikecewakan oleh suatu
hambatan yang nyata.Agresi dapat menjurus pada perilaku destruktif seperti
permusuhan dan perkelahian.
5. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi dapat diartikan sebagai permintaan
maaf.Misalnya,Individu yang tidak mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan Mungkin akan berkata”keadaan itu adalah kesalahan bos
saya,akibatnya saya tidak dapatnaik pangkat”.
6. Regresi (regresion)
Regresi pada esensinya adalah tindakan seseorang yang tidak Sesuai
dengan usianya.Individu yang mengalami frustasi Cenderung menyerah pada
usaha pemecahan permasalahan Mereka yang konstruktif dan regresi adalah
perilaku yang lebih Primitif dan kekanak-kanakan.
7. Fiksasi (fixation)
Fiksasi terjadi apabila individu secara terus-menerus memperlihatkan
pola perilaku yang sama berulang-ulang meskipun pengalamannya telah
memperlihatkan bahwa hal itu tidak akan menghasilkan apapun.Jadi, frustasi
dapat membekukan respons kebiasaan lama dan mencegah pemakaian hal
baru dan kemungkinan lebih efektif.
8. Resignasi (resignation)
Resignasi,pengunduran diri,atau apatis terjadi setelah frustasi yang
berkepanjangan.Apabila individu sudah putus harapan untuk mencapai
tujuannya dalam situasi khusus dan ingin menarik diri dari realitas dan
sumber frustasinya.Gejala tersebut menunjukkan individu bosan.Pekerjaan
rutin sering juga menjadikan individu menarik diri dari realitas yang sedikit
sekali harapan untuk memperbaiki lingkungan mereka.
9. Kekuatan motif yang meningkat (Increasing motive strength)
Pertama,Kekuatan motif individu dapat meningkat dan dapat pula
menurun tergantung pada mendesak atau tidaknya kebutuhan
seseorang.Aktivitas individu yang di lakukan sebagai akibat dari kebutuhan
5
yang sangat kuat. dapat digolongkan menjadi dua golongan,yaitu: Pertama,
aktivitas yang diarahkan pada tujuan (goal directed activity). Aktivitas ini
pada esensinya adalah perilaku bermotif yang diarahkan pada pencapaian
tujuan. Apabila individu sangat lapar pada suatu saat maka aktivitasnya
diarahkan untuk mencari tempat makan atau menyiapkan makanan.
Kedua,aktivitas tujuan(goal activity).Apabila individu berada atau
terlibat dalam tujuan itu sendiri. Misalnya,bagi orang lapar ,makanan adalah
tujuan(goal)dan makan adalah aktivitastujuan(goal activity).kekuatan motif
akan meningkat apabila individu terikat pada aktivitas yang diarahkan pada
tujuan.Selanjutnya apabila aktivitas tujuan mulai,kekuatan motif tersebut akan
berkurang.Akan tetapi,motif lain dapat muncul lebih kuat dari pada motif
sebelumnya maka perilaku berubah lagi.Jadi, kepuasan setiap individu itu
hanya satu jangka waktu saja.
2.3 Elemen Penggerak Motivasi
Motivasi seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya. Stimulus yang
dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi seseorang sehingga menimbulkan
pengaruh perilaku orang yang bersangkutan.motivasi seseorang menurut
Sagir(1985:97-99)biasanya meliputi hal-hal berikut:
1. Kinerja (Achievement)
Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu
kebutuhan(needs)dapat mendorongnya mencapai sasaran. David McCleland
menyatakan bahwa tingkat needs of Achievement(n-Ach) yang telah menjadi
naluri kedua(second nature), merupakan kunci keberhasilan seseorang.N –
Ach biasanya dikaitkan Dengan sikap positif,keberanian mengambil risiko
yang Diperhitungkan(bukan gambling,calculated risk)untuk mencapai Suatu
sasaran yang telah ditentukan.Melalui Achievement Motivation
Training(AMT),Enterpreneurship sikap hidup berani Mengambil risiko untuk
mencapai sasaran yang lebih tinggi dapat Dikembangkan.
2. Penghargaan (Recognition)
Penghargaan,pengakuan(recognition) atas suatu kinerja yang telah
dicapai oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat. Pengakuan atas suatu
kinerja akan memberikan kepuasan batin Yang lebih tinggi dari pada
penghargaan dalam bentuk materi atau Hadiah.Penghargaan atau pengakuan
dalam bentuk piagam Penghargaan atau medali dapat menjadi stimulus yang
lebih kuat Dibandingkan dengan hadiah berupa barang atau bonus/uang.
6
3. Tantangan (challenge)
Adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat bagi
manusia untuk mengatasinya.Sasaran yang tidak menantang atau dengan
mudah dapat dicapai biasanya tidak mampu menjadi stimulus,bahkan
cenderung menjadi kegiatan rutin.Tantangan demi tantangan biasanya akan
menumbuhkan kegairahan untuk mengatasinya.
4. Tanggung Jawab (Responbility)
Adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) atau
rumosoHandarbeni akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa
Bertanggung jawab.Dalam hal ini Total Quality Control (TQC) atau
Peningkatan Mutu Terpadu(PMT) yang bermula dari negara jepang (Japanese
Management Style),berhasil memberikan tekanan pada Karyawan.Bahkan
setiap karyawan dalam tahapan proses produksi Telah turut menyu,bang
proses produksi sebagai mata rantai dalam Suatu sistem akan sangat
ditentukan oleh tanggung jawab subsistem (mata rantai)dalam proses
produksi. Apabila setiap tahap atau mata Rantai mutu produksinya dapat
dikendalikan sebagai hasil rasa Tanggung jawab kelompok(subsistem)maka
produk akhir merupakan Hasil dari Total Quality Control/Peningkatan Mutu
Terpadu. Tanggung Jawab kelompok dalam mata rantai proses produksi
merupakan QCC(Quality Control Circle=PMT/Kelompok Mutu
Terpadu)tanggung Jawab bersama.
5. Pengembangan (Development)
Pengembangan kemampuan seseorang,baik dari pengalaman Atau
kesempatan untuk maju,dapat menjadi stimulus kuat bagi Karyawan untuk
bekerja lebih giat.Apalagi jika pengembangan Perusahaan selalu dikaitkan
dengan kinerja atau produktivitas Karyawan.
6. Keterlibatan (involvement)
Rasa terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, Rasa
dihargai yang merupakan tantangan yang harus dijawab, Melalui peran serta
berprestasi untuk mengembangkan usaha Maupun pengembangan pribadi.
Adanya rasa keterlibatan (involvement)bukan saja menciptakan rasa
memiliki(sense of Belonging) dan rasa turut bertanggung jawab(sense of
Responbility),tetapi juga menimbulkan rasa turut mawas diri Untuk bekerja
lebih baik dan menghasilkan produk yang lebih Bermutu.

7
2.4 Bentuk Motivasi
Pada umumnya bentuk motivasi yang sering dianut oleh Perusahaan
meliputi empat elemen utama,yaitu sebagai berikut:
1. Kompensasi Bentuk uang
Salah satu bentuk yang paling sering diberikan kepada karyawan adalah
berupa kompensasi. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan biasanya
berwujud uang. Kompensasi sebagai kekuatan untuk memberi motivasi selalu
mempunyai reputasi/nama baik dan memang sudah selayaknya demikian.
Meskipun sama sekali kurang tepat bahwa semua orang akan berbuat apa saja
untuk meningkatkan pendapatan uang mereka,namun selama beberapa dekade
terbukti bahwa hampir semua orang akan berbuat apa saja untuk mencegah agar
sumber pendapatan mereka tidak diambil orang lain.
Sebenarnya pemberian kompensasi bentuk uang sebagai motivasi kerja
para karyawan memiliki dua pengaruh perilaku.
Yang pertama perilaku keanggotaan adalah pengaruh yang paling
luas,yang memengaruhi karyawan pada semua tingkat pendapatan. Pengaruh
yang kedua adalah negatif,dari suatu pandang perusahaan,dan cenderung
terbatas, hanya pada karyawan yang pendapatannya tidak lebih dari tingkat
standar kehidupan yang layak dan cenderung menganggap kompensasi bentuk
uang sebagai tidak seimbang.
2. Pengarahan dan Pengendalian
Pengarahan adalah menentukan dan melarang jenis perilaku tertentu.
Pengarahan dimaksudkan menentukan bagi karyawan mengenai Apa yang harus
mereka kerjakan dan apa yang tidak harus mereka Kerjakan Fungsi pengarahan
mencakup berbagai proses operasi standar,Pedoman,dan buku panduan,bahkan
Management By Objective (MBO)/manajemen berdasarkan sasaran.
Pengendalian adalah mengukur hasil kerja dan campur tangan apabila hasil yang
dicapai karyawan kurang memuaskan. Pengendalian dimaksudkan menentukan
bahwa karyawan harus mengerjakan hal-hal yang telah diintrusikan. Fungsi
pengendalian Mencakup penilaian kinerja, pemeriksaan mutu, dan pengukuran
hasil Kerja.

8
3. Penetapan Pola Kerja yang Efektif
Pada umunya reaksi terhadap kebosanan kerja menimbulkan hambatan
yang berarti bagi keluaran produktivitas kerja. Karena manajemen menyadari
bahwa masalahnya bersumber pada cara pengaturan pekerjaan, mereka
menanggapinyanya dengan berbagai teknik yang efektif dan kurang efektif.
Teknik ini antara lain:
1. Pengayaan pekerjaan
Menyesuiakan tuntutan pekerjaan dengan kemampuan seseorang.
2. Manajemen partisipatif
Menggunakan berbagai cara untuk melibatkan pekerjaan dalam
pengambilan keputusan/decision making yang memengaruhi pekerjaan
mereka.
Serta usaha untuk mengalihkan perhatian para pekerja dari perkerjaan yang
membosankan kepada instrumentalia, untuk istirahat, atau kepada saran
yang lebih fantastis.
4. Kebajikan
Kebajikan dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan yang diambil
dengan sengaja oleh manajemen untuk memengaruhi sikap atau perasaan para
karyawan. Dengan kata lain, kebajikan adalah usaha untuk membuat karyawan
bahagia.
Usaha manajemen yang paling banyak dilakukan untuk mengembangkan
karyawan adalah pelatihan penyeliaan atau bagian daripadanya berupa kursus
singkat mengenai tata laku manajemen dan sebagainya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Rangkuman
Motivasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat mempengaruhi
Kemauan individu sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku
dan bertindak.
2. Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.
3. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku
seseorang.
4. Proses yang menentukan gerakan atau kejadian yang menyebabkan
berubahnya perilaku seseorang.

3.2 Saran
1. Makalah ini sangat berguna bagi individu karena dengan adanya motivasi pada
diri seseorang, sehingga dapat mendorong kita(individu) berbuat sesuatu.
2. Penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun
penulisan makalah ini kedepan.

10
DAFTAR PUSTAKA
PENGHANTAR MANAJEMEN, DR. H.B SISWANTO, M.Si.

11

Anda mungkin juga menyukai