Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF

Diajukan untuk memenuhi salah satu

Tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Mega Nofria, S.Hum., M.A.

Disusun oleh Kelompok 7

1. Afdal Harif (1803312003)


2. Febilkis Noor Rachma (1803312004)
3. Rafi Parakrama (1803312020)

Program Studi Teknik Listrik

Jurusan Teknin Elektro

Politeknik Negeri Jakarta

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan. Selain itu, kami juga
merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan
maupun pikiran.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan


penulisan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan topik inti Kalimat Efektif
ini. Kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Mega Nafria,
S.Hum., M.A . selaku dosen pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia serta
semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan


kesalahan baik isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat
mengharap kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi kami. Amin.

Depok, 24 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................4
A.       Latar Belakang..........................................................................................4
B.        Rumusan Masalah....................................................................................5
C.        Tujuan Pembahasan..................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Kalimat Efektif.............................................................................6
2.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif :...............................................................................6
2.2.1 Keutuhan.................................................................................................6
2.2.2 Kesejajaran..............................................................................................7
2.2.3 Kefokusan...............................................................................................8
2.2.4 Kehematan..............................................................................................8
2.2.5 Kecermatan dan Kesantunan...................................................................9
2.2.5 Kevariasian............................................................................................11
2.2.6 Ketepatan Diksi.....................................................................................11
2.2.7 Ketepatan Ejaan....................................................................................11
2.3 Kesalahan Kalimat.......................................................................................12
2.3.1 Kesalahan Struktur................................................................................12
2.3.2 Kerancuan Kalimat...............................................................................13
2.3.3 Kesalahan Diksi....................................................................................14
2.3.4 Kesalahan Ejaan....................................................................................15
BAB III..................................................................................................................16
3.1.Kesimpulan..................................................................................................16
3.2.Saran.............................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang


Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat
pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan
itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya
dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain,
mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-
tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang
kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah
penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

4
B.        Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2.      Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3.      Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
4.      Bagaimana struktur kalimat efektif?

C.        Tujuan Pembahasan


1.      Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga
menjadi  baik dan benar
2.      Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3.      Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

5
BAB II

2.1 Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap dan
dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat karena
hanya menggunakan unsur yang diperlukan saja. Setiap unsur kalimat benar-
benar berfungsi. Sedangkan sifat padat mengandung makna sarat dengan
informasi yang terkandung didalamnya. Dengan sifat ini tidak terjadi
pengulangan-pengulangan pengungkapan. Sifat jelas ditandai dengan kejelasan
struktur kalimat dan makna yang terkandung didalamnya. Sifat lengkap
mengandung makna kelengkapan struktur kalimat secara gramatikal, dan
kelengkapan konsep atau gagasan yang terkandung di dalam kalimat efektif
tersebut.

Kalimat efektif dapat mengomunikasikan pikiran atau perasaan penulis


atau pembicara kepada pendengar secara tepat. Dengan kalimat efektif,
komunikasi penulis atau pembicara dan pendengar tidak akan menghadapi
keraguan, salah komunikasi, salah informasi, atau salah pengertian.

2.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif :


1) Keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur,
2) Kesejajara bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal,
3) Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami,
4) Kehematan penggunaan unsur kalimat,
5) Kecermatan dan kesantunan , dan
6) Kevariasian kata, dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.

2.2.1 Keutuhan
Keutuhan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur dan makna
kalimat. Kalimat secara gramatikal mungkin benar, tetapi maknanya salah.

Misalnya:

6
Saya saling memaafkan. (salah)

Rumput makan kuda di lapangan. (salah)

Kedua kalimat itu salah karena tidak adanya kesepadanan struktur dan makna.
Kalimat tersebut seharusnya :

Kami saling memaafkan ( benar )

Kuda makan rumput di lapangan ( benar )

2.2.2 Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara
konsisten, misalnya: kesatuan, kemakmuran, kedamaian, kesejahteraan; pertanian,
perikanan, perkebunan, perdamaian; mengerjakan, membawakan, mentertawakan.

Misalnya:

a) Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah diketahui sebelumnya.


(salah)
b) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
1) pertemuan dengan penasihat akademis,
2) mengajukan topik,
3) melapor kepada ketua jurusan, dan
4) bertemu pembimbing. (salah)

Seharusnya:

a) Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah mengetahui


sebelumnya. (benar)
b) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
1) menemui penasihat akademis,
2) megajukan topik,
3) melaporkan rencana skripsi kepada ketua jurusan, dan
4) menemui pembimbing. (benar)

7
2.2.3 Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah
dipahami maksudnya. Jika tidak, makna kalimat akan sulit ditangkap dan
menghambat komunikasi.

a) Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk hortikultura ini. ( tidak


efektif )
Produk hortikultura ini sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
( efektif )
b) Pandai bergaul, pandai bicara, dan pandai membujuk orang adalah modal
utama pemasar produk. ( tidak efektif)
Pandai bergaul, berbicara, dan membujuk orang adalah modal utama
pemasar produk. (efektif)

2.2.4 Kehematan
Untuk menjamin kehematan kalimat, setiap unsur kalimat harus berfngsi
dengan baik, unsur yang tidak mendukung makna kalimat (mubazir) harus
dihindarkan. Untuk itu, hindarkanlah

1) Subjek ganda, misalnya: Buku itu saya sudah baca. Seharusnya Saya
sudah membaca buku itu.
2) Penjamakan kata yang sudah berbentuk jamak, misalnya:
data (jamak) - data-data(jamak)
fakta(jamak) - fakta-fakta(jamak)
mengambil buku-buku - mengambili buku atau mengambil buku-
buku mengambili (jamak), buku-buku
(jamak)
3) Menggunakan bentuk singkat
Kalimat singkat bukan berarti kalimat itu harus pendek-pendek. Akan
tetapi, kalimat itu harus menggunakan unsur kalimat yang benar-benar
berfungsi dan menghilangkan kata atau ungkapan yang tidak mendukung
makna.

8
Misalnya:
Pimpinan memberikan peringatan kepada karyawan agar rajin bekerja.
( benar tetapi tidak singkat)
Pempinan memperingatan karyawan agar rajin bekerja. (benar dan
singkat)
Meskipun benar, kalimat ini dapat dibuat lebih singkat dengan mengubah
memberikan peringatan menjadi memperingatkan .
Perhatikan kata-kata berikut ini:
memberikan teguran – menegur
mengambil tindakan – menindak
memberikan peringatan – memperingatkan
4) Menggunakan bentuk kata aktif dan bertenaga:
Ia berlari lalu pergi. ( aktif tetapi kurang bertenaga )
Ia bangkit lalau pergi. ( aktif dan bertenaga )
Mereka memperhatikan penjahat itu. ( aktif tetapi kurang bertenaga )
Mereka mengamati penjahat itu ( aktif dan bertenaga )

2.2.5 Kecermatan dan Kesantunan


Kecermatan dan kesantunan terkait dengan ketepatan memilih kata
sehingga menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan emosional
pembaca atau pendengar. Kalimat dikatakan bak jika pesan yang disampaikan
dapat diterima oleh orang lain. Sedangkan santun mengandung makna halus dan
baik, dan sopan.

a) Kecermatan
Kecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata. Pilihan
bukan karena enak didengar atau merdu jika diucapkan melainkan daya
ekspesinya yang eksak ( pasti ). Banyak kata dalam bahasa kita yang
hampir sama maknanya. Bahkan, seringkali dianggap sebagai kata yang
bersinonim . Akan tetapi, hanya sat yang paling tepat mengungkapkan
maksud secara cermat.

Misalnya:

9
Manusia ialah makhluk yang berakal budi. ( salah, tidak cermat )
Kata ialah harus diikuti sinonim , bukan definisi formal. Jika
menggunakan ialah kalimat itu kata manusia disertai sinonim.
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. ( benar, cermat )
Manusia ialah orang. ( benar, cermat )
Selain itu, kecermatan kalimat menyangkut ketepatan brntuk kata,
pemakaian kata berimbuhan, dan tanda baca.
Karena sudah diketahui sebelumnya, mahasiswa ini dapat menjawab tes
dengan mudah. ( salah )
Karena sudah mengetahui sebelumnya , mahasiswa itu dapat menjawab tes
dengan mudah. ( benar )

b) Kesantunan
Kesantunan kalimat mengandung makna bahwa gagasan yang
diekpresikan dapat mengenbangkan suasana yang baik, hubungan yang
harmonis, dan keakraban. Kalimat yang baik dan santun ditandai sifat-sifat
: singkat, jelas, lugas, dan tidak berbelit-belit. Perhatikan kalimat berikut
ini:
Sebagaimana telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dikerjakan
dua kali seminggu. (salah)
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan ialah segi hubungan
masyarakat. (salah)
Sebagaimana telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dilakukan
dua kali seminggu. (benar)
Telah ditetapkan bahwa pekerjaan itu dilakukan dua kali seminggu.
(benar)

Kata biasanya pada kalimat (1) tidak perlu karena makna kata itu sudah
tersirat dalam ungkapan sebagaimana telah ditetapkan. Tanpa kata itu,
makna kalimat sudah cukup jelas. Jadi, penggunaan kata itu mubazir.
Oenggunaan kata segi pada kalimat (2) juga berlebihan karena makna itu
sudah dinyatakan dalam kata aspek. Tanpa kata itu, makna kalimat (2)
cukup jelas.

10
2.2.5 Kevariasian
Kevariasiaan kaliamat dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan
gaya asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna kalimat yang
dapat menimbulkan salah pemahaman atau salah komunikasi.

1) Kaliamat berimbang (dalam kalimat majemuk setara)


Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan, dan ketiga anak mereka
belajar di sekolah.
2) Kalimat melepas yaitu melepas (mengubah) fungsi klausa kedua dari
klausa sematan, dalam kalimat berikut ini menjadi anak kalimat
keterangan waktu.
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan ketika anak mereka belajar
di sekolah.
3) Kalimat berklimaks yaitu menempatkan klausa sematan (anak kalimat)
pada posisi awal dan klausa utama di bagian akhir.
Ketika ketiga anak itu belajar di sekolah, kedua orang tua mereka
bekerja di perusahaan.

2.2.6 Ketepatan Diksi


Kecermatan diksi memasalahkan ketepatan kata. Setiap kata harus
mengungkapkan pikiran secara tepat. Untuk itu, penulis harus membedakan kata
yang hampir bersinonim, struktur idiomatic, kata yang berlawanan makna,
ketepatan dan kesesuaian, dan sebagainya.

2.2.7 Ketepatan Ejaan


Kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca dapat menentukan
kualitas penyajian data. Sebaliknya, kesalahan ejaan dapat menimbulkan
kesalahan komunikasi yang fatal, misalnya: Ia membayar dua puluh lima ribuan,
(Maksudnya : dua-puluh-lima ribuan = 25 x Rp1.000,00 atau dua-puluh lima-
ribuan = serratus ribu = 20 x Rp5.000,00).

Penggunaan tanda baca, bandingkan maknanya:


Paman kami belum menikah.
Paman, kami belum menikah.
Paman kami, belum menikah.

11
Paman, kami, belum menikah.

2.3 Kesalahan Kalimat


Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamaran atau jenis komunikasi lain,
seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan
karangan iru dapat diterima oleh siapa pun dan Benar artinya sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan kalimar dapat berakibat fatal, salah
pengertian, salah tindakan, dan sebaianya.

2.3.1 Kesalahan Struktur


a. Kalimat aktif tanpa subjek
1) Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera
bangkit jika hukum ditegakkan. (salah)
Kalimat tersebut salah karena menempatkan kata depan menurut di
depan subjek. Dengan kata tersebut subjek berbuah fungsi menjadi
keterangan. Perbaikan dilakukan dengan menghilangkan kata
menrut.
Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit
jika hokum ditegakkan. (benar)
b. Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini sebjek
berupa fungsi menjadi keterangan, misalnya :
2) Di Jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di Asean. (salah)
Perbaikan dapat dilakukan sdengan mengilangkan kata depan di
atau mengubah struktur aktif menjadi pasif
2a) Jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di Asean. (benar)
2b) Di Jakarta terdapat pusat perdagangan terbesar di Asean. (benar)
c. Tanpa unsur predikat, menempatkan kata yang di depan predikat dengan
kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek misalnya:
Petani yang bekerja di sawah. (salah)
Petani bekerja di sawah. (benar)
d. Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif
langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan, misalnya:
Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (salah)

12
Mereka mendiskusikan keselamatan kerja. (benar)
e. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat,
misalnya:
la pandai. Sehingga selalu mendapat beasiswa. (salah)
ia pandai sehingga selalu mendapat beasiswa. (benar)
f. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat
Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)
Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras. (benar)
g. Salah urutan
Buku itu saya sudah baca. (salah)
Saya sudah membaca buku itu. (benar)
Ja menulis laporan, mengamati data, dan menyerahkan laporan itu.
(salah)
Ia mengamati data, menulis laporan, dan menyerahkan laporan itu.
(benar)

2.3.2 Kerancuan Kalimat


Kerancuan berasal dari kata rancu, artinya kacau, campur aduk. Kerancuan
berarti kekacauan atau kecampuradukan. Kalimat rancu berarti kalimat yang
mengacaukan makna dua kata dua frasa, atau dua pikiran.

Misalnya:

a) la menundukkan kepala. (benar)


b) la membungkukkan badan. (benar)
c) la menundukkan badan. (rancu atau salah)
d) ia membungkukkan kepala. (rancu atau salah

13
2.3.3 Kesalahan Diksi
1) Diksi kalimat salah jika:
a. Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar supaya,
adalah merupakan, bagi untuk, demi untuk, naik ke atas, turun ke
bawah, dan lain-lain,
Ia selalu bekerja keras agar supaya mampu membiayai ketiga
anaknya yang kuliah di perguruan tinggi. (salah)
Ia bekerja keras agar mampu membiayai ketiga anaknya yang kuliah
di perguruan tinggi. (benar)
Ia bekerja keras supaya mampu membiayai ketiga anaknya yang
kuliah di perguruan tinggi. (benar)
b. Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu: dimana,
yang mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.
Kampung di mana kami bertempat tinggal sepuluh tahun yang lalu,
kini telah menjadi kota. (salah)
Kampung tempat kami bertempat tinggal sepuluh tahun yang lalu, kini
telah menjadi kota. (benar)
c. Menggunakan kata berpasangan yang ridak sepadan : tidak hanya –
tetapi seharusnya tidak . . . tetapi atau tidak hanya – tetapi juga,
bukan hanya – tetapi juga seharusnya bukan hanya – melainkan juga.
la tidak hanya pandai melainkan juga rajin. (salah)
la bukan hanya pandai melainkan juga rajin. (benar)
la tidak hanya pandai tetapi juga rajin. (benar)
d. Menggunakan kata berpasangan secara idiomatic yang tidak
bersesuaian. Misalnya : sesuai bagi seharusnya sesuai dengan,
membicarakan tertang seharusnya berbicara tentang atau
membicarakan sesuatu.
Pekerjaan itu sesuai bagi minat orang tersebut. (salah)
Pekerjaan itu sesuai dengan minat orang tersebut. (benar)
2) Diksi atau kalimat kurang baik (kurang santun)
a) Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya: aku dan saya.
b) Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektid, misalnya:
menurut pendapat saya … sebaiknya menggunakan data menunjukkan

14
bahwa … penelitian membuktikan bahwa … pengalaman
membuktikan bahwa …
c) Menggunakan kata yang tidak jelas maknanya.
d) Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.
e) Penolakan dan pembuktian tanpa makna kata yang pasti (eksak).

2.3.4 Kesalahan Ejaan


Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya
memperkecil kualitas kalimat melainkan juga dapat mengakibatkan kesalahan
kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ejaan perlu diperhatikan dalam keseluruhan
penulisan.

Jenis kesalahan ejaan :

a) Penggunaan huruf capital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal,


b) pemenggalan kata,
c) Penulisan kata baku,
d) Penulisan unsur serapan,
e) Penulisan kata asing tidak dicetak miring,
f) Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma,
tanda petik satu (‘…’) tanda penyingkatan (‘…) dan lain-lain.
g) Penulisan kalimat atau paragraf: induk kalimat dan anak kalimat,
kutipan langsung, kutipan tidak langsung,
h) Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi,
i) Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat
kabar, majalah, jurnal,
j) Penulisan judul bab, subbab, bagian, subbagian,
k) Penulisan: data pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi

15
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

1) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud
oleh penulis atau pembicaranya.
2) Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
3) Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan,
kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.
4) Kesalahan kalimat dapat berupa : Kesalahan struktur, kerancuan kalimat,
kesalahan diksi, dan kesalahan ejaan
3.2.Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan
saran bagi pembahasan materi tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

H.S., Widjono 2007 . Bahasa Indonesia : mata kuliah pengembangan


kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Gramedia Widia Sarana Indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai