PEMBAHASAN
A. Konsep Laba
Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dalam laporan keuangan
yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya
menghasilkan sisa yang disebut accounting capital atau residual equity. Konsep
1
Arwani, Agus, Akuntansi Perbankan Syariah dari Teori ke Praktik (Adopsi IFRS),
(Yogyakarta:DEEPUBLISH, 2016), hlm. 16.
2
Fitri Kurniawati, Laba dalam Akuntansi Syariah, download.portalgaruda.org html, diakses 12
Oktober 2018.
1
pendekatan sintaksis, semantis, dan pragmatis. Konsep laba secara sintaksis, yaitu
hubungan pada realitas ekonomi yang mendasari. Dan secara pragmatis, yaitu
maupun Negara kesejahteraan (walfare state), hampir dipastikan definisi jual beli
hanya dilihat dari sudut pandang ekonomik. Bisnis atau jual beli hanyalah upaya
dari prilaku seorang pengusaha dalam mengambil keputusan atau kebijakan dalam
memproduksi barang dan jasa untuk meraih tingkat keuntungan dan kebutuhan.
Keuntungan atau profit bagi produsen, sedangkan kebutuhan dalam arti kepuasan
di tingkat konsumen. Maka orientasi laba yang menjadi tujuan produsen hanya
berputar sekitar nilai materil dan memuaskan kebutuhan nafsu untuk menimbun
individu dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri sendiri (self
3
Fachri Fachrudin, Kajian Teori Laba Pada Transaksi Jual Beli Dalam Fiqh Mu’amalah,
jurnal.staialhidayahbogor.ac.id, diakses pada 02 Desember 2018.
2
digerakkan oleh akal yang sehat dan tidak akan bertindak secara sengaja membuat
keputusan yang bias merugikan kepuasan atau keuntungan mereka. Teori laba
mereka terhadap unsur waktu adalah terbatas hanya di dunia saja tanpa
dijadikan pijakan oleh masyarakta, seperti ketinggian moral dan sifat-sifat terpuji
sebagai dasar bagi interaksinya. Dari sini dapat disimpulakan bila landasan
yang bersifat spiritual dan material (atau agama dan dunia) secara dikotomis.
pemikiran manusia yang bisa berubah berdasarkan waktu dan tidak bersifat kekal,
serta selalu membutuhkan perubahan tergantung untuk kepentingan apa dan siapa.
Tentunya tujuan yang berbeda akan melahirkan implikasi yang berbeda pula.
utama dalam pendirian suatu perusahaan atau organisasi. Tetapi bukan berarti
perusahaan tersebut tidak boleh mendapatkan laba, hanya saja laba yang diperoleh
harus halal dan sesuai dengan prinsip syariah Islam. Ada dua konsep Islam yang
pembayaran zakat dan sistem tanpa bunga (Triyuwono, 2001). Oleh karena itu,
Islam menyetujui laba biasa yang mengacu pada tingkat laba yang jelas tidak
3
tertentu ataupun bagi perusahaan lama untuk keluar. Islam memang mengakui
Profit dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan keuntungan atau laba.
Profit merupakan salah satu unsur penting dalam perdagangan yang di dapat
Bahkan, dorongan ini secara khusus diperintahkan Allah kepada orang-orang yang
mendapatkan amanah untuk memelihara harta milik orang-orang yang tidak atau
belum mampu melakukan bisnis dengan baik, mislanya anak-anak yatim (QS. An
dalam perdagangan. Profit kadang dikaitkan dengan pemilik barang dagangan dan
adakalanya dikaitkan dengan barang dagangan itu sendiri. Kata ini disebut hanya
satu kali dalam Al-Qur’an, yaitu ketika Allah mengecam tindakan orang-orang
munafik: “Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka
4
Ahmad Subagyo, Kamus Istilah Ekonomi Islam, (Jakarta:PT. Elex Media Komputindo, 2009),
hlm. 350.
4
Selain ribh istilah lain yang terkait dengan keuntungan yaitu al nama’, al
ghallah, dan al faidah. Nama’ yaitu laba dagang (ar ribh at tijari) adalah
pertambahan pada harta yang telah dikhususkan untuk perdagangan sebagai hasil
dari proses barter dan perjalanan bisnis. Al ghallah (laba insidental), pertambahan
yang terdapat pada barang dagangan sebelum penjualan, seperti wol atau susu dari
hewan yang akan dijual. Pertambahan seperti ini tidak bersumber pada proses
dagang dan tidak pula pada usaha manusia. Pertambahan seperti ini dalam konsep
akuntansi disebut laba yang timbul dengan sendirinya laba incidental atau laba
minor atau pendapatan marginal atau laba sekunder. Adapun Al faidah (laba yang
berasal dari modal pokok) adalah pertambahan pada barang miliki (asal modal
pokok) yang ditandai dengan perbedaan antara harga waktu pembelian dan harga
penjualan, yaitu sesuatau yang baru dan berkembang dari barang-barang milik,
seperti susu yang telah diolah yang berasal dari hewan ternak. Dalam konsep
akuntansi disebut laba utama (primer) atau laba dari pengoperasian modal pokok.5
kelebihan dari beban biaya produksi atau modal. Secara khusus laba dalam
perdagangan (jual beli) adalah tambahan yang merupakan perbedaan antara harga
diperoleh dari perdagangan adalah sebagai ganti baranag yang dimiliki oleh si
penjual ditambah denga kelebihan dari harga saat dibeli sebelumnya. Dengan
demikian, jika terjadi pertukaran barang tanpa ada pergantian atau kelebihan dari
harga baranag yang dibeli sebelumnya, berarti pedagang tersebut merugi. Adapun
5
Isnaini, Yenni. dkk, Hadis-hadis Ekonomi, (Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP,
2015), hlm. 92.
5
an Naisabury menjelaskan bahwa untung adalah pertambahan dari modal pokok
dari modal pokok setelah ada unsur usaha perdagangan. Karena tujuan dalam
secara ilmu ekonomi murni asumsi yang sederhana menyatakan bahwa sebuah
C. Ketentuan Profit
ً أَ ْعطَاهُ ِد ْينَارًا يَ ْشتَ ِري لَهُ بِ ِه َشاة,َع ْن عُرْ َوةَ أَ َّن النّبي صلى هللا عليه وسلّم
ُار َو َشا ٍة فَ َد َعالَه ٍ َفَا ْشتَ َرى لَهُ بِ ِه َشاتَي ِْن فَبَا َع اِحْ َداهُ َما بِ ِد ْين
ٍ َار َو َجا َءهُ بِ ِد ْين
dinar untuk membeli seekor kambing. Dengan uang satu dinar tersebut, dia
membeli dua ekor kambing dan kemudian menjual kembali seekor kambing
seharga satu dinar. Selanjutnya dia datang menemui Nabi SAW dengan membawa
seekor kambing dan uang satu dinar. (Melihat hal ini) Rasulullah SAW
6
Dalam perspektif ulama fikih, terdapat perbedaaan pendapat tentang
bahwa maksimal profit dalam perdagangan yaitu sepertiga (sulus), dengan dalil
sabda Rasulullah SAW bahwa batas maksimal harta yang dapat diwasiatkan yaitu
sepertiga (sulus). Namun pendapat ini tidak dapat diterima dengan dua alas an:
tersebut tidak dapat menjadi taqyid (pembatasan) terdapat kemutlakan ayat diatas
(QS. An Nisa’:29). Sebab sabda Rasulullah SAW itu topiknya terkait dengan
Ketentuan tentang ukuran besarnya profit atau laba tidak ditemukan dalam Al
Qur’an maupun hadis. Para pedagang boleh menentukan profit pada ukuran
berapa pun yang mereka inginkan, misalnya 25 persen, 50 persen, 100 persen,
atau lebih dari modal. Dengan demikian, pedagang boleh mencari laba dengan
haram, seperti ghaban fahisy (menjual dengan harga jauh lebih tinggi atau jauh
lebih rendah dari harga pasar), ihtikar (menumbun), ghisy (menipu), gharar
7
Keuntungan adalah kompensasi untuk menghadapi ketidakpastian atau untuk
suatu monopoli atau dapat berupa suatu laba yang tidak terduga. David C.
profit) merupakan ciri khas sistem kapitalis. Pada sistem tersebut, keempat factor
produksi, yaitu modal, tenaga kerja, tanah, dan entrepreneurship harus ada pada
melalui:
yang menghasilkan barang sejenis dan barang yang tidak sejenis tetapi
kegiatan inovasi.
kegiatan yang penuh risiko dan tidak terdapat jaminan akan berhasil.
sekarang, melainkan juga permintaan pasar yang akan datang. Dalam hal
8
padahal ramalan tersebut belum tentu benar. Ini berarti pengusaha
kerugian. Maka ditinjau dari sudut risiko yang dihadapi oleh setiap jenis
Dalam kajian konvensional, keuntungan hanya diukur dari satu aspek yaitu
menigkatkan aset atau harta melalui semua kegiatan bisnis diukur dengan
(1) menekan upah karyawan pada level yang paling rendah dalam rangka
hak cuti, hak pendapat, dan ha katas kenaikan jabatan, dalam rangka
9
Menurut konsep Islam, nilai-nilai keimanan, akhlak, dan tingkah laku
maka kamu akan selamat (berhasil) dan jangan kamu menolak laba yang
kecil karena itu akan mengahali kamu dari mendapatkan (laba) yang
tingkat kesulitan dan risiko, maka semakin besar pula keuntungan yang
keuntungannya.
10
c. Masa Perputaran Modal
rendah.
Jual beli boleh dengan harga tunai ataupun kredit, tunai sebagian dan
penjual.
e. Unsur-unsur Pendukung
waktu, atau keadaan ekonomi, baik yang marketable maupun yang non-
11
1. Taqlib dan Mukhatarah (Interaksi dan Risiko)
dibolehkan syar’i. Untuk itu, pasti ada kemungkinan bahaya atau risiko
2. Al-Muqabalah
pembukuan dan hak-hak milik pada awal periode yang sama, atau
dengan membandingkan nilai barang yang ada pada akhir dengan nilai
barang yang ada pada awal periode yang sama. Juga bisa dengan
Yaitu laba tidak akan tercapai kecuali setelah utuhnya modal pokok
seterusnya, maka barang yang belum terjual pada akhir tahun juga
12
mencakup pertambahan yang menunjukkan perbedaan anatar harga
yang pertama dan nilai harga yang sedang berlaku. Berdasarkan nilai
ini, ada dua jenis laba yang terdapat pada akhir tahun, yaitu laba yang
berasal dari proses jual beli dalam setahun dan laba suplemen, baik
terjual.
Tujuan penilaian sisa barang yang belum sempat terjual di akhir tahun
yang pertama dan nilai yang berlaku yang dapat dianggap sebagai laba
tahun dan diawal tahun, atau perbandingan antara harga pasar yang
berlaku untuk jenis barang tertentu di akhir tahun dan diawal tahun,
13
dikeluarkan untuk mendapatkan income tersebut. Namun demikian,
14
DAFTAR PUSTAKA
Arwani, Agus. 2016. Akuntansi Perbankan Syariah dari Teori ke Praktik (Adopsi IFRS).
Yogyakarta : DEEPUBLISH.
Fachri Fachrudin. Kajian Teori Laba Pada Transaksi Jual Beli Dalam Fiqh Mu’amalah,
Oktober 2018.
GROUP.
Subagyo, Ahmad. 2009. Kamus Istilah Ekonomi Islam. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
15