Anda di halaman 1dari 119

STUDI KOMPARASI EFEKTIVITAS PENJUALAN SISTEM

KONSINYASI OFFLINE DENGAN ONLINE


DI PERUSAHAAN BIDO COLLECTIONS TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Pada Program Studi Ekonomi Syari’ah Fakultas Agama Islam
Universitas Siliwangi

Oleh

Rio Pratama
171002080

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SILIWANGI
2021 M / 1442 H
LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI KOMPARASI EFEKTIVITAS PENJUALAN SISTEM


KONSINYASI OFFLINE DENGAN ONLINE DI PERUSAHAAN BIDO

COLLECTIONS TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi

(S.E.) Pada Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi

Diajukan Oleh,

Rio Pratama
NPM. 171002090

Disetujui Oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

H. Asep Saepulloh Drs., M.Ag. Elis Nurhasanah S.Sy., M.Si


NIDN. 0401046301 NIDN. 0001109301

Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Agama Islam Ketua Program Studi Ekonomi Syariah

i
Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Dr. Yusep Rafiqi, S.Ag.,M.M.
NIDN. 0408016101 NIDN. 0001109301

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Studi

Komparasi Efektivitas Penjualan Sistem Konsinyasi Offline Dengan Online

Di Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya” beserta seluruh isinya adalah

karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung konsekuensi atau sanksi

apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi.

Tasikmalaya, April 2021


Yang Membuat Pernyataan,

Rio Pratama
171002080

ii
ABSTRAK

Rio Pratama (2021). Studi Komparasi Efektivitas Penjualan Sistem


Konsinyasi Offline Dengan Online Di Perusahaan Bido Collections
Tasikmalaya. Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Siliwangi.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa penjualan dengan sistem konsinyasi


offline dan online di perusahaan bido collections Tasikmalaya ini
menggunakan tingkatan saluran pemasaran tidak langsung dengan saluran
distribusi didalamnya menggunakan saluran distribusi agen atau
brokersistem konsinyasi ini melibatkan dua belah pihak antara supplier
(Bido) dan mitra sebagai perantara penjual ke konsumen akhir, sebelum
melakukan kerja sama kedua belah pihak ini melakukan terlebih dulu
perjanjian penjualan untuk mengatur periode waktu pembayaran, fee untuk
mitra, dan perjanjian mengenai retur dll. Dari hasil penelitian menunjukan,
bahwa memang terdapat perbedaan hasil penjualan antara konsinyasi offline
dengan online. Namun jika dilihat dari efektivitas penjualan untuk saat ini
antara sistem konsinyasi offline dan online ini belum berjalan dengan efektif
karena belum mampu mencapai 50% target yang ingin didapat , namun
volume penjualan yang mana yang cenderung lebih menjanjikan untuk saat
ini, konsinyasi offline lebih unggul dalam hal hasil volume penjualan.

Kata Kunci: Efektif, Konsinyasi.

iii
ABSTRACT

Rio Pratama (2021). Comparative Study of Sales Effectiveness of Offline


Consignment System With Online At Bido Collections Tasikmalaya
Company. Islamic Economics Department Islamic Faculty Siliwangi
University.
Based on the results of the study that sales with offline and online
consignment systems in tasikmalaya bido collections company uses the level of
indirect marketing channels with distribution channels in it using the
distribution channel agents or brokers this consignment system involves two
parties between suppliers (Bido) and partners as intermediaries seller to the end
consumer, before cooperating these two parties to first conduct a sales
agreement to set the period of payment , fees for partners, and agreements
regarding returns etc. From the results of the study showed, that there is a
difference in sales results between offline consignment and online. However,
when viewed from the effectiveness of sales for now between the offline and
online consignment system has not been running effectively because it has not
been able to reach the 50% target to be obtained, but which sales volume tends
to be more promising for now, offline consignment is superior in terms of sales
volume results.

Keywords: Effective, Consignment.

iv
PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan
No. Huruf Nama Huruf
No. Huruf Nama Huruf Arab Huruf Latin
Arab
B. Vokal Pendek Huruf Latin 17 ‫ﻅ‬ Zha’ Zh
1 ‫ﺁ‬ Alif - 18 ‫ﻉ‬ ‘Ain ‘
2 ‫ﺏ‬ Ba’ B 19 ‫ﻍ‬ Ghin Gh
3 a=‫ﺕ ﹷ‬ i = ‫ ﹻ‬Ta’ u=T‫ﹹ‬ 20 ‫ﻑ‬ Fa’ F
4 ‫ﺚ‬ Tsa’ Ts 21 ‫ﻕ‬ Qaf Q
C.
5 ‫ﺝ‬ Jim J 22 ‫ﻙ‬ Kaf K
6 ‫ﺡ‬ Ha’ H 23 ‫ﻝ‬ Lam L
7 ‫ﺥ‬ Kha’ Kh 24 ‫ﻡ‬ Mim M
8 ‫ﺩ‬ Dal D 25 ‫ﻥ‬ Nun N
9 ‫ﺫ‬ Dzal Dz 26 ‫ﻭ‬ Waw W
10 ‫ﺭ‬ Ra’ R 27 ‫ﻩ‬ Ha’ H
11 ‫ﺯ‬ Zay Z 28 ‫ﻻ‬ Lam alif La
12 ‫ﺱ‬ Sin S 29 ‫ﺀ‬ Hamzah -
13 ‫ﺵ‬ Syin Sy 30 ‫ﻱ‬ Ya’ Y
14 ‫ﺺ‬ Shad Sh 31 ‫ﺓ‬ Ta’ T
15 ‫ﺽ‬ Dlad Dha marbuthah
32 - - -
16 ‫ﻁ‬ Tha’ Th
Vokal Panjang

=‫ ﺁ‬ȃ = ‫ ﺇﻱ‬ȋ = ‫ ﭐﻭ‬ȗ

D. Diftong

‫ = ࢨﺁ‬ay = ‫ ﭐﯙ‬aw

E. Pembauran

= ‫ ﺍﻝ‬al = ‫ ﺵ‬-‫ ﺍﻝ‬al-sy = ‫ ﻭ ﺍﻝ‬wa al

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT Yang Mahakuasa

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Studi Komparasi

Efektivitas Penjualan Sistem Konsinyasi Offline Dengan Online Di

Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya”

Tujuan dari penulisan skripsi ini yakni untuk memenuhi salah satu syarat

mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada program studi Ekonomi Syariah

Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi. Dalam penulisan skripsi ini tentunya

tidak lepas dari hambatan. Sehingga diperlukan juga masukan berupa saran,

nasihat dari berbagai pihak yang tentunya akan diterima dengan baik.

Dalam proses penulisan skripsi ini, tidak akan berjalan dengan lancar

tanpa ada dukungan kedua orang tua, terutama ibu saya (Heny Setiyowati) dan

nenek saya (Kiswati) yang telah memberikan kasih sayang, nasehat, motivasi,

semangat, dan do’a yang tiada hentinya dipanjatkan. Serta penulis tidak terlepas

dari dorongan dan arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung, dalam kesempatan kali ini penulis dengan tulus mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir., MS., selaku Rektor Universitas Siliwangi.

2. Prof. Dr. H. Deden Mulyana,SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Siliwangi.

vi
3. Dr. Yusep Rafiqi, S.Ag.,M.M., selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi.

4. H. Asep Saepulloh, Drs.,M.Ag., selaku Pembimbing I yang telah bersedia

terus membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

5. Elis Nurhasanah, S.Sy., M.Si., selaku Pembimbing II yang selalu memberikan

arahan dalam proses penyelesaian proposal penelitian ini dengan penuh

kesabaran.

6. Agus Ahmad Nasrulloh, S.EI., M.E.Sy., selaku dosen wali yang selalu sejak

pertama kali masuk sebagai mahasiswa sampai saat ini untuk terus bergerak

dan maju, dan selalu memberi arahan dan motivasi selama perkuliahan di

Universitas Siliwangi.

7. Seluruh Dosen Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas

Siliwangi yang telah mendidik dan membekali ilmu kepada penulis selama

menempuh studi di Universitas Siliwangi.

8. Tenaga Kependidikan Fakultas Agama Islam yang telah membantu penulis

dalam penyelesaian proposal penelitian dan kegiatan akademik dan non

akademik di lingkungan Universitas Siliwangi.

9. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah angkatan 2017 yang telah

menemani dunia perkuliahan.

10. Rekan – rekan BEM Fakultas Agama Islam periode 2018-2020 yang telah

membersamai perjuangan selama di kampus ini.

11. Rekan – rekan PHMA Unsil yang selama 4 tahun membersamai dalam suka

duka dikampus.

vii
12. Rizkiana Putra Murbakara selaku Owner Bido Collections yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini sehingga berjalan

dengan lancar.

13. Aulia Fatmatamawani rekan yang selalu memberikan dukungan moril dan

materiil selama sampai saat ini.

14. Angga dan Iqbal Aen rekan seperjuangan yang telah menjadi partner dari

awal masuk perkuliahan hingga sekarang.

15. Kepada semua pihak yang telah mendukung dalam keberlangsungan dan

proses penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna,

untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan penelitian ini.

Tasikmalaya, 28 April 2021

Penulis,

Rio Pratama

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

ABSTRACT

PEDOMAN TRANSLITERASI

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii

DAFTAR GRAFIK.............................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1


B. Rumusan Masalah.........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian........................................................................................7
1. Manfaat Akademis....................................................................................7
2. Manfaat Praktis..........................................................................................8
3. Manfaat Umum..........................................................................................8
BAB II KERANGKA TEORITIS........................................................................9

A. Tinjauan Pustaka...........................................................................................9
1. Efektivitas Penjualan.................................................................................9
2. Saluran Distribusi/Place..........................................................................16
3. Konsinyasi...............................................................................................22
B. Penelitan Terdahulu....................................................................................28
C. Kerangka Pemikiran....................................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................35

ix
A. Metode Penelitian.......................................................................................35
B. Sumber Data................................................................................................36
1. Data Primer..............................................................................................36
2. Data Sekunder.........................................................................................36
C. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................36
1. Observasi.................................................................................................37
2. Wawancara..............................................................................................38
3. Dokumen.................................................................................................38
D. Instrumen Penelitian...................................................................................39
E. Uji Kredibilitas Data...................................................................................39
F. Teknik Analisis Data...................................................................................40
1. Data Reduction (Reduksi Data)..............................................................41
2. Data Display (Penyajian Data)................................................................41
3. Conclusion Drawing/Verification...........................................................41
G. Waktu Dan Tempat Penelitian....................................................................42
1. Waktu Penelitian.........................................................................................42
2. Tempat Penelitian.......................................................................................43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................44

A. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................................44


1. Sejarah Dirintisnya Bido Collections Tasikmalaya.................................44
2. Profil Bido Collections Tasikmalaya.......................................................45
3. Struktur Perusahaan.................................................................................46
4. Logo Perusahaan.....................................................................................46
B. Paparan Data...............................................................................................47
1. Penjualan Konsinyasi Offline dan Online Perusahaan Bido Collections
Tasikmalaya....................................................................................................47
2. Volume Penjualan Produk Sistem Konsinyasi Offline dan Online pada
Mitra Bido Collections Tasikmalaya..............................................................49
C. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................51
1. Pelaksanaan dan Tujuan Penjualan Dengan Sistem Konsinyasi di
Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya.....................................................51
2. Efektivitas Penjualan Sistem Konsinyasi Offline dan Online di
Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya.....................................................54

x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN....................................................................65

A. Simpulan.....................................................................................................65
B. Saran............................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................67

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penjualan Konsinyasi Offline.....................................................................2


Gambar 1.2 Penjualan Konsinyasi Online.....................................................................3
Gambar 2.1 Tabel Intrepretasi Nilai Efektivitas.......................................................341
Gambar 2.1 Tabel Intrepretasi Nilai Efektivitas.........................................................33
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran.................................................................................34
47
48
56

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Penjualan Konsinyasi Offline dan Online.................................................52


Grafik 4.2 Perkembangan Penjualan Konsinyasi.............................................53
Grafik 4.3 Perbandingan Penjualan Produk.....................................................55
Grafik 4.4 Target dan Capaian Mitra................................................................56
Grafik 4.5 Omset Penjualan Konsinyasi............................................................57

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap semua sektor dari mulai

pendidikan, politik, dan terlebih yang paling terpengaruh adalah sektor

ekonomi dan kesehatan. Banyak fenomena yang terjadi akibat dari adanya

pandemi ini, dari mulai banyaknya masyarakat yang terbatas dalam

beraktivitas diluar ruangan yang menyebabkan roda ekonomi tidak berjalan

semestinya, dan juga dengan adanya pandemi ini masyarakat dituntut untuk

memutar otak agar bisa bertahan hidup sehingga memunculkan ide-ide baru

yang brilian.

Sektor bisnis merupakan salah satu bagian dari sekian banyak sektor

yang terdampak akibat adanya pandemi ini. Bisnis sendiri dari sudut pandang

ilmu ekonomi, bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang dan

jasa kepada konsumen atau bisnis lainya, untuk memperoleh keuntungan.

Ditinjau secara historis, Kata bisnis berasal dari bahasa inggris yang berarti

“sibuk”. Dalam arti sibuk yaitu, sibuk dalam berkegiatan dan pekerjaan yang

menghasilkan keuntungan.1 Secara sederhana bisnis dapat didefinisikan

sebagai usaha individu atau kelompok yang melakukan kegiatanya dengan

tujuan mendapatkan profit/keuntungan.

1
Hendi Prihanto, Etika Bisnis Dan Profesi (Depok: Raja Grafindo Persada, 2018) hal 3-4

1
Akibat dari adanya pandemi ini banyak juga para pelaku bisnis yang

gulung tikar dan menutup usahanya akibat tidak bisa bertahan ditengah krisis

2
2

ekonomi yang menimpa saat ini. Tetapi ada juga yang usahanya masih bisa

tetap berjalan, dengan melihat peluang-peluang lain, dan penyusunan strategi

yang baik sehingga dapat bertahan ditengah pandemi.

Fenomena menarik terjadi ketika salah satu Perusahaan Sandal Kulit

Tarumpah Tasikmalaya Bido Collections, Perusahaan Bido Collections ini

menerapkan strategi pemasaran produknya salah satunya dengan sistem

konsinyasi, dan konsinyasi di perusahaan ini juga terdapat dua jenis ,

konsinyasi offline dan online. Secara singkat bisa dipahami bahwa konsinyasi

itu merupakan sistem penjualan melalui perjanjian titip jual antara pihak

pengamanat (Consignor) dengan penerima titipan barang yaitu komisioner

(consignee).

Gambar 1.1 Penjualan Konsinyasi Offline

Penjualan Konsinyasi Offline


Rp45,000,000
Rp40,000,000
Rp35,000,000
Rp30,000,000
Rp25,000,000
Rp20,000,000
Rp15,000,000
Rp10,000,000
Rp5,000,000
Rp-
19 19 19 19 t-19 19 19 20 -20 r-20 r-20 20 20
n- Jul- ug- p- c ov- e c- n- b a p a y- n-
Ju A S e O N D J a F e M A M J u
3

Sistem konsinyasi ini merupakan strategi baru yang dilaksanakan oleh

perusahaan ini, sebelum adanya pandemi sistem konsinyasi offline ini sangat

menjanjikan dan profit dari sistem penjualan ini sangat memuaskan. Namun

setelah adanya pandemi justru penjualan sandal dengan konsinyasi offline ini

terhambat karena adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dan

mengalami penurunan hasil penjualan.

Gambar 1.2 Penjualan Konsinyasi Online

Penjualan Konsinyasi Online


Rp25,000,000

Rp20,000,000

Rp15,000,000

Rp10,000,000

Rp5,000,000

Rp-
Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Jan- Feb Mar Apr Mei
20
4

Pada sistem konsinyasi online adanya kebijakan pemerintah yaitu

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuatnya mengalami

peningkatan permintaan dan membantu Perusahaan Bido Collections bertahan

ditengah pandemi. Fenomena yang menarik terjadi ketika pemerintah

mencabut kebijakan PSBB, dan penjualan konsinyasi secara offline mulai

berjalan kembali dan merangkak naik, namun permintaan dari konsinyasi

online pun berjalan beriringan.

Menurut Pinti (2013) konsinyasi memiliki beberapa faktor penghambat

dalam pelaksanaanya yaitu penundaan pembayaran hasil penjualan

komisioner, adanya persaingan produk sejenis, letak pemajangan produk

tidak strategis.2 Namun Pujianto (2012) menjelaskan dalam penelitiannya

bahwa konsinyasi memiliki beberapa keuntungan yang memudahkan

pengelola toko untuk memonitor produknya,3 salah satu metode yang

membantu persediaan barang konsinyasi agar datanya mudah diolah adalah

metode Moving Average menurut Novandya (2020).4 Konsinyasi sendiri

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah konsinyasi diartikan sebagai

kegiatan penitipan barang dagangan kepada agen atau orang untuk dijualkan

dengan pembayaran kemudian (jual titip).5

2
Elabe Pinti, Skripsi: “Pelaksanaan Penjualan Konsinyasi Dalam Mengembangkan Usaha
Pada Industri Kecil Dan Menengah (IKM) Pangan Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Ekonomi
Islam” (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2013) Hal 106
3
I Pujianto, “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Buku Dengan
Konsinyasi Berbasis Client/Server” Jurnal Informatika. Vol 12, No.2, Desember 2020, Hal
126
4
Andhika Novandya& Agung Maulana, “Sistem Informasi Persediaan Barang Konsinyasi
Dengan Metode Perpetual Moving Average” Jurnal Of Industrial Management And
Technology. Vol 1, No.1, Januari 2020, Hal 30
5
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(https://kbbi.web.id/konsinyasi#main Diakses pada 27 September 2020 pukul 21.19)
5

Ekonomi Islam sendiri membolehkan praktik konsinyasi, sebagaimana

penelitian Windarti (2020) dimana konsinyasi ini sendiri hampir serupa

dengan akad wakalah bil ujrah6. Sebagaimana dalam Ekonomi Islam sendiri

bahwa akad Wakalah sendiri berarti penyerahan dari seseorang kepada orang

lain untuk mengerjakan sesuatu, perwakilan berlaku selama yang mewakilkan

masih hidup. Sedangkan Ujrah merupakan menukar sesuatu dengan adanya

imbalan atau upah.7 Jadi bisa disimpulkan bahwa konsinyasi ini serupa

dengan akad yang ada di ekonomi islam yaitu akad wakalah bil ujrah dimana

akad ini merupakan akad yang menitipkan kepada pihak yang mewakilkan

yang nantinya mendapat imbalan atau upah dari pengamanat barang.

Pemasaran memiliki peran pokok dalam peta bisnis suatu perusahaan dan

berkontribusi terhadap strategik produk. Perusahaan baik berskala nasional

maupun internasional membutuhkan seorang marketer andal untuk

memasarkan produk atau jasa. Kesuksesan suatu produk diterima oleh target

pasar tidak hanya ditentukan oleh murahnya harga atau kualitas yang

ditawarkan, tetapi ditentukan juga oleh strategi pemasaran yang dilakukan.8

Pada intinya strategi pemasaran salah satu penentu terhadap terjual atau

tidaknya produk suatu perusahaan.

Dalam mencapai tujuan pemasaran Saluran distribusi/Place merupakan

salah satu variabel penentu . Dimana Saluran distribusi merupakan

6
Windarti, Skripsi “Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Konsinyasi di Kantin Pondok
Pesantren Hudatul Muna Dua Kabupaten Ponorogo” (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2020) Hal
61
7
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2017) hal.115 & 233
8
Nurul Huda, dkk. Pemasaran Syari’ah Teori & Aplikasi (Depok:Kencana, 2017) hal 1.
6

serangkaian partisipan organisasional yang melakukan semua fungsi yang

dibutuhkan untuk menyampaikan produk/jasa dari penjual ke pembeli akhir.9

Saluran distribusi diperlukan oleh setiap perusahaan, karena produsen

menghasilkan produk dengan memberikan kegunaan bentuk (formutilly) bagi

konsumen setelah sampai ketangannya, sedangkan lembaga penyalur

membentuk atau memberikan kegunaan waktu, tempat, dan pemilikan dari

produk itu. Dengan demikian, setiap produsen dalam menghasilkan produk

untuk memenuhi kebutuhan konsumen hendaklah dapat menyesuaikan

dengan saat kapan dan dimana produk itu diperlukan serta oleh siapa saja

produk itu dibutuhkan.10 Dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi

merupakan aliran kegiatan pemasaran yang mempermudah elemen-elemen

yang ada dalam kegiatan pemasaran dalam penyampaian barang dan jasa

kepada konsumen.

Saluran distribusi/Place dalam bauran pemasaran memang sangatlah

berpengaruh terhadap penjualan produk dalam suatu perusahaan. Perusahaan

Bido Collections dalam saluran distribusinya melakukan salah satu saluran

distribusinya dengan sistem konsinyasi offline dan online. Saluran distribusi

pada sistem konsinyasi offline di Perusahaan Bido Collections terdapat pada 5

titik di jalur nasional yaitu Tasik-Bandung, Tasik-Banjar, Kota Bandung,

Cirebon-Purwokerto, dan Pamijahan. Dengan jumlah mitra konsinyasi offline

kurang lebih 20 mitra yang terdiri dari rumah makan, sentra oleh-oleh, dan

9
Nanda Limakrisna dan Wilhelmus H Susilo, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi
dalam Bisnis (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012) Hal 395
10
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) Hal 235
7

pusat kerajinan. Sedangkan pada konsinyasi online Perusahaan Bido

Collections menggunakan saluran distribusi melalui marketplace dari mulai

Facebook Marketplace, Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, dan Blibli.

Jumlah mitra konsinyasi online yang menggunakan marketplace dari

Perusahaan Bido Collections ini berjumlah 18 mitra.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas dari kedua sistem

tersebut belum diketahui mana yang lebih efektif untuk meningkatkan

penjualan produk apakah konsinyasi offline/online pada saat ini. Maka dari

itu penulis ingin meneliti dengan judul “Studi Komparasi Mengenai

Efektivitas Penjualan Sistem Konsinyasi Offline Dengan Online Di

Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya”


8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan sistem konsinyasi dan penjualan Offline dengan

online pada penjualan produk di Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya?

2. Bagaimanakah sistem konsinyasi yang lebih efektif antara konsinyasi

offline dengan online pada panjualan produk dari Perusahaan Bido

Collections Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penjualan

sistem konsinyasi offline dengan online pada penjualan produk di

Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai mana langkah yang

lebih efektif antara sistem penjualan konsinyasi offline dengan online.


9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam rangka untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

promosi khususnya tentang sponsorship.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Praktisi, owner, manajer maupun karyawan agar dapat

melakukan perbandingan dan perbaikan mengenai efektivitas

penjualan produk dengan sistem konsinyasi ini.

b. Umum, yaitu sebagai bahan edukasi dan sosialisasi yang dapat

menambah pengetahuan terhadap saluran distribusi/place

dalam bauran pemasaran, terkhusus konsinyasi.

3. Manfaat Umum

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan dan untuk

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan

khususnya bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik

penelitian yang hampir sama.


BAB II
KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka
1. Efektivitas Penjualan
a. Pengertian Efektif

Menurut KBBI, kata efektif memiliki arti ada efeknya, manjur atau

mujarab.11 Secara etimologis, kata efektif sering dilakukan diartikan

sebagai mencapai sasaran yang diinginkan, berdampak menyenangkan,

bersifat aktual, dan nyata.12

Efektivitas adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau

sasaran (Etzioni, 1964). Efektivitas ini sesungguhnya merupakan suatu

konsep yang lebih luas yang mencakup berbagai faktor di dalam

maupun diluar diri seseorang. Dengan demikian, efektivitas tidak hanya

dapat dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari sisi

persepsi dan sikap individu.13

Kata efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi, karena

keduanya memiliki arti yang berbeda walaupun dalam berbagi

penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Efisiensi

mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil,

sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian


11
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (https://kbbi.web.id/efektif
Diakses pada 15 Desember 2020 pukul 14.38)
12
Khaerul Umam, Perilaku Organisasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2010) Hal 229
13
Roymond H Simamura, Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, (Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2009) Hal 31

9
tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas,

yaitu

10
10

mengarah kepada pencapaian produk unjuk kerja yang maksimal, yaitu

pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan

waktu.14

Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan keberhasilan

(atau pun kegagalan) kegiatan kepemimpinan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu.15 Efektivitas seringkali

diidiomkan sebagai “mengerjakan hal yang tepat” yaitu, menjalankan

aktivitas-aktivitas yang secara langsung membantu organisasi mencapai

berbagai sasarannya. Bila efisiensi berkenaan dengan cara mencapai

suatu tujuan, maka efektivitas berkenaan dengan hasil, atau pencapaian

tujuan tersebut.16

Mencapai efektivitas organisasi bukan merupakan tugas yang mudah

merupakan tugas yang mudah. Kunci untuk melakukan hal tersebut

adalah memahami lingkungan dimana organisasi berfungsi. Jika para

manajer dapat mengidentifikasikan dimana mereka ingin organisasi

berada, relatif terhadap bagian lain dari lingkungan, dan bagaimana

cara terbaik untuk sampai kesana, kemungkinan besar mereka akan

dapat meraih efektivitas.17

14
Raditya Arindya, Efektivitas Organisasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, (Surabaya:
Media Sahabat Cendikia, 2019) Hal 65
15
Mukhtar dkk, Efektivitas Pimpinan: Kepemimpinan Transformatif dan Komitmen
Organisasi, (Yogyakarta: Deepublish, 2012) Hal 28
16
Stephen P. Robbins dan Mary Coutler, Manajemen Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga,
2010), hlm.8.
17
Ricky W Griffin, Manajemen Edisi 7 Jilid I, (Jakarta: Erlangga 2004), Hal 89
11

Keberhasilan dari suatu perusahaan bisa dilihat dari tingkat

penjualan produk yang dijual. Analisis pulang pokok (break-even

analysis) adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu

titik dalam kurva biaya-pendapatan yang menunjukan biaya sama

dengan pendapatan. Dengan mengetahui titik pulang pokok, analisis

dapat mengetahui pada tingkat volume penjualan. Apabila volume

penjualan melebihi titik itu maka perusahaan mulai mendapatkan

untung.18 Maka dari itu volume penjualan merupakan capaian yang

menandakan naik atau turunya penjualan dari suatu perusahaan.

Persentase Kriteria

>100% Sangat Efektif


90-100% Efektif
80-90% Cukup Efektif
60-80% Kurang Efektif
<60% Tidak Efektif
Mahmudi menyatakan bahwa efektivitas merupakan hubungan

antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai.

Dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran

akhir kebijakan. Semakin besar output yang dihasilkan terhadap

pencapaian tujuan dan sasaran yang ditentutkan, maka semakin efektif

proses kerja suatu unit organisasi.19

Gambar 2.1 Tabel Interpretasi Nilai Efektivitas

Dalam sebagian perusahaan, pengukuran kinerja didominasi oleh

angka-angka finansial – angka penjualan, arus kas, dan laba – yang


Eddy Herjanto, Manajemen Operasi Edisi Ketiga, (Jakarta: Grasindo, 2007) hal 151
18

19
Alfan A.Lamia dkk, “Analisis Efektifitas dan Konstribusi Pemungutan Pajak Restoran,
Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan Pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Minahasa Utara” Jurnal Akuntansi, Vol 15, No.5, September 2015, Hal 793
12

memberikan gambaran kemajuan yang terbatas dan bersifat satu

dimensi. Untuk mendapatkan pandangan tingkat kinerja yang jernih dan

luas selalu digunakan sebanyak mungkin indikator yang tersedia.

Indikator yang dapat mengukur efektivitas adalah sebagai berikut20 :

1) Pangsa Pasar

2) Kualitas

3) Inovasi

4) Daya Saing

5) Kepuasan Pelanggan

6) Moril para karyawan

7) Biaya limbah

8) Penggunaan modal

9) Produktivitas

Berdasaran beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa

efektivitas merupakan suatu keadaan dimana target pencapaian bisa

diraih sesuai dengan target dan penentuan di awal serta bisa

menghasilkan kenaikan volume penjualan.

b. Konsep Penjualan

Menurut KBBI, kata penjualan memiliki arti sebagai pengeluaran

yang langsung berhubungan dengan usaha pemasaran dari suatu

20
Peter Drucker, Seri Maestro Bisnis: Peter Drucker Ed 2, (Jakarta: Erlangga, 2008) Hal 48
13

produk.21 Bisnis (business) tidak terlepas dari aktivitas produksi,

pembelian, penjualan, maupun pertukaran barang dan jasa yang

melibatkan orang atau perusahaan. Aktivitas dalam bisnis pada

umumnya punya tujuan untuk menghasilkan laba untuk kelangsungan

hidup serta mengumpulkan cukup dana bagi pelaksanaan kegiatan si

pelaku bisnis atau bisnisman (businessman). 22

Konsep penjualan menekankan pada anggapan bahwa konsumen

tidak akan membeli produk, jika organisasi tidak melakukan usaha-

usaha promosi dan penjualan.23 Konsep penjualan menyatakan bahwa

organisasi melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.

Berdasarkan konsep penjualan ini, tujuan pemasaran adalah menjual

lebih banyak barang kepada lebih banyak orang untuk mendapatkan

lebih banyak uang dan laba.24

Kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen

dari pembelian, untuk memungkinkan terjadinya transaksi. Jadi

kegiatan pembelian dan penjualan merupakan satu kesatuan untuk dapat

terlakasananya transfer hak atau transaksi. Oleh karena itu, kegiatan

penjualan seperti halnya kegiatan pembelian, terdiri dari serangkaian

yang meliputi penciptaan permintaan (demand), menemukan si

pembeli, negosiasi harga, dan syarat-syarat pembayaran. Dalam hal

21
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (https://kbbi.web.id/biaya
Diakses pada 25 Desember 2020 pukul 16.02)
22
M Fuad dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006) Hal 1&127
23
Ibid
24
Catharina Vista O F, Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Garudhawaca, 2020) hal 302
14

penjualan ini, si penjual harus menentukan kebijaksanaan dan prosedur

yang akan diikuti untuk memungkinkan dilaksanakanya rencana

penjualan yang telah ditetapkan.25

Jadi bisa dipahami bahwa konsep penjualan sejatinya memiliki

tujuan agar pemasaran dari suatu produk bisa maksimal sehingga bisa

memberikan keuntungan/hasil dan laba yang maksimal pula, namun

disisi lain dalam kacamata bisnis Islami, dalam penjualan juga harus

memerhatikan etika-etika yang sesuai dengan syariat dalam

bermuamalah dan berniaga.

Penjualan dapat dilakukan jika dapat mengetahui tujuan

penjualannya. Secara garis besar, tujuan penjualan menurut Tjiptono

dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu 26:

1) Tujuan account-development, yaitu tujuan yang dirancang untuk

menekankan penambahan distributor atau pelanggan baru.

2) Tujuan distributor-support, yaitu tujuan yang mengarah pada upaya

menjalin kerja sama dengan para distributor grosir maupun eceran

dalam rangka menerapkan strategi pemasaran

3) Tujuan account-maintenance, yaitu tujuan yang dirancang untuk

mempertahankan posisi penjualan efektif melalui kunjungan

penjualan reguler dalam rangka menyediakan informasi mengenai

produk baru, mendapatkan informasi mengenai perubahan

25
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran.... Hal 23
26
Ayunda Wulansari dkk, “Analisis Hubungan Promosi Penjualan Dengan Pencapaian
Penjualan” Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Vol 4, No.2, September 2013, Hal 4
15

kebutuhan pelanggan atau distributor, dan melaksanakan

aktivitasaktivitas layanan pelanggan.

4) Tujuan account-penetration, yaitu tujuan yang dirancang untuk

meningkatkan volume penjualan total atau meningkatkan penjualan

produk-produk yang lebih menguntungkan dan produk

komplementer lainnya kepada distributor atau pembeli saat ini.

Penjualan barang atau jasa saat ini juga telah mengalami

perkembangan yang cukup pesat, dimana si konsumen tidak harus

datang langsung ke tempat atau toko dimana bar/ang dan jasa itu

disediakan, kini para konsumen dimudahkan dengan adanya penjualan

secara online yang sering kita gunakan saat ini.

E-Commerce atau Electronic Commerce adalah penjualan atau

pembelian barang dan jasa, antara perusahaan, rumah tangga, individu,

pemerintah, dan masyarakat atau organisasi swasta lainya, yang

dilakukan melalui kompeter pada media jaringan. Barang-barang dan

jasa dipesan melalui jaringan tersebut, tetapi pembayaran dan

pengiriman barang atau jasa dapat dilakukan di akhir atau offline.27

c. Konsep Penjualan Dalam Islam

Informasi tentang perdagangan dalam Al-Qur’an tidak terhimpun

dalam satu kesatuan surat, akan tetapi terungkap dalam beberapa ayat

27
Candra Ahmadi dan Dadang Hermawan, E-Business & E-Commerce, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2013) Hal 7
16

dan tersebar pada berbagai surat.28 Salah satunya dalam QS. An-Nisa

Ayat 29 :

ٍ ‫ار ًة َعنْ َت َر‬


‫اض‬ َ ‫ِين آ َم ُنوا اَل َتأْ ُكلُوا أَم َْوالَ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل إِاَّل أَنْ َت ُك‬
َ ‫ون ت َِج‬ َ ‫ا أَ ُّي َها الَّذ‬

َ ‫ِم ْن ُك ْم ۚ َواَل َت ْق ُتلُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم ۚ إِنَّ هَّللا َ َك‬


‫م‬%ً ‫ان ِب ُك ْم َرحِي‬

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”

Berdasarkan keterangan di atas, maka kegiatan bisnis harus

mengacu pada hukum syariat yang berlaku. Perputaran modal pada

kegiatan bisnis tidak boleh disalurkan kepada jenis industri yang

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharamkan. Semua transaksi

dalam bisnis harus atas dasar suka sama-suka (an-taradin), tidak ada

unsur pemaksaan, tidak ada pihak yang di dzalimi, terdzalami, atau

mendzalimi. Seperti goreng-menggoreng saham, tidak ada unsur riba,

tidak bersifat spekulatif atau judi maysir dan semua transaksi harus

transparan, diharamkan adanya insider trading.29 Dalam kacamata

bisnis Islami, dalam penjualan juga harus memerhatikan etika-etika

yang sesuai dengan syariat dalam bermuamalah dan berniaga.

28
Abdul Aziz, Etika Bisnis Islam, (Bandung :Alfabeta, 2013) Hal 101
29
Ibid hal 118
17

2. Saluran Distribusi/Place

a. Pengertian Saluran Distribusi

Saluran distribusi/Place atau juga saluran pemasaran adalah

sekelompok organisasi yang saling tergantung yang membantu

membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi

oleh konsumen atau pengguna bisnis.30 Saluran distribusi adalah

lembaga-lembaga penyalur (distributor) yang mempunyai kegiatan

menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Saluran

distribusi selain bertanggung jawab secara fisik memindahkan barang,

juga bertanggung jawab agar barang dan jasa tersebut dapat dibeli

konsumen31

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh produsen

dalam memilih saluran distribusi, sebagai berikut.32

1) Sifat barang akan mempengaruhi saluran distribusi yang dipilih

produsen. Apakah barang yang dijual tahan lama atau cepat rusak ?

Untuk barang yang cepat rusak, seperti sayur-mayur dan buah-

buahan, sebaiknya dipilih saluran distribusi pendek atau sistem

distribusi langsung. Sifat suatu barang sangat menentukan saluran

distribusi yang akan dipilih.

30
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2008)
Hal 40
31
Mamat Ruhimat dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006)
Hal 332
32
Ibid
18

2) Daya penyebaran barang akan mempengaruhi saluran distribusi yang

dipilih produsen. Barang-barang yang memerlukan penyebaran

seluas-luasnya, seperti garam, rokok, korek api, dan obat-obatan,

lebih tepat menggunakan saluran distribusi panjang. Dengan

demikian, konsumen memperoleh kebutuhanya dengan cepat dan

mudah. Semakin luas tingkat penyebaran barang, semakin panjang

saliran distribusi yang harus dilakukan.

3) Pertimbangan lain yang tidak kalah penting dalam memilih saluran

distribusi, yaitu alokasi biaya yang harus dikeluarkan. Umumnya,

jika menggunakan saluran distribusi yang, akan menimbulkan biaya

yang lebih besar. Semakin panjang saluran distribusi, harga jual

kepada konsumen menjadi semakin tinggi.

4) Dalam menentukan saluran distribusi yang akan dipilih, distributor

juga harus memperhitungkan faktor modal. Jika menggukan saluran

distribusi dengan menggunakan pedagan besar atau grosir, biasanya

barang yang dijual bersifat konsinyasi, yaitu pemasaran yang

dilakukan oleh pemilik produk dengan cara menitipkanya kepada

pihak lain untuk dijual.

b. Tingkat Saluran Distribusi

Tingkat saluran distribusi merupakan lapisan perantara yang

melakukan sejumlah pekerjaan dalam membawa produk dan

kepemilikannya lebih dekat dengan pembeli akhir. Tingkatan saluran

pemasaran ini terdapat 2 tingkatan:


19

1) Saluran Pemasaran langsung, yaitu saluran pemasaran yang tidak

memiliki perantara.

2) Saluran pemasaran tidak langsung, yaitu saluran pemasaran yang

mengandung satu atau lebih tingkat perantara.33

c. Perantara dan Saluran Distribusi34

Para perantara membantu membantu mendistribusikan barang-

barang produsen barang-barang ataupun penyebarluasan informasi yang

merangsang barang dari penjual ke pelanggan. Pedagang grosir atau

pedagang besar (wholesaler) adalah perantara yang menjual produk ke

perusahaan lainya, yang kemudian akan menjual kembali ke konsumen

akhir. Pengecer (retailer) menjual produk langsung ke konsumen.

Beberapa perusahaan bergantung pada perantara yang independen, dan

beberapa perusahaan lainya mempekerjakan jaringan distribusi serta

tenaga penjualanya sendiri.

Ada beberapa saluran distribusi yang biasa digunakan produsen

untuk sampai ke pengguna akhir:

1) Saluran 1: Distribusi Langsung dari Produk-produk Konsumsi.

Dalam saluran langsung (direct channel), suatu produk berkelana

dari produsen kepada konsumen tanpa perantara. Dengan

menggunakan angkatan kerja penjualan mereka sendiri, perusahaan

33
Phillip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran... hal 43
34
Ricky W Griffin dan Ronald J Ebert, Bisnis Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2007) Hal
336-338
20

seperti Avon, Fuller Brush, dan Tupperware menggunakan saluran

ini. Saluran langsung ini juga banyak dipakai di internet untuk

ribuan produk yang berkisar dari buku dan mobil hingga asuransi

dan paket wisata yang dijual secara langsung oleh produsen kepada

Konsumen.

2) Saluran 2: Distribusi Eceran Produk-Produk Konsumsi. Di

saluran 2, para produsen mendistribusikan produk melalui

pengecer. Goodyear, misalnya, memiliki sistem gerai eceranya

sendiri. Levi’s memiliki gerainya sendiri tetapi juga memproduksi

jeans untuk pengecer lain seperti Gap Inc. Banyak pengecer

menawarkan penjualan melalui internet.

3) Saluran 3: Distribusi Grosir Produk-Produk Konsumsi. Sampai

pertengahan tahun 1960-an, saluran 2 merupakan metode distribusi

tak langsung yang paling banyak digunakan. Akan tetapi, metodi

ini membutuhkan banyak ruangan, baik untuk menyimpan barang

dagangan maupun untuk memajangnya di toko eceran. Menghadapi

kenaikan biaya ruang eceran, banyak pengecer menyadari bahwa

mereka tidak akan mampu menyediakan ruang eceran ataupun

ruang penyimpanan. Jadi, para pedagang grosir memasuki jaringan

distribusi untuk mengambil alih lebih banyak lagi jasa

penyimpanan. Sebagai contoh, saluran 3 adalah kombinasi toko

kelontong dan pompa bensin. Kira-kira 90 persen dari ruangan di


21

toko ini dibutuhkan untuk pajangan barang; hanya sekitar 10 persen

sisanya untuk penyimpanan.

4) Saluran 4: Distribusi melalui Agen Penjualan atau Broker.

Saluran 4 yang rumit ini menggunakan agen penjualan (sales

agent), atau pedagang perantara (broker), yang mewakili para

produsen dan menjual ke grosir, pengecer, atau keduanya. Mereka

merima komisi berdasarkan harga barang yang mereka jual.


22

3. Konsinyasi

a. Pengertian Konsinyasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah konsinyasi diartikan sebagai

kegiatan penitipan barang dagangan kepada agen atau orang untuk

dijualkan dengan pembayaran kemudian (jual titip). 35 Istilah konsinyasi

dalam dunia bisnis berarti menitipkan barang kepada orang atau agen

untuk dijualkan dengan pembayaran kemudian. Penjualan konsinyasi

disebut juga dengan penjualan titipan, pihak yang menyerahkan

barang/buku (pemilik/penerbit) disebut consignor (konsinyor) atau

pengamanat, sedangkan pihak yang menerima titipan disebut konsinyi,

komisioner.36

Penjualan konsinyasi adalah penjualan dengan perjanjian, dimana

pihak pemilik barang atau consignor atau pengamanat, menyerahkan

barangnya kepada pihak lain, yaitu consignee mendapatkan sejumlah

komisi dari pihak consignor. Barang-barang yang dikirim oleh

consignor disebut barang konsinyasi (consignment out) dan barang-

barang yang diterima oleh consignee disebut barang (consignment in).37

Ditinjau dari konteks perdagangan arti konsinyasi adalah penitipan

barang inventori kepada agen atau orang lain untuk dijual kembali

dengan pembayaran kemudian atau yang dikenal dengan istilah titip


35
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(https://kbbi.web.id/konsinyasi#main Diakses pada 27 September 2020 pukul 21.19)
36
Aartje Tahupeiory, Makna Konsinyasi Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum,
(Jakarta: Penebar Swadaya Grup, 2017) Hal 8
37
Amin Sadiqin, Advanced Accounting, (Yogyakarta: Deepublish, 2019) Hal 94
23

jual. Sementara itu, dari aspek hukum perdata arti konsinyasi adalah

penitipan uang kepada pengadilan karena kreditur menolak menerima

pembayaran dari debitur.38 Konsinyasi merupakan bentuk perjanjian

penitipan barang dari pihak penitip kepada penerima titipan agar

menjual barang dagangan dengan kompensasi/komisi tertentu sesuai

dengan kesepakatan mereka39

Secara sederhana konsinyasi bisa disebut sebagai titipan, oleh

karena itu maka adanya transaksi antara konsinyor dengan konsinyi

tidak akan diikuti adanya penyerahan hak milik atas barang. Meskipun

telah terjadi perpindahan pengelolaan dari konsinyor ke konsinyi, hak

milik atas barang, tetap ada pada konsinyor. Baru hak milik akan

pindah dari konsinyor konsinyi, jika terjadi penjualan konsinyi kepada

konsumen atau pihak ketiga.40

Hal tersebut di atas, yang membedakan transaksi penjualan biasa

dengan transaksi penjualan konsinyasi. Dalam transaksi penjualan biasa

dari penjual ke pembeli hak milik berpindah kepada pembeli pada saat

penyerahan barang. Sehingga pencatatan dalam akuntansinya akan

menimbulkan pendapatan.41 Dengan demikian penulis menyimpulkan

bahwa konsinyasi merupakan sistem penjualan dengan pengiriman atau

penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai
38
Tim Penulis Fakultas Hukum Universitas International Batam, Dinamika Hukum dalam
Paradigma Das Sollen dan Das Sein, (Malang: Intelegensia Media, 2020) Hal 468
39
Nanu Hasanuh dkk, Pokok-Pokok Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, (Yogyakarta: Absolute
Media, 2017) Hal 119
40
Nanu Hasanuh dkk, Pokok-Pokok Akuntansi Keuangan Lanjutan 1.... Hal 120
41
Ibid
24

agen penjualan atau perantara dengan nantinya terdapat pemberian

komisi.

Konsinyasi juga bukan hanya dilakukan secara offline, konsinyasi

bisa juga dilakukan secara online dimana dalam transaksinya melalui

jaringan/secara elektronik. Salah satunya yang serupa dengan

konsinyasi online adalah Dropshipping. Dropshipping merupakan

penjualan produk yang memungkinkan dropshipper menjual barang ke

pelanggan dengan bermodalkan foto dari supplier/toko (tanpa harus

menyetok barang) dan menjual kepelanggan dengan harga yang

ditentukan oleh dropshipper.42

Dapat dipahami mengapa dropshipper sejenis dengan konsinyasi

online karena dropshipper merupakan perantara perusahaan seperti

agen/komisioner.

b. Konsinyasi Dalam Pandangan Islam

Dalam Fiqh Muamalah praktek konsinyasi ini diperbolehkan

karena sistem penjualan konsinyasi ini serupa dengan transaki

menggunakan akad Wakalah Bil Ujrah. Wakalah sendiri berarti

penyerahan dari seseorang kepada orang lain untuk mengerjakan

sesuatu, perwakilan berlaku selama yang mewakilkan masih hidup.

42
Ahmad Syafii, Step By Step Bisnis Dropshipping & Reseller, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2013) Hal 2
25

Sedangkan Ujrah merupakan menukar sesuatu dengan adanya imbalan

atau upah43

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsinyasi merupakan suatu bentuk

kerjasama dalam penjualan produk yang dilakukan oleh pemilik barang

dengan penyalur, pedagang, atau pemilik toko. Dalam sistem kerjasama

penjualan ini, pemilik barang menitipkan barang dagangannya kepada

penyalur, pedagang, atau pemilik toko untuk dijual. Dan sedangkan

dilihat dari kacamata Fiqh Muamalah sistem penjualan konsinyasi ini

sendiri menggunakan akad Wakalah Bil Ujrah dimana si penitip ini

memberikan upah terhadap pemilik toko/orang yang bekerja sama.

c. Keuntungan Penjualan Konsinyasi44

1) Keuntungan bagi Pengamanat/Konsinyor

Berikut beberapa keuntungan bagi pengamanat/konsinyor:

a) Konsinyasi merupakan cara memungkinkan untuk memperoleh

dan memperluas daerah pemasaran, apalagi bagi produk-

produk baru. Untuk produk baru adalah hal yang sangat sulit

untuk mengetahui permintaan terhadap produk sehingga

memungkinkan produk baru tersebut dititipkan pada agen yang

sudah ada untuk memperkenalkan dan menjual produk

tersebut.

43
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah... hal.115 & 233
44
Nanu Hasanuh dkk, Pokok-Pokok Akuntansi Keuangan Lanjutan 1...hal 121
26

b) Konsinyor bisa memperoleh penjualan khusus, terutama untuk

menentukan segmentasi produk, Konsinyor yang mempunyai

merek tertentu biasanya menginginkan produknya ada pada

segmentasi pasar tertentu.

c) Konsinyor bisa mengendalikan harga jual eceran terhadap

semua barang konsinyasi, karena barang konsinyasi tersebut

adalah masih menjadi miliknya. Pengendalian harga eceran

akan sulit dikendalikan apabila barang tersebut dijual kepada

agen penjual.

2) Keuntungan bagi konsinyi/komisioner

Berikut beberapa keuntungan bagi konsinyi/komisioner:

a) Konsinyi merasa tenang karena bisa terhindar dari resiko

kegagalan menjual barang atau resiko kerugian menjual

barang. Coba bayangkan ketika penjualan biasa dilakukan dan

mengalami kerugian, kerugian tersebut harus ditanggung oleh

agen penjual.

b) Konsinyi dapat menghindari resiko kerusakan fisik dan

perubahan harga. Kerusakan pada barang merupakan tanggung

jawab konsinyor serta perubahan harga sepenuhnya ada pada

konsinyor.

c) Konsinyi tidak memerlukan modal kerja, karena penetapan

harga pokok persediaan barang konsinyasi sepenuhnya

dilakukan oleh konsinyor.


27
28

d. Sistem Operasi Penjualan Konsinyasi45

Hal-hal yang diperhatikan dalam penjualan kosinyasi adalah sebagai

berikut:

1) Pada saat penyusunan laporan keuangan, barang-barang komisi

yang ada di-consignee tidak boleh diperhitungkan atau diakui

sebagai persediaanya.

2) Pengiriman barang konsinyasi tidak boleh diperhitungkan atau

diakui sebagai penjualan oleh pihak consignor sebagai

persediaanya.

3) Pada saat penyusunan laporan keuangan, barang-barang konsinyasi

yang ada di consignee harus diperhutingkan atau diakui oleh pihak

consignor sebagai persediaanya.

4) Semua beban yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi

atau komisi sejak saat pengiriman samai dengan terjual menjadi

tanggung jawab pihak consignor.

5) Consignee dalam batas-batas tertentu wajib memelihara dan

menjaga keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya.

45
Amin Sadiqin, Advanced Accounting.... hlm 94
29

B. Penelitan Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh penulis untuk menghindari penelitian

terhadap obyek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang

sama serta menghindari plagiasi terhadap karya tertentu, maka perlu

dilakukan peninjauan terhadap kajian yang pernah ada. Dari beberapa

penelitian yang membahas penelitian serupa, penulis mengambil beberapa

topik pembahasan penelitian yang diambil, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Elabe Pinti (2013) yang berjudul “Pelaksanaan

Penjualan Konsinyasi Dalam Mengembangkan Usaha Pada Industri Kecil

Dan Menengah (IKM) Pangan Kota Pekanbaru Ditinjau Menurut

Ekonomi Islam”. Penelitian ini menjelaskan bahwa sistem konsinyasi

memiliki beberapa faktor penghambat pertama adalah penundaan

pembayaran hasil penjualan oleh komisioner, kedua adanya persaingan

produk sejenis, letak pemajangan dari produk tidak strategis.46 Penelitian

terdahulu yang relevan dengan yang peneliti lakukan yaitu mengenai

konsinyasi dan perbedaanya yaitu peneliti melakukan penelitian

mengenai efektivitas sedangkan penelitian terdahulu ini meneliti

mengenai pengembangan konsinyasi terhadap IKM.

2. Penelitian yang dilakukan I Pujianto (2012) yang berjudul “Analisis

Perancangan Sistem Informasi Penjualan Buku Dengan Konsinyasi

Berbasis Client/Server”. Penelitian ini menjelaskan bahwa sistem

46
Elabe Pinti, Skripsi: “Pelaksanaan Penjualan Konsinyasi Dalam Mengembangkan Usaha
Pada Industri Kecil Dan Menengah (IKM) Pangan Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Ekonomi
Islam” (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2013) Hal 106
30

konsinyasi bisa memudahkan kita untuk memudahkan pengelola toko

memonitor produk-produk nya.47 Penelitian terdahulu yang relevan

dengan yang peneliti lakukan yaitu mengenai konsinyasi dan

perbedaanya yaitu peneliti melakukan penelitian mengenai efektivitas

sedangkan penelitian terdahulu ini meneliti mengenai analisis

perancangan sitem informasi penjualan buku yang menggunakan sistem

konsinyasi.

3. Penelitian yang dilakukan Windarti (2020) yang berjudul “Perspektif

Hukum Islam Terhadap Praktik Konsinyasi di Kantin Pondok Pesantren

Hudatul Muna Dua Kabupaten Ponorogo”. Penelitian ini menjelaskan

bahwa akad praktik konsinyasi di kantin pesantren hudatul muna dua

adalah termasuk akad wakalah bil ujrah. Dimana konsinyasi ini sendiri

hampir serupa dengan akad wakalah bil ujrah.48. Penelitian terdahulu

yang relevan dengan yang peneliti lakukan yaitu mengenai konsinyasi

dan perbedaanya yaitu peneliti melakukan penelitian mengenai

efektivitas sedangkan penelitian terdahulu ini meneliti sistem konsinyasi

ditinjau dari perspektif hukum islam.

4. Penelitian yang dilakukan Andhika Novandya, dan Agung Maulana

(2020) yang berjudul “Sistem Informasi Persediaan Barang Konsinyasi

Dengan Metode Perpetual Moving Average”. Penelitian ini menjelaskan

bahwa metode Perpetual Moving Average ini bisa membantu persediaan


47
I Pujianto, “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Buku Dengan
Konsinyasi Berbasis Client/Server” Jurnal Informatika. Vol 12, No.2, Desember 2020, Hal
126
48
Windarti, Skripsi “Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Konsinyasi di Kantin Pondok
Pesantren Hudatul Muna Dua Kabupaten Ponorogo” (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2020) Hal
61
31

barang konsinyasi agar pengolahan datanya lebih cepat, laporan lebih

update, lebih efektif dan efisien.49 Penelitian terdahulu yang relevan

dengan yang peneliti lakukan yaitu mengenai konsinyasi dan

perbedaanya yaitu peneliti melakukan penelitian mengenai efektivitas

sedangkan penelitian terdahulu ini meneliti mengenai sistem informasi

konsinyasinya.

Penelitian-penelitian sebelumnya memiliki persamaan dan perbedaan

dengan penelitian yang sedang dikerjakan. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah mengenai sistem penjualan

konsinyasi. Sedangkan perbedaan penelitian ini yaitu bisa dilihat dari

variabel penelitian, sasaran, sampel, metode, dan lokasi penelitian.

C. Kerangka Pemikiran

Kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari

pembelian, untuk memungkinkan terjadinya transaksi. Jadi kegiatan

pembelian dan penjualan merupakan satu kesatuan untuk dapat terlaksananya

transfer hak atau transaksi. Oleh karena itu, kegiatan penjualan seperti halnya

kegiatan pembelian, terdiri dari serangkaian kegiatan yang meliputi

penciptaan permintaan (demand), menemukan si pembeli, negosiasi harga,

dan syarat-syarat pembayaran. Dalam hal penjualan ini, si penjual harus

49
Andhika Novandya& Agung Maulana, “Sistem Informasi Persediaan Barang Konsinyasi
Dengan Metode Perpetual Moving Average” Jurnal Of Industrial Management And
Technology. Vol 1, No.1, Januari 2020, Hal 30
32

menentukan kebijaksanaan dan prosedur yang akan diikuti untuk

memungkinkan dilaksanakanya rencana penjualan yang telah ditetapkan.50

Penjualan produk kini mengalami perkembangan pesat tidak hanya secara

offline dimana pada umunya penjualan itu dilakukan, namun kini penjualan

secara online pun marak digunakan oleh masyarakat. E-commerce atau

Electronic Commerce sendiri merupakan penjualan atau pembelian barang

dan jasa antara perusahaan, rumah tanggga, individu yang dilakukan melalui

komputer/gadget pada media jaringan.51 Inilah yang membedakan antara

proses penjualan offline dengan online.

Penjualan konsinyasi adalah penjualan dengan perjanjian, dimana pihak

pemilik barang atau consignor atau pengamanat, menyerahkan barangnya

kepada pihak lain, yaitu consignee atau komisioner untuk dijual kepada pihak

luar dan pihak consignee mendapatkan sejumlah komisi dari pihak consignor.

Barang-barang yang dikirim oleh consignor disebut barang konsinyasi

(consignment out) dan barang-barang yang diterima oleh consignee disebut

barang komisi (consignment in).52

Efektivitas adalah keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Efektivitas hanya berbicara masalah output saja.

Apabila organisasi telah berhasil mencapai tujuanya, maka organisasi tersebut

berjalan dengan efektif.53 Efektivitas adalah tingkat keberhasilan dalam


50
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran... hal 23
51
Candra Ahmadi dan Dadang Hermawan, E-Business & E-Commerce...Hal 7
52
Amin Sadiqin, Advanced Accounting,... hal 94
53
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2006), Hal
280
33

mencapai tujuan atau sasaran (Etzioni, 1964). Efektivitas ini sesungguhnya

merupakan suatu konsep yang lebih luas yang mencakup berbagai faktor di

dalam maupun diluar diri seseorang. Dengan demikian, efektivitas tidak

hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari sisi

persepsi dan sikap individu.54

Keberhasilan dari suatu perusahaan bisa dilihat dari tingkat penjualan

produk yang dijual. Analisis pulang pokok (break-even analysis) adalah suatu

analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam kurva biaya-

pendapatan yang menunjukan biaya sama dengan pendapatan. Dengan

mengetahui titik pulang pokok, analisis dapat mengetahui pada tingkat

volume penjualan. Apabila volume penjualan melebihi titik itu maka

perusahaan mulai mendapatkan untung.55 Maka dari itu volume penjualan

merupakan capaian yang menandakan naik atau turunya penjualan dari suatu

perusahaan.

Mahmudi menyatakan bahwa efektivitas merupakan hubungan antara

keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Dikatakan efektif

apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.

Semakin besar output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran

yang ditentutkan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.56

54
Roymond H Simamura, Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, (Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2009) Hal 31
55
Eddy Herjanto, Manajemen Operasi Edisi Ketiga, (Jakarta: Grasindo, 2007) hal 151
56
Alfan A.Lamia dkk, “Analisis Efektifitas dan Konstribusi Pemungutan Pajak Restoran,
Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan Pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Minahasa Utara” Jurnal Akuntansi, Vol 15, No.5, September 2015, Hal 793
34

Persentase Kriteria

>100% Sangat Efektif


90-100% Efektif
80-90% Cukup Efektif
60-80% Kurang Efektif
<60% Tidak Efektif

Gambar 2.2 Tabel Interpretasi Nilai Efektivitas

Dalam sebagian perusahaan, pengukuran kinerja didominasi oleh angka-

angka finansial – angka penjualan, arus kas, dan laba – yang memberikan

gambaran kemajuan yang terbatas dan bersifat satu dimensi. Untuk

mendapatkan pandagan tingkat kinerja yang jernih dan luas selalu digunakan

sebanyak mungkin indikator yang tersedia. Indikator yang dapat mengukur

efektivitas adalah sebagai berikut57 :

1) Pangsa Pasar

2) Kualitas

3) Inovasi

4) Daya Saing

5) Kepuasan Pelanggan

6) Moril para karyawan

7) Biaya limbah

8) Penggunaan modal

9) Produktivitas

57
Peter Drucker, Seri Maestro Bisnis: Peter Drucker Ed 2, (Jakarta: Erlangga, 2008) Hal 48
35

Berdasarkan teori diatas, penelitian ini menganalisis bagaimana efektivitas

yang lebih baik untuk meningkatkan penjualan antara sistem konsinyasi

offline dengan online, dimana indikator dari efektivitas tersebut dilihat dari

target awal penjualan, proses penjualan, daya saing, produktivitas dan volume

penjualan dari masing-masing sistem tersebut.

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Komparasi Efektivitas
Konsinyasi

Proses Konsinyasi Proses Konsinyasi


Offline Online

Efektivitas Sistem
Penjualan Produk

Peningkatan Volume
Penjualan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan

tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan

penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan

itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati

dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah

misalnya, mencari barang yang hilang datang ke dukun, supaya usaha

dagangnya sukses datang ke Gunung Kawi dan sebagainya). Sistematis

artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-

langkah tertentu yang bersifat logis.58

Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif. Dimana metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

58
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013) Hal 2

35
36

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari pada generalisasi.59

E. Sumber Data

1. Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data60. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan data utama yaitu hasil observasi dan wawancara dengan

Owner Bido Collections, mitra konsinyasi Bido Collections.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen.61 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data

sekunder berupa dokumen seperti jurnal, buku, laporan dan dokumen dari

objek penelitian sebagai penguat data.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting

(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data

lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observatian),


59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016)
Hal 9
60
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis... Hal 402
61
Ibid
37

wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.62 Adapun teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti

mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data

tidak akan diperoleh dibelakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan, ke

tetangga, ke organisasi, ke komunitas. Data yang diobservasi dapat berupa

gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan

interaksi antar manusia.63 Ada beberapa bentuk observasi, yaitu:64

a. Observasi partisipatif

b. Observasi terus terang atau tersamar

c. Observasi tak terstruktur

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi terus

terang atau tersamar. Dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan

penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir

tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus

terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau

suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.

Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak

akan diijinkan untuk melakukan observasi.65


62
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D... Hal 225
63
Cony R Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grasindo, 2010) Hal 122
64
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis... Hal 404-406
65
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis... Hal 405-406
38

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu dari beberapa teknik dalam

mengumpulkan informasi data. Wawancara adalah proses percakapan

yang dilakukan oleh interviewer dan interviewee dengan tujuan tertentu,

dengan pedoman, dan bisa bertatap muka maupun melalui alat komunikasi

tertentu.66 Ada tiga bentuk wawancara:67

a. Wawancara terstruktur (Structured Interview)

b. Wawancara semiterstruktur (Semistructure Interview)

c. Wawancara tak berstruktur (Unstructured Interview)

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

wawancara semistruktur, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Karena dengan

menggunakan metode wawancara semistruktur peneliti lebih leluasa dan

terbuka dalam mendapatkan data yang diambil.

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.68

66
Fandi R Sarwo Edi, Teori Wawancara Psikodignostik, (Yogyakarta: LeutikaPrio, 2016)
Hal 1&3
67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D... Hal 233
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D... Hal 240
39

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen-dokumen seperti

laporan keuangan/penjualan dari perusahaan, gambar, dan foto sebagai alat

pendukung dan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara.

G. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti

sendiri. Dimana peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuanya. 69 Namun tetap

dalam melengkapi data dan membandingkan data peneliti menggunakan

observasi, alat perekam, dan buku catatan wawancara sebagai instrumen

lainya.

H. Uji Kredibilitas Data

Penelitian kualitatif menggunakan istilah uji keabsahan data. Uji

keabsahan data meliputi uji credibilitas (validitas internal), transferability

(validitas eksternal), dependenbility (reliabilitas) dan confirmability

(obyektivitas). Pengujian kredibilitas dapat dilakukan dengan berbagai cara,

yang menunjukan bahwa kredibilitas data atau kepercaayan terhadap data

yang telah dikumpulkan.70 Metode yang peneliti gunakan adalah dengan

metode triangulasi sumber data.

69
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis... Hal 399
70
Tarjo, Metode Penelitian Sistem 3X Baca, (Yogyakarta: Deepublish, 2019) Hal 68
40

Gambar3.1 Triangulasi Sumber Data

Atasan Teman

Bawahan

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh data hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 71

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data model Miles

and Huberman. Dalam analisis ini terdapat beberapa aktivitas analisis data

yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

71
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, (Makassar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray, 2018) Hal 52-53
41

Komponen analisis data model Miles and Huberman:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, menentukan tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan suatu

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian. 72

Dalam penelitian ini reduksi data adalah data yang sudah terkumpul

baik dari hasil penelitian lapangan atau kepustakaan yang dibuat dalam

sebuah rangkuman.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi maka selanjutnya menyajikan data, dalam

penelitian metode kualitatif menyajian data dapat berbentuk uraian


73
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

Penyajian data ini bertujuan untuk mempermudah memahami data sesuai

dengan kebutuhan peneliti, dan merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Conclusion Drawing/Verification

Tahapan selanjutnya yaitu kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini

72
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D...Hal 247
73
Ibid Hal 249
42

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.74

Dalam penelitian ini kesimpulan dan verifikasi dilakukan untuk

menentukan data terakhir dari keseluruhan proses tahapan analisis

sehingga permasalahan mengenai komparasi efektivitas penjualan dengan

sistem konsinyasi offline dengan online di Perusahaan Bido Collections ini

terjawab sesuai dengan data dan permasalahanya.

J. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

N Kegiatan Periode
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
O
2020 2020 2020 2021 2021 2021 2021
1. Penyusunan

Penelitian
2. Usulan Penelitian
3. Pelaksanaan

Penelitian:

a. Pengumpulan

data

b. Pengolahan data

c. Penganalisaan

data
4. Pelaporan:

a. Penyusunan

laporan

b. Laporan hasil

74
Ibid Hal 252-253
43

penelitian
5. Sidang Skripsi
2. Tempat Penelitian

Untuk tempat penelelitian akan dilaksanakan di Perusahaan Bido

Collections yang beralamat di Jln. Sambongjaya No.14 Kel.Sambongjaya

Kec.Mangkubumi Kota Tasikmalaya


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Dirintisnya Bido Collections Tasikmalaya

Bido Collections merupakan salah satu perusahan pengrajin sandal

tarumpah yang sudah malang melintang di industri kerajinan sandal kulit

tarumpah. Bido Collections sendiri sudah dirintis berdiri sejak tahun

1993. Sandal tarumpah Bido merupakan sandal kulit asli yang memiliki

nilai historis, filosofis, dan estetis bagi budaya asli Jawa Barat. Sandal

jenis ini telah membudaya secara luas di kalangan masyarakat Priangan

Timur, Jawa Barat sejak dahulu. Nama Bido sendiri merupakan singkatan

dari “Biru Dongker” yang memiliki arti lautan luas yang menjadi harapan

sang pemilik bisa dikenal dan sekaligus memberikan manfaat secara luas

ke seluruh dunia. Secara legalitas Bido collection telah mendapatkan izin

usaha pada tahun 2000 dengan nomor registrasi, (SIUP) No.0189/10-

15/PK/VI/2000 serta hak cipta merk pun sudah dipatenkan.

Maka dari itu Bido Collections mempunyai Visi sebagai produsen

tarumpah yang bisa go internasional. Dan dengan ini juga sebagai bentuk

pelestarian terhadap warisan budaya bangsa agar tidak punah dan di klaim

oleh budaya luar. Bido Collections sendiri mendistribusikan produknya

untuk pasar lokal maupun nasional. Dan Bido sendiri mempunyai beberapa

titik distributor di Kota Besar dan juga beberapa titik konsinyasi di jalur-

44
45

jalur nasional serta juga pada rest area atau pusat kerajinan dan oleh-oleh

di Pulau Jawa.

2. Profil Bido Collections Tasikmalaya

Bido Collections Tasikmalaya merupakan usaha bisnis dibidang

industri kerajinan sandal tradisional, beralamatkan di Jln. Sambongjaya

No.14 Kel. Sambongjaya Kec. Mangkubumi Kota Tasikmalaya . Usia

bisnis ini sudah mencapai 23 tahun sampai saat ini. Dank kini jumlag

karyawanya pun sudah bertambah dari mulai hanya 4 orang kini berjumlah

7 orang. Bido Collections ini sendiri memiliki visi sebagai produsen sandal

tarumpah yang bisa go internasional.

a. Distributor/Agen

Distributor/Agen ini merupakan salah satu sistem penjualan yang

Bido Collections Tasikmalaya gunakan dalam upaya penyaluran

produknya ke konsumen akhir. Dimana distributor/agen ini

merupakan perorangan/toko yang menyalurkannya ke konsumen bisa

secara eceran ataupun grosir.

b. Konsinyasi

Konsinyasi disini merupakan sistem penjualan yang digunakan

Bido Collections Tasikmalaya sebagai strategi yang lumayan baru.

Bido menitipkan produk sendalnya dengan sistem konsinyasi ini di

beberapa titik seperti pusat kerajinan, sentra oleh-oleh, rumah makan,

dan tempat wisata.


46

c. Direct Selling

Sistem Direct Selling ini digunakan Bido Collections Tasikmalaya

dengan cara menyalurkan langsung produknya ke konsumen akhir.

Dengan cara membuka Galeri Bido Collections Tasikmalaya sehingga

para konsumen bisa datang langsung dan memilih produknya sendiri.

Selain itu perusahaan Bido Collections Tasikmalaya melakukan

penjualan direct selling dengan cara membuka stand penjualan di

acara-acara/pameran yang diselenggarakan di dalam maupun luar

Kota Tasikmalaya.

3. Struktur Perusahaan
MANAJER
(Rizki)

DIV. PRODUKSI
DIV. KEUANGAN DIV. PEMASARAN
& ADM. (Ahmad, Buloh,
Didin, Sukma, (Rizki,Uu, Didin,
(Selfi) Ahmad, Habib,
Maman, Udin,
Akmal)
Sukma, Topik, Agus,
Yani, Iju, Ade,Ede,
Ai, Tini)

4. Logo Perusahaan
47

K. Paparan Data

Konsinyasi merupakan salah satu sistem penjualan produk dimana pihak

pertama dengan pihak kedua bekerja sama untuk menjual suatu produk

sebelum dipasarkan langsung ke konsumen. Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya dalam saluran distribusinya/Place dari konsinyasi ini bermacam

macam dari mulai marketplace, toko/retail, dll.

1. Penjualan Konsinyasi Offline dan Online Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya

Penjualan dengan sistem konsinyasi ini yang digunakan Perusahaan

Bido Collections Tasikmalaya ini melibatkan banyak mitra dalam

penjualan produknya, baik itu untuk konsinyasi offline maupun online.

Dalam kemitraan ini Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya tidak

hanya menitipkan produknya dalam lingkup lokal Kota Tasikmalaya saja

namun sudah sampai keluar kota dari mulai Cirebon, Purwokerto,

Bandung, Banjar, Ciamis, dan Bogor.

Dalam kemitraan konsinyasi ini memang terdapat pernjanjian tertentu

yang harus dipenuhi oleh Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya dan

pihak kedua sebagai mitra agar bisa bekerja sama dalam memasarkan

produknya. Karena pada dasarnya konsinyasi ini penjualan yang

melibatkan pihak pertama dan pihak kedua sebelum dipasarkan ke

konsumen akhir, itu berlaku untuk konsinyasi offline dan online.


48

Penjualan konsinyasi mekanismenya berawal dari pihak pertama (Bido

Collections Tasikmalaya) melakukan test pasar terhadap titik mitra

konsinyasi, dengan cara melakukan riset percobaan penjualan selama

kurang lebih 3 bulan dengan minimal penjualan perbulan 15 pasang

sebagai titik minimum yang bisa menutup beban operasional, jika tidak

memenuhi persyaratan tersebut mitra konsinyasi dianggap tidak layak

sebagai mitra konsinyasi. Setelah itu baru ketika sudah ditetapkan uji

kelayakan sebagai mitra, Bido Collections Tasikmalaya melakukan

perjanjian kerjasama dengan pihak kedua. Lalu produk disuplai kepada

pihak kedua untuk dititip jual. Selanjutnya apabila dalam jangka waktu

tertentu barang ada sudah habis maka akan disuplai kembali untuk restok.

Untuk proses pembayaran dari sistem konsinyasi offline ini tidak secara

langsung, namun diangsur dengan periode waktu per-satu bulan dan juga

ada yang per-tiga bulan. Sedangkan konsinyasi online untuk sistem

pembayaranya langsung dibayarkan ketika pihak kedua sudah menerima

uang hasil penjualan produk langsung disetorkan ke pihak pertama, namun

sudah terlebih dahulu mengambil keuntungan dari margin harga yang

ditetapkan oleh pihak kedua.75

Kendala penjualan yang dihadapi setelah pandemi ini volume penjualan

di tiap mitra konsinyasi mengalami penurunan, tentu ini akibat dari adanya

beberapa aturan dimana aktivitas sehari-hari mengalami pembatasan.

Namun dengan berjalanya waktu memang volume penjualan mengalami

75
Hasil wawancara dengan Owner Bido Collections Tasikmalaya, Rizkiana P Murbakara
49

adaptasi dan mulai bisa stabil ditengah keadaan pandemi seperti ini.

Volume penjualan yang sempat mengalami penunuran ini selain berimbas

terhadap perputaran dana di supplier namun juga berimbas pada minimnya

keuntungan yang didapat oleh masing-masing mitra konsinyasi Bido

Collections Tasikmalaya.76

2. Volume Penjualan Produk Sistem Konsinyasi Offline dan Online pada

Mitra Bido Collections Tasikmalaya

Volume penjualan merupakan salah satu ciri berhasil atau tidaknya

perusahaan dalam menentukan keputusan yang bisa membuat konsumen

untuk membeli produk yang dijualnya. Dalam penelitian ini penulis

mencoba membandingkan perkembangan volume penjualan mitra-mitra

dari Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya untuk mengukur efektivitas

penjualan sistem konsinyasi ini. Berikut penulis menyajikan data rata-rata

volume penjualan perbulan mitra konsinyasi Bido Collections

Tasikmalaya.

Gambar 4.1 Tabel Penjualan Mitra Konsinyasi Offline

No Nama Mitra Produk Yang Capaian Target

Konsinyasi Terjual Dalam Persen


1. Ampera 20 Pasang 20%

Bojongsoang

Bandung
2. Pringsewu 30 Pasang 13%

Palikanci

76
Hasil wawancara dengan Owner Bido Collections Tasikmalaya, Rizkiana P Murbakara
50

Cirebon
3. Kios Neng 15 Pasang 30%

Marina

Pamijahan
Sumber : Hasil Wawancara dengan Mitra Konsinyasi Offline

Gambar 4.2 Tabel Penjualan Mitra Konsinyasi Online

Nama Mitra Produk Yang Capaian Target

No Konsinyasi Terjual Dalam Persen


1. Ibu Devy Debby 2 Pasang 10%
2. Ibu Selfi Budiani 25 Pasang 30%
3. Bapak Irwan 4 Pasang 40%

Heryawan
Sumber : Hasil Wawancara dengan Mitra Konsinyasi Online

Data diatas merupakan data penjualan rata-rata dari tiap-tiap mitra

konsinyasi Bido Collections Tasikmalaya baik offline maupun online. Data

tersebut merupakan data perkembangan terbaru setelah adanya pandemi,

dimana besaran capaian targetnya menurun 50% dari sebelum pandemi.


51

L. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan di enam Mitra

Konsinyasi Offline dan Online Bido Collections Tasikmalaya diperoleh

pembahasan mengenai komparasi efektivitas penjualan sistem

konsinyasi offline dan online di Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari

produktivitas, yaitu mengarah kepada pencapaian produk unjuk kerja

yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,

kuantitas, dan waktu.77

Adapun menurut Rizkiana Putra selaku owner Bido Collections

Tasikmalaya tujuan utama dari sistem penjualan konsinyasi ini adalah

memperluas jangkauan pasar baru dan pelanggan baru, menstabilkan

harga dan paling utama adalah meningkatkan volume penjualan produk

agar mendapatkan keuntungan yang maksimal.78

1. Pelaksanaan dan Tujuan Penjualan dengan Sistem Konsinyasi di

Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya

Pelaksanaan penjualan sistem konsinyasi di Perusahaan Bido

Collections Tasikmalaya ini menggunakan saluran pemasaran tidak

langsung, dimana penjualan produk dari produsen tidak langsung ke

konsumen akhir tapi menggunakan perantara. Dan saluran distribusi yang

digunakan adalah saluran distribusi melalui Agen Penjualan atau Broker.

Saluran 4 yang rumit ini menggunakan agen penjualan (sales agent), atau

77
Raditya Arindya, Efektivitas Organisasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi... Hal 65
78
Hasil wawancara dengan Owner Bido Collections Tasikmalaya, Rizkiana P Murbakara
52

pedagang perantara (broker), yang mewakili para produsen dan menjual ke

grosir, pengecer, atau keduanya. Mereka merima komisi berdasarkan harga

barang yang mereka jual.

Pelaksanaan tujuan penjualan dari Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya adalah sebagai berikut79 :

a. Tujuan account-development, yaitu tujuan yang dirancang untuk

menekankan penambahan distributor atau pelanggan baru.

Tujuan ini tercapai, dengan adanya sistem konsinyasi ini baik

offline maupun online, Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya

mampu untuk menekankan penambahan distributor atau mitra serta

pelanggan baru. Buktinya adalah dengan adanya penambahan

beberapa titik mitra strategis di kota-kota besar seperti Bogor,

Cirebon, Bandung, dan Purwokerto yang tujuanya adalah untuk

memperluas jangkauan pemasaran produk dari Bido Collection. Sama

halnya dengan konsinyasi online ini juga berhasil untuk menghasilkan

pelanggan-pelanggan baru karena dengan adanya konsinyasi online ini

tidak terbatas wilayah, jarak, dan waktu.

b. Tujuan distributor-support, yaitu tujuan yang mengarah pada upaya

menjalin kerja sama dengan para distributor grosir maupun eceran

dalam rangka menerapkan strategi pemasaran.

79
Hasil wawancara dengan Owner Bido Collections Tasikmalaya, Rizkiana P Murbakara
53

Tujuan ini tercapai, seperti dari hasil wawancara penulis dengan

beberapa narasumber bahwa Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya ini berhasil untuk menjalin kerjasama dengan mitra.

Dimana kedua belah pihak pun mendapatkan keuntungan dengan

adanya sistem konsinyasi ini.

c. Tujuan account-penetration, yaitu tujuan yang dirancang untuk

meningkatkan volume penjualan total atau meningkatkan penjualan

produk-produk yang lebih menguntungkan dan produk komplementer

lainnya kepada distributor atau pembeli saat ini.

Tujuan ini tercapai, berdasarkan data yang didapat penulis bahwa

pada dasarnya volume penjualan di Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya ini terus mengalami perkembangan yang baik dari awal

diterapkanya sistem penjualan konsinyasi ini, ketika pandemi terjadi

memang mengalami kendala yang mengakibatkan beberapa

penurunan volume penjualan. Namun sistem konsinyasi ini masih bisa

bertahan dengan keadaan sehingga memang sebetulnya tujuan

perusahaan sudah tercapai sesuai rencana/target.


54

2. Efektivitas Penjualan Sistem Konsinyasi Offline dan Online di

Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya

Keberhasilan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya dapat

dilihat dari berapa besar volume penjualan produk perusahaan itu sendiri.
80
Karena volume penjualan merupakan capaian yang menandakan naik

atau turunya penjualan dari suatu perusahaan.

Grafik Penjualan Konsinyasi offline dan online


Bulan Maret-Mei 2020
Rp45,000,000
Rp40,000,000
Rp35,000,000
Rp30,000,000
Rp25,000,000
Rp20,000,000
Rp15,000,000
Rp10,000,000
Rp5,000,000
Rp-
19 9 19 19 9 19 19 20 20 0 0 20 20
n- l-1 g- p- t-1 v- c- n- b- r-2 r-2 y- n-
J u Ju Au S e Oc
N o De J a F e M
a Ap
M
a J u
Konsinyasi Offline Konsinyasi Online

Grafik 4.1 Penjualan Konsinyasi Offline dan Online


Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini bahwa penjualan

produk dengan sistem konsinyasi di Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya, dalam rentang waktu bulan Maret sampai Mei memang

mengalami kendala dalam penjualan produknya karena salah satu akibat

adanya pandemi dan sedang proses adaptasi dan transisi strategi penjualan.

Adanya pandemi Covid-19 ini memang memberikan pengaruh yang sangat

signifikan terhadap omset penjualan Perusahaan Bido Collections


80
Eddi Harjanto, Manajemen Operasi Edisi Ketiga... Hal 151
55

Tasikmalaya. Untuk konsinyasi offline omset penjualan bulan maret

sejumlah Rp.1.032.000 dan bulan April-Mei tidak mendapatkan omset

sama sekali, untuk konsinyasi online pada bulan Maret mendapatkan

omset Rp.10.292.000, bulan April Rp.1.335.000, dan bulan Mei

Rp.23.280.000.

Grafik Perkembangan Penjualan Konsinyasi


Bulan Agustus 2019 - Maret 2020
Rp45,000,000
Rp40,000,000
Rp35,000,000
Rp30,000,000
Rp25,000,000
Rp20,000,000
Rp15,000,000
Rp10,000,000
Rp5,000,000
Rp-
19 l- 1
9 19 19 9 9 9 0
t-1 ov-1 ec-1 an-2 eb-2
0
r-2
0 0 0
r-2 ay-2 un-2
0
un- Ju ug- e p- c a p
J A S O N D J F M A M J

Konsinyasi Offline Konsinyasi Online

Grafik 4.2 Perkembangan Penjualan Konsinyasi

Dengan berdasar data penelitian yang didapat, hasil yang didapat bahwa

keseluruhan penjualan sistem konsinyasi offline di Perusahaan Bido

Collections Tasikmalaya mengalami konsistensi kenaikan dari bulan

Agustus 2019 sampai Desember 2020 namun ketika memasuki bulan

Februari – Maret 2020 memang terlihat bahwa dampak dari beberapa

kebijakan pemerintah berpengaruh signifikan dengan turunya omset

penjualan perusahaan. Berbeda dengan sistem konsinyasi online


56

mengalami omset yang fluktuatif dalam penjualan produknya pada periode

Bulan Agustus 2019 – Maret 2020.

Berdasarkan Gambar 4.3 volume penjualan dari sampel mitra

konsinyasi offline dan online Perusahaan Bido Collections Tasikmalaya.

Bisa dilihat bahwa volume penjualan dari keseluruhan sampel mitra

konsinyasi tidak mencapai 50% dari target penjualan.

No Nama Mitra Konsinyasi Target tercapai Target Tercapai

Sebelum Setelah
Persentase Kriteria
Pandemi Pandemi
1.
>100% K Offline Ampera Bojong 50%
Sangat Efektif 20%
90-100% Efektif
80-90% Soang Cukup
50 Efektif
Pasang 20 Pasang
60-80%
2. K Offline Kurang
Pringsewu 25 % Efektif 13%
<60% Tidak Efektif
Palikanci Cirebon 90 Pasang 30 Pasang
3. K Offline Kios Pamijahan 60 % 30%

30 Pasang 15 Pasang
4. K Online Ibu Devvy 10% 20%

(Whatsapp) 1 Pasang 2 Pasang


5. K Online Ibu Selfi 15 % 30%

(Shopee) 13 Pasang 25 Pasang


6. K Online Bpk Irwan 20 % 40%

(Lazada) 2 Pasang 4 Pasang


Gambar 4.3 Tabel Target Penjualan
Sebelum terjadi pandemi mitra konsinyasi offline Ampera Bojongsoang

Bandung mampu mencapai target hingga 40-50% , Pringsewu Palikanci Cirebon

mencapai target 20-25%, dan Kios Ibu Marlina Pamijahan mencapai target 60%.

Untuk mitra konsinyasi online capaian target sebelum pandemi mitra Ibu Devvy
57

capaian target nya dikisaran 10%, Ibu Selfi dikisaran 15-20%, Bapak Irwan

dikisaran 20-30%. Pandemi menjadi penyebab penurunan capaian target dari

mitra konsinyasi, yang akibatnya capaian target pun menurun hingga 50% dari

target sebelumnya.

Gambar 4.4 Tabel Interpretasi Nilai Efektivitas


Jika dilihat menggunakan tabel interpretasi nilai efektivitas, dengan rata

rata capaian target pada mitra konsinyasi yang menjadi responden, penulis

menyimpulkan bahwa sistem konsinyasi pada offline dan online pada

mitra yang menjadi responden tidak efektif. Hasil yang didapat bahwa

capaian mitra konsinyasi Bido Collections Tasikmalaya belum mampu

melewati 50% dari target yang ingin dicapai.


58

Grafik 4.3 Perbandingan Penjualan Produk


Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbedaan capaian target

antara konsinyasi offline dengan online. Namun jika dilihat volume

penjualan konsinyasi offline ini lebih besar dibandingkan dengan

konsinyasi online.

Target Penjualan Mitra Konsinyasi


Target Capaian
300

100 85
40
20 15

Mitra Ampera Mitra Pringsewu Mitra Pamijahan


Bojongsoang Palikanci

Grafik 4.4 Target dan Capaian Mitra


59

Dilihat berdasarkan Gambar 4.3 meskipun capaian targetnya kecil

dibanding capaian mitra sistem konsinyasi online, namun volume

penjualan yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan sistem

konsinyasi online, pada grafik 4.4 bisa dilihat gambar tersebut menunjukan

target dan capaian sampel mitra bahwa capaian produk yang bisa dijual

lebih besar dari konsinyasi online. Dengan jumlah mitra konsinyasi offline

di 20 titik dan mitra konsinyasi online sejumlah 18 orang, bisa kita

bandingkan hasil omset yang didapatkan Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya. Meskipun berdasarkan hasil wawancara, sistem konsinyasi

online ini sedang mengalami kenaikan omset yang lumayan signifikan di

Bulan April 2020 mendapat omset Rp.1.350.000 dan pada Bulan Mei 2020

naik menjadi Rp.23.280.000.

Grafik 4.5 Omset Penjualan Konsinyasi

Perkembangan Omset Penjualan Konsinyasi


Online Keseluruhan
Tahun 2020
Rp25,000,000 Rp23,280,000
Rp20,000,000
Rp15,000,000 Rp13,444,000
Rp10,000,000 Rp10,292,000
Rp5,000,000
Rp1,537,000
Rp- Rp1,335,000
Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20

Penjualan Konsinyasi Online Tahun 2020

Selain itu jika dilihat dari indikator pengukur efektivitas, penulis

mengambil 9 indikator sebagai patokan yaitu kualitas, daya saing,


60

kepuasan pelanggan, produktivitas, pangsa pasar, inovasi, moril karyawan,

biaya limbah, dan penggunaan modal.

NO INDIKATOR KONSINYASI KONSINYASI

EFEKTIVITAS OFFLINE ONLINE


1. Kualitas Kualitas produk dari Kualitas produk dari

konsinyasi offline ini konsinyasi online ini

masih menggunakan masih menggunakan

produk yang sama produk yang sama

dengan konsinyasi dengan konsinyasi

online. Jadi kualitas offline. Jadi kualitas

nya sama antara nya sama antara

offline dan online offline dan online


2. Daya Saing Daya saing Daya saing

konsinyasi offline konsinyasi online ini

sangat baik pun sangat baik,

penjualan produk berdasar data bahwa

dengan konsinyasi memang konsinyasi

offline selain online ini dengan

bertujuan untuk banyak mitra

peningkatan volume lumayan bisa

penjualan, sekaligus bersaing dengan

juga untuk konsinyasi offline .

menstabilkan harga.
3. Kepuasan Berdasarkan riset Kepuasan pelanggan

Pelanggan yang dilakukan oleh dari konsinyasi


61

mitra konsinyasi online pun mendapat

offline, kepuasan tanggapan baik

pelanggan terhadap berdasarkan ulasan-

pelayanan ulasan produk yang

konsinyasi online telah di beli, yang

sangat baik karena diberikan konsumen

pelanggan secara terhadap mitra-mitra

langsung melihat konsinyasi online

kondisi, kualitas, dan ini. Karena keadaan

spesifikasi produk produk sesuai

dengan tampilan di

gambar.
4. Produktivitas Produktivitas Produktivitas

konsinyasi offline konsinyasi online ini

dikatakan baik, bisa belum terlalu

dilihat dengan maksimal, bisa

capaian target yang dilihat dengan

minim pun bisa volume penjualan

menghasilkan yang masih minim

volume penjualan dibanding dengan

produk yang besar. konsinyasi offline


5. Pangsa Pasar Pangsa pasar dari Pangsa pasar dari

produk Bido produk Bido

Collections ini dari Collections ini dari


62

sisi ekonomi untuk sisi ekonomi untuk

menengah keatas, menengah keatas,

untuk konsumen untuk konsumen

yang berpenghasilan yang berpenghasilan

2 juta rupiah keatas, 2 juta rupiah keatas,

sangat tertarik sandal sangat tertarik sandal

kulit, dan suka kulit, dan suka

dengan kerajinan dengan kerajinan

tradisional. tradisional. Namun

dengan konsinyasi

online diharap

jangkauanya bisa

lebih luas.

6. Inovasi Inovasi dalam Inovasi dalam

produk antara produk antara

konsinyasi offline konsinyasi offline

dan onlin tidak jauh dan onlin tidak jauh

berbeda. berbeda.

Namun pada inovasi Inovasi penjualan

penjualan konsinyasi konsinyasi online ini

offline ini banyak cenderung monoton,

menggunakan karena pada

strategi strategi baru dasarnya hanya


63

misalnya mitra menggunakan

membuat stand promosi-promosi

penjualan dll. biasa dalam

penjualan produknya
7. Moril Karyawan - -
8. Biaya Limbah Biaya limbah antara Biaya limbah antara

sistem konsinyasi sistem konsinyasi

offline dengan offline dengan

online sama, karena online sama, karena

dalam hal produksi dalam hal produksi

barang masih barang masih

bersamaan. bersamaan.
9. Penggunaan Untuk penggunaan Untuk penggunaan

Modal modal antara sistem modal antara sistem

konsinyasi offline konsinyasi offline

dan online ini dalam dan online ini dalam

hal produksi barang hal produksi barang

antara keduanya antara keduanya

masih memiliki masih memiliki

persamaan modal. persamaan modal.

Namun pada Pada konsinyasi

konsinyasi offline ini online penggunaan

dalam hal modal yang

pendistribusian membedakan dalam

barang terdapat hal promosi, karena


64

modal yang beberapa mitra

ditanggung oleh menggunakan

pihak pertama platform berbayar

seperti menyediakan sebagai alat promosi.

lemari display,

banner, dll. Sebagai

alat promosi.
Sumber : Hasil Wawancara dengan Owner dan Mitra Konsinyasi

Penulis menyimpulkan berdasarkan data yang diperoleh konsinyasi

offline dan online pada mitra Bido Collections Tasikmalaya ini tidak

berjalan dengan efektif, bisa dilihat dengan capaian target yang didapat

pun belum maksimal. Data yang diperoleh penulis pada volume penjualan

produk di mitra konsinyasi Bido Collections Tasikmalaya, konsinyasi

offline ini masih lebih unggul dibandingkan dengan konsinyasi online.

Dengan demikian sistem manakah yang lebih efektif antara konsinyasi

offline dengan online ini, keduanya belum berjalan dengan efektif. Namun

volume penjualan yang mana yang cenderung lebih menjanjikan untuk

saat ini, konsinyasi offline lebih unggul.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penjualan dengan sistem konsinyasi offline dan online di perusahaan bido

collections Tasikmalaya ini menggunakan tingkatan saluran pemasaran tidak

langsung dengan saluran distribusi didalamnya menggunakan saluran

distribusi agen atau broker. Karena dilihat dari mekanismenya sendiri bahwa

sistem konsinyasi ini melibatkan dua belah pihak antara supplier (Bido) dan

mitra sebagai perantara penjual ke konsumen akhir, sebelum melakukan kerja

sama kedua belah pihak ini melakukan terlebih dulu perjanjian penjualan

untuk mengatur periode waktu pembayaran, fee untuk mitra, dan perjanjian

mengenai retur dll.

Dari hasil penelitian menunjukan, bahwa memang terdapat perbedaan hasil

penjualan antara konsinyasi offline dengan online. Namun jika dilihat dari

efektivitas penjualan untuk saat ini sistem konsinyasi offline dan online ini

belum berjalan dengan efektif karena belum mampu mencapai 50% target

yang ingin didapat , namun volume penjualan yang mana yang cenderung

lebih menjanjikan untuk saat ini, konsinyasi offline lebih unggul.

65
66

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah

dijelaskan diatas, maka penulis menyampaikan saran-saran yang bertujuan

untuk memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain atas penelitian ini. Maka

saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Bagi Bido Collections Tasikmalaya dan Mitra

a) Memaksimalkan sistem, baik konsinyasi offline dan online, terutama

konsinyasi online karena peluang pasar sangat bagus sehingga perlu

lebih concern lagi terutama promosi di platform yang digunakan

untuk penjualan agar dapat mendapatkan hasil yang maksimal.

b) Memperbaiki kendala kendala internal terkhusus mitra Bido

Collections Tasikmalaya, seperti menggunakan strategi pemasaran

yang tepat demi tercapainya kegiatan penjualan yang efektif.

2. Bagi Mahasiswa Universitas Siliwangi dan Masyarakat

Semoga penelitian ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi

mekanisme penjualan konsinyasi pada usaha bisnis mahasiswa dan

UMKM pada umumnya.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan referensi mengenai bahan penelitian

tentang sistem penjualan konsinyasi untuk strategi pemasaran produk.


67

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmadi, Candra dan Dadang Hermawan. (2013). E-Business & E-Commerce


Yogyakarta: Andi Offset.

Arindya, Raditya. (2019). Efektivitas Organisasi Tata Kelola Minyak dan Gas
Bumi. Surabaya: Media Sahabat Cendikia.

Assauri, Sofjan. (2015). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Aziz,Abdul. (2013). Etika Bisnis Islam. Bandung: Alfabeta.

Bastian,Indra. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta:


Erlangga.

Drucker, Peter. (2008) Seri Maestro Bisnis: Peter Drucker Ed 2, Jakarta:


Erlangga.

Fuad, M dkk. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Griffin, Ricky W dan Ronald J Ebert. (2007). Bisnis Edisi Kedelapan Jakarta:
Erlangga.

Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen Edisi 7 Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Hasanuh, Nanu dkk. (2017). Pokok-Pokok Akuntansi Keuangan Lanjutan 1.


Yogyakarta: Absolute Media.

Herjanto,Eddy. (2007). Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo.

Huda, Nurul, dkk. (2017). Pemasaran Syari’ah Teori & Aplikasi.


Depok:Kencana.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:


Erlangga.

Limakrisna, Nanda dan Wilhelmus H Susilo. (2012). Manajemen Pemasaran


Teori dan Aplikasi dalam Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.
68

Mukhtar, dkk. (2012). Efektivitas Pimpinan: Kepemimpinan Transformatif dan


Komitmen Organisasi. Yogyakarta: Deepublish.

P. Robbins, Stephen dan Mary Coutler. (2010) Manajemen Edisi Kesepuluh,


Jakarta: Erlangga.

Prihanto, Hendi. (2018). Etika Bisnis Dan Profesi. Depok: Raja Grafindo Persada.

Ruhimat, Mamat dkk. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Grafindo


Media Pratama.

Sadiqin,Amin. (2019). Advanced Accounting. Yogyakarta: Deepublish.

Sarwo Edi, Fandi R. (2016). Teori Wawancara Psikodignostik. Yogyakarta:


LeutikaPrio.

Semiawan, Cony R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Simamura, Roymond H. (2009). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

________. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suhendi, Hendi. (2017). Fiqh Muamalah. Depok: Raja Grafindo Persada.

Syafii, Ahmad. (2013). Step By Step Bisnis Dropshipping & Reseller. Jakarta:
Elex Media Komputindo.

Tahupeiory, Aartje. (2017). Makna Konsinyasi Pengadaan Tanah Untuk


Kepentingan Umum. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.

Tarjo. (2019). Metode Penelitian Sistem 3X Baca. Yogyakarta: Deepublish.

Tim Penulis Fakultas Hukum Universitas International Batam. (2020). Dinamika


Hukum dalam Paradigma Das Sollen dan Das Sein. Malang: Intelegensia
Media.
69

Umam, Khaerul. (2010). Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Vista O F, Catharina. (2020). Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Garudhawaca.

Wijaya, Hengki. (2018). Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi.


Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
70

Skripsi
Pinti, Elabe. (2013) “Pelaksanaan Penjualan Konsinyasi Dalam Mengembangkan
Usaha Pada Industri Kecil Dan Menengah (IKM) Pangan Kota Pekanbaru
Ditinjau Dari Ekonomi Islam”. Riau: UIN Sultan Syarif Kasim.

Windarti. (2020) “Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Konsinyasi di


Kantin Pondok Pesantren Hudatul Muna Dua Kabupaten Ponorogo”.
Ponorogo: IAIN Ponorogo.

Jurnal
A.Lamia, Alfan dkk, (2015). Analisis Efektifitas dan Konstribusi Pemungutan Pajak
Restoran, Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan Pada Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Akuntansi, Vol 15, No.5.

Novandya, Andhika & Agung Maulana. (2020) Sistem Informasi Persediaan


Barang Konsinyasi Dengan Metode Perpetual Moving Average. Jurnal Of
Industrial Management And Technology. Vol 1, No.1.

Pujianto, I. (2020). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Buku


Dengan Konsinyasi Berbasis Client/Server. Jurnal Informatika. Vol 12, No.2.

Wulansari, Ayunda dkk, (2013). Analisis Hubungan Promosi Penjualan Dengan


Pencapaian Penjualan. Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi. Vol 4, No.2.

Website

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,


(https://kbbi.web.id/efektif Diakses pada 15 Desember 2020 pukul 14.38)

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,


(https://kbbi.web.id/biaya Diakses pada 25 Desember 2020 pukul 16.02)

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,


(https://kbbi.web.id/konsinyasi#main Diakses pada 27 September 2020 pukul
21.19)
LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1

BIODATA PENULIS

Nama : Rio Pratama


NPM : 171002080
Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 1 Mei 1999
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Perum Winayajaya B-14 Rt001 Rw003
Kel.Sambongjaya Kec.Mangkubumi Kota
Tasikmalaya
Email : riopratama246@gmail.com
Riwayat Pendidikan : TK Sejahtera 4 Tasikmalaya (2004-2005)
SDN Pajajaran (2006-2011)
SMP Negeri 4 Tasikmalaya (2012-2014)
SMA Negeri 5 Tasikmalaya (2015-2017)
Pengalaman Organisasi : (2018) Staff BEM FAI UNSIL
Takmir DKM Al-Muhajirin
(2019) Anggota Bidang Kajian Islam
BEM FAI UNSIL
Anggota Bid.Sarana & Pra Sarana
DKM AL-Muhajirin UNSIL
(2020) Ketua Bidang Keorganisasian
BEM FAI UNSIL
Anggota Dept.Takmir
dan Ubudiyah DKM Al-Muhajirin
Anggota Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah PK.KBH UNSIL
(2021) Sekretaris Bidang Organisasi
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
PK. IMM KBH UNSIL
Lampiran 2

Pedoman Wawancara
OWNER BIDO COLLECTIONS

1. Sistem Penjualan di Bido


a. Bagaimana sistem konsinyasi di Perusahaan Bido Collections ini?
b. Bagaimana sistem konsinyasi online/dropsheaper di Perusahaan Bido Collections
ini?
c. Apa SOP agar dapat menjadi mitra konsinyasi dan dropsheaper Bido Collections?
d. Bagaimana pangsa pasar dengan sistem konsinyasi ini ?

2. Pelaksanaan Konsinyasi
a. Tujuan lain adanya sistem konsinyasi ini?
b. Bagaimana pelaksanaan sistem konsinyasi di Perusahaan Bido Collections
Tasikmalaya?
c. Berapa banyak target yang ingin dicapai dengan sistem konsinyasi ini ?
d. Bagaimana kendala ketika melaksanakan sistem konsinyasi di Perusahaan Bido
Collections ini?
e. Bagaimana solusi dalam mengatasi hal tersebut ?
f. Apakah penjualan konsinyasi ini mengalami kenaikan/penurunuan setelah adanya
pandemi?

3. Pelaksanaan Penjualan Konsinyasi Online


a. Bagaimana pelaksanaan konsinyasionline di Perusahaan Bido Collections
Tasikmalaya?
b. Berapa banyak target yang ingin dicapai dengan sistem reseller online ini ?
c. Bagaimana kendala ketika melaksanakan sistem reseller online di Perusahaan Bido
Collections ini?
d. Bagaimana solusi dalam mengatasi hal tersebut ?
e. Apakah penjualan reseller online ini mengalami kenaikan/penurunuan setelah
adanya pandemi?
4. Capaian
a. Dilihat dari volume penjualan diantara keduanya mana yang lebih efektif
menghasilkan penjualan produk untuk saat ini?
Pedoman Wawancara
Mitra Konsinyasi Offline
a. Bagaimana strategi penjualan yang dilakukan bapak/ibu dengan sistem
konsinyasi ini?
b. Apa keuntungan bapak/ibu dengan adanya sistem penjualan konsinyasi
ini?
c. Apakah ada kendala dalam penjualan produk? Apa sebabnya?
d. Solusi yang dilakukan?
e. Adakah target tertentu dalam penjualan produk?
f. Strategi promosi dalam penjualanya seperti apa?
g. Volume penjualan tiap bulan ?
h. Capaian target per-bulan 10-100%?
Pedoman Wawancara
Mitra Konsinyasi Online
1. Platform yang digunakan?
2. Bagaimana strategi penjualan yang dilakukan bapak/ibu dengan sistem
reseller ini?
3. Apa keuntungan bapak/ibu dengan adanya sistem penjualan reseller ini?
4. Apakah ada kendala dalam penjualan produk? Apa sebabnya?
5. Solusi yang dilakukan?
6. Adakah target tertentu dalam penjualan produk?
7. Volume penjualan tiap bulan ?
8. Capaian target per-bulan 10-100%?
Lampiran 3

Hasil Wawancara
Owner Bido Collections

1. Sistem Penjualan di Bido

a. Bagaimana sistem konsinyasi di Perusahaan Bido Collections ini?

Diawali dengan menghitung biaya produksi dan penetapan harga, untuk

menutup kemungkinan retur. Dan untuk tiap-tiap titik mitra ini ditentukan

bahwa perbulan harus mencapai 15 pasang minimal produk yang dijual, jika

tidak memenuhi produk akan ditarik. Baru melakukan perjanjian mengenai

teknis pembagian keuntungan dengan pihak kedua.

b. Bagaimana sistem konsinyasi online/dropsheaper di Perusahaan Bido

Collections ini?

Sistem konsinyasi online ini dilakukan dimulai dari pemberian foto-foto

produk dan deskripsi produk Bido Collections. Sebelum menjadi mitra

biasanya ada syarat terntu yaitu beli 3 pasang produk bido, atau minimal

menggunakan produk bido sebagai Product Knowledge bagaimana kualitas,

dan keunggulan dari produk itu sendiri sehingga bisa ditawarkan pada

konsumen. Selanjutnya tinggal penjualan oleh masing-masing mitra. Mitra

bisa memasang harga berbeda dari yg Bido tetapkan dan mengambil

keuntungan dari margin tersebut.

c. Apa SOP agar dapat menjadi mitra konsinyasi dan dropsheaper Bido

Collections?
Konsinyasi offline : Memiliki tempat, space/display, siap menawarkan

kepada konsumen, sudah memiliki basis konsumen untuk pemasaran produk

yang segmennya bisa masuk dengan Bido Collections.

Konsinyasi online: Membeli 3 pasang produk bido dengan harga ecer, atau

pun membayar administrasi untuk jadi mitra sejumlah uang 75 ribu.

d. Bagaimana pangsa pasar dengan sistem konsinyasi ini ?

Pangsa pasar dari produk Bido Collections ini dari sisi ekonomi untuk

menengah keatas, untuk konsumen yang berpenghasilan 2 juta rupiah

keatas, sangat tertarik sandal kulit, dan suka dengan kerajinan tradisional.

2. Pelaksanaan Konsinyasi

a. Tujuan lain adanya sistem konsinyasi ini?

Menstabilkan harga produk dipasaran, peningkatan volume penjualan, dan

memperluas jangkauan pasar

b. Bagaimana pelaksanaan sistem konsinyasi di Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya?

Untuk sistem konsinyasi sendiri setiap titik agar layak menjadi mitra

dilakukan dulu masa percobaan selama 3 bulan, dan minimal harus 15

pasang produk terjual, jika calon mitra ini tidak bisa menutupi target

tersebut mitra titik konsinyasi tersebut tidak layak untuk dijadikan mitra

karena 15 pasang produk ini adalah batasan minimal untuk beban

operasional perusahan. Selanjutnya jika sudah bisa memenuhi kriteria


tersebut tinggal mengatur perjanjian mengenai berapa persen keuntungan

yang didapat pihak kedua dari supplier.

c. Berapa banyak target yang ingin dicapai dengan sistem konsinyasi ini ?

Target yang ingin dicapai memiliki 500 titik mitra di pulau jawa, dan omset

minimal per titik mitra konsinyasi ini mencapai 2 juta rupiah. Saat ini baru

ada 30 titik di Jabar-Jateng.

d. Bagaimana kendala ketika melaksanakan sistem konsinyasi di Perusahaan

Bido Collections ini?

Sistem produksinya masih acak-acakan, menyesuaikan dengan kebutuhan

konsinyasi. Karena produk untuk penjualan konsinyasi ini di pajang per seri

ukuran 39-44. Namun ketika terjual pasti hanya satuan berbeda nomor.

e. Bagaimana solusi dalam mengatasi hal tersebut ?

Mengubah sistem produksi dengan memproduksi nomor seri yang kosong di

masing-masing titik mitra konsinyasi agar ketika dijual nanti utuh satu seri.

f. Apakah penjualan konsinyasi ini mengalami kenaikan/penurunuan setelah

adanya pandemi?

Penurunan , mencapai 25% dari keseluruhan penjualan konsinyasi

3. Pelaksanaan Penjualan Konsinyasi Online

a. Bagaimana pelaksanaan konsinyasi online di Perusahaan Bido Collections

Tasikmalaya?

Belum maksimal karena masih mencari strategi pemasaran yang tepat dan

cocok dengan produk kita


b. Berapa banyak target yang ingin dicapai dengan sistem reseller online ini ?

Untuk saat ini kontribusi konsinyasi online hanya berkontribusi 5% dari

seluruh penjualan produk di Bido Collections. Diharap bisa terus meningkat

berjalanya waktu

c. Bagaimana kendala ketika melaksanakan sistem reseller online di

Perusahaan Bido Collections ini?

Penjualanya belum optimal dan masih meraba-raba strategi yang tepat, dan

mencari formula yang tepat dalam pemasaran produk ini terhadap

konsumen.

d. Bagaimana solusi dalam mengatasi hal tersebut ?

Menemukan jaringan mitra konsinyasi online yang handal dalam penjualan

online sehingga produk bisa terjual dengan strategi yang tepat.

e. Apakah penjualan reseller online ini mengalami kenaikan/penurunuan

setelah adanya pandemi?

Kenaikan 50%

4. Capaian

a. Dilihat dari volume penjualan diantara keduanya mana yang lebih efektif

menghasilkan penjualan produk untuk saat ini?

Konsinyasi karena bisa dilihat dari hasil sendiri bahwa strategi konsinyasi

ini sudah bisa diperkirakan hasilnya tiap bulan.


Hasil Wawancara Mitra Konsinyasi Offline
RM. Pringsewu Cirebon

1. Syarat produknya agar bisa bekerjasama/konsinyasi dengan Perusahaan

Pringsewu?

Harus memenuhi administrasi dan menguhubungi Kantor pringsewu pusat

dan ketika sudah menjalin kerjasama, tinggal memilih titik-titik yang akan

di suplai produk dari pihak pertama ke pihak kedua.

2. Bagaimana strategi penjualan yang dilakukan bapak/ibu dengan sistem

konsinyasi offline ini?

Di promosikan kepada costumer yang masuk dan berkunjung mengenai

produk-produk Bido, dan disediakan juga banner yang berisi penjelasan

mengenai produk tersebut.

3. Apa keuntungan yang didapat dengan adanya sistem penjualan konsinyasi

ini?

Keuntungan yang didapat dengan adanya sistem penjualan konsinyasi ini

untuk pihak 1 dan pihak dua, dimana konsinyasi ini juga ada perjanjian

tertentu untuk jumlah keuntungannya.

4. Apakah ada kendala dalam penjualan produk?

Untuk kendala sistem konsinyasi ini karena adanya masa pandemi

sehingga kurangnya costumer yang berkunjung, karena ketika tidak ada

custumer berarti tidak ada yang ditawarkan untuk menjual produk.


5. Adakah target tertentu dalam penjualan produk?

Ada

6. Volume penjualan produk tiap bulan?

Rata-rata setiap bulan itu sejumlah 60-70 pasang sebelum pandemi, dan

kisaran 30-40 untuk sesusah pandemi.

7. Capaian target per-bulan 10-100%?

Untuk capaian target perbulan sebelum pandemi itu di kisaran 13% dan

ketika setelah pandemi setengahnya dari itu di kisaran 25% . Karena rata-

rata semua terdampak dengan adanya pandemi terutama restoran atau

rumah makan.
Hasil Wawancara Mitra Konsinyasi Offline
RM. Ampera Bojongsoang Bandung

1. Bagaimana strategi penjualan yang dilakukan bapak/ibu dengan sistem

konsinyasi offline ini?

Strategi penjualan produk ini dengan direct sell, dimana produk sandal

bido ini disimpan di etalase dan ditempatkan didepan pada pintu masuk

restoran. Selanjutnya di kaca etalase ditempelkan logo dan lampu ,

sehingga lebih menarik customer. Dan pada bido corner ini juga ada

waiters/penunggunya. Dan dalam penawaranya juga menggunakan

senyum, sapa, dan salam sehingga costumers yang beres makan direstoran

tertarik dengan sandal Bido Collections ini.

2. Apa keuntungan yang didapat dengan adanya sistem penjualan konsinyasi

ini?

Keuntungan yang didapat dengan adanya sistem penjualan konsinyasi ini

untuk pihak 1 dan pihak dua, dimana konsinyasi ini juga ada perjanjian

tertentu untuk besaran keuntungan masing masing

3. Apakah ada kendala dalam penjualan produk?

Untuk kendala sistem konsinyasi ini tidak kendala apapun karena laku atau

tidaknya produk bisa di retur ke pihak ke 1 dan diganti model yang baru,

sehingga tidak ada kerugian bagi kedua belah pihak.

4. Adakah target tertentu dalam penjualan produk?

Ada
5. Volume penjualan produk tiap bulan?

Sebelum pandemi itu bisa diatas 10 kisaran 20-30 pasang per bulan.

Namun setelah pandemi ini ketika mulai merintis kembali volume

penjualan hanya 50% dari sebelum pandemi yang bisa terjual.

6. Capaian target per-bulan 10-100%?

Untuk capaian target perbulan sebelum pandemi itu di kisaran 40% dan

ketika setelah pandemi setengahnya dari itu di kisaran 20% . Karena rata-

rata semua terdampak dengan adanya pandemi terutama restoran atau

rumah makan.
Hasil Wawancara Mitra Konsinyasi Offline
RM. Pringsewu Cirebon

1. Syarat produknya agar bisa bekerjasama/konsinyasi dengan Perusahaan

Pringsewu?

Harus memenuhi administrasi dan menguhubungi Kantor pringsewu pusat

dan ketika sudah menjalin kerjasama, tinggal memilih titik-titik yang akan

di suplai produk dari pihak pertama ke pihak kedua.

2. Bagaimana strategi penjualan yang dilakukan bapak/ibu dengan sistem

konsinyasi offline ini?

Di promosikan kepada costumer yang masuk dan berkunjung mengenai

produk-produk Bido, dan disediakan juga banner yang berisi penjelasan

mengenai produk tersebut.

3. Apa keuntungan yang didapat dengan adanya sistem penjualan konsinyasi

ini?

Keuntungan yang didapat dengan adanya sistem penjualan konsinyasi ini

untuk pihak 1 dan pihak dua, dimana konsinyasi ini juga ada perjanjian

tertentu untuk besaran keuntungan masing masing

4. Apakah ada kendala dalam penjualan produk?

Untuk kendala sistem konsinyasi ini karena adanya masa pandemi

sehingga kurangnya costumer yang berkunjung, karena ketika tidak ada

custumer berarti tidak ada yang ditawarkan untuk menjual produk.


5. Adakah target tertentu dalam penjualan produk?

Ada

6. Volume penjualan produk tiap bulan?

Rata-rata setiap bulan itu sejumlah 60-70 pasang sebelum pandemi, dan

kisaran 30-40 untuk sesusah pandemi.

7. Capaian target per-bulan 10-100%?

Untuk capaian target perbulan sebelum pandemi itu di kisaran 13% dan

ketika setelah pandemi setengahnya dari itu di kisaran 25% . Karena rata-

rata semua terdampak dengan adanya pandemi terutama restoran atau

rumah makan.
Hasil Wawancara Mitra Konsinyasi Offline
Kios Ibu Neng Marina Pamijahan

1. Sudah berapa lama bapak/ibu bermitra dengan Bido Collections?

Kurang lebih 1 tahun.

2. Bagaimana strategi penjualan yang dilakukan bapak/ibu dengan sistem

konsinyasi offline ini?

Menonjolkan keunggulan produk Bido Collections dari mulai bahan baku

yang digunakana, model produk, dan juga harga yang terjangkau.

3. Apa keuntungan yang didapat dengan adanya sistem penjualan konsinyasi

ini?

Keuntungan yang didapat dengan adanya sistem penjualan konsinyasi ini

untuk pihak 1 dan pihak dua, dimana konsinyasi ini juga ada perjanjian

tertentu untuk besaran keuntungan masing masing.

4. Apakah ada kendala dalam penjualan produk?

Tidak ada

5. Adakah target tertentu dalam penjualan produk?

Ada

6. Volume penjualan produk tiap bulan?

Sebelum pandemi itu bisa diatas 20-30 pasang per bulan, namun ketika

pandemi dimulai dan adanya pembatasan kegiatan , penjualan menurun

sampai 50%. Namun ketika kegiatan mulai menggeliat penjualan juga

mulai naik kembali seperti semula namun tidak sepenuhnya sama.


7. Capaian target per-bulan 10-100%?

Untuk capaian target perbulan sebelum pandemi itu di kisaran 60% dan

ketika setelah pandemi setengahnya dari itu di kisaran 30% . Karena rata-

rata semua terdampak dengan adanya pandemi apalagi notabene tempat

wisata yang tidak boleh ada orang yang berekerumun.


Hasil Wawancara Mitra Konsinyasi Online
Ibu Selfi Budiani

1. Platform apa yang digunakan Bapak/Ibu untuk menjual produk Bido

Collections ini?

Shopee, Facebook.

2. Bagaimana strategi penjualan yang dilakukan Bapak/Ibu dengan sistem

konsinyasi online ini?

Tidak menggunakan promosi yang berbayar. Pendekatan dengan target

usia, jenis kelamin, pekerjaan karena sandal tarumpah ini target pasarnya

tidak sembarangan. Lalu strategi yang digunakan adalah membangun

komunikasi dua arah antara kami dan konsumen supaya menimbulkan

ketertarikan.

3. Apa keuntungan bapak/ibu dengan adanya sistem penjualan konsinyasi

online ini?

Mendapatkan pengalaman karena harus bisa manajemen dengan baik dan

tentunya keuntungan materi yang didapat dari fee.

4. Apakah ada kendala dalam penjualan produk? Apa sebabnya?

Kendalanya dari diri sendiri dan waktu, karena dalam penjualan online ini

kita harus memaintance setiap hari dipantau sedangkan terkadang

semangat dalam penjualan ini menurun.

5. Adakah target terntu dalam penjualan produk?

Ada
6. Volume penjualan tiap bulan?

Rata-rata 25 Pasang

7. Capaian target perbulan jika dipersenkan?

30%
Hasil Wawancara Mitra Konsinyasi Online
Ibu Debby Devy

1. Platform apa yang digunakan Bapak/Ibu untuk menjual produk Bido

Collections ini?

Whatsapp.

2. Sudah berapa lama bapak/ibu bermitra dengan Bido Collections?

1 Tahun

3. Bagaimana strategi penjualan yang dilakukan Bapak/Ibu dengan sistem

konsinyasi online ini?

Rajin update status memposting produk-produk bido sandal, dan serta

direct message ke grup-grup whatsapp yang ada.

4. Apa keuntungan bapak/ibu dengan adanya sistem penjualan konsinyasi

online ini?

Mendapatkan fee dari setiap penjualan produk sandal bido, sekaligus

memperkenalkan dan melestarikan kerajinan tradisional.

5. Apakah ada kendala dalam penjualan produk? Apa sebabnya?

Tidak ada.

6. Adakah target terntu dalam penjualan produk?

Menjual sebanyak-banyaknya

7. Volume penjualan tiap bulan?

1-2 Pasang.
8. Capaian target perbulan jika dipersenkan?

10%
Hasil Wawancara Mitra Konsinyasi Online
Bapak Irwan Heryawan

1. Platform apa yang digunakan Bapak/Ibu untuk menjual produk Bido

Collections ini?

Lazada.

2. Sudah berapa lama bapak/ibu bermitra dengan Bido Collections?

3 Tahun.

3. Bagaimana strategi penjualan yang dilakukan Bapak/Ibu dengan sistem

konsinyasi online ini?

Menggunakan marketplace dengan baik dan rajin update.

4. Apa keuntungan bapak/ibu dengan adanya sistem penjualan konsinyasi

online ini?

Mendapatkan keuntungan bersama sebagai mitra.

5. Apakah ada kendala dalam penjualan produk? Apa sebabnya?

Tidak ada.

6. Adakah target terntu dalam penjualan produk?

Tidak ada.

7. Volume penjualan tiap bulan?

2-4 Pcs

8. Capaian target perbulan jika dipersenkan?

40%
Lampiran 4
Berita Acara Wawancara
BERITA ACARA WAWANCARA

Dengan ini menerangkan bahwa penulis telah melakukan wawancara


untuk keperluan penelitian skripsi kepada :
Nama : Endang
Jabatan : Supervisor RM. Ampera Bojongsoang
Waktu : 11 Maret 2021
Tempat : Via Daring Whatsapp
Demikian berita acara ini dibuat digunakan sebagai bukti telah melakukan
wawancara kepada yang bersangkutan diatas.

Pihak yang diwawancara

(Endang)
BERITA ACARA WAWANCARA

Dengan ini menerangkan bahwa penulis telah melakukan wawancara


untuk keperluan penelitian skripsi kepada :
Nama : Piat Priyatna
Jabatan : Karyawan Pringsewu Group
Waktu : 19 Maret 2021
Tempat : Via Daring Whatsapp
Demikian berita acara ini dibuat digunakan sebagai bukti telah melakukan
wawancara kepada yang bersangkutan diatas.

Pihak yang diwawancara

(Piyat Priyatna)
BERITA ACARA WAWANCARA

Dengan ini menerangkan bahwa penulis telah melakukan wawancara


untuk keperluan penelitian skripsi kepada :
Nama : Debby Devy
Waktu : 5 Maret 2021
Tempat : Via Daring Whatsapp
Demikian berita acara ini dibuat digunakan sebagai bukti telah melakukan
wawancara kepada yang bersangkutan diatas.

Pihak yang diwawancara

(Debby Devy)
BERITA ACARA WAWANCARA

Dengan ini menerangkan bahwa penulis telah melakukan wawancara


untuk keperluan penelitian skripsi kepada :
Nama : Irwan Heryawan
Waktu : 21 Maret 2021
Tempat : Via Daring Whatsapp
Demikian berita acara ini dibuat digunakan sebagai bukti telah melakukan
wawancara kepada yang bersangkutan diatas.

Pihak yang diwawancara

(Irwan Heryawan)
Lampiran 5

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai