Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Wakaf Saham

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perwakafan

Dosen Pengampu: Taufiq Ramadhan, S.Sy., M.H.

Disusun oleh:

Fitri Mutiah Salsa Bela


NIM: 19011016

FAKULTAS AGAMA ISLAM (FAI)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI)

UNIVERSITAS DARUNNAJAH

2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kiranya tak akan
selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak yang terus mendorong penulis untuk
menyelesaikannya.

Terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Taufiq Ramadhan, S.Sy.,


M.H. selaku dosen mata kuliah Hukum Bisnis di Indonesia yang senantiasa
membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini. Adapun, penyusunan
makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini.

Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan
sarannya kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah yang
lebih sempurna lagi.

Jakarta, 15 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Definisi Wakaf......................................................................................................3
B. Hukum Wakaf......................................................................................................4
C. Manfaat Wakaf Saham........................................................................................5
D. Wakaf Saham dan Penerapannya di Indonesia.................................................6
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf mempunyai peran ekonomi dan sosial yang sangat penting dalam
sejarah Islam, wakaf berfungsi sebagai sumber pengadaan bagi sarana ibadah
maupun fasilitas umum dan pelayanan sosial seperti sekolah, rumah sakit dan
bahkan pada bidang pengkajian dan penelitian. Dalam kaitannya dengan masalah
sosial ekonomi maka wakaf harus dikembangkan dan dikelola dengan baik
sehingga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Namun cara pandang mengenai wakaf di Indonesia sejak masa
penjajahan sampai era reformasi hanya dipahami secara sempit, yaitu hanya
berkisar semisal tanah, masjid, dan bangunan.

Hal ini terlihat dari Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 tentang
Perwakafan Tanak Milik, pasal 1 ayat 1 berbunyi bahwa: “Wakaf adalah
perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta
kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-
lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai
dengan ajaran agama Islam.”3 Sementara dalam Inpres No. 1 tahun 1991 tentang
penyebaruasan Komplikasi Hukum Islam pasal 215 ayat 1 berbunyi bahwa:”
Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan
hukum yang memisahkan sebagian harta benda miliknya dan melembagakannya
untuk selama-lamanya untuk kepentingan ibadat atau melembagakannya untuk
selama-lamanya untuk kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.1

Perluasan cakupan harta benda wakaf dimaksudkan untuk mengakomodasi


perkembangan kebutuhan dan tuntutan masyarakat mengenai wakaf. Karena tidak
dapat dipungkiri, peran wakaf dalam pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat semakin dirasakan urgensinya. Wakaf menjadi cara umat Islam untuk

1
Inpres No. 1 tahun 1991 tentang penyebaruasan Komplikasi Hukum Islam pasal 215 ayat 1
beramal mengabadikan hartanya hingga ke akhirat. Bahkan di Indonesia sendiri
praktik wakaf produktif saat ini sedang gencar digerakan.

Perubahan cara pandang ini membawa dampak besar terhadap munculnya


isuisu wakaf kontemporer dalam kajian fikih wakaf diantaranya: wakaf mu’aqqat
(wakaf sementara), istibdal (penukaran harta benda wakaf), profesionalisasi
nazhir, investasi dana wakaf dan perluasan daya jangkau objek wakaf meliputi
wakaf uang, wakaf saham, wakaf HAKI, wakaf sukuk dan lain sebagainya. Salah
satu benda bergerak yang dapat diwakafkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut
adalah saham. Seseorang atau badan hukum yang memiliki saham dapat
mengalihkan sahamnya untuk tujuan wakaf. Terkait dengan tata cara perwakafan
saham, kini pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Agama No. 73 tahun
2013 tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak bergerak dan Benda Bergerak
Selain Uang.

Pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai wakaf saham.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Wakaf Saham?
2. Apa dasar Wakaf?
3. Bagaimana manfaat Wakaf saham?
4. Apa itu Wakaf Saham dan Penerapannya di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Wakaf Saham
2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Wakaf
3. Untuk mengetahui Manfaat Wakaf Saham
4. Untuk mengetahui Wakaf Saham dan Penerapannya di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Wakaf
Wakaf merupakan pranata hukum Islam. Definisi wakaf biasanya
menyangkut tiga hal. Pertama, perbuatan hukum, yaitu pemisahan harta untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Apakah harta yang dipisahkan tersebut
masih tetap milik yang memisahkannya atau berpindah kepemilikannya
menjadi milik umum. Kedua, objek atau benda yang diwakafkan: benda
bergerak atau benda tidak bergerak. Ketiga, durasi wakaf: selamanya atau
dalam jangka waktu tertentu. Dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang
Wakaf Saham ditegaskan bahwa wakaf adalah: “Menahan harta yang dapat
dimanfaatkan tanpa hilang benda atau pokoknya, dengan cara tidak melakukan
tindakan hukum terhadap benda tersebut (menjual, menghibahkan, atau
mewariskannya) untuk digunakan (hasilnya) pada sesuatu yang dibolehkan
(tidak haram) kepada pihak yang ada”. Wakaf saham merupakan salah satu
jenis wakaf produktif pada pasar modal dan termasuk dalam aset bergerak.
Mekanisme wakaf saham serupa dengan mewakafkan harta lainnya, tetapi
yang berbeda adalah harta yang diwakafkan yaitu saham. Secara umum tidak
ada nash yang menegaskan hukum wakaf secara tekstual. Wakaf termasuk
infaq fisabilillah, maka dasar yang digunakan para ulama dalam menjelaskan
tentang konsep wakaf ini didasarkan pada ayat-ayat tentang infaq fisabilillah.
Diantara ayat-ayat tersebut antara lain:
‫لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َح ٰتّى تُ ْنفِقُوْ ا ِم َّما تُ ِحبُّوْ نَ ۗ َو َما تُ ْنفِقُوْ ا ِم ْن َش ْي ٍء فَاِ َّن هّٰللا َ بِ ٖه َعلِ ْي ٌم‬
Artinya : kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu
menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu
infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.
Wakaf saham merupakan terobosan baru dalam perwakafan dan manfaat
yang dihasilkan dari wakaf ini juga sangat besar. Karenanya wakaf saham
merupakan hal yang diperbolehkan.
Pertumbuhan produk dan aset keuangan syariah yang positif di atas antara
lain didorong oleh semakin meningkatnya kepercayaan investor terhadap
industri keuangan syariah khususnya pasar modal syariah. Hal ini salah
satunya terlihat pada pertambahan investor yang melakukan transaksi
instrument keuangan syariah termasuk pasar modal syariah setiap tahunnya.
Dengan melihat potensi tersebut maka wakaf saham sebagai salah satu
instrument yang tepat dalam memadukan antara investasi syariah dengan
kegiatan sosial. Teknisnya para investor yang akan menjadikan sahamnya
sebagai wakaf akan menyatakan ikrar wakafkanya kepada perusahaan efek
yang tercatat sebagai anggota bursa dan yang telah memiliki Sharia Online
Trade System (SOTS). Lalu perusahaan efek tersebut akan menyalurkan
kepada nazhir atau pihak pengelola yang menerima harta benda wakaf.
Wakaf saham termasuk wakaf produktif, saham sebagai barang yang
bergerak dipandang mampu menstimulus hasil-hasil yang dapat digunakan
untuk kepentingan umat. Keberadaan peraturan perundang-undangan yang
mengatur wakaf saham sebagaimana diatas merupakan hasil dari ijtihad para
ulama Indonesia dengan menyesuaikan kebutuhan dan setting sosial yang ada
di Indonesia saat ini.
Namun perlu diperhatikan, tidak semua saham di pasar modal dapat
diwakafkan. Adapun saham yang bisa diwakafkan yaitu saham syariah yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI).
Selain mewakafkan seluruh saham syariah, objek wakaf juga dapat berupa
keuntungan investasi dari saham syariah, baik capital gain ataupun dividen.
Aset wakaf baik saham atau keuntungan investasi akan dikelola oleh Lembaga
Pengelola Dana Wakaf (Nazhir). Nantinya, aset wakaf akan digunakan untuk
program pemberdayaan masyarakat (mauquf alaih).

B. Hukum Wakaf
Dalam kitab-kitab fikih terdapat tiga istilah yang digunakan dalam
menjelaskan hukum wakaf, yaitu

1. Shadaqah jariyah Istilah ini digunakan karena terdapat hadis yang


diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:
‫ح يَ ْدعُو‬ َ ‫ َأوْ َولَ ٍد‬، ‫ َأوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه‬، ‫اريَ ٍة‬
ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ ِإال ِم ْن‬: ‫ِإ َذا َماتَ اِإْل ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ ِإال ِم ْن ثَالثَ ٍة‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬
ُ‫لَه‬
“Jika seorang wafat, maka terputuslah amalannya, kecuali 3 hal: sedekah jariah,
ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim No.
1631)
2. Al-habs atau al-ahbas (jamak)

Secara Bahasa berarti menahan. Kata ini antara lain terdapat dalam teks
hadits riwayat Imam Bukhari Ibn ‘Umar dijelaskan bahwa Rasulullah Saw
bersabda:

‫أصلها وتصدقت بها إن شئت حبست‬

“Jika engkau berkenan, tahanlah pokoknya, dan engkau sedekahkanlah hasilnya”.

C. Pemanfaatan Wakaf Saham


Wakaf Pada umumnya, terutama dalam konteks Indonesia, Telah
dikenalkan pula konsep dan aktualisasi wakaf melalui peraturan perundang-
undangan seperti Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Terkait
tata cara perwakafannya Pemerintah mengaturnya dalam Peraturan Menteri
Agama RI Nomor 73 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak
Bergerak dan Benda Bergerak Selain Uang.

Mundzir Qahaf membedakan wakaf dari segi cara pemanfaatannya


menjadi dua, yaitu:

1) Wakaf yang objeknya untuk mencapai tujuan secara langsung, seperti


masjid digunakan shalat dan rumah sakit digunakan untuk pengobatan.
2) Wakaf produktif, yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk
kegiatan produksi yang hasilnya disedekahkan sesuai dengan tujuan
wakaf.

Pada dasarnya semua wakaf harus dikembangkan secara produktif,


perkembangannya pun tentu disesuaikan dengan situasi dan objek harta benda
wakaf yang saat ini mengalami perkembangan. Dalam hal ini saham sebagai objek
wakaf yang tentu peraturan dan ketentuan saham dipastikan tidak bertentangan
dengan syariat Islam. Terkait saham yang dapat diwakafkan adalah saham syariah
yang dalam hal ini termasuk ke dalam Daftar Efek Syariah.

D. Wakaf Saham dan Penerapannya di Indonesia


Wakaf saham adalah wakaf yang objeknya adalah saham dan keuntungan
investasi saham. Wakaf saham merupakan salah satu jenis wakaf yang diakui oleh
perundang-undangan dan diperbolehkan oleh hukum Islam. Objek wakaf saham
adalah saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan masuk ke dalam
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), dan keuntungan dari investasi pada
saham syariah, Wakaf saham telah diakui dan memiliki payung hukum seperti
Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 41 Tahun
2004 tentang Wakaf, Peraturan Menteri Agama No. 73 Tahun 2013 dan Fatwa
MUI. Investor dapat melakukan transaksi di Shariah Online Trading System
(SOTS), yang merupakan sistem transaksi saham syariah secara online yang
memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal. SOTS telah memiliki sertifikat
dari DSN-MUI karena merupakan penjabaran dari fatwa DSN-MUI No. 80 tahun
2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. Berikut model wakaf saham:

Dalam model wakaf saham ini, setiap pihak yang terlibat memiliki
perannya masing-masing, sebagai berikut:

1) Investor (Wakif) Investor adalah orang yang mewakafkan aset yang


dimilikinya, dalam hal ini saham syariah atau keuntungan investasi dari
saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia kepada pengelola
wakaf (nazir) melalui AB SOTS sebagai perantara atau wakil dari
pengelola wakaf. Dalam istilah fiqih, orang yang mewakafkan harta
bendanya disebut sebagai wakif. Investor yang dapat melakukan wakaf
saham adalah hanya investor yang memiliki rekening efek pada salah satu
Anggota Bursa yang menyediakan layanan Syariah Online Trading System
(SOTS) dan dapat memfasilitasi wakaf saham. Tidak semua Anggota
Bursa menyediakan layanan Syariah Online Trading System (SOTS) dan
dapat memfasilitasi wakaf saham. Saat ini, tercatat ada 13 Anggota Bursa
(AB) yang menyediakan layanan Syariah Online Trading System (SOTS),
dan hanya 9 dari 13 AB tersebut yang dapat memfasilitasi wakaf saham.
2) Pengelola Wakaf (Nazir) Pengelola Wakaf (Nazir) adalah pihak yang
menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan
sesuai dengan peruntukannya sehingga dapat menghasilkan manfaat
sebagaimana mestinya dan menyalurkan manfaat yang diterima kepada
penerima manfaat yang telah ditentukan. Sesuai perundangundangan yang
ada di Indonesia, nazir wajib terdaftar di Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Nazir bertanggung jawab untuk pengelolaan seluruh objek wakaf saham
dan penyaluran manfaat yang diterima dari hasil pengelolaan wakaf saham
tersebut kepada penerima manfaat. Nazir berhak mengambil 10% dari total
keuntungan pengelolaan objek wakaf saham. Dalam hal wakaf saham,
nazir adalah lembaga pengelola wakaf yang telah bekerja sama dengan AB
SOTS untuk menerima dan mengelola objek wakaf saham.
3) AB SOTS
Anggota Bursa penyedia layanan Shariah Online Trading System
(SOTS) akan memfasilitasi wakaf saham dan bertindak sebagai wakil
nazir, dengan akad wakalah, saat pelaksanaan ikrar wakaf. AB SOTS juga
bertindak sebagai wakil dari investor (wakif) dalam memberikan objek
wakaf kepada nazir. Pada saat menerima wakaf dari investor (wakif), AB
SOTS akan melakukan pemindahbukuan terhadap objek wakaf tersebut ke
dalam portofolio nazir. AB SOTS akan menggunakan Akta Ikrar Wakaf
sebagai dasar dalam melakukan pemindahbukuan saham syariah yang
diwakafkan.
4) Objek Wakaf Seperti yang sudah dijelaskan di atas, objek wakaf saham
pada model ini dibagi kepada dua, yaitu saham yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia dan masuk ke dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI),
dan/atau keuntungan dari investasi pada saham syariah. Objek wakaf yang
sudah diwakafkan akan dikelola oleh nazir sehingga bisa menghasilkan
manfaat dan menyalurkan manfaat tersebut kepada penerima manfaat.
Keuntungan investasi dari saham syariah yang berupa uang tunai, akan
diinvestasikan oleh nazir ke dalam saham syariah, sebagaimana
kesepakatan dengan wakif pada ikrar wakaf.
5) Penerima Manfaat (mauquf alaihi) Hasil pengelolaan wakaf harus
disalurkan kepada penerima manfaat. Dalam UU No. 41 tahun 2004
tentang Wakaf, manfaat wakaf hanya dapat disalurkan kepada: 1) Sarana
dan kegiatan ibadah 2) Sarana dan kegiatan pendidikan dan kesehatan 3)
Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa 4)
Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat 5) Kemajuan kesejahteraan
umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan perundang-
undangan.
6) Akta Ikrar Wakaf Saham
Akta Ikrar Wakaf (AIW) saham adalah dokumen yang
diamanatkan oleh perundang-undangan harus dilakukan ketika seorang
wakif melakukan wakaf. AIW diterbitkan oleh nazir dan ditandatangani
oleh Nazir dan Wakif.
7) Sertifikat Wakaf Saham
Sertifikat wakaf saham adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
nazir kepada wakif sebagai tanda bukti bahwa seorang wakif telah
melaksanakan wakaf saham.
8) Penasihat investasi
Penasihat investasi diperlukan jika nazir tidak memiliki
kemampuan dalam mengelola portofolio wakaf saham. Nazir dapat bekerja
sama dengan penasihat investasi atau orang yang berkompeten dalam
mengelola portofolio saham. Nantinya, dalam pengelolaan wakaf saham,
setiap keputusan terkait portofolio wakaf saham tetap akan diputuskan
oleh nazir dengan mempertimbangkan saran dan masukan dari penasihat
investasi atau pihak yang berkompeten dalam mengelola portofolio saham.
Fungsi penasihat investasi disini atau orang yang berkompeten dalam
mengelola wakaf saham adalah sebatas memberikan rekomendasi atas
setiap saham yang ada pada portofolio wakaf saham. Keputusan akan
menjual atau membeli saham akan tetap diputuskan oleh nazir sebagai
pihak yang berwenang mengelola objek wakaf
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Objek wakaf juga dapat berupa keuntungan investasi dari saham syariah,
baik capital gain ataupun dividen. Aset wakaf baik saham atau keuntungan
investasi akan dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Wakaf (Nazhir). Nantinya,
aset wakaf akan digunakan untuk program pemberdayaan masyarakat (mauquf
alaih).Wakaf saham telah diakui dan memiliki payung hukum seperti Peraturan
Pemerintah (PP) tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf, Peraturan Menteri Agama No. 73 Tahun 2013 dan Fatwa
MUI.Investor dapat melakukan transaksi di Shariah Online Trading System
(SOTS), yang merupakan sistem transaksi saham syariah secara online yang
memenuhi prinsipprinsip syariah di pasar modal. SOTS telah memiliki sertifikat
dari DSN-MUI karena merupakan penjabaran dari fatwa DSN-MUI No. 80 tahun
2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek, M.A Manan membuat qiyas atas
pemikirannya kepada Alquran dan Sunah yang keduanya diambil dari pokok-
pokok pemikiran wakaf secara umum hal tersebut didasarkan pada pandangan
Manan bahwa Alquran memuat internalisasi nilainilai ekonomi Islam untuk
melakukan pengelolaan alam dan demi menegakkan agama Islam.

DAFTAR PUSTAKA
Inpres No. 1 tahun 1991 tentang penyebaruasan Komplikasi Hukum Islam
pasal 215 ayat 1

Anda mungkin juga menyukai