Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

DI SUSUN OLEH :
Nama : Anindya Mulyawati
Kelas : Teknik Listrik-4D
NIM : 1803312006
No.Absen : 04

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jl. Prof. Dr. G. A.Siwabessy, Kampus Baru UI Depok 16424
A. TRANSMISI JARINGAN (TRAJAR)
1. Apakah yang dimaksud dengan tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi?
Jawab :
Transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dengan menggunakan tegangan
tinggi saja. transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dengan menggunakan
tegangan tinggi dan melalui saluran udara (over head line).
 Tegangan Tinggi (TT)
Tegangan Tinggi (TT) disebut juga dengan High Voltage (HV) yaitu
dengan range tegangan 35.000 Volt (35 kV) sampai dengan 245.000 Volt
(245 kV). Indonesia menggunakan TT sebesar 70 kV/150 kV. Tegangan
tinggi terhubung diantara gardu induk dengan gardu induk lainnya.
Seperti halnya tegangan menengah, tegangan tinggi juga dapat langsung
disalurkan ke para konsumen kalangan atas terutama untuk industri pabrik
besar yang membutuhkan suplai daya listrik yang banyak atau besar agar
dapat digunakan untuk menggerakkan motor-motor listrik atau peralatan
lainnya yang membutuhkan daya yang besar. Untuk penyalurannya,
umumnya tegangan tinggi menggunakan saluran transmisi yang berupa
tower transmisi atau Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan dapat
pula berupa Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT).
 Tegangan Ekstra Tinggi (TET)
Tegangan Ekstra Tinggi (TET) disebut juga dengan Ekstra High Voltage
(EHV) yaitu dengan range tegangan lebih dari 245.000 Volt (>245 kV).
Indonesia menggunakan TET 275 kV/500 kV. Tegangan 275 kV
umumnya digunakan di Pulau Sumatera. Sedangankan 500 kV digunakan
untuk Pulau Jawa. Tegangan ini umumnya berasal dari pusat beban dengan
skala besar yang dikhususkan untuk menyuplai banyak daerah-daerah atau
lokasi yang cukup jauh.
Tegangan ekstra tinggi ini disuplai dari keluaran trafo step-up dari Gardu
Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) yang kemudian disalurkan ke
Gardu Induk lainnya melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET).
2. Dalam menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke distribusi diperlukan
jaringan transmisi. Apa pertimbangan dan keuntungannya menggunakan tegangan
tinggi dan tegangan ekstra tinggi?
Jawab :
 Tegangan Tinggi (TT)
Tegangan Tinggi (TT) disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) dan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT). Masing-masing
mempunyai pertimbangan dan keuntungan masing-masing.
Pertimbangan :
 Jika jarak dari transmisi ini lebih dari 100 km maka tegangan jatuh /
voltage drop terlalu besar
 Tidak direkomendasikan untuk membawa tegangan sangat tinggi.
 Ditengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sulit
mendapatkan tanah untuk pembangunan tower, pertimbangan estetika
dan keamanan. Sehingga disarankan menggunakan SKTT.
Keuntungan :
 Jarak yang efektif untuk transmisi ini ialah 100 km.
 Tidak memerlukan lahan yang luas.
 Mudah diterima oleh masyarakat.
 Bisa beroperasi untuk tegangan 35 kV– 150kV.
 Tegangan Ekstra Tinggi (TET)
Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas
500 MW.
Pertimbangan :
 Konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, sehingga
membutuhkan tanah yang luas
 Memerlukan banyak isolator.
 Membutuhkan biaya yang besar pada saat pembangunannya.
 Permintaan ganti rugi dari masyarakat yang cukup besar, karena
untuk pembebasan tanah yang luas dan sepanjang jalur SUTET.
Keuntungan :
 Drop tegangan dan penampang kawat yang direduksi maksimal.
Sehingga operasional efektif dan efisien.
 Pembangunan ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai 500
km.

3. Apakah tegangan ekstra tinggi yang disalurkan lewat saluran udara (SUTET) itu
berbahaya bagi lingkungan? Jelaskan.
Jawab :
SUTET tidak mempengaruh warga yang tinggal dibawahnya.
Penjelasan :
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa SUTET akan mempengaruhi psikis
dan kesehatan dirinya yang tinggal dibawah dan sekitarnya. Namun dari peneltian
mengatakan bahwa, “SUTET tidak begitu berpengaruh langsung jika sesuai
dengan standar WHO(World Health Organization).”
Pada dasarnya Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terpengaruh oleh
dua jenis medan yaitu :
a. Medan magnet.
Aturan WHO mengatakan, bahwa medan magnet tidak akan terpengaruh jika
medan magnet dibawah 100 µ Tesla. Medan magnet menyebabkan efek yaitu
pada dampak segi medis dan gangguan fisik.
b. Medan listrik.
Aturan WHO mengatakan, bahwa medan listrik akan berpengaruh pada tubuh
manusia dengan maksimal 5000 V/meter. Medan listrik hanya menimbulkan
efek fisik berupa suhu panas.
Dari penelitian ahli, yang berbahaya adalah medan magnet dari SUTET (bukan
dampak dari kekuatan medan listriknya). Factor yang mengganggu rasa aman
warga di bawah SUTET yaitu adanya pancaran listrik yang diikuti suara.
Fenomena tersebut wajar dan tidak berbahaya jika tidak berada dalam jarak dekat.
Keberadaan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) akan mempengaruhi
warga dibawahnya jika lebih dari 500 kV (>500kV) dari standar medan listrik. Ini
akan mempengaruhi factor psikis warganya karena muncul suara-suara berisik,
seperti letusan yang muncul dimalam hari. Ini terjadi ketika arus listrik dengan
beban puncak mengalir di tengah tekanan udara yang turun. Letusan muncul
seiring pelepasan muatan listrik (korona). Ini terjadi karena arus listrik sedang
dalam kapasitas besar dalam waktu malam hari.
Berdasarkan penelitian menyatakan, “Medan magnet dan medan listrik tidak
berpengaruh langsung terhadap kesehatan warga yang tinggal di bawahnya.
Bahkan, masih jauh di bawah ambang batas seperti ketetapan WHO.” Kadar
medan magnet di luar rumah hanya tiga mikro Tesla (3 µT), jauh di bawah
ambang batas WHO yang 100 mikro Tesla (100 µT). Terlalu kecil untuk
menimbulkan pengaruh kesehatan warga. Sehingga SUTET tidak berpengaruh
terhadap kesehatan warga yang tinggal dibawahnya.

4. Apakah dampaknya jika pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi


(SUTET) banyak mendapat penolakan dari masyarakat yang rumahnya berada
dibawah SUTET dan tanahnya terkena pembangunan tiang/towernya?
Jawab :
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menerbitkan Peraturan
Menteri Nomor 18/2015 tentang ruang bebas dan jarak bebas minimum pada
SUTET. Ruang bebas sendiri maksudnya area dengan jarak atau radius tertentu
yang diukur dari tapak tiang SUTET yang harus terbebas dari bangunan apapun..

Ruang bebas adalah ruang sekeliling penghantar yang dibentuk oleh jarak bebas
minimum sepanjang SUTT atau SUTET yang didalam ruang itu harus dibebaskan
dari benda-benda dan kegiatan lainnya. Ruang bebas ditetapkan berdeda-beda
dalam luas dan bentuk. Sementara ruang aman adalah ruang yang berada di luar
ruang bebas. Lahan atau tanahnya yang masih dapat dimanfaatkan. Dalam ruang
aman pengaruh kuat medan listrik dan kuat medan magnet sudah dipertimbangkan
dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku. Ruang bebas dan ruang aman
dapat diatur besarnya sesuai kebutuhan pada saat mempersiapkan rancangbangun.
Ruang aman dapat diperluas dengan cara meninggikan menara dan atau
mempendek jarak antara menara, sehingga bila ada pemukiman yang akan
dilintasi SUTT / SUTET yang akan dibangun berada di dalam ruang yang aman.
Di dalam peraturan menteri tersebut diatur jarak aman yang harus dipenuhi
berdasarkan jenis dan kapasitas tegangan SUTET, seperti berikut:
- SUTT 55kV jenis tiang baja memiliki ruang bebas 4 meter.
- SUTT 66kV jenis tiang beton memiliki ruang bebas 4 meter.
- SUTT 66kV jenis menara memiliki ruang bebas 7 meter.
- SUTT 150kV jenis tiang baja memiliki ruang bebas 7 meter.
- SUTT 150kV jenis tiang baja memiliki ruang bebas 6 meter.
- SUTT 150kV jenis tiang beton memiliki ruang bebas 5 meter.
- SUTT 150kV jenis menara memiliki ruang bebas 10 meter.
- SUTET 275kV jenis sirkuit ganda memiliki ruang bebas 13 meter.
- SUTET 500kV jenis sirkuit tunggal memiliki ruang bebas 22 meter.
- SUTET 500kV jenis sirkuit ganda memiliki ruang bebas 17 meter.
- SUTTAS 250kV memiliki ruang bebas 14 meter.
- SUTTAS 500kV memiliki ruang bebas 18 meter.

Selain mengatur jarak aman menara SUTET, aturan ini juga mengatur tentang
tinggi bangunan yang masih dianggap aman dari konduktor atau kabel SUTET.

- SUTT 66kV memiliki jarak bebas 12,5 meter dari permukaan tanah dengan
tinggi maksimal bangunan 8 meter.
- SUTT 150kV memiliki jarak bebas 13,5 meter dari permukaan tanah dengan
tinggi maksimal bangunan 8 meter.
- SUTET 275kV memiliki jarak bebas 15 meter dari permukaan tanah dengan
tinggi maksimal bangunan 8 meter.
- SUTET 500kV memiliki jarak bebas 13 meter dari permukaan tanah dengan
tinggi maksimal bangunan 9 meter.
- SUTTAS 250kV memiliki jarak bebas 17 meter dari permukaan tanah dengan
tinggi maksimal bangunan 7 meter.

Dampaknya :

a. Pihak PLN harus menyediakan ganti rugi yang besar kepada warga yang
terkena pembangunan SUTET.
b. Ketika ruang bebas dan aman tidak tercapai, maka berbahaya pada system
pentransmisian tenaga listrik.
c. Tanah yang tidak bebas untuk pembangunan SUTET dianggap illegal.
d. Mempengaruhi power factor dan dapat menyebabkan overload pada salah satu
pembangkit.

5. Dalam menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke distribusi diperlukan


pengaturan pada jaringan (Transmisi Jaringan & transmisi gardu induk) agar
mudah mengatur bebannya. Jelaskan tugas-tugas utama PT.PLN Penyaluran dan
Pusat Pengatur Beban (P3B)?
Jawab :
Tugas-tugas utama PT.PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B)
yaitu :
a. Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal.
b. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara
efisien, andal dan akrab lingkungan.
c. Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transaparan dan adil.
d. Melaksanakan pembangunan instalasi sistem transmisi tenaga listrik.
e. Mengelola pelaksanaan jual beli tenaga listrik di sisi tegangan tinggi
f. Memelihara instalasi system transmisi tenaga listrik.

6. Apakah yang dimaksud dengan tower transmisi?


Jawab :
Tower transmisi atau Menara transmisi adalah alah bangunan yang berfungsi
menyalurkan energi listrik yang akan disalurkan lewat saluran transmisi udara
pada umumnya menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara
sebagai media isolasi antara kawat penghantar tersebut dengan benda
sekelilingnya, dan untuk menyanggah / merentang kawat penghantar dengan
ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, kawat-
kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang kokoh.
Tower transmisi menggunakan struktur tinggi yang memiliki rata-rata ketinggian
hingga 55 m yang digunakan untuk menyangga/merentangkan kawat-kawat
penghantar dalam menyalurkan listrik dari pusat pembangkit. Tower transmisi
biasanya berbentuk menara baja, yang dipakai untuk mendukung jaringan daya
tegangan tinggi. Menara tersebut dipakai dalam sistem AC dan DC bertegangan
tinggi, dan memiliki ragam bentuk dan ukuran.
Gambar Menara Transmisi

7. Jelaskan istilah-istilah yang terdapat pada jaringan transmisi berikut ini :


Jawab :
a. Sagging adalah membuat atau menggambar andongan/lendutan pada masing-
masing span, setelah dilaksanakan plotting tower, hal ini dilakukan pada jalur
SUTT/SUTET per section. Sagging, dalam pelaksanaannya sering disebut
dengan istilah Andongan atau lendutan, dalam hal ini adalah andongan
konduktor/kawat jaringan sebuah Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi.
b. Spacing adalah pemasangan spacer untuk mengikat kawat yang dimaksudkan
agar pergerakan kawat bundle dapat bersama-sama (seirama) juga berfungsi
sebagai peredam getaran kawat. Jumlah spacer tergantung dari jarak gawang.
c. Ground clearance adalah jarak vertical antara titik andongan terendah dengan
tanah dibawahnya/centre line.
d. Stringing merupakan suatu pekerjaan stringing dalam memasang konduktor
pada transmisi tegangan tinggi (TT) yang meliputi pemasangan insulator set,
penarikan konduktor, pemasangan peralatan bantu (aksesoris).
e. Span adalah panjang rentang 2 (dua) tower yang berurutan, atau jarak antara
dua tower yang berurutan yang dinyatakan dengan satuan meter.
f. Soil investigation adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan
tanah yang akan dibangun suatu tower atau menara transmisi.
g. Boring adalah pengeboran yang bertujuan menciptakan lubang untuk
pembangunan tower.
h. Excavasi adalah penggalian pondasi untuk penempatan tower atau menara
transmisi.
i. Approval drawing adalah gambar jaringan transmisi yang sudah mendapat
persetujuan dari pihak PLN atau konsultan PLN dalam waktu yang telah
ditentukan sesuai jadwal kontrak kerjasama kesepakatan.
j. Conductor jumper adalah peralatan yang digunakan sebagai penghubung
konduktor pada tiang tension. Besar penampang, jenis bahan, dan jumlah
konduktor pada conductor jumper disesuaikan dengan konduktor yang
terpasang pada SUTT/SUTET tersebut.
8. Apakah yang dimaksud dengan :
a. Tension tower
b. Suspension tower
c. Line tower
d. Lattice tower
e. Steel pole tower

Lengkapi dengan gambar model/konfigurasi tower-tower tersebut.

Jawab :

a. Tension tower
b. Suspension tower
c. Line tower
d. Lattice tower

e. Steel pole tower

9. Jelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh penghantar (konduktor) saluran udara
tegangan tinggi?
Jawab :
Bahan konduktor yang digunakan untuk saluran energi listrik perlu memiliki sifat-
sifat berikut :
a. Konduktivitas tinggi.
b. Kekuatan tarik-menarik tinggi.
c. Berat jenis yang rendah.
d. Ekonomis.
e. Lentur/ tidak mudah patah.

Biasanya konduktor pada SUTT/SUTET merupakan konduktor berkas (stranded)


atau serabut yang dipilin, agar mempunyai kapasitas yang lebih besar disbanding
konduktor pejal dan mempermudah dalam penanganannya.
10. Secara fungsi, isolator tegangan tinggi terdiri dari dua yaitu fungsi elektrik dan
fungsi mekanik. Jelaskan kedua fungsi isolator tersebut!
Jawab :
Insulator yang baik harus memiliki sifat :
a. Karakteristik elektrik.
Insulator mempunyai ketahanan tegangan impuls petir pengenal dan tegangan
kerja, tegangan tembus minimum sesuai tegangan kerja dan merupakan bahan
isolasi yang diapit oleh logam sehingga merupakan kapasitor. Kapasitansinya
diperbesar oleh polutan maupun kelembaban udara di permukaannya. Apabila
nilai isolasi menurun akibat dari polutan maupun kerusakan pada insukator,
maka akan terjadi kegagalan isolasi yang akhirnya dapat menimbulkan
gangguan.
b. Karakteristik mekanik.
Insulator harus mempunyai kuat mekanik guna menanggung beban tarik
konduktor penghantar maupun beban berat insulator dan konduktor
penghantar.
Mengingat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka dipertimbangan kekuatan
struktur bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan
dikarenakan kesalahan pemakaiannya. Misalnya diperlukan bahan yang tahan tarikan,
maka kita harus menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan kain lebih kuat
terhadap tarikan dibanding bahan kertas. 

Anda mungkin juga menyukai