Anda di halaman 1dari 14

KESEHATAN DIKALANGAN

MANUSIA PURBA
Ns LYDIA MARDISON, S.Kep
Jumlah Penduduk
Penemuan fosil manusia yang tertua di
Ethiopia pd tahun 1967
Manusia fosil tersebut ditemukan oleh
Arambourg daN Coppens (1967) yg diberi
nama Paraustralopithecus aethiopicus
Kelompok ini hidup kira-kira 2,5 juta tahun
yang lalu ketika penduduk dunia ditaksir
berjumlah 50.000 jiwa
Pithecantropus, genus manusia yg lebih
modern lagi, mendiami Indonesia, Asia
Timur, Eropa dan Afrika Utara dan timur.
Di Indonesia jenis manusia itu diwakili
ooleh Pithecantropus Erectus dan P.
Soloensis.
Sejak jaman neolitik, kepadatan penduduk
adalah 1/km2, dan pada tahun 1960
sudah mencapai 16km
KOMPOSISI PENDUDUK
Zaman neandertal baru ada penguburan dan di
zaman Mesolitik baru ada kuburan seperti yang
kita kenal sekarang.
Dari zaman Paleolitik hingga Mesolitik ternyata
lebih banyak terdapat laki-laki daripada
perempuan. Barulah kemudian statistik
membalik, sehingga keadaannya seperti
sekarang (tahun 1969).
Sebabnya mungkin tidak hanya oleh karena
tulang laki-laki itu lebih kuat dan mudah
terpelihara daripada tulang perempuan, tetapi
juga karena banyaknya perempuan yang
meninggal di puncak masa reproduktivitasnya.

Dari PIKANTROPUS.erectus ada 4 laki-laki dan
2 perempuan.
Dari P. Soloensis ada 5 laki-laki dan 7
perempuan.
Dari P.Pekinensis dikenal 10 laki-laki dan 3
perempuan.
Kalau ketiganya disatukan maka didapat 19
laki-laki dan 12 perempuan.
Perbandingan anak-anak dan orang dewasa
lebih tinggi di zaman purbakala daripada
sekarang, padahal rangka anak-anak lebih
sukar terpelihara daripada rangka orang
dewasa dan kadang-kadang anak-anak tidak
kuburkan di perkuburan biasa.

PANJANG USIA
- Panjang usia manusia purba adalah 35 tahun.
- Banyak yang meninggal antara 23-40 tahun,
sehingga kontak antara satu generasi dengan
generasi berikutnya sangat pendek.
- Jarang mereka mencapai usia di atas 40 tahun.
- Usia bertambah panjang sedikit sejak abad XV,
dan baru kelihatan nyata sejak abad XX ini, oleh
karena majunya ilmu kedokteran, terutama
kesehatan masyarakat.

Di negeri-negeri yang fasilitas
kedokterannya masih kurang, umur yang
bisa dihayati masih tidak banyak berbeda
dengan manusia purba.

GIZI, TINGGI BADAN DAN ISI
TENGKORAK
Menurut giginya A.africanus sebagian
besar tergolong karnivor, sedangkan A.
Robustus lebih bersifat herbivor.
Perubahan gizi ini mungkin disebabkan
oleh perubahan lingkungan.

Semenjak zaman Pithecanthropus
manusia bersifat omnivor dengan
kecenderungan ke arah karnivor dan
herbivor, tergantung pada keadaan
lingkungan dan tradisi.
Dengan penemuan cara pembuatan api,
yang bukti pertamanya terdapat bersama
P.pekinensis, yaitu 350.000 thn yang lalu,
terjadilah revolusi dalam penyiapan
makanan, yang berpengaruh terhadap gigi
geligi dan kebudayaan.

Tetapi studi tentang makanan manusia
purba yang terbaik adalah dari koprolit,
yaitu fosil feces dan sampah dapur (Callen
& cameron).
Sampah dapur penduduk Peru dari 5000-
3000 tahun yang lalu ditemukan sisa-sisa
labu, lombok, kacang, umbi canna dan biji
buah-buahan.
Dijumpai juga kulit dan jaringan kerang,
kepiting, tiram, dan hewan-hewan laut lain.
Makanan tersebut tidak dimasak dan hanya
sedikit dikunyah.

- Makanan lain kadang-kadang ada yang dibakar
- Callen, Marsh dan Cameron (1965) meneliti
koprolit dan sampah dapur dari Sierra Madre
(Meksiko) yang sudah berumur 9000-2000
tahun.
- Ditemukan sisa buah-buahan, buncis, kacang
dan labu serta biji bunga matahari.
- Pada sisa makanan itu ada tanda-tanda bekas
dibakar.
- Dalam koprolit mulai 4000 tahun yang lalu
mereka dapati pula sisa jagung.

Diantara sisa-sisa hewan terdapat tikus,
belalang, lebah dan semut.
Selain itu terdapat pula sisa-sisa vertebra, kaki,
sternum, rahang bawah tikus dan kadal.
Sisa-sisa hewan koprozois juga terdapat dalam
koprolit, seperti larvae dan pupae lalat, kumbang
dan laba-laba.

TINGGI BADAN
- P.erectus tingginya kira-kira 170 cm (tinggi)
- P.soloensis tingginya 165-181 cm (sedang-
tinggi)

- H.neandethalensis bervariasi antara 165-179 cm
(sedang-tinggi).
- Tinggi badan manusia Paleolitik akhir berada
antara 160-190 cm (sedang-sangat tinggi).
- Zaman Mesolitik Afrika tinggi bervariasi antara
168-180 cm (sedang-tinggi) dan di zaman
Neolitik antara 178-182 cm (tinggi-sangat tinggi).
- Di Indonesia di zaman Mesolitik tinggi tubuh
berkisar 148-175 cm (pendek-tinggi).
- Makin akhir makin besar variasinya. Jangka
variasi tinggi badan manusia sekarang sampai
60 cm.

PALEOPATOLOGI
Pada sisa-sisa Australopithecus terlihatlah
bekas-bekas trauma fisik baik pada tengkorak
maupun tulang-tulang panjangnya.
Penyakit-penyakit yang ditemukan : artritis,
karies, absces pada akar gigi.

Pengobatan yang dilakukan :
- menggunakan obat-obatan dari tanaman-
tanaman.

Anda mungkin juga menyukai