Anda di halaman 1dari 31

STUDI ANALISIS PROSES PENGUJIAN SERTIFIKASI MUTU

TEMBAKAU DI UPT. PENGUJIAN SERTIFIKASI MUTU


BARANG DAN LEMBAGA TEMBAKAU JEMBER

LAPORAN MAGANG KERJA

Oleh:
Dimas Septian Mardi RusFani
NIM. 151710101128

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
STUDI ANALISIS PROSES PENGUJIANSERTIFIKASI MUTU
TEMBAKAU DI UPT. PENGUJIAN SERTIFIKASI MUTU
BARANG DAN LEMBAGA TEMBAKAU JEMBER

LAPORAN MAGANG KERJA


Diajukan guna melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Magang Kerja (MK) Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember

Oleh:
Dimas Septian Mardi RusFani
NIM. 151710101128

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Dimas Septian Mardi Rus Fani

NIM : 151710101128

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan Magang Kerja yang berjudul


“Studi Analisis Proses Pengujiansertifikasi Mutu Tembakau Di Upt.
Pengujian Sertifikasi Mutu Barang Dan Lembaga Tembakau Jember” adalah
benar-benar hasil karya saya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi
disebutkan sumbernya dan belum pernah diajukan kepada institusi manapun serta
bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isi
laporan ini sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan
dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di
kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 16 Juli 2019


Yang menyatakan,

Dimas Septian Mardi RusFani


NIM. 151710101128
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Magang Kerja berjudul “Studi Analisis Proses Pengujiansertifikasi


Mutu Tembakau Di Upt. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang Dan Lembaga
Tembakau Jember” merupakan karya Dimas Septian Mardi RusFani NIM.
151710101128 telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Teknologi Pertanian pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember

Mengetahui,

Dosen Pembimbing, Ketua Jurusan


Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember

Dr. Puspita Sari, S.TP, M.Ph Dr. Ir. Jayus


NIP.1972030119980220001 NIP. 196805161992031004

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember

Dr. Siswoyo Soekarno, S.TP., M.Eng


NIP. 196809231994021009
RINGKASAN

Studi Analisis Proses Pengujiansertifikasi Mutu Tembakau Di Upt. Pengujian


Sertifikasi Mutu Barang Dan Lembaga Tembakau Jember; Dimas Septian
Mardi Rus Fani, 151710101128; Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan unggul di seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Teknologi pengolahan pascapanen tembakau meliputi
sortasi, penyujenan, dan pengolahan daun (pengeringan). Daun tembakau yang
sudah kering (krosok maupun rajangan) kemudian dikemas dengan rapi dan
disimpan di dalam gudang sebelum didistribusikan (dalam maupun luar negeri).
Gudang tempat penyimpanan tembakau harus bersih dan terbebas dari hama supaya
kualitas tembakau tetap bagus sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh pihak
pembeli. Salah satu industri perdagangan yaitu UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu
Barang – Lembaga Tembakau Jember (PSMB-LT) merupakan salah satu bawahan
dari DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN JAWA TIMUR yang
mengurus mengenai sertifikasi dari mutu barang dan jasa terkhususnya tembakau
yang ada di daerah jawa timur. Lembaga Inspeksi UPT PSMB–LT Jember
mendapatkan akreditasi ISO 17020 dengan No.Akreditasi: LI029-IDN oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta yang meliputi Sertifikasi Mutu Tembakau,
Inspeksi Fumigasi, Inspeksi Container, dan Inspeksi Gudang.

Kata kunci : UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau


(PSMB-LT), Fumigasi, Sertifikasi mutu tembakau
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember
(PSMB-LT) merupakan salah satu bawahan dari DINAS PERDAGANGAN DAN
PERINDUSTRIAN JAWA TIMUR yang mengurus mengenai sertifikasi dari mutu
barang dan jasa terkhususnya tembakau yang ada di daerah jawa timur. Pengujian
mutu di UPT PSMB-LT jember meliputi pengujian rokok, tembakau, beras, pupuk,
dan pertumbuhan kecambah bibit tembakau. UPT PSMB-LT jember melakukan
pengukuran mutu pada tembakau yang akan di ekspor ke luar negeri.

Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan unggul di seluruh


dunia, termasuk Indonesia. Tanaman ini memiliki tinggi kira-kira 1,8 m dengan
daun yang melebar atau meruncing dan dapat tumbuh subur di dataran tinggi
maupun dataran rendah. Tembakau yang ditanam di dataran tinggi memerlukan
ketinggian 1000–1500 m di atas permukaan laut dengan curah hujan sekitar 1500–
3500 mm/tahun sedangkan tembakau yang ditanam di dataran rendah memerlukan
ketinggian 50–550 m di atas permukaan laut dengan curah hujan 2000 mm/tahun
(Matnawi, 1997). Rokok merupakan salah satu produk yang bahan baku utamanya
ialah tembakau. Rokok memiliki panjang sekitar 70-120 mm dan diameter 10 mm
dengan isi tembakau yang telah dicacah. Penggunaan tembakau dalam dunia usaha
rokok berperan sangat penting. Menurut Hasan (2013) Provinsi Jawa Timur
merupakan salah satu penghasil tembakau terbesar di Indonesia dengan presentase
58,2% total hasil produksi tembakau indonesia.

Teknologi pengolahan pascapanen tembakau meliputi sortasi, penyujenan,


dan pengolahan daun (pengeringan). Daun tembakau yang sudah kering (krosok
maupun rajangan) kemudian dikemas dengan rapi dan disimpan di dalam gudang
sebelum didistribusikan (dalam maupun luar negeri). Gudang tempat penyimpanan
tembakau harus bersih dan terbebas dari hama supaya kualitas tembakau tetap
bagus sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh pihak pembeli. Namun,
tembakau yang disimpan di dalam gudang ternyata masih berpeluang diserang oleh
hama gudang atau Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) (Cahyono 1998).

UPT PSMB–LT Jember merupakan lembaga di bawah naungan Dinas


Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur sesuai dengan PERGUB Prov.
JATIM No.60 Tahun 2018 yang memiliki empat jenis pelayanan meliputi
pengujian, kalibrasi, inspeksi, dan sertifikasi produk/jasa. Lembaga Inspeksi UPT
PSMB–LT Jember mendapatkan akreditasi ISO 17020 dengan No.Akreditasi:
LI029-IDN oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta yang meliputi
Sertifikasi Mutu Tembakau, Inspeksi Fumigasi, Inspeksi Container, dan Inspeksi
Gudang. Ilmu tentang sertifikasi mutu tembakau ataupun inspeksi fumigasi belum
diperoleh saat perkuliahan sehingga perlu dilakukan kegiatan magang kerja untuk
memperluas wawasan terkait tembakau, khususnya tembakau kualitas baik dan
memilki sertifikasi mutu tembakau.

1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Magang Kerja (MK) di UPT PSMB-LT Jember yaitu
untuk mempelajari Sertifikasi Mutu Tembakau di UPT PSMB-LT Jember yang
meliputi prosedur pelayanan inspeksi fumigasi di UPT Pengujian Sertifikasi Mutu
Barang – Lembaga Tembakau Jember dan kegiatan pelayanan inspeksi fumigasi
yang dilakukan oleh UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau
Jember dibeberapa perusahaan pengekspor tembakau di wilayah Kabupaten
Jember.

1.3 Manfaat
Manfaat dari Magang Kerja(MK) di UPT PSMB-LT Jember adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pelayanan inspeksi fumigasi di UPT
Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menambah ilmu pengetahuan tentang
dunia kerja yang bergerak dibidang hasil pertanian (khususnya pelayanan
jasa).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tembakau
Tembakau adalah tanaman musiman yang tergolong dalam tanaman
perkebunan. Menurut Cahyono (2005) tanaman tembakau berperan penting bagi
perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan, sumber
pendapatan bagi petani dan sumber devisa bagi negara disamping mendorong
berkembangnya agribisnis tembakau dan agroindustri. Menurut Direktorat Jenderal
Perkebunan (2016) menyatakan bahwa produksi tembakau terbanyak dihasilkan
dari pulau jawa dengan total produksi 150.485 ton dengan luas tanam 169.663 ha.
Menurut Matnawi (2012) tanaman tembakau dapat di klasifikasikan sebagai
berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub divisia : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Personatae
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabaccum L.

Nicotiana tabacum L. dan Nicotiana rustica L. mempunyai perbedaan yang


jelas. Daun mahkota bunga dari Nicotiana tabacum L. berwarna merah muda
sampai merah dan berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong dan
ujungnya runcing, kedudukan daun pada batang tegak, serta merupakan induk
tembakau sigaret dan memiliki tinggi sekitar 120 cm. Nicotiana rustica L. memiliki
daun mahkota bunga yang berwarna kuning berbentuk seperti terompet berukuran
pendek dan sedikit gelombang, bentuk daun bulat dan ujungnya tumpul, serta
kedudukan daun pada batang mendatar supaya terkulai. Tembakau ini merupakan
varietas induk untuk tembakau cerutu yang memiliki tinggi sekitar 90 cm.
Menurut Cahyono (1998), tanaman tembakau memiliki bagian-bagian tanaman
yaitu:
a. Akar
Tanaman tembakau berakar tunggang menembus ke dalam tanah sampai
kedalaman 50-75 cm sedangkan akar kecilnya menyebar ke samping. Selain itu,
tembakau juga memiliki bulu akar. Perakarannya dapat tumbuh dan berkembang
baik dalam tanah yang gembur, mudah menyerap air, dan subur.
b. Batang
Batang tembakau agak bulat, lunak tetapi kuat, dan semakin ke ujung
semakin kecil. Ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun dan batang
tanaman tidak bercabang atau sedikit bercabang. Setiap ruas batang selain
ditumbuhi daun juga tumbuh tunas ketiak daun dengan diameter 5 cm. Fungsi dari
batang yaitu tempat tumbuh daun dan organ lainnya, tempat jalan pengangkutan zat
hara dari akar ke daun, dan sebagai jalan menyalurkan zat hasil asimilasi ke seluruh
bagian tanaman.
c. Daun
Bentuk daun tembakau yaitu bulat lonjong, ujungnya meruncing, tulang
daunnya menyirip, serta bagian tepi daun agak bergelombang dan licin.
Daun tembakau berperan sebagai tanaman obat yang dimanfaatkan sebagai
antibakteri dan anti jamur. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa daun tembakau
bagian atas dan tengah mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid dan steroid
sedangkan daun tembakau bagian bawah hanya mengandung alkaloid, flavonoid
dan terpenoid (Puspita, 2011). Menurut Podlejski dan Olejniczak (1983),
kandungan senyawa kimia dalam daun tembakau dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kandungan senyawa kimia daun tembakau

d. Bunga
Bunga tembakau merupakan bunga majemuk yang terdiri dari beberapa
tandan dan masing-masing berisi 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan panjang.
Warna bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian atasnya sedangkan
bagian lain berwarna putih. Kelopak memiliki 5 pancung sedangkan benang sari
berjumlah 5 tetapi yang satu lebih pendek dan melekat pada mahkota bunga. Kepala
putik atau tangkai putik terletak di atas bakal buah di dalam tabung. Letak kepala
putik dekat dengan benang sari dengan kedudukan sama tinggi.

e. Buah
Buah tembakau akan tumbuh setelah tiga minggu penyerbukan. Buah
tembakau berbentuk lonjong dan berukuran kecil berisi biji yang sangat ringan. Biji
tersebut dapat digunakan untuk perkembangbiakan tembakau tersebut. Tanaman
tembakau terdiri dari batang, daun tembakau, dan bunga. Tanaman tembakau
dipanen dengan cara bagian daun secara bertahap dipetik mulai dari daun paling
bawah, tengah, dan atas. Batang tembakau selanjutnya dimanfaatkan untuk kayu
bakar dan biji dari bunga digunakan (secara selektif) untuk bibit sedangkan daun
tembakau diproses menjadi rokok, cerutu, tembakau rajangan, atau diekspor dalam
bentuk tembakau yang sudah dikeringkan (krosok).
2.2 Hama Gudang
Tembakau kering (krosok dan rajangan) yang disimpan di dalam gudang
ternyata masih berpeluang diserang oleh hama gudang. Hama gudang tembakau
menjadi ancaman serius bagi eksportir tembakau karena hama dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas daun tembakau sehingga tidak memiliki nilai ekonomis lagi.
Hama gudang tersebut akan membuat tembakau berlubang dan menyebabkan tidak
laku untuk dijual, terutama pada tembakau yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan cerutu.
Beberapa jenis hama yang biasa menyerang bahan pangan di gudang yaitu
Lasioderma serricorne (F.) atau lebih dikenal dengan nama Cigarette beetles dan
Setomorpha rutella Zell (Kalshoven (1981).
2.2.1 Lasioderma serricorne (F.)
Menurut Roll (2009 Lasioderma serricorne (F.) atau kumbang tembakau lebih
dikenal dengan nama Cigarette beetles. Serangga kecil ini menjadi penyebab utama
kerusakan daun tembakau di dalam tempat penyimpanan. Panjang tubuh kumbang
tembakau sekitar 2–3 mm dan memiliki warna coklat kemerahan yang dilengkapi
dengan sedikit bulu. Kumbang dewasa dapat hidup 23–28 hari sedangkan siklus
hidupnya berkisar 42–63 hari. Kumbang tembakau memiliki bentuk tubuh bulat
agak oval dan kepala sering ditutupi pronotum apabila dilihat dari atas. Sayap depan
ditutupi oleh bulu-bulu halus dan ketika diganggu, kumbang ini sering menarik
tungkainya dan membengkokkan kepalanya. Imago menyukai tempat gelap atau
kurang cahaya. Kumbang tembakau aktif menjelang sore hari dan akan terus aktif
sampai malam hari. Imago tidak makan tetapi hanya menghisap cairan. L.
serricorne hampir identik dengan Stegobium paniceum tetapi dapat dibedakan
dengan dua karakter setelah diidentifikasi.
Gambar 2.3 Kumbang Tmebakau/ Lasioderma serricorne (F.)
Serangan kumbang pada daun tembakau sering mengakibatkan daun
berlubang-lubang dan hal tersebut sangat tidak diinginkan oleh eksportir tembakau
terutama untuk tembakau sebagai bahan cerutu. Menurut Zulnayati et al. (2004),
kerugian yang banyak ditimbulkan oleh kumbang tembakau terhadap tembakau
yang disimpan di dalam gudang yaitu pada instar larva karena pada fase inilah
kumbang sangat aktif mencari makan. Sehingga terjadi kerusakn pada tembakau
yang menyebabkan tidak laku terjual.
Daun tembakau yang telah terserang L. serricorne tidak lagi memiliki nilai
ekonomis karena hal itulah apabila gudang tembakau telah terkontaminasi atau telah
terserang L. serricorne maka eksportir tidak dapat lagi menghindari kerugian.
Ancaman L. serricorne pada gudang tembakau ini sangat membuat eksportir
mengalami kerugian besar (Zulnayati et al., 2004).
2.3 Fumigasi
Fumigasi adalah tindakan perlakuan terhadap media pembawa organisme
pengganggu tumbuhan dengan menggunakan fumigan di dalam ruang yang kedap
gas udara pada suhu dan tekanan tertentu (Badan Karantina Pertanian, 2011).
Fumigasi sebagai perlakuan Karantina Tumbuhan bertujuan untuk membebaskan
media pembawa dari organisme pengganggu tumbuhan atau mencegah masuk dan
tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan. Oleh karena itu, fumigasi sebagai
perlakuan karantina harus dapat membunuh hama secara keseluruhan. Pemilihan
jenis fumigan dalam pelaksanaan fumigasi untuk keperluan tindakan Karantina
Tumbuhan tergantung pada OPT sasaran, jumlah waktu yang tersedia, jenis
komoditas yang difumigasi, biaya dan tingkat kesulitan aplikasi, kemungkinan
reaksi dengan material lain, serta persyaratan negara tujuan.
2.3.1 Verifikasi
Verifikasi merupakan kegiatan dalam rangka memperoleh informasi untuk
mendapatkan kepastian bahwa fumigasi layak untuk dilakukan. Hal-hal yang perlu
diverifikasi meliputi waktu dan tempat pelaksanaan fumigasi, komoditas (jenis,
jumlah, kondisi kadar air, kemasan/packing), penumpukan/stacking komoditas,
serta jenis hama dan dosis.
a. Waktu
Verifikasi waktu dilakukan untuk memastikan ketersedian waktu yang cukup
untuk melaksanakan kegiatan fumigasi sesuai standar. Waktu yang diperlukan
mencakup waktu untuk persiapan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan fumigasi.
b. Tempat
Verifikasi tempat dilakukan untuk menilai kelayakan tempat fumigasi dengan
Fosfin. Verifikasi tempat pelaksanaan fumigasi meliputi sumber/daya listrik dan
air, terlindung dari angin kencang dan hujan, ventilasi dan pencahayaan yang
cukup, kondisi keamanan lingkungan, serta bebas genangan air atau banjir. Kondisi
lantai fumigasi harus kedap, tidak dapat ditembus gas sehingga mampu
mempertahankan konsentrasi fumigan pada tingkat minimum selama masa
perlakuan.
c. Komoditas
Verifikasi komoditas dilakukan untuk memastikan bahwa komoditas layak
untuk difumigasi dengan Fosfin. Beberapa verifikasi komoditas antara lain:
1. Jenis Komoditas
Beberapa jenis komoditas akan terpengaruh oleh Fosfin atau tidak dapat
difumigasi dengan Fosfin.
2. Jumlah/Volume Komoditas
Verifikasi jumlah/volume komoditas diperlukan untuk menyiapkan alat-alat
dan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan fumigasi.
3. Kondisi Komoditas
Lapisan yang kedap gas (seperti lapisan plitur, lilin, cat, pernis, dan sejenisnya)
harus dibersihkan sebelum fumigasi dilaksanakan untuk menjamin keberhasilan
fumigasi. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan penetrasi gas berjalan dengan
baik. Komoditas yang dibungkus kemasan kedap gas seperti selofan (cellophane),
plastik film, kertas berlapis lilin/teer, kertas berlapis plastik (laminating),
alumunium foil, atau kertas yang kedap air harus dilubangi, dibuang, atau dibuka
sebelum dilakukan fumigasi. Pelubangan pada kemasan memungkinkan penetrasi
gas sehingga fumigasi dapat berlangsung efektif tanpa harus membuang, membuka,
atau merobek kemasan. Pelubangan yang memenuhi persyaratan fumigasi yaitu
minimum empat lubang dengan diameter 0,6 cm atau minimum lima lubang dengan
diameter 0,5 cm setiap 100 cm2.
d. Hama dan Dosis
Fumigan Verifikasi hama dilakukan untuk memastikan jenis dan stadia hama
yang akan difumigasi karena berpengaruh pada dosis yang akan digunakan dan
waktu pemaparan (exposure time) fumigan. Namun, penggunaan dosis juga
tergantung pada jenis komoditas dan permintaan pelanggan/ketentuan negara
tujuan.
e. Verifikasi Tumpukan Komoditas (Stacking)
Verifikasi tumpukan komoditas untuk memastikan kondisi tumpukan
komoditas cukup baik untuk sirkulasi gas di ruang fumigasi dan untuk memudahkan
penempatan selang monitor. Komoditas harus ditumpuk sedemikian rupa dan diberi
jarak dengan lantai minimum 5 cm sehingga memungkinkan sirkulasi gas berjalan
dengan baik di dalam ruang fumigasi dan memudahkan peletakan Fosfin secara
merata. Komoditas hendaknya disusun dengan menggunakan palet untuk
memungkinkan penetrasi gas ke dalam tumpukan dengan jarak minimum 5 cm
antara satu palet dengan palet lainnya apabila volume tumpukan relatif besar.
Tinggi, lebar, dan panjang tumpukan dalam setiap palet hendaknya tidak melebihi
2,5 m. Fumigasi dalam peti kemas atau kamar sebaiknya juga menggunakan palet
untuk menyusun atau menyangga komoditas. Jarak antara tumpukan komoditas
dengan dinding peti kemas atau kamar pada bagian atas dan sisi harus tidak kurang
dari 10 cm. Komoditas yang mudah menyerap gas (sorpsi) seperti rumput pakan
ternak (baled hay), tumpukan dapat dimuat hingga memenuhi seluruh ruangan peti
kemas atau kamar tanpa ada jarak antara tumpukan dengan dinding. Sorpsi adalah
penyerapan fumigan oleh bahan yang sedang difumigasi. Fumigan yang terserap
tidak dapat dilepas kembali karena bereaksi dengan bahan yang difumigasi.
2.4 Fosfin (Phosphine/PH3)
Pemilihan Fosfin sebagai fumigan dalam pelaksanaan fumigasi sebagai salah
satu alternatif bagi komoditas yang tidak direkomendasikan difumigasi dengan
menggunakan Metil Bromida seperti benih, produk makanan, produk olahan, serta
biji-bijian yang mengandung lemak dan protein tinggi karena selain merupakan
fumigan yang sangat beracun, Fosfin relatif aman terhadap komoditas yang
difumigasi. Perlakuan dengan Fosfin secara berulang-ulang relatif tidak
meninggalkan residu pada komoditas. Sesuai dengan ketentuan Codex
Alimentarius, batas residu untuk inorganic Phosphine yang diperbolehkan pada
biji-bijian belum diolah 0,1 mg/kg dan 0,01 mg/kg pada biji-bijian yang telah
diolah. Selain itu, penggunaan Fosfin banyak dipersyaratkan oleh negara-negara
tertentu karena ion Fosfin juga diketahui sebagai zat yang tidak menimbulkan
kerusakan pada lapisan ozon. Fumigasi menggunakan Fosfin harus memperhatikan
sifat fisik dan kimianya, serta dalam aplikasinya membutuhkan waktu yang lebih
panjang dibandingkan dengan Metil Bromida. Oleh karena itu yang perlu
diperhatikan sebelum pelaksanaan fumigasi dengan Fosfin adalah ketersedian
waktu yang cukup untuk pelaksanaan fumigasi, kandungan air komoditas yang akan
difumigasi, jenis komoditas, dan jenis organisme pengganggu tumbuhan yang
menjadi sasaran fumigasi.
Perlakuan fumigasi harus dilaksanakan di ruang yang kedap gas supaya
Cocentration Time Product (CTP) tercapai. Fumigasi yang dilakukan pada ruang
yang tidak kedap gas dapat mengakibatkan kegagalan fumigasi karena
berkurangnya konsentrasi yang dapat membunuh OPT sasaran dan dapat
membahayakan lingkungan sekitar karena dapat terpapar fumigan yang keluar dari
ruang fumigasi. Sungkup atau lembar penutup (sheet fumigation) dapat digunakan
apabila ruang fumigasi tidak kedap gas. Penggunaan sheet fumigation tidak
diperlukan jika dapat dibuktikan bahwa ruang sudah kedap gas.
Suhu ruangan merupakan faktor yang penting dalam menentukan
konsentrasi Fosfin yang efektif membunuh OPT sasaran. Di Indonesia yang
beriklim tropis (hangat), suhu ruang pada umumnya tidak menjadi masalah yang
serius bagi pelaksanaan fumigasi yang efektif. Suhu optimum untuk pelaksanaan
fumigasi dengan Fosfin minimum 21ºC. Suhu memiliki korelasi dengan lamanya
waktu papar fumigasi. Fumigasi pada suhu dibawah 21ºC akan memiliki waktu
papar yang lebih lama di bandingkan dengan fumigasi pada suhu 21ºC atau lebih.
Suhu dibawah 10ºC tidak disarankan untuk dilakukan fumigasi dengan Fosfin.
Suhu minimum ruang fumigasi masih perlu dipastikan selama fumigasi
berlangsung meskipun Indonesia beriklim tropis dan hal tersebut bukanlah masalah
yang serius dalam pelaksanaan fumigasi. Pencatatan suhu minimum dilakukan
berdasarkan informasi dari pihak berwenang untuk memastikan suhu minimum
sesuai dengan yang diharapkan.
BAB 3. METODOLOGI MAGANG KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja ini dilaksanakan selama 30 hari terhitung
sejak tanggal 2 Mei 2019 – 14 juni 2019 yang bertempat di UPT Pengujian
Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember (UPT PSMB–LT Jember).

3.2 Bentuk dan Sifat Kegiatan


Bentuk dan sifat kegiatan Magang Kerja di UPT PSMB–LT Jember yaitu
kurikuler. Mahasiswa mempelajari dan mengikuti semua kegiatan di UPT PSMB–
LT Jember selama Magang Kerja berlangsung secara langsung yang terbagi
menjadi dua tempat yaitu di dalam dan di luar UPT PSMB–LT Jember. Kegiatan
yang berada di dalam UPT PSMB–LT Jember meliputi pengujian rokok, pengujian
mutu beras, serta pengarsipan surat dan dokumen sedangkan kegiatan yang berada
di luar UPT PSMB–LT Jember berupa inspeksi pelaksanaan fumigasi di beberapa
eksportir tembakau yang ada di sekitar Kabupaten Jember.

3.3 Metode Pelaksanaan


3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data pelaksanaan Magang Kerja meliputi:
a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan dengan
memberikan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Data Primer juga dapat
diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (perusahaan) yang
dapat berbentuk foto, arsip, jurnal-jurnal, atau catatan instansi terkait yang
dimiliki oleh perusahaan terutama yang berhubungan dengan Magang Kerja.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Magang Kerja meliputi:
a. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara
langsung kepada karyawan yang bekerja di UPT PSMB–LT Jember sehingga
dapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin terkait perusahaan dan
tahapan inspeksi fumigasi yang dilakukan.
b. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melihat langsung dan membantu proses
inspeksi fumigasi yang dilakukan oleh UPT PSMB–LT Jember di beberapa
perusahaan eksportir tembakau yang berada di wilayah Kabupaten Jember
sehingga dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam inspeksi fumigasi.
c. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mencatat hasil pengamatan di lapangan
terkait inspeksi fumigasi dan mendokumentasikannya dalam bentuk foto.
d. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data yang
berkaitan dengan tembakau dan inspeksi fumigasi sehingga dapat menambah
wawasan tentang inspeksi fumigasi meliputi persyaratan pelaksanaan
fumigasi, fumigan yang digunakan, dan lain sebagainya.
BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Lokasi Perusahaan


Lokasi perusahaan tempat Magang Kerja yaitu di UPT Pengujian Sertifikasi
Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Timur yang berada di Jl. Kalimantan No.1 Sumbersari, Jember –
Jawa Timur (68121). Lokasi Magang Kerja sangat strategis sehingga mudah
dijangkau oleh kendaraan umum maupun pribadi. Lokasi Magang Kerja juga
dilengkapi dengan area parkir yang cukup luas.
4.2 Sejarah Perusahaan
Pemerintah Indonesia pada masa Pemerintahan Belanda memiliki
pandangan bahwasannya harus ada kegiatan perusahaan pertembakauan yang
bertugas untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan mutu dan produksi
tembakau di Indonesia mulai dari penanaman, pengelolaan, sampai pemasarannya
yang diberi nama Krosok Centrale (1830). Nama Krosok Centrale berubah menjadi
Badan Urusan Tembakau melalui UU Darurat No.12 Tahun 1954, Surat Keputusan
Bersama Menteri Pertanian, dan Menteri Perekonomian No.98/UM/54 tanggal 23
September 1954 serta menetapkan UU Darurat tersebut menjadi UU No.22 Tahun
1958. Melalui Surat Keputusan Menteri Perdagangan. No.3095/M/SK/62 tanggal 6
Oktober 1962, Badan Urusan Tembakau berubah nama menjadi Lembaga
Tembakau dan selanjutnya pada 6 tanggal Agustus 1965 dengan Surat Keputusan
Menteri Perdagangan Dalam Negeri atau Kuasa Menteri Perdagangan Luar Negeri
No.0103/MPDN/SK/65. Pemerintah menetapkan bahwa Lembaga Tembakau
merupakan Badan Penasehat Menteri Perdagangan Dalam atau Kuasa Menteri
Perdagangan Luar Negeri dan Menteri Perkebunan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Perkebunan dan Menteri Perdagangan Dalam Negeri atau Kuasa Menteri
Perdagangan Dalam Negeri No.SK/09/MEN.PERK/65 dan No.091/MPDN/SK/65.
Tugas dan Susunan Cabang Lembaga Tembakau di daerah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Perdagangan No.195/KP/V/1980.
Sejak tahun 1983, Lembaga Tembakau menangani proyek Pengendalian
Pengawasan dan Mutu Barang dengan nama proyek Balai Pengawasan Mutu
Barang (BPMB) dan berubah nama menjadi Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu
Barang (BPSMB) pada tahun 2001. Sejak tahun 2008, BPSMB berubah nama
menjadi UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember
(UPT PSMB– LT Jember).
4.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi UPT PSMB–LT Jember yaitu menjadi unit yang mampu mewujudkan
hasil penelitian, pengembangan, dan pelayanan yang profesional. Misi yang
dilaksanakan UPT PSMB–LT Jember untuk mewujudkan visi tersebut yaitu
menciptakan inovasi baru sesuai tuntutan dan perkembangan pasar, memberikan
teamwork yang efektif dan efisien terhadap unit-unit strategis terkait, serta
meningkatkan dan memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
profesional.
4.4 Tenaga Kerja Perusahaan
Tenaga kerja di UPT PSMB–LT Jember terdiri dari Kepala UPT, Bagian
Tata Usaha, Seksi Pengembangan Jasa Penilaian Kesesuaian dan Kalibrasi, serta
Seksi Pelayanan Teknis Jasa Penilaian Kesesuaian dan Kalibrasi. Perekrutan tenaga
kerja pada bagian-bagian tersebut diatur oleh perusahaan yang disesuaikan dengan
bidang keahlian masing-masing. Kualifikasi tenaga kerja di UPT PSMB– LT
Jember dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kualifikasi tenaga kerja UPT PSMB–LT Jember
Uraian Sarjana SMA Sederajat SD Sederajat Keterangan
Pendidikan S1 = 12 orang 7 Orang 9 Orang -
S2 = 1 orang

4.5 Peran Perusahaan


UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember
(UPT PSMB–LT Jember) adalah UPT dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Timur yang memiliki peran strategis pada pelayaan publik yang
merupakan pelayanan dan juga perlindungan konsumen serta meningkatkan daya
saing komoditas strategis yang berada di Jawa Timur. UPT PSMB–LT Jember saat
ini itu penting untuk persiapan menghadapi tantangan global dan menjadikan
Lembaga Tembakau sebagai satu-satunya Pusat Informasi Tembakau sehingga
dapat menjadi warisan budaya serta menjadikan tembakau sebagai ikon dari
Kabupaten Jember. Selain itu, UPT PSMB–LT Jember juga berperan sebagai
sarana edukasi karena memiliki Museum dan Perpustakaan Tembakau. Museum
dan Perpustakaan Tembakau menyajikan hal-hal terkait tembakau seperti rajangan.
4.6 Kemampuan Perusahaan
UPT PSMB–LT Jember memiliki empat jenis pelayanan yaitu pengujian,
kalibrasi, inspeksi, dan sertifikasi produk/jasa. Perusahaan ini telah menerapkan
ISO 9001 untuk Sistem Manajemen Mutu oleh Balai Besar Bahan dan Barang
Teknis (B4T) di Bandung dengan ruang lingkup yaitu: a. Pengawasan Fumigasi b.
Pemeriksaan Container c. Pemeriksaan Tempat Uji Laboratorium Penguji UPT
PSMB–LT Jember sudah terakreditasi ISO 17025 dengan No.Akreditasi : LP-035-
IDN oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta dengan ruang lingkup yaitu:
a. Pengujian Mutu Tembakau (Visual) b. Pengujian Mutu Vanili c. Pengujian Mutu
Kimia Tembakau (Nikotin, Gula, Chlorida, Abu, Air) d. Pengujian Daya Kecambah
Benih Tembakau e. Pengujian Tar Dan Nikotin Rokok f. Pengujian Mutu Berbagai
Komoditas (Tembakau, Lada Putih, Lada Hitam, Jagung, Beras, Gabah) g.
Pengujian Residu Pestisida h. Pengujian Pupuk (C Organik, Kadar Air, pH Pupuk
Organik) Lembaga Inspeksi UPT PSMB–LT Jember juga mendapat akreditasi ISO
17020 dengan No.Akreditasi : LI-029-IDN oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN) Jakarta yang meliputi:
a. Inspeksi Mutu Tembakau
b. Inspeksi Fumigasi
c. Inspeksi Container
d. Inspeksi Gudang

Selain itu, Laboratorium Kalibrasi di UPT PSMB–LT Jember yang


memberikan pelayanan berupa kalibrasi untuk besaran suhu, massa, volume, dan
tekanan serta juga telah mendapatkan akreditasi ISO 17025 dari Komite Akreditasi
Nasional (KAN) Jakarta dengan No.Akreditasi : LK-214-IDN. Lembaga Sertifikasi
Produk/Jasa juga telah mendapat akreditasi ISO 17065 dengan No.Akreditasi :
LSPR-070-IDN oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta yang meliputi
Sertifikasi Pasar Rakyat dan Sertifikasi Pupuk. UPT PSMB–LT Jember juga
mengimplementasikan ISO 37001 : 2016 tentang Anti Penyuapan untuk
mewujudkan pemerintahan yang bersih, kebal terhadap segala bentuk penyuapan,
gratifikasi, dan bebas pungli. Hal tersebut merupakan komitmen UPT PSMB–LT
Jember didalam melayani stakeholder dan bekerja profesional sepenuh hati.
4.7 Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No.13 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Timur, UPT PSMB–LT Jember mempunyai tugas melaksanakan sebagian
besar tugas kedinasan, pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis, kalibrasi,
sertifikasi mutu, sertifikasi produk, pembinaan, pengawasan mutu barang, serta
ketatausahaan dan pelayanan masyarakat. Fungsi dan tugas UPT PSMB–LT Jember
yaitu pelaksanaan:
a. Perencanaan kegiatan pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis, kalibrasi,
sertifikasi mutu dan produk/jasa, pembinaan, serta pengawasan mutu.
b. Kegiatan pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis, kalibrasi, sertifikasi
mutu dan produk/jasa, pembinaan, serta pengawasan mutu.
c. Pembinaan teknis dan penyediaan dibidang mutu sesuai dengan standar
nasional/internasional atau dengan standar lain.
d. Sertifikasi Produk Pengguna Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI).
e. Pengujian dan sertifikasi mutu pada tembakau beserta sarannya.
f. Pengujian mutu barang yang beredar dipasaran.
g. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
h. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian mutu tembakau beserta hasil
olahannya.
i. Tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.
4.5 Struktur Organisasni Perusahaan
STRUKTUR ORGANISASI
UPT PENGUJIAN SERTIFIKASI MUTU BARANG - LEMBAGA TEMBAKAU
(UPT PSMB - LT JEMBER)

KEPALA BAGIAN TATA USAHA

Sandra Maharani, STP


KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN JASA KEPALA SEKSI PELAYANAN TEKNIS
PENILAIAN KESEHATAN DAN KALIBRASI JASA PENILAIAN KESESUAIAN DAN KALIBRASI
NIP. 19700525 200701 2 015
Budi Nugraheni, ST Kukuk Tri Wahyuningtyas, STP

Staf
NIP. 19771209 201102 2 002 NIP. 19720704 200801 2 002
Dra. Satsiwi Pertiwi

Staf Staf
NIP. 19630909 198303 2 008
Sunito Rahayu Triastutik

Staf
NIP. 19680312 200701 1 029 NIP. 19630814 198503 2 003
Tutik Irawati

Staf Staf
NIP. 19680211 196910 2 001
Tristiyanto, S.Si Salim

Staf
NIP. 19841115 201403 1 001 NIP. 19690805 200901 1 002
Sumiyatno

Staf
NIP. 19610614 198303 1 013
M. Nisab

Staf
NIP.19730521 201001 1 002
Didik Saptono Wijaya

Staf
NIP. 118 19111983 012011 2731
Perdana Adi Nugraha, ST

Staf
NIP. 118 13041980 012010 2729
Joko Prabowo

Staf
NIP. 118 30081982 12011 2730
Esti Aditya Kusuma, S.ST

Staf
NIP. 125 03021993 042018 9826
Mokhamad Holik

Staf
NIP. 19650223 200701 1 007
Fibrian Fajar Triwijaksono

Staf
Mislan

NIP. 118 05061974 012010 2732


BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki


peran strategis dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai salah satu sumber
pendapatan negara, sumber pendapatan petani, dan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat (PERMENTAN RI, 2012). Tembakau pada umumnya dimanfaatkan
bagian daunnya sebagai bahan baku pembuatan cerutu dan rokok sehingga
diperlukan daun tembakau dengan kualitas bagus dan terbebas dari hama.
Tembakau yang sudah diolah (krosok dan rajangan) kemudian disimpan di dalam
gudang. Penyimpanan di dalam gudang ternyata masih memicu adanya serangan
dari hama gudang sehingga diperlukan suatu tindakan untuk mencegah adanya
kerusakan pada tembakau kering tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu dengan melakukan Karantina Tumbuhan melalui fumigasi yang
bertujuan untuk membebaskan tembakau dari hama sehingga masih memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Pelaksanaan fumigasi perlu diawasi oleh pihak ketiga
fumigasi yang telah dilaksanakan sudah sesuai persyaratan yaitu dengan
dikeluarkannya sertifikat fumigasi oleh pihak ketiga. Salah satu pihak ketiga yang
mengawasi jalannya fumigasi yaitu UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang –
Lembaga Tembakau Jember (UPT PSMB–LT Jember).

5.1 Inspeksi Fumigasi di UPT PSMB–LT Jember


UPT PSMB–LT Jember merupakan lembaga di bawah naungan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur sesuai dengan PERGUB Prov.
JATIM No.60 Tahun 2018 yang memiliki empat jenis pelayanan meliputi
pengujian, kalibrasi, inspeksi, dan sertifikasi produk/jasa. Lembaga Inspeksi UPT
PSMB–LT Jember mendapatkan akreditasi ISO 17020 dengan No.Akreditasi :
LI029-IDN oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Jakarta yang meliputi Inspeksi
Mutu Tembakau, Inspeksi Fumigasi, Inspeksi Container, dan Inspeksi Gudang.
Pelayanan inspeksi fumigasi di UPT PSMB–LT Jember memiliki instruksi kerja
proses inspeksi fumigasi yang bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan
proses fumigasi berjalan efektif. Prosedur pelayanan inspeksi fumigasi di UPT
PSMB–LT Jember yaitu:
1. Penerimaan Surat Permohonan dari Eksportir
2. Pembuatan Lembar Disposisi
3. Terjun ke Lapangan
Langkah-langkah inspeksi fumigasi:
 Pemeriksaan kondisi yang akan difumigasi (terpal, ruangan, container)
 Pengukuran gas PH3
 Penerbitan sertifikat inspeksi fumigasi dan sertifikat fumigasi

Fumigasi di UPT PSMB–LT Jember terdapat 2 macam yaitu inspeksi fumigasi


dengan pengukuran gas PH3 dan inspeksi fumigasi tanpa pengukuran gas PH3. Hal
tersebut disesuaikan dengan permintaan para pelanggan (eksportir tembakau).
Selama kegiatan Magang Kerja berlangsung terdapat beberapa pelanggan di daerah
Kabupaten Jember yang menggunakan jasa inspeksi fumigasi UPT PSMB–LT
Jember diantaranya yaitu perusahaan X dan perusahaan Y. Perusahaan X
menggunakan jasa inspeksi fumigasi dengan pengukuran gas PH3 sedangkan
perusahaan Y menggunakan jasa inspeksi tanpa pengukuran gas PH3. Hal tersebut
dikarenakan perusahaan Y memiliki peralatan sendiri untuk melakukan pengukuran
gas PH3. Perusahaan X sebenarnya juga memiliki peralatan untuk mengukur gas
PH3 tetapi alat tersebut sudah rusak sehingga perusahaan tersebut selain
menggunakan jasa inspeksi fumigasi juga menggunakan jasa pengukuran gas PH3
5.1.1 Penerimaan Surat Permohonan dari Eksportir
Perusahaan pengguna jasa inspeksi fumigasi UPT PSMB–LT Jember harus
mengirimkan surat permohonan inspeksi fumigasi baik dengan atau tanpa
pengukuran gas PH3 terlebih dahulu sebelum pelaksanaan fumigasi berlangsung
(maksimal 1 hari sebelum fumigasi dilaksanakan). Pengiriman surat permohonan
dapat diantarkan secara langsung ke UPT PSMB–LT Jember atau dapat dikirimkan
melalui e-mail (pengujianmututembakau@yahoo.co.id).
5.1.2 Pembuatan Lembar Disposisi
Surat permohonan (dokumen) yang sudah diterima oleh resepsionis
kemudian diberikan kepada Subag TU untuk dibuatkan lembar disposisi. Lembar
disposisi ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai isi dokumen dari
pelanggan. Lembar disposisi tersebut berisi pengirim surat, tanggal dan nomor
surat, tanggal terima, nomor agenda, sifat surat, perihal, serta ditujukan ke Kepala
Seksi yang bertugas dalam hal pelayanan teknis. Dokumen tersebut diberikan
kepada Kepala Seksi Pelayanan Teknis Jasa Penilaian Kesesuaian dan Kalibrasi
untuk diperiksa kembali mengenai perihal dokumen tersebut. Selain itu, Kepala
UPT menugaskan 1 sampai 2 orang staff tertentu untuk menjadi pengawas fumigasi
baik dengan atau tanpa pengukuran gas PH3 (inspektor). Staff yang ditugaskan oleh
Kepala UPT kemudian mencetak Surat Perintah Tugas (SPT).
5.1.3 Terjun ke Lapangan
Inspektor yang telah ditugaskan untuk melakukan inspeksi fumigasi
mendatangi perusahaan yang mengajukan permohonan inspeksi fumigasi tersebut
pada waktu yang telah ditentukan dengan membawa lembar kendali serta lembar
yang berisi identitas fumigasi, pelaksanaan fumigasi, pelaksanaan pengukuran gas
PH3, dan hasil pengukuran kandungan gas PH3.
a. Pemeriksaan Kondisi yang Difumigasi (terpal, ruangan, container)
Inspektor yang bertugas setelah tiba di perusahaan terkait langsung
melakukan pengisian lembar kendali meliputi identitas fumigasi dan pelaksanaan
inspeksi. Pada bagian identitas fumigasi yang perlu diisi yaitu nama inspektor,
tanggal dan waktu pelaksanaan, jumlah (terpal/kamar/container), jenis komoditi,
volume ruangan, nama fumigan, jumlah fumigan, jumlah kemasan (yang akan
difumigasi), dan kelengkapan sedangkan pada bagian pelaksanaan inspeksi,
inspektor harus memberikan tanda centang disetiap persyaratan yang ada seperti
pengukuran volume ruangan, pemeriksaan kondisi terpal/kamar/container,
pemeriksaan penempatan selang, pemeriksaan jumlah dan penempatan fumigan,
serta pengontrolan terpal pada lantai/pintu dan penumpukan snake sand. Lembar
kendali bagian pelaksanaan pengukuran gas PH3 dilakukan 24 jam setelah
peletakan fumigan dan periodenya disesuaikan dengan permintaan pelanggan.
b. Pengukuran Gas PH3
Inspektor melakukan pengukuran gas PH3 di ruang fumigasi milik
perusahaan X setelah 24 jam dari pemberian fumigan menggunakan Multiwarn
II/X-am 7000. Selain itu, inspektor harus menggunakan masker khusus supaya
aman (tidak menghirup gas PH3) pada saat pengukuran gas PH3 berlangsung.
Apabila ppm dari pengukuran gas PH3 kurang dari 200 atau 300 ppm maka perlu
dilakukan deteksi kebocoran gas menggunakan Gas Detektor.
Fumigasi adalah tindakan perlakuan terhadap media pembawa organisme
pengganggu tumbuhan dengan menggunakan fumigan di dalam ruang yang kedap
gas udara pada suhu dan tekanan tertentu (Badan Karantina Pertanian, 2011).
Fumigasi sebagai perlakuan Karantina Tumbuhan bertujuan untuk membebaskan
media pembawa dari organisme pengganggu tumbuhan atau mencegah masuk dan
tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan. Oleh karena itu, fumigasi sebagai
perlakuan karantina harus dapat membunuh hama secara keseluruhan. Pemilihan
jenis fumigan dalam pelaksanaan fumigasi untuk keperluan tindakan Karantina
Tumbuhan tergantung pada OPT sasaran, jumlah waktu yang tersedia, jenis
komoditas yang difumigasi, biaya dan tingkat kesulitan aplikasi, kemungkinan
reaksi dengan material lain, serta persyaratan negara tujuan.
c. Penerbitan Sertifikat Inspeksi Fumigasi dan Sertifikat Fumigasi
Konsep sertifikat fumigasi yang sudah dibuat inspektor terakhir kemudian
diketik. inspektor juga membuat sertifikat inspeksi fumigasi. Sertifikat tersebut
kemudian diberikan kepada Penyelia untuk dikoreksi (data yang dimasukkan sudah
sesuai atau belum dengan hasil inspeksi). Apabila sudah sesuai maka akan
ditandatangani oleh Penyelia tetapi apabila terdapat kesalahan maka inspektor harus
memperbaikinya. Setelah dikoreksi, kedua sertifikat tersebut diserahkan ke
resepsionis yang selanjutnya akan diserahkan kepada Kepala UPT untuk
ditandatangani (jika Kepala UPT tidak ada maka diserahkan kepada Kepala Seksi
yang ada). Kemudian, sertifikat yang sudah ditandatangani diserahkan ke
pendistribusi dokumen untuk distempel dan diberikan ke Pemeliknya kembali.
Sertifikat akan diberikan apabila pengguna jasa sudah melunasi biaya penggunaan
jasa.
Sertifikat fumigasi berisi pemilik tembakau, jenis tembakau, jumlah
kemasan, nama inspektor, tanggal pelaksanaan inspeksi fumigasi, jenis dan jumlah
fumigan, lokasi dan volume ruang fumigasi, serta keterangan dari party tembakau.
Sertifikat inspeksi fumigasi berisi pemilik komoditi, penerima barang (komoditi),
pelaksana inspeksi fumigasi, serta deskripsi fumigasi meliputi tipe fumigasi, jenis
dan bentuk fumigan, volume ruang fumigasi, pelaksanaan fumigasi dan aerasi.
Aerasi adalah kegiatan mengangin-anginkan suatu ruangan dan komoditas yang
telah difumigasi yang bertujuan untuk menghilangkan sisa fumigan sampai dengan
batas ambang aman (Badan Karantina Pertanian, 2011).
BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Magang Kerja di UPT PSMB–LT Jember maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Prosedur pelayanan inspeksi fumigasi di UPT PSMB–LT Jember meliputi
penerimaan surat permohonan dari eksportir atau pelanggan, pembuatan lembar
disposisi, dan terjun ke lapangan. Kegiatan saat terjun ke lapangan meliputi
pemeriksaan kondisi yang difumigasi, pengukuran gas PH3, serta penerbitan
sertifikat inspeksi fumigasi dan sertifikat fumigasi.
2. Mahasiswa mengikuti pelaksanaan inspeksi fumigasi yang dilakukan oleh UPT
PSMB–LT Jember dibeberapa perusahaan pengekspor tembakau di wilayah
Kabupaten Jember.

6.2 Saran
Pelaksanaan Magang Kerja sudah cukup baik tetapi perlu ditingkatkan
supaya lebih baik lagi. Mahasiswa yang akan melaksanakan Magang Kerja
sebaiknya terlebih dahulu mencari informasi terkait tempat magang yang dituju
sehingga dapat menentukan topik yang akan dipelajari dan mampu mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin terkait topik yang dipilih. Selain itu, mahasiswa juga
harus mempelajari atau membaca ulang terkait pengetahuan/ilmuilmu dasar yang
sesuai dengan topik yang dipilih supaya saat terjun langsung ke lapangan akan
mudah memahami dan mengetahui apa yang akan dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 1998. Tembakau : Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta:


Kanisius.
Cahyono, B. 2005. Tembakau: Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius,.
Yogyakarta
Direktorat Jendral Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017
TEMBAKAU. Jakarta : Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan
Kementrian Pertanian.
Ali, M., Hasan, B.W. 2013. Teknik Budidaya Tembakau. Surabaya : Fakultas
Pertanian Universitan Merdeka Surabaya
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revisi dan Terjemahan
oleh P.A Van der Laan. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
MatnawiBadan Karantina Pertanian. 2011. Tata Cara Pelaksanaan Fumigasi
dengan Fosfin. Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Matnawi, H. 1997. Budidaya Tembakau Dibawah Naungan. Yogyakarta: Kanisius
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 56 Tahun 2012. Pedoman
Penanganan Pascapanen Tembakau. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 913. Jakarta.
Podlejski, J. dan W. Olejniczak. 1983. Methods and Techniques in Research of
Tobacco Flavour. Nahrung. 27 (5) : 429-436.
Puspita, P. E. 2011. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Tembakau Temanggung
Varietas Genjah Kemloko. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
Roll, D. 2009. General Pest Control. Catetory 10A. A Study Guide for
Commercial Applicators. Pesticide and Fertilizer Regulation, Ohio. J.
Agric. 3 (1) : 52-53.
Suryani, L. 2017. Efektivitas Fumigasi Fosfin Terhadap Mortalitas Kumbang
Khapra (Trogoderma granarium Everts). Balai Karantina Pertanian Kelas I
Banjarmasin. 27 Mei. Halaman 1-6.
Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: UGM
Press.
Zulnayati, S. Suzana, dan P. Yuswani. 2004. Patologi Benih dan Hama Pasca
Panen. Medan: USU Press.
DOKUMENTASI

Pengukuran PH3 Inspeksi Fumigasi

Linting rokok Penggarisan rokok untuk pengujian

Anda mungkin juga menyukai