1
dalam Permendagri No. 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah
1
Pendampingan dan Penyaluran bantuan dari Kementerian Pariwisata.
Keberadaan desa wisata saat ini memiliki daya pikat yang baik.
salah satu desa yang tergabung dalam klaster destinasi wisata yang
Geografis Kapalo Banda hanya berjarak ±10 km dari objek wisata Lembah
geografis berada pada dataran yang rendah dengan suhu yang relatif dingin
tourism development).
2
pariwisata, rendahnya interest dan kesadaran masyarakat, rendahnya
wisatawan.
KABUPATEN 50 KOTA”.
B. Identifikasi Masalah
pariwisata.
3
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan dapat menjadi lebih fokus dan tidak keluar
dari jalur pembahasan, lebih sempurna serta lebih mendalam penelitian ini
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
4
Kegunaan secara praktis :
1. Bagi Penulis, Untuk Memenuhi salah satu syarat tugas akhir untuk
datang.
penelitian selanjutnya.
G. Penjelasan Judul
5
Strategi : rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
oleh organisasi.
masyarakat.
yang dimaksud dengan judul ini adalah : Startegi pengembagan Desa Wisata
6
H. Landasan Teori
2
Made Heny Urmila Dewi. “Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi
Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan Bali”, Kawistara, 2 (2013), 132.
7
Dalam arti lain pengembangan adalah meningkatkan kualitas
tempat berlindung).
wisata tersebut menjadi ada atau mengembangkan sesuatu yang sudah ada
sesuatu yang telah baik atau maju di destinasi wisata tersebut dapat
menjadi lebih baik lagi dan dengan tujuan utama adalah untuk
3
Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Pariwisata, Pedoman
Pengembangan Desa Wisata dan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Kementrian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif, h. 17
8
2. Sasaran Stategi Pengembangan
berkelas dunia.
pariwisata
4
Nadia yunita, Strategi Pelaksanaan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata di
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Timur. Medan : Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan
Imu Politik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. 2019
9
akan dampak pariwisata, tingkat resistensi komunitas lokal, dan
seharusnya
pada dasarnya tidak merubah apa yang sudah ada akan tetapi lebih
yang berfungsi sebagai atribut produk wisata dalam skala yang kecil
baik dari aspek daya tarik maupun sebagai fasilitas pendukung5. Menurut
dari pedesaaan itu sendiri mulai dari sosial budaya, 6 adat istiadat,
keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang
sosial ekonomi atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta
10
potensi alam dan budaya yang relatif lebih otentik daripada wilayah
ritual budaya dan topografi yang cukup serasi. Kedua, wilayah pedesaan
memiliki lingkungan fisik yang relatif masih asli atau belum banyak
pedesaan yang memilikan tema keaslian pedesaan, baik dari tatanan segi
kehidupan sosial budaya dan ekonomi serta adat istiadat yang mempunyai
ciri khas arsitektur dan tata ruang desa menjadi suatu rangkaian kegiatan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
11
potensi untuk dikembangkan berbagai komponen kepariwisataan,
wisata. Beberapa fasilitas yang biasanya ada di area atau kawasan desa
wisatawan dapat merasakan suasana pedesaan yang asli. Disini Sade bisa
budaya setempat tradisi lokal, pedesaan yang masih alami lengkap dengan
bangunan adat, serta warisan leluhur yang terus dijaga sampai saat ini.
bahwa desa wisata merupakan suatu wilayah yang menjadi obyek wisata
dimana area tersebut memiliki ciri khas contohnya seperti keasrian dan
12
1. Karaktersitik Desa Wisata
suatu desa wisata sebagai objek wisata tidak hanya terbatas pada
tarik yang khas dari desa itu sendiri. 27 Anthonius Ibori, 2013,
13
menggunakan berbagai jenis alat transportasi. 2. Harus memiliki
14
pembangunan, dan upacara adat yang dilaksanakan di desa wisata.
media, oleh karena itu desa atau kabupaten kawasan sekitar desa
15
Bandung : Guardaya Intimarta, hlm 51 30 Meurut Putra (2006),
8
Memperhatikan daya dukung dan daya tampung berwawasan lingkungan.31 30 Ibid,
Hlm 52 31 Antara Made, 2015,
16
Potensi Lokal, Pustaka Larasan, Hlm 27. 31 9 Menurut Gamal
17
Dewi,2013, Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi
desa wisata. Dilain pihak, komunitas lokal yang tumbuh dan hidup
11
Made Heny Urmila Dewi,2013, Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi
Masyarakat Lokal DiJatiluwih Tabanan Bali,
18
pengembangan desa wisata tergantung pada tingkat penerimaan
19
Pengurangan Kemiskinan, jurnal, hlm 1212 Bentuk-bentuk dengan
12
Chasan Ascholani, 2013, Membangun Desa wisata Sebagai Upaya Pengurangan
Kemiskinan, jurnal, hlm 12
20
desa tersebut yang dijalankan oleh masyarakat desa sebagai
B. Penelitian Terdahulu
masyarakat setempat
13
oleh Putra dan Pitana Salah satu pilihan tepat adalah membentuk kawasan wisata
pedesaan yang dapat dijadikan daya tarik wisata
21
pengembangan desa wisata juga memberikan dampak
22
3. Penelitian di lakukan oleh Ni Putu Eka Mahadewi dan I Putu
15
Ni Putu Eka Mahadewi dan I Putu Sudana potensi wisata yang cukup besar di Desa
Kenderan belum termanfaatkan secara optimal
23
memberikan kontribusi kesejahteraan sosial, melibatkan
16
Desa Wisata Nglanggeran Terbaik ASEAN 2017, https://m. tempo.co/read/news/
2017/01/21/242838401/desa-wisata- nglanggeran-terbaik-asean-2017, diakses 27 Februari 2017.
24
suatu wilayah pedesaan yang memiliki potensi keunikan dan
17
(Disbudpar Kab. Malang, 2006).Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen
desa wisata
18
Pokdarwis kabupaten Semarang Desa Gemawang Kecamatan Jambu Kabupaten
Semarang merupakan salah satu desa wisata unggulan di Kabupaten Semarang.
25
pengembangan. Desa Wisata Gemawang juga mewakili
yang menghampar.
26
I. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dijangkau dan juga di daerah pusat kota dan peniliti tidak memerlukan
selesai.
a. Data primer
19
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya : Airlangga
University Press, 2009) hal. 13
27
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara,
Banda Taram.
b. Data Sekunder
D. Informan Penelitian
a. Wawancara
28
Wawancara merupakan teknik yang dapat digunakan untuk
Kota.
b. observasi
c. Dokumentasi
dan konkret.21
29
antar konsep yang sedang dikaji secara empiris merupakan hal utama
penelitian kualitatif.
1. Reduksi Data
cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.
memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
2. Data Display
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
22
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 430-438.
30
penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul juga harus
23
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 430-438.
31