Latar Belakang
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia. Hal itu dapat diartikan bahwa pembangunan tersebut tidak hanya
mengutamakan kemajuan lahiriah seperti sandang, pangan, papan, tetapi
juga batiniah seperti rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat, yang
bertanggung jawab maupun pendidikan (Tirtoraharjo, Umar dan La Sula,
2000: 27).
Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam
pembangunan, namun kualitas sumber daya manusia yang rendah dapat
menjadikan kondisi masyarakat kurang mampu dalam melihat serta
mengatasi masalah hidupnya yang kemudian akan berdampak pada
mengingkatnya jumlah pengangguran. Oleh karena itu usaha
pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang harus dan perlu
dilakukan.
Pariwisata merupakan suatu industri yang banyak menghasilkan
devisa bagi negara, sehingga pemerintah berusaha untuk meningkatkan
sektor ini dengan mengambil langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
pariwisata. Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia merupakan Negara
kepulauan yang kaya akan sumber daya alam. Hal ini merupakan
modal untuk mengembangkan industri pariwisata dengan memanfaatkan
potensi alam dan budaya yang besar. Pemandangan alam gunung, lembah,
air terjun, hutan, sungai, danau, goa, dan pantai merupakan sumber daya
alam yang memiliki potensi besar untuk area wisata alam. Dengan
demikian, perekonomian negara dapat meningkat seiring meningkatnya
sektor pariwisata (Chalid Fandeli, 1995: 7).
Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta yang diwakili Kabupaten
Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Bantul menempati
peringkat keempat dan kesepuluh di indeks pariwisata Indonesia versi
Kementerian Pariwisata. Posisi ini menunjukkan Daerah Istimewa
Yogyakarta tergeser oleh daerah-daerah lain yang terus membenahi lokasi
wisatanya. Sebelumnya Daerah Istimewa Yogyakarta pernah menjadi
1
tujuan wisata kedua setelah Bali yang difavoritkan wisatawan baik
nusantara maupun mancanegara.
Pariwisata di negara berkembang sering dianggap tidak membawa
keuntungan ekonomi yang signifikan, baik bagi negara tujuan maupun
bagimasyarakat lokal (Goodwin, 1996). Ukuran keberhasilan pembangunan
pariwisata yang menggunakan konsep berkelanjutan tidak hanya dari aspek
ekonomi (meningkatnya devisa) yang ditentukan dengan lama kunjungan
(lenght of stay) serta eksploitasi lingkungan untuk kegiatan kepariwisataan,
namun dari kelestarian dan pemberdayaan sebagai landasan, yang
mengarah pada kelestarian lingkungan dan sumber daya alam serta nilai
sosiokultural kemasyarakatan dengan penghargaan yang tinggi (Kemen
LH, 2003).
Pengembangan pariwisata suatu daerah akan memberikan dampak
positif maupun dampak negatif. Dampak tersebut akan berpengaruh
terhadap kondisi fisik maupun kehidupan sosial ekonomi penduduk yang
berada di sekitar obyek wisata (Soekadijo, 1996).
Pariwisata Indonesia adalah pariwisata yang berasal dari, oleh dan
untuk rakyat, untuk itu dalam perencanaan pengembangan pariwisata harus
melibatkan masyarakat setempat (lokal) khususnya yang berada di sekitar
destinasi wisata, karena masyarakat setempat merupakan pemilik dan lebih
mengetahui destinasi tersebut (Ridwan, 2012).
2
17 miliar dollar AS atau Rp 2,3 triliun.Presiden Joko Widodo pun melihat
potensi besar pada pariwisata dan sektor industry yang berkaitan.
Karenanya Jokowi berkomitmen untuk mengembangkan sektor
pariwisata.
Salah satu objek dan daya tarik pariwisata di Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah wisata permandian Tirta Budi atau yang sering disebut
Blue Lagoon Jogja yang terletak di Kecamatan Nnngemplak,
Kabupaten Sleman. Untuk mencapai Pemandian Blue Lagoon ini
tidaklah sulit. Jika kita datang dari arah Jogja kota, langsung saja
arahkan kendaraan ke Jalan Kaliurang. Sesampainya di kilometer 13,
kita akan menemukan pertigaan Jalan Raya Besi-Jangkang di sebelah
kanan jalan. Belok dan ikuti saja jalan raya ini hingga sampai di Pasar
Jangkang. Dari pertigaan Pasar Jangkang, ambil arah kanan sekitar 100
meter dan ikuti petunjuk arahnya. Maka kita akan sampai di Blue
Lagoon.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan pada uraian yang terdapat di latar belakang diatas,
peneliti memfokuskan masalah pada penelitian ini yaitu tentang :
a. Bagaimana Strategi Promosi dalam meningkatkan jumlah
kunjungan wisata Blue Lagon ?
b. Bagaimana dampak perekonomian masyarakat sekitar dengan
berkembangnya wisata Blue Lagon?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus masalah diatas ,Peneliti menentukan tujuan dari
penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Promosi dalam
meningkatkan jumlah kunjungan wisata Blue Lagon ?
b. Untuk mengetahui bagaimana dampak perekonomian
masyarakat sekitar dengan berkembangnya wisata Blue Lagon?
4
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah
kajian mengenai minat berkunjung kembali suatu destinasi wisata.
Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
penelitian sejenis untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang
berkaitan dengan minat berkunjung kembali wisatawan.
b. Manfaat Praktis
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menarik minat
masyarakat untuk lebih terlibat di sektor pariwisata.
4. Bagi penulis
E. Tinjauan Pustaka
1. Pariwisata
Menurut etimologi kata, pariwisata berasal dari dua suku kata
bahasa Sansekerta, “pari” yang berarti banyak atau berkali-kali dan
“wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian. Jadi, pari-wisata
diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali. Secara
umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu
tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan
dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah
di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati
kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah. Menurut Sinaga (2010), Pariwisata merupakan
suatu perjalanan yang terencana, yang dilakukan secara individu
maupun kelompok dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tujuan
untuk mendapatkan suatu bentuk kepuasan dan kesenangan semata.
Sedangkan menurut Hunziker dan Krapf dalam Nurulwaasi (2017),
pariwisata dapat didefinisikan sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-
gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat,
dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal disitu untuk melakukan
suatu pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang
bersifat permanen maupun sementara.
6
Menurut Ryan dalam Lemy (2018), pariwisata adalah pelajaran
mengenai permintaan dari pasokan akomodasi dan layanan penunjang
untuk orang yang berada jauh dari rumah, dan pola yang dihasilkan
dari pengeluaran, pendapatan, dan pekerjaan.
Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian
sementara dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai
kepentingan baik kepentingan sosial maupun kebudayaan. Kegiatan
wisatawan dalam berwisata tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu, baik faktor penarik maupun faktor pendorong dalam
melakukan kegiatan perjalanan pariwisata. Fandeli dalam Sumarni
(2011), menjelaskan kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1) Faktor Pendorong
Faktor yang mendorong seseorang untuk berwisata adalah
ingin terlepas, meskipun sejenak dari kehidupan yang rutin setiap
hari, lingkungan yang tercemar, kemacetan lalu lintas dan hiruk
pikuk kehidupan kota.
2) Faktor Penarik
Faktor ini berkaitan dengan adanya atraksi wisata di daerah
atau di tempat wisata. Atraksi ini dapat berupa kemashuran akan
obyek wisata, tempat-tempat yang banyak diperbincangkan orang
serta sedang menjadi berita.
2. Wisatawan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan, yang dimaksud dengan wisatwan adalah orang yang
melakukan wisata. Menurut Smith dalam Kusumaningrum (2009),
menjelaskan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang dalam
keadaan tidak bekerja, atau sedang berlibur dan secara sukarela
mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
Menurut Norval dalam Yuliani (2013), wisatawan adalah setiap
orang yang datang di suatu negara yang alasan kedatangannya bukan
7
untuk menetap atau bekerja di situ secara teratur dan membelanjakan
uang yang diperolehnya dari negara lain.
Menurut (WTO) dalam Kusumaningrum (2009), membagi
wisatawan kedalam tiga bagian yaitu:
9
4. Desa Wisata
10
Keberhasilan wisata desa atau desa wisata sangat dipengaruhi oleh
intensitas kegiatan, lokasinya, manajemen dan dukungan dari
masyarakat lokal dan harus sesuai dengan keinginan masyarakat lokal
dan tidak direncanakan secara sepihak. Mendapat dukungan dari
masyarakat setempat bukan hanya dari individu atau suatu kelompok
tertentu. Inisiatif menggerakkan modal usaha, profesionalisme pemasara,
citra yang jelas harus dikembangkan karena keinginan wisatawan adalah
mencari hal yang spesial dan produk yang menarik.
5. Strategi
1. Pengertian
Menurut David (2010) Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka
panjang, strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, difersifikasi, akusisi,
12
pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,
likuidasi, dan joint venture.
Menurut Tjiptono (2011) Strategi merupakan sekumpulan cara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, sebuah rencana
dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Menurut Anthony, Parrewe, dan
Kacmar (2013) Strategi adalah sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi,
termasuk didalamnya adalah rencana aksi untuk mencapai tujuan dengan
secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh
kekuatan dari luar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh
terhadap kelangsungan organisasi.
Menurut Tjiptono (2011) menjelaskan strategi dapat didefinisikan
berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu dari perspektif apa yang satu
organisasi ingin lakukan dan dari perspektif apa yang organisasi akhirnya
lakukan. Dari pengertian yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa strategi merupakan proses perencanaan yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau seseorang maupun pemimpin dengan beberapa pertimbangan
berupa factor faktor internal dan eksternal pada perusahaan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan sehingga mampu unggul dari pesaing-pesaingnya.
6. Promosi
Pengertian Promosi Promosi merupakan salah satu dari bauran
pemasaran (marketing mix) yang sangat penting bagi pelaku bisnis untuk
memasarkan produknya baik jasa maupun produk.
Promosi juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan,
karena promosi dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian suatu produk. Promosi menurut Tjiptono dalam Selang (2013:73)
adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau
meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
13
7. Strategi promosi
Strategi Promosi Menurut Boyd, dkk (2011:150), strategi promosi
adalah sebuah program terkendali dan terpadu dari metode komunikasi dan
material yang dirancang untuk menghadirkan perusahaan dan produk-produknya
kepada calon konsumen, menyampaikan cirri-ciri produk yang memuaskan
kebutuhan untuk mendorong penjualan yang pada akhirnya memberi kontribusi
pada kinerja laba jangka panjang.
Menurut Daryanto (2011:85), strategi promosi adalah suatu rencana
permainan untuk mencapat sasaran yang diinginkan dari suatu unit bisnis. Strategi
promosi merupakan siasat perusahaan dalam menjual produknya agar menarik
perhatian konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang
ditawarkan perusahaan. Strategi yang dilakukan setiap perusahaan berbeda-beda
dilihat dari kebutuhan perusahaan itu sendiri. Namun biarpun strateginya berbeda
tetapi tujuan dari setiap perusahaan sama yaitu untuk meningkatkan volume
penjualan.
14
Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi
antara perusahaan dan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau pengguna
jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan alat-alat promosi (Lupiyoadi, 2013:178).
16
kegiatan publikasi yang harus disampaikan kepada konsumen melalui
media massa, ada dua macam jenis publikasi:
a. Publikasi langsung, inis disampaikan langsung kepada sasaran tetapi
tergantung dari tujuan dan anggaran yang dimiliki. Biasanya
publikasi semacam ini berbentuk leaflet, brosur, dapat juga berupa
pameran, pekan pariwisata, dll.
b. Publikasi melalui media massa, publikasi ini memanfaatkan media
massa untuk menyampaikan pesan ke khalayak juga ke konsumen
potensial, dalam publikasi melalui media ini biasanya berupa harian
dan majalah, poster, radio, bioskop dan televisi
c. Publikasi intern, agar promosi dan publikasi dapat berhasil, maka
kegiatannya juga harus berdasarkan oleh kebijaksanaan umum
mengenai pemasaran, strategi pemasaran yang matang, memilih
taktik pemasaran yang cocok, dan memilih sarana komunikasi yang
sesuai.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian Mangifera Marsya Nurulwaasi (2017), yang berjudul
“Analisis Strategi Promosi Dalam Pengembangan Pariwisata (Studi Kasus
pada Pariwisata Kabupaten Pesawaran)”. Tujuan penelitian ini adalah: (1)
Untuk mengetahui dampak strategi promosi dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan, (2) Untuk mengetahui strategi promosi yang paling
efektif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan pada pariwisata
Kabupaten Pesawaran. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi langsung,
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui pengumpulan data,
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan
data dilakukan dengan triangulasi data. Hasil dari penelitian ini adalah: (1)
Promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah
ikut dalam kegiatan festival, pameran, memasang iklan melalui beberapa
media, dan mengadakan event pariwisata. Promosi melalui media cetak
seperti brosur, pamflet, dan media elektronik sebagai sarana promosi tidak
memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kunjungan
17
wisatawan karena kecenderungan masyarakat saat ini yang lebih banyak
mengakses internet dibandingkan media konvensional,
Penelitian Widya Agustina (2018), yang berjudul “Analisis
Strategi Promosi dan Pelayanan Pariwisata Guna Meningkatkan Jumlah
Pengunjung di pantai Sari Ringgung Pesawaran Dalam Perspektif Etika
Bisnis Islam”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi
promosi yang dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan jumlah
pengunjung, untuk mengetahui pelayanan yang dilakukan oleh pengelola
dalam meningkatkan jumlah pengunjung, dan untuk mengetahui
pandangan etika Islam dalam strategi promosi dan pelayanan pantai Sari
Ringgung. Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif yang
bersifat deskriftif kualitatif. Hasil dari penelitian hasil penelitian
menunjukan bahwa: (1) Strategi promosi pariwisata di pantai Sari
Ringgung Pesawaran yaitu melakukan langkah langkah promosi yaitu
berupa periklanan melalui televisi pada acara Indahnya dan media
elektronik lainnya, salles promotion dengan mengadakan event bersama
club-club mobil, motor dan hiburan lainnya, dan publisitas melalui media
elektronik dan media cetak, (2) Pariwisata pantai Sari Ringgung
Pesawaran dalam melaksanakan strategi promosi dan pelayanan sudah
sesuai dengan etika islam yaitu dilihat dari yang dilaukan pengelola pantai
Sari Ringgung Pesawaran dalam berpromosi sesuai dengan islam yaitu
dengan tidak mengobral sumpah dalam berpromosi dan beriklan, jujur,
menjagaagar selalu memenuhi akad dan janji serta kesepakatan-
kesepakatan diantara kedua belah pihak, menghindari promosi palsu, rela
dengan laba yang sedikit karena itu akan mengundang kepada kecintaan
manusia dan banyak pelanggan serta mendapatkan berkah dalam rezeki.
G. Kerangka pemikiran
18
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
penting (Sugiyono, 2009). Dalam kerangka berfikir ini menjelaskan tentang peran
masyarakat lokal terhadap pengembangan Desa Wisata Bromonilan, serta apa saja
yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pengembangan
Desa Wisata Bromonilan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat kerangka
pemikiran yang menjelaskan masalah dengan tujuan untuk seluruh teoriyang
digunakan sebagai landasan penelitian. Adapun kerangka pemikiran dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Kerangka Pikir
Peningkatan Jumlah STRATEGI PROMOSI
Kunjungan Wisatawan
H. Metode Pnelitian
1. Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan
deskripsi dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan
studi kasus dan bersifat non angka. Selain itu, metode tersebut digunakan
karena dalam penelitian ini peneliti berfokus pada peran masyarakat lokal
terhadap pengembangan. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan
studi kasus, pada konteks penelitian kualitatif, studi kasus merupakan proses
pencarian pengetahuan empiris guna menyelidiki dan meneliti berbagai
fonomena dalam konteks kehidupan (Yin:1996).
19
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
20
4. Sumber Data
Data merupakan hal yang esensi untuk menguatkan suatu permasalahan
dan juga diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Adapun sumber data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder :
a. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi
untuk mengumpulkan informan atau subjek penelitian
(Emzir, 2010:50) Wawancara adalah salah satu cara yang
paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian kualitatif. Wawancara memungkinkan peneliti
mengumpulkan data yang beragam dari responden dalam
berbagai situasi dan konteks (Sarosa, 2017). Teknik yang
dilakukan yaitu tanya jawab langsung antara peneliti dan
pengelola Desa Wisata Bromonilan.
b. Observasi
Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam
21
rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah
penelitian melalui proses pengamatan langsung di lapangan.
Peneliti berada Desa Wisata Bromonilan, untuk
mendapatkan bukti-bukti yang valid dalam laporan yang
akan diajukan. Observasi adalah metode pengumpulan data
dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang
mereka saksikan selama penelitian (W. Gulo, 2002: 116).
Dalam observasi ini peneliti menggunakan jenis
observasi partisipan, yaitu peneliti melakukan pengamatan
keadaan objek secara langsung di lapangan.
c. Dokumentasi
Penggunaan dokumen sudah lama digunakan dalam
penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal
dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Lexy J. Moleong,
2010: 217). Adanya dokumentasi untuk memperoleh dan
mendukung data yang berkaitan dengan gambaran umum
Desa Wisata Blue Legon.
6. Uji Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2012), data penelitian yang dikumpulkan diharapkan
dapat menghasilkan penelitian yang bermutu dan kredibel, oleh karena itu peneliti
melakukan pengabsahan data dengan berbagai hal sebagai berikut :
a) Perpanjangan Pengamatan
Hal ini dilakukan ketika peneliti masih menemukan kekeliruan dari hasil
penelitiannya sehingga mengharuskan untuk melakukan peninjauan kembali
ke lokasi penelitian sehingga bisa mendapatkan informasi yang lebih akurat
lagi dari apa yang sudah didapatkan sebelumnya.
b) Meningkatkan Ketekunan
Lebih mencermati hal yang ingin di teliti dengan cara lebih
memfokuskan diri pada hal yang ingin di teliti sehingga lebih sistematis dan
lebih jelih lagi untuk melihat apakah data yang dikumpulkan itu benar atau
salah.
22
c) Triangulasi
Pengujian kebenaran informasi dengan berbagai cara dan berbagai
kondisi berupa pengujian kebenaran serta akurasi data harus dengan berbagai
cara. Hal ini dilakukan dengan 3 tringulasi, yaitu :
a. Triangulasi Sumber yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan
cara mengecek pada sumber lain keabsahan data yang telah diperoleh
sebelumnya.
b. Triangulasi Teknik yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari satu
sumber dengan menggunakan bermacam-macam cara atau teknik
tertentu untuk diuji keakuratan dan ketidak akuratannya.
c. Triangulasi Waktu yaitu triangulasi waktu berkenan dengan waktu
pengambilan data yang berbeda agar data yang diperoleh lebih akurat
dan kredibel dari setiap hasil wawancara yang telah dilakukan pada
informan.
8. Alur Penelitian
Alur penelitian merupakan kronologi teratur yang dilakukan oleh seorang
peneliti dalam penelitiannya. Alur penelitian merupakan penjelas langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam suatu penelitian. Menurut Lexy dan Moleong
(2007:127), langkah-langkah prosedur penelitian meliputi 3 hal sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Pada tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti dengan
etika penelitian lapangan dengan tahap pembuatan rancangan usulan hingga
menyiapkan perlengkapan penelitian. Dalam tahap ini peneliti diharapkan
mampu untuk memahami latar belakang penelitian dengan persiapan diri
secara mantap untuk terjun ke lapangan penelitian yang ada di Desa Wisata
Bromonilan.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap pekerjaan lapangan merupakan tahap dimana peneliti
mempersiapkan diri untuk menggali dan mengumpulkan data untuk dibuat
suatu analisis data mengenai peran masyarakat lokal terhadap pengembangan
Desa Wisata Bromonilan.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan kegiatan berupa pengelolaan data yang diperoleh dari
narasumber maupun dokumen, kemudian akan disusun dalam sebuah penelitian. Hasil
analisis tersebut dituang dalam laporan sementara sebelum akhirnya menulis keputusan
akhir.
24
I. Daftar Pustaka
Yogyakarta: BPS
Yogyakarta: Liberty
Netherland: Springer
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/travel/read/
2019/03/23/0845006 27/bi--industri--pariwisata-jadi-sektor-paling-
hasilkan-devisa
http://www.menlh.go.ig/pengembangan-wisata-ramah-lingkungan-
berbasis- masyarakat/,Diakses10Februari2014
Mardi Yatmo Hutomo., (2000). Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang
Ekonomi: Tinjauan Teoritis dan Implementasi. Jakarta: Bappenas.
25
http://eprints.polsri.ac.id/4983/3/BAB%20II%20new.pdf
26
27