Anda di halaman 1dari 12

JURNAL NUANSA AKADEMIK

Jurnal Pembangunan Masyarakat


(p)ISSN: 1858-2826; (e)ISSN: 2747-0954
Vol. 8 No. 1, Juni 2023, p. 63 – 74

Strategi Community Based Tourism melalui Pengembangan


Wisata Alam dan Budaya Pulau Pari
Merina Alie1, Cahya Adhitya Pratama 2*, Muhammad Restu Andhika3
123
Universitas Muhammadiyah PROF.DR.HAMKA Indonesia
*Penulis Koresponden, email: cahyapratama@uhamka.ac.id
Diterima: 16-11-2022 Disetujui: 28-11-2022

Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beribu pulau yang
terbentang dari sabang sampai merauke. Salah satunya yaitu Pulau Pari yang
memiliki potensi alam yang tinggi dan menjadi destinasi wisata alam yang
patut dikunjungi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif,
studi literatur dan wawancara. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis strategi
Community Based Tourism terhadap sektor pariwisata Pulau Pari khususnya bagi
wisata alam dan budaya. Hasil Penelitian ini dengan strategi Community Based
Tourism dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan komunitas pemuda
menjadi aktif untuk turut serta dalam wisata Pulau Pari dengan catatan
perlunya penanganan khusus bagi pengembangan wisata budaya kepulauan
Pari agar bisa menambah daya Tarik kunjungan ke pulau Pari.
Kata Kunci: Strategi, Community Based Tourism, Pariwisata Kepulauan

Abstract
Indonesia is an archipelagic country that has thousands of islands stretching
from Sabang to Merauke. One of them is Pari Island which has high natural
potential and is a natural tourist destination that is worth a visit. This study uses
descriptive qualitative methods, literature studies and interviews. The purpose
of this study is to analyze the Community Based Tourism strategy for the Pari
Island tourism sector, especially for natural and cultural tourism. The results of
this study with a Community-Based Tourism strategy can improve the
community's economy and the youth community becomes active in
participating in Pari Island tourism with a note of the need for special handling
for the development of Pari island cultural tourism so that it can increase the
attractiveness of visits to Pari Island.
Keywords: Strategy, Community Based Tourism, Island Tourism

Pendahuluan
Barreto dan Giantari (Mustika dan Parawangi 2021) mengemukakan
pengembangan wisata merupakan sebuah usaha untuk mengembangkan serta
mengelola tempat wisata tertentu yang berorientasi agar wisata yang dikelola
dapat lebih baik dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung dengan

© 2022 The Authors, This is an open access article under the CC BY-SA 4.0 license
M Alie, CA Pratama, MR Andhika

berbagai keanekaragaman yang ada di dalamnya. Dengan kata lain


pengembangan pariwisata ditujukan untuk aspek dari dalam objek wisata itu
sendiri. Adanya pengembangan pariwisata akan berdampak kepada
perekonomian masyarakat setempat. Semakin adanya usaha maksimal dalam
pengembangan pariwisata, maka akan semakin banyak minat wisatawan untuk
mengunjungi objek wisata tersebut. Sementara itu, semakin meningkatnya
jumlah wisatawan yang datang akan menumbuhkan aktivitas ekonomi
wisatawan sebagai pihak konsumen terhadap warga setempat sebagai
produsen. Kanom dalam penelitiannya (2015) mengemukakan pengembangan
pariwisata dibutuhkan sebuah strategi, dimasa strategi tersebut merupakan
kesatuan rencana yang memiliki keterkaitan yang padu antar semua pihak
dalam sebuah negara, yaitu pemerintah, swasta, masyarakat dan kalangan
akademis. Pengembangan pariwisata menjadi hal yang penting untuk
meningkatkan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna dan berguna (Muljadi
2012).
Pulau Pari memiliki sebuah permasalahan yang kompleks secara
kewilayahan, salah satunya adalah permasalahan wilayah dan administratif.
Dalam kepengurusan yang berhubungan dengan fasilitas administratif,
Kelurahan atau sarana puskesmas atau insfrastuktur Pulau Pari terdapat di
Pulau Lancang, dimana jarak yang ditempuh juga tidak singkat. Dikarenakan
Pulau Lancang adalah pulau yang diperuntukkan sebagai pulau administratif,
menjadikan Pulau Pari lambat menerima informasi. Dengan kata lain sebagai
pulau adminsitratif, Pulau Lancang memiliki insfrastuktur yang lebih lengkap
dibanding Pulau Pari, hal ini membuat masyarakat memiliki jiwa kemandirian
yang tinggi untuk mengembangkan potensi perekonomian dari sektor wisata
maupun lainnya.
Sebagai salah satu gugusan pulau yang ada di wilayah adminstrasi
Kepulauan Seribu, Pulau Pari dikembangkan sebagai destinasi wisata alam.
Pulau Pari saat ini menjadi perbincangan publik karena memiliki
keanekaragaman hayati yang melimpah seperti jenis-jenis ikan, terumbu
karang, wisata bakau dan lainnya. Area wisata Pulau Pari sangat luas dan
terdapat berbagai jenis wisata serta penginapan untuk menunjang pariwisaa di

64 Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023
Strategi Community Based Tourism melalui
Pengembangan Wisata Alam dan Budaya Pulau Pari

Pulau Pari. Menurut Suwardjoko (2007), dalam proses pengembangan obyek


wisata terdapat beberapa hal yang perlu dipenuhi yaitu penampilan eksotis dari
destinasi wisata dan kebutuhan manusia yang bertujuan untuk ajang hiburan.
Jika kedua hal tersebut dapat terpenuhi, maka destinasi wisata dengan potensi
yang ada dikatakan berhasil jika destinasi wisata tersebut menampilkan yang
khas dan menarik serta pelaksanaan event-event dari destinasi wisata tersebut
sesuai dengan waktu luang dari para wisatawan.
Daya tarik wisata terbagi menjadi tiga yaitu potensi alam, potensi,
budaya dan potensi manusia. Potensi alam yang meliputi keindahan alam yang
berupa flora dan fauna merupakan salah satu daya tarik wisata yang diminati
oleh wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berwisata di Indonesia
yang terkenal dengan keindahan alamnya. Soekadijo (2000) menyatakan
terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan wisatawan untuk menikmati
suasana alam terbuka seperti berjemur di pantai, menyelam, berburu,
menikmati kesegaran iklim pegunungan. Kegiatan di alam terbuka bisa
menjadi rumah kedua yang bertujuan untuk melepaskan kepenatan dari
kesibukan rutin dengan menginap di villa atau melakukan camping. Kemudian,
kegiatan di alam terbuka dapat menjadi laboratorium pengetahuan dengan
mempelajari berbagai macam flora dan fauna yang ada di destinasi tertentu.
Selanjutnya, potensi budaya merupakan salah satu daya tarik wisata yang
dapat menarik minat wisatawan. Keanekaragaman budaya setiap daerah
berupa upacara adat, pakaian daerah dan kesenian dapat dijadikan potensi jika
disajikan secara profesional tanpa menghilangkan nilai-nilai norma yang
terdapa di dalam budaya tersebut.
Potensi manusia dalam hal kegiatan pariwisata harus menjadi subjek
maupun objek. Kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas dalam
mengelola wisata sebagai interkoneksi dalam tatanan masyarakat yang mandiri
untuk tetap menjaga kelestarian alam dan nilai-nilai budaya yang diyakini.
Tiga daya tarik wisata tersebut baik alam, budaya dan manusia, berpotensial
untuk dapat dikembangkan di Pulau Pari. Akan tetapi tidak mudah dalam
proses pengembangan wisata, seperti yang telah dikemukan pada pembahasan

Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023 65
M Alie, CA Pratama, MR Andhika

sebelumnya, bahwasanya pengembangan wisata harus dilakukan oleh semua


pihak, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
Strategi Community Based Tourism merupakan salah satu pemberdayaan
masyarakat lokal untuk mengelola sebuah wisata yang terletak dalam daerah
tertentu (Nugroho 2018). Menurut Murphy (Satrio dan Sabana 2018), pada
dasarnya pengembangan dan pembangunan pariwisata tidak bisa terlepas dari
sumber daya manusia setempat serta kearifan lokal yang berupa fisik dan non
fisik yang merupakan penggerak identitas wisata tersebut.
Strategi tersebut menjadi salah satu solusi untuk masyarakat agar
memiliki kemampuan finansial serta keahlian yang berkualitas dalam
mengelola wisata lokal yang terletak di daerahnya (Nihayah et al. 2022).
Karena pengembangan wisata yang menyuguhkan keindahan alam maupun
budaya dengan memanfaatkan masyarakat sebagai wujud interkoneksi
masyarakat yang mandiri untuk meningkatkan kualitas peradaban dan
melestarikan budaya setempat serta lingkungan alam yang tetap terjaga dengan
baik. Dengan demikian, masyarakat lokal yang mengembangkan wisata
tersebut dapat merasakan manfaat secara langsung dengan keuntungan
ekonomi serta terbukanya lapangan pekerjaan baru (Widhiastuti et al. 2022).
Sugi Rahayu, Utami dan Kurnia (2016) mengutarakan melalui
Community Based Tourism dapat menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi
angka kemiskinan serta pelestarian lingkungan dan budaya di Kabupaten
Kulon Progo. Rachmawati dan Afifatur (2017) menyimpulkan dengan strategi
Community Based Tourism di Wonosalam, Jombang dapat berjalan dengan
maksimal dan mendapat respon baik dari masyarakat dan mitra-mitra yang
bekerja sama. Potensi wisata di Wonosalam seperti religi, budaya dan alam
dapat dimanfaatkan sebagai karakteristik wisata di daerah tersebut.
Potensi pariwisata Indonesia melaui pemberdayaan Community Based
Tourism patut tidak terbatas di daerah pedalaman, bahkan potensi pariwisata di
Indonesia yang memiliki laut yang luas saat ini contohnya Pulau Pari perlu
dieksplorasi lebih lanjut. Wilayah kepulauannya sudah seharusnya dapat
dioptimalkan untuk memperkenalkan berbagai destinasi wisata yang
menyuguhkan keindahan alam Indonesia. Potensi ini bukan hanya sebagai

66 Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023
Strategi Community Based Tourism melalui
Pengembangan Wisata Alam dan Budaya Pulau Pari

sumber pendapatan daerah semata melainkan sebagai pemanfaatan


masyarakat lokal yang mandiri untuk mengembangkan dan mengelola wisata.
Selain itu, pemanfaataan masyarakat lokal juga diarahkan dalam
kemudahan untuk melestarikan kebudayaan-kebudayaan setempat serta
menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar. Wilayah kepulauan Pari yang
masuk ke dalam wilayah DKI Jakarta diharapkan dapat melestarikan
kebudayaan Betawi dan sejarahnya melalui pariwisata budaya.
Perluasan Community Based Tourism Pulau Pari pada pariwisata
berbasis budaya local tidak sebatas keindahan alamnya menjadi focus dalam
penelitian ini. Tujuannya adalah mengidentifikasi potensi pengembangan
potensi tersebut dalam pengembangan pariwisata masyarakat yang berada
dalam wilayah kepulauan seperti pulau Pari. Dengan demikian bisa memberi
dampak terhadap pengetahuan, kemampuan dan kesejahteraan masyarakat
tanpa kehilangan akar budayanya. Untuk itu, Penjabaran kondisi wisata pulau
Pari didahulukan sebelum bagaimana strategi Community Based Tourism
dideskripsikan. Pembahasan lebih lanjut adalah bagaimana wisata budaya di
situ berjalan.

Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
tentang strategi Community Based Tourism di Pulau Pari. Penelitian kualitatif
deskriptif bertujuan untuk mendeskrpsikan suatu peristiwa yang terjadi di
daerah tertentu dalam bentuk data, gambar, kata maupun Bahasa (Yusuf 2014).
Kemudian dalam teknik pengumpulan data primer, peneliti melakukan
wawancara langsung kepada pemuda Pulau Pari yang terlibat dalam
kepariwisataan seperti agen travel lokal yaitu Pari Adventure, karang taruna
dan pelaku UMKM serta melakukan observasi. Kemudian, sumber data
sekunder peneliti dapatkan melalui penelitian sebelumnya seperti catatan,
dokumentasi, artikel maupun buku. Dalam mengelolah data, peneliti
menggunakan cara analisis dekskriptif yaitu menguraikan fakta serta
permasalahan yang ada serta mendeskripsikan atau penjelasan permasalahan
dengan berbagai data-data yang telah didapatkan (Saputra 2017).

Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023 67
M Alie, CA Pratama, MR Andhika

Hasil dan Pembahasan


Profil Pulau Pari
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan total luas wilayah
7,837 juta km2 yang terdiri atas 1,937 juta km2 luas daratan dan 5,9 juta km2
luas lautan. Indonesia memiliki jumlah pulau sebanyak 17.058 dan 17.447
pulau masuk dalam kategori pulau kecil dan sangat kecil. Pulau Pari yang
terletak di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dengan luas 50,8 hektare atau 5,08
km2 dan Pulau Pari dikategorikan sebagai pulau sangat kecil.
Pulau itu merupakan salah satu pulau dari 105 pulau kecil yang ada di
perairan Kepulauan Seribu. Pari digunakan sebagai tempat pemukiman,
pariwisata, penelitian serta pendidikan. Saat ini, penghuninya 400 kepala
keluarga yang memiliki profesi sebagai nelayan ataupun bergerak di bidang
pariwisata. Secara geologis, gugusan Pulau Pari terdiri dari pulau-pulau yang
sangat kecil yaitu Pulau Tengah, Pulau Burung, Pulau Kongsi dan Pulau Tikus
(Sari dan De Fretes 2021).
Masyarakatnya hingga saat ini masih bergantung kepada hasil laut dan
kegiatan pariwisata untuk keberlangsungan hidupnya. Berbagai ancaman yang
bisa saja terjadi terhadap keberlangsungan hidup masyarakat Pulau Pari seperti
terbatasnya luas pulau, sumber daya alam dan juga lingkungan. Terbatasnya
luas pulau dan sumber daya mengakibatkan terancamnya keberadaannya yang
seiring dengan meningkatnya angka populasi sumber daya manusia dan
meningkatknya angka kebutuhan pokok. Kemudian, ancaman lingkungan
menjadi perhatian serius karena luas wilayah Pulau Pari yang masuk sebagai
kategori pulau sangat kecil akan lebih mudah terjadinya bencana alam seperti
kenaikan permukaan air laut serta perubahan iklim yang tidak menentu saat
ini. Dengan demikian, pengembangan dalam pengelolaan Pulau Pari secara
terpadu dan berkelanjutan harus melihat pertimbangan segala aspek seperti
ekologi, ekonomi dan sosial (Wouthuyzen 2020).
Tanaman Mangrove yang berada di Pulau Pari memiliki peranan yang
sangat penting untuk menjaga kestabilan ekosistem. Tanaman mangrove
berfungsi untuk pengendali abrasi, stabilasi iklim mikro dan menjaga
keanekaragaman ekosistem laut. Manfaat dari tanaman mangrove dapat

68 Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023
Strategi Community Based Tourism melalui
Pengembangan Wisata Alam dan Budaya Pulau Pari

menjadi produsen primer yang dapat digunakan sebagai jejaring makanan


ekosistem laut di pesisir. Tanaman mangrove berfungsi juga sebagai mitigasi
bencana karena bagian tanaman tersebut berfungsi untuk mengendali dan
menahan ombak laut jika sewaktu-waktu terjadi tsunami ataupun abrasi pantai.
Proses pembuatan cadangan makanan atau fotosintesis pada mangrove dapat
menekan penyerapan gas rumah kaca yang diakibatkan oleh gedung-gedung
dan asap pabrik dan lainnya dengan menyimpan dalam bentuk biomassa
karbon. Jika tanaman mangrove dapat dimanfaatkan secara maksimal maka
bisa menekan efek gas rumah kaca dengan menyimpan karbon terbesar di
dunia bahkan bisa lebih besar dari hutan tropis yang berfungsi untuk menekan
gas rumah kaca (Neksidin, Fahrudin, dan Krisanti 2021).
Ragam Wisata di Pulau Pari
Pulau Pari menyajikan keindahan alam yang indah untuk dikunjungi
oleh wisatawan. Berbagai keanekaragaman yang ada seperti flora dan fauna
menjadi daya tarik untuk mengunjungi Pulau Pari. Keindahan alamnya yang
disuguhkan wilayah pesisir yang terdiri dari sumber daya hayati dan non
hayati. Wilayah pesisir yang terdiri dari berbagai ekosistem laut bisa
dimanfaatkan sebagai objek wisata yang dapat menarik minat wisatawan.
Ekosistem alam tersebut yang dimiliki oleh pulau kecil seperti Pulau Pari terdiri
dari pantai (berpasir, berbatu dan berlumpur), hutan mangrove, terumbu
karang dan laguna. Tempat-tempat tersebut selain digunakan sebagai obyek
wisata juga menjadi tempat habitat dari beragam jenis flora dan fauna yang ada
untuk bereproduksi, tempat untuk berkembang biak dan tempat mencari
makanan.
Mayoritas wisata yang ada di Pulau Pari memanfaatkan sumber daya
alam yang sudah ada seperti Pantai Pasir Perawan dan Pantai Bintang.
Kemudian terdapat beberapa jenis wisata seperti snorkeling dengan melihat
keindahaan dalam laut. Taman Mangrove menjadi wisata yang diminati juga
karena mangrove menjadi program masyarakat dan pemerintah untuk menjaga
wilayah pesisir pantai agar tidak abarasi serta mencegah tsunami. Hal tersebut
dijadikan destinasi wisata dengan mengelilingi hutan mangrove menggunakan
perahu miliki masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemuda

Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023 69
M Alie, CA Pratama, MR Andhika

Pulau Pari, setiap tahunnya diadakan festival Pulau Pari yang diselenggarakan
oleh pemerintah yang melibatkan masyarakat lokal untuk menunjang sektor
pariwisata dengan menampilkan keanekaragaman budaya lokal dan acara
musik. Pemerintah daerah juga melaksanakan kegiatan festival bahari Jakarta
yang dipusatkan di beberapa Kepulauan Seribu seperti Pulau Pari, Pulau
Tidung dan Pulau Pramuka. Festival ini dilaksanakan dengan berbagai
kegiatan seperti kompetisi foto di bawah laut, dan perahu hia. Hal tersebut
dilakukan untuk menarik minat wisatawan untuk berwisata yang menarik dan
ekonomis.
Strategi Community Based Tourism
Pulau Pari memiliki potensi pariwisata yang unggul sebagai objek
wisata yang dapat membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi pasca
pandemi saat ini. Strategi Based Community merupakan salah satu strategi yang
bisa digunakan untuk mengembangkan sektor pariwisata yang memanfaatkan
peran sumber daya manusia di tempat objek wisata tersebut. Sehingga,
masyarakat memiliki aktor utama dalam mengembangkan pariwisata.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pemuda Pulau Pari
yang menjadi tour guide, karang taruna serta pengelola wisata Pulau Pari dapat
mengorganisasikan menjadi event organizer bagi para pengunjung. Fasilitas di
Pulau Pari sudah menunjang kebutuhan pengunjung seperti homestay, toilet,
dermaga, pantai, warung, tempat sewa menyelam serta camping. Dalam
mengelola wisata Pulau Pari, masyarakat secara penuh mengelola langsung
fasilitas yang ada terutama pantai yang ada di Pulau Pari seperti Pantai Pasir
Perawan dan Pantai Bintang. Di Pulau Pari terdapat beberapa travel untuk
mempermudah pengunjung untuk berwisata dan menyediakan paket wisata
yang diinginkan oleh pengunjung. Berdasarkan wawancara dengan pemuda
setempat, sistem travel lokal saling membantu antar travel. Hal tersebut
bertujuan untuk memaksimalkan serta memberikan pelayanan yang baik bagi
pengunjung sehingga perasaan berkesan akan berbekas bagi pengunjung.
Travel lokal yang ada kurang lebih 10 travel yang dapat dipakai oleh
pengunjung untuk berwisata di Pulau Pari. Terdapat beberapa travel seperti
Pari Adventure, Pari Official, Pari Tour and Travel dan lainnya.

70 Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023
Strategi Community Based Tourism melalui
Pengembangan Wisata Alam dan Budaya Pulau Pari

Pemuda Pulau Pari aktif dalam mengelola pariwisata seperti menjadi


tour guide, mendampingi wisata snorkeling terumbu karang dan wisata
mangrove. Pemuda lokal yang mengelola wisata Pulau Pari sekitar 30 orang
dengan beberapa pembagian tugas yang telah direncanakan oleh travel yang
mereka miliki. Perkumpulan pemuda di Pulau Pari menghasilkan sikap positif
dalam mengembangkan wisata yang ada di Pulau Pari. Fasilitas yang ada salah
satunya di Pantai Pasir Perawan terdapat gazebo, ayunan, serta wahana
lainnya dibangun oleh masyrakat serta pemuda. Setiap tahun menciptakan hal-
hal yang baru dalam mengelola wisata Pulau pari dengan segala fasilitasnya.
Pengembangan Community Based Tourism demikian mensyaratkan beberapa hal
hal guna menunjang keberhasilannya. Seperti dari dikutip dari (Wiwin 2018),
pariwisata berbasis masyarakat membutuhkan adanya akses, partisipasi, control
dan manfaat bagi komunitas dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan
lingkungan.
Menurut Hausler yang dikatakan dalam Tourism Forum International,
strategi based community bertujuan untuk masyarakat berkesempatan mengelola
serta mengontrol secara langsung dalam manajamen pariwisata yang
dikelolanya (Wiwin 2018). Strategi based community memiliki tiga unsur penting
dalam implementasi yaitu pemanfaatan sumber daya manusia masyarakat
lokal untuk manajemen wisata, pemerataan sektor ekonomi dan
pemberdayaan politik untuk masyarakat lokal yang bertujuan untuk
pengambilan keputusan dalam pengembangan wisata (Kurniawan dan
Maulana 2022). Disini terjadi bentuk interkoneksi antara pendekatan dan alat
sebagai bentuk pemberdayaan suatu komunitas di sektor ekonomi melalui
assessment, pengembangan dan potensi sumber daya alam dan sumber daya
budaya yang dimiliki oleh wisata tersebut (Arifin 2017). Karena itu, bagi
Demartoto (2016), pengembangan pariwisara demikian dilakukan dari
masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat lokal yang terlibat dalam
pengelolaan wisata tersebut.
Sejauh ini, pariwisata sejarah budaya masih membutuhkan
mendapatkan sentuhan khusus agar berdampak sebagai salah satu destinasi
wisata pulau Pari. Pengembangannya masih bersifat parsial dan insidental

Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023 71
M Alie, CA Pratama, MR Andhika

sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut agar terkelola secara permanen tidak
terbatas periode tahunan seperti yang terjadi melalui festival Betawi atau
kompetisi budaya pesisir. Program kegiatan dalam pengembangannya yang
perlu diinisiasi adalah pemetaan potensi wisata budaya yang dimiliki di
Kepulauan Pari. Pada wilayah lain pengembangan budaya melalui identifikasi
dan pemetaan sejarah dan budaya lokal telah dilakukan (Arif 2019; Fatimah,
Putri, dan Hasudungan 2020; Nugroho dan Idajati 2019; Syarifuddin 2018)
sebagai awal pengembangan wisata budaya. Fatimah mengedepankan bidang
sejarah dari wilayah itu sendiri yang harus digali lebih dalam yang
ditindaklanjuti dalam pengelolaan dan pengemasan menjadi sebuah produk
pariwisata yang menarik bagi wisatawan. Arif menyarankan pengelolaan situs
bangunan sejarah sebagai destinasi pariwisata sekaligus melestarikannya agar
tidak tergerus dengan bangunan dan ruang modern di sekitarnya. Maka
masyarakat sekitar tetap perlu diberdayakan agar pengetahuan dan kesadaran
budaya bisa terbangun guna melengkapi wisata budaya pulau Pari.

Penutup
Indonesia tidak kekurangan akan keindahan sumber daya alam yang
dimiliki. Sektor pariwisata menjadi bidang yang potensial untuk ditekuni oleh
kalangan masyarakat. Strategi Community Based Tourism menjadi solusi dalam
memanfaatkan potensi pariwisata. Masyarakat menjadi peran utama dalam
mengelola wisata tersebut. Masyarakat lokal secara penuh dapat mengelola
langsung obyek wisata yang seperti pantai pasir perawan, berkeliling hutan
mangrove dan wisata snorkeling. Pemerintah daerah belum secara maksimal
untuk membantu sektor pariwisata kepulauan yang ada di Pulau Pari.
Pemerintah daerah hanya terlibat dan membantu jika terdapat event-event
besar seperti festival Pulau Pari dan festival bahari Jakarta. Dengan demikian,
strategi Community Based Tourism bermanfaat bagi pengembangan wisata di
Pulau Pari dengan menawarkan konsep kepemilikan sumber daya, pengelolaan
serta kontrol sehinggat masyarakat lokal tidak hanya sebagai objek yang hanya
melihat pengelolaan wisata oleh orang lain tetapi menjadi subjek atau pelaku
yang mengelola dan menikmati hasil dari pengembangan pariwisata di Pulau
Pari. Masyarakat pariwisata pulau Pari juga bisa memulai untuk melirik dan

72 Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023
Strategi Community Based Tourism melalui
Pengembangan Wisata Alam dan Budaya Pulau Pari

mengemas destinasi budaya yang permanen untuk menambah ragam


kepariwisataan pulaunya. Maka penelitian lebih lanjut agar pariwisata pulau
Pari bisa bertambah dengan wisata budaya bisa terwujud secara nyata, baik
dari sisi sumber daya, pengelolaan maupun pengemasannya.

Daftar Pustaka
Arif, Muhammad. 2019. “Menelusuri Potensi Obyek Wisata Sejarah Kota
Makassar.” Rihlah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan 7(1):43–52. doi:
10.24252/RIHLAH.V7I1.9383.
Arifin, Anindya Putri Raflesia. 2017. “Pendekatan Community Based Tourism
Dalam Membina Hubungan Komunitas Di Kawasan Kota Tua Jakarta.”
Jurnal Visi Komunikasi 16(1):111–30. doi:
10.22441/VISIKOM.V16I1.1647.
Fatimah, Titin, Ayu Rode Wahyuning Putri, dan Revalino Tigor Hasudungan.
2020. “Pemanfaatan Potensi Sejarah Dan Budaya Untuk Produk Wisata
Berkelanjutan Di Kabupaten Semarang.” Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
3(2). doi: 10.24912/JBMI.V3I2.9918.
Kurniawan, Fakhry Hafiyyan, dan Mahbub Afini Maulana. 2022. “Model
Strategi Pengembangan Masyarakat Berbasis Desa Wisata di Situ Gunung
Sukabumi.” Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat 7(2):219–
36. doi: 10.47200/JNAJPM.V7I2.1236.
Muljadi. 2012. Kepariwisataan dan Pejalanan. Jakarta: Grafika Bersabda.
Mustika, Eva Murni, dan Anwar Parawangi. 2021. “Pengembangan Objek
Wisata Pantai Lemo Di Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur.”
jurnal unismuh 2.
Neksidin, Achmad Fahrudin, dan Majariana Krisanti. 2021. “Keberlanjutan
Pengelolaan Wisata Bahari di Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu.”
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 26(2):284–91. doi: 10.18343/jipi.26.2.284.
Nihayah, Hamidatun, M. Ivan, Ariful Fathoni, Muhammad Taufiq, dan
Saniyatus Saidah. 2022. “Pemulihan Ekonomi Melalui Inovasi Olahan
Tape Ketan dan Pemasarannya Pada Masyarakat Molyorejo di Era New
Normal.” Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat 7(1):115–26.
doi: 10.47200/JNAJPM.V7I1.1163.
Nugroho, Dhimas Setyo. 2018. “Community Based Tourism Tantangan
Dusun Nglepen dalam Pengembangan Desa Wisata.” Jurnal Pariwisata
5(1):42–55. doi: 10.31294/PAR.V5I1.3217.
Nugroho, Felicia Esterlita, dan Hertiari Idajati. 2019. “Identifikasi Tema
Wisata Budaya dan Sejarah di Kota Surabaya (Studi Kasus: Sepanjang
Sungai Kalimas).” Jurnal Penataan Ruang 14(2):38–42. doi:
10.12962/J2716179X.V14I2.7163.
Saputra, Setiya Yunus. 2017. “Permainan Tradisional VS Permainan Modern
Dalam Penanaman Nilai Karakter di Sekolah Dasar.” ELSE (Elementary
School Education Journal) 1(1):85–94.
Sari, Sukarni Novita, dan Mercy Devina De Fretes. 2021. “Pengembangan
Pariwisata Dalam Upaya Pembangunan Ekonomi Masyarakat Di Pulau

Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023 73
M Alie, CA Pratama, MR Andhika

Pari Kepulauan Seribu.” Abiwara : Jurnal Vokasi Administrasi Bisnis 2(2):6–


12. doi: 10.31334/abiwara.v1i2.1384.
Satrio, Danang, dan Choliq Sabana. 2018. “Pengembangan Community Based
Tourism Sebagai Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.” Pena
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 32(1):31. doi:
10.31941/jurnalpena.v32i1.935.
Syarifuddin, Syarifuddin. 2018. “The Implementation of Community Based
Tourism Concept In the Management of Natural Tourism in Kampoeng
Karts Rammang-Rammang Maros Regency.” UNM Geographic Journal
2(1):74–83. doi: 10.26858/UGJ.V2I1.7232.
Widhiastuti, Ratieh, Wisudani Rahmaningtyas, Nina Farliana, dan Dwi
Endah Kusumaningtias. 2022. “Pemberdayaan Perempuan di Kampung
Tematik Jamrut melalui Kreativitas Berbasis Ecoprint.” Nuansa Akademik:
Jurnal Pembangunan Masyarakat 7(2):237–50. doi:
10.47200/JNAJPM.V7I2.1208.
Wiwin, I. Wayan. 2018. “Community Based Tourism Dalam Pengembangan
Pariwisata Bali I.” Pariwisata Budaya 3(1):69–75.
Wouthuyzen, Sam. 2020. Gugusan Pulau Pari Kepulauan Seribu. Jakarta: LIPI
PRESS.
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.

74 Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 8 No. 1, Juni 2023

Anda mungkin juga menyukai