Anda di halaman 1dari 15

Pariwisata, Vol. 9 No.

2 September 2022

ANALISIS POTENSI WISATA TEGAL BALONG


DALAM PENENTUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN
Rubiyatno1*, Maria Angela Diva 2 dan Fransisca Desiana Pranatasari3
1, 2, 3
Program Studi Manajemen, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, rubi@usd.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui potensi kepariwisataan; (2) kesadaran
masyarakat akan pentingnya pariwisata dan (3) mengetahui intensi kewirausahaan sosial
masyarakat yang dalam rangka pengembangan pariwisata yang berkelanjutan
(sustainable tourism) di Dusun Tegalbalong, Kalurahan Bimomartani, Kapanewon
Ngemplak, Kabupaten Sleman. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Metode observasi, wawancara dan studi pustaka digunakan mendapatkan informasi
mengenai potensi kepariwisataan. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk
memformulasikan Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Tegal Balong
berdasarkan Analisis SWO. Hasil penilitian ini menunjukkan adanya potensi Pancuran
Tuk Bulus yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan karena
potensi alam, budaya dan intensi kewirausahaan sosial masyarakt yang kuat. Hal lain
yang ditemukan berkaitan dengan cukup tingginya kesadaran pariwisata dan intensi
kewirausahaan social masyarakat di Dusun Tegalbalong, Kalurahan Bimomartani,
Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Kata kunci: pariwisata berkelanjutan, analisis SWOT, intensi kewirausahaan sosial,


unique selling point

ABSTRACT

This study aims to (1) determine the tourism potential; (2) public awareness of the
importance of tourism and (3) know the intentions of community social entrepreneurship
in the context of developing sustainable tourism (sustainable tourism) in Tegalbalong
Hamlet, Bimomartani Village, Kapanewon Ngemplak, Sleman Regency. This research is
qualitative descriptive research. Methods of observation, interviews, and literature study
are used to obtain information about tourism potential. Qualitative descriptive analysis
was used to formulate the Tegal Balong Sustainable Tourism Development Strategy
based on the SWO Analysis. The results of this study indicate that there is a potential for
Pancuran Tuk Bulus which can be developed into a sustainable tourist destination
because of the potential for nature, culture, and the community's strong social
entrepreneurial intention. Another thing that was found was related to the high level of
tourism awareness and social entrepreneurship intentions of the community in
Tegalbalong, Bimomartani Village, Kapanewon Ngemplak, Sleman.

Keywords: sustainable tourism, SWOT analysis, social entrepreneurship intention, a


unique selling point.

PENDAHULUAN menjadi keunggulan kompetitif bagi


Indonesia dan pariwisata merupakan Indonesia. Indonesia memiliki potensi
satu kesatuan yang tak terpisahkan dan pariwisata yang luar biasa karena
saling bersinergi yang berpotensi untuk merupakan negara kepulauan terbesar di
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 129
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

dunia. Indonesia memiliki 17.054 pulau, Pemerintah mendorong masyarakat


dilewati garis khatulistiwa, jajaran gunung untuk turut berperan dalam pembangunan
berapi, keanekaragaman flora dan fauna kepariwisataan Indonesia. Pemerintah
dan banyaknya situs peninggalan sejarah. daerah didorong untuk menggali dan
Tidak hanya wisata alam yang kaya, wisata mengembangkan potensi wilayahnya demi
budaya serta sejarah di Indonesia juga memacu kepariwisataan nasional. Sebagai
tidak kalah menarik. Indonesia kita juga wilayah yang dianugerahi keragaman
masuk 10 besar negara yang wajib budaya, adat istiadat dan tradisi, keindahan
dikunjungi (https://travel.kompas.com, bentang alam, keragaman hayati,
diakses Januari 2021). keragaman peninggalan bersejarah dan
Bank Indonesia (BI) menyatakan iklim tropis yang nyaman, peluang
pariwisata merupakan sektor yang paling Indonesia untuk mengembangkan berbagai
efektif untuk mendongkrak devisa daya tarik wisata sangat besar dari Sabang
Indonesia. Salah satu alasannya karena sampai Merauke, bahkan termasuk wilayah
sumber daya yang dibutuhkan untuk pedesaan.
mengembangkan pariwisata terdapat di Wilayah pedesaan pada umumnya
dalam negeri (https://travel.kompas.com, memiliki daya tarik yang sangat kuat
diakses Januari 2021). Pariwisata adalah sebagai sebuah destinasi wisata khususnya
harapan untuk perekonomian Indonesia wisata minat khusus. Tidak hanya
naik kelas menjadi kategori negara maju keindahan bentang alam, namun juga
pada 2045. Fokus dalam lima tahun ke eksotisme budaya yang berasal dari
depan adalah memperkuat devisa melalui kehidupan warga desa sehari-hari menjadi
pariwisata, bukan hanya jumlah daya tarik tersendiri bagi wisatawan
wisatawannya (https://swa.co.id, diakses khususnya wisatawan mancanegara.
Januari 2021). Kementerian Pariwisata Keterbukaan dan keramahan warga desa
dan Ekonomi Kreatif mengemukakan menimbulkan ketertarikan wisatawan
bahwa pariwisata berkelanjutan akan untuk dapat menikmati keterlibatan mereka
menjadi masa depan pariwisata Indonesia dalam aktivitas mata pencaharian warga
(https://travel.tempo.co, diakses Januari desa sehari-hari. Hal ini memberi
2021). pengalaman unik dan berkesan bagi
Pariwisata Berkelanjutan adalah wisatawan, dimana saat ini wisatawan
pariwisata yang memperhitungkan dampak tidak lagi hanya sekedar berwisata namun
ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini mencari pengalaman aktivitas pariwisata
dan masa depan, memenuhi kebutuhan yang memungkinkan mereka untuk
pengunjung, industri, lingkungan dan berinteraksi secara intens dengan
masyarakat setempat serta dapat penduduk lokal. Interaksi masyarakat
diaplikasikan ke semua bentuk aktifitas dengan wisatawan diperlukan dalam
wisata di semua jenis destinasi wisata, membangun pariwisata berkelanjutan
termasuk wisata masal dan berbagai jenis untuk jangka panjang.
kegiatan wisata lainnya. Peraturan Menteri Pelaku pariwisata harus mampu
Pariwisata No. 14 Tahun 2016 tentang mengenali potensi wilayah setempat
Pedoman Destinasi Pariwisata karena hal tersebut merupakan poin
Berkelanjutan Pasal 9 ayat 8 digunakan penting dalam upaya mengembangkan
sebagai acuan bagi Pemerintah, wilayah pedesaan sebagai daya tarik
Pemerintah Daerah dan pemangku wisata. Daya tarik wisata adalah segala
kepentingan lainnya dalam pembangunan sesuatu yang memiliki keunikan,
destinasi pariwisata berkelanjutan dan keindahan, dan nilai yang berupa
skema untuk sertifikasi bagi destinasi keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
pariwisata berkelanjutan. dan hasil buatan manusia yang menjadi
Konsep pariwisata berkelanjutan lebih sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan
mengarahkan pada kelestarian alam dan (https://www.kemenparekraf.go.id, diakses
budaya menjadi tumpuan. Januari 2021). Ketika potensi wilayah
mampu diidentifikasikan dengan tepat dan

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 130
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

menghasilkan daya tarik wisata maka kewirausahaan sosial dalam konteks


bukan tidak mungkin suatu destinasi pengembangan wisata pedesaan
wisata akan tercipta. Destinasi wisata merupakan faktor pendorong utama dalam
adalah daerah tujuan wisata, yang pembangunan ekonomi pedesaan karena
selanjutnya disebut destinasi pariwisata, hal ini terkait dengan pertumbuhan, inovasi
adalah kawasan geografis yang berada dan perubahan di wilayah pedesaan yang
dalam satu atau lebih wilayah administratif bersangkutan. Dengan demikian,
yang didalamnya terdapat daya tarik pengembangan pariwisata pedesaan
wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, merupakan faktor penting dalam kerangka
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling pembangunan wilayah pedesaan umumnya
terkait dan melengkapi terwujudnya (Nermischi and Craciun, 2006).
kepariwisataan secara keseluruhan. Pandemi Covid – 19 memberikan
(https://www.kemenparekraf.go.id, diakses dampak yang signifikan baik secara global
Januari 2021). maupun nasional, termasuk di segala sector
Identifikasi wilayah pedesaan dalam pariwisata di Indonesia. Namun, Indonesia
rangka pengembangan pariwisata tetap berkeinginan untuk menjadi pionir
berkelanjutan merupakan langkah pertama dalam mengembangkan pariwisata
yang harus dilakukan. Suatu wilayah berkelanjutan dan menjaga kelestarian
pedesaan yang berdaya tarik wisata lingkungan, budaya lokal serta HAM
memiliki faktor internal yang menjadi termasuk kehidupan ekonomi masyarakat
kekuatan dan kelemahan serta faktor di daerah wisata pasca Pandemi Covid-19
eksternal yang merupakan peluang dan (https://www.antaranews.com). Cara
ancaman. Pelaku pariwisata yang mampu berpikir yang berlandaskan semangat
mengidentifikasi faktor internal dan faktor kewirausahaan sosial yaitu proaktif,
eksternal di wilayahnya akan mampu inovatif, dan berani mengambil resiko
merumuskan strategi pengembangan demi kemajuan bersama akan mampu
pariwisata berkelanjutan. mengidentifikasi potensi-potensi unik yang
Selain itu, kegiatan pariwisata juga sebelumnya dianggap suatu hal yang biasa
merupakan kegiatan sosial budaya yang melalui analisis SWOT, komponen
banyak melibatkan manusia di dalamnya pariwisata (4A) serta masyarakat yang
sehingga wajar bila dalam pengembangan sadar wisata sehingga akan mampu
pariwisata unsur manusia menjadi sentral dipresentasikan dalam suatu produk wisata
perhatian, baik menjadi subjek maupun yang menarik yang pada akhirnya akan
menjadi objek. Pengembangan wisata membawa dampak positif bagi
perdesaan merupakan peluang besar yang pengembangan aktivitas kepariwisataan di
harus direncanakan agar bertahan lama desa.
sehingga memberikan kebermanfaatan
berkelanjutan bagi desa dan KAJIAN LITERATUR
masyarakatnya. Partisipasi masyarakat Potensi Pariwisata
merupakan hal penting yang harus hadir Kawasan pedesaan umumnya
dalam pengembangan potensi desa menjadi memiliki sumberdaya fisik, sosial dan
destinasi wisata. budaya yang beragam, eksotis dan
Dalam situasi semakin karenanya dapat dimanfaatkan sebagai
bertumbuhnya permintaan yang daya tarik wisata. Seringkali masyarakat
tersegmentasi di sektor pariwisata, selaku pemilik atmosfir perdesaan tidak
kombinasi antara semangat kewirausahaan menyadari bila wilayahnya memiliki nilai
dan inisiatif pengembangan wisata lebih yang tidak dimiliki wilayah lainnya.
pedesaan memiliki potensi yang sangat Nilai lebih ini yang berpeluang besar untuk
besar dalam mendorong peningkatan dikembangkan menjadi pariwisata
perekonomian karena dapat mempengaruhi pedesaan (rural tourism).
pertumbuhan ekonomi secara umum dan Pariwisata pedesaan adalah sejumlah
menyediakan lapangan pekerjaan (Jurdana aktivitas kepariwisataan yang biasanya
et. Al, 2015). Pemahaman mengenai terdiri dari beragam aktivitas wisata,

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 131
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

misalnya aktivitas wisata yang terkait lain; (2) Potensi kepariwisataan


dengan pertanian, budaya, alam, berdasarkan iklim (climate touristic
petualangan dan lingkungan. Segala potentials), yaitu potensi kepariwisataan
bentuk aktivitas kepariwisataan yang yang bersumber dari keistimewaan cuaca
bersifat menunjukkan keseharian dan iklim suatu wilayah; (3) Potensi
kehidupan, aktivitas seni dan budaya di kepariwisataan yang bersumber dari
desa, yang pada akhirnya bermanfaat potensi sumber daya alam air
secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat (hydrographic touristic potentials).
desa dan memungkinkan terjadinya Walaupun air adalah sumber daya yang
interaksi antara masyarakat lokal dan penting bagi kelangsungan hidup makhluk
pengunjung, dapat disebut sebagai wisata hidup, dan oleh karena itu merupakah
pedesaan (rural tourism) (Rais, Ahmad et sumber daya yang diakses sehari-hari oleh
al, 2011). makhluk hidup, keberadaan sumber daya
Pariwisata pedesaan menciptakan air dapat dapat menjadi salah satu motivasi
pengalaman yang unik bagi turis yang berwisata seseorang; (4) Potensi
menyukai wilayah-wilayah yang tidak kepariwisataan berdasarkan kekayaan flora
bising dan padat penduduk, didominasi dan fauna (biogeographic touristic
oleh lingkungan yang masih alami dan potentials). Potensi kepariwisataan ini
sangat terkait dengan musim-musim sangat terkait dari keberadaan ketiga
tertentu dan event-event lokal dan berbasis potensi kepariwisataan di atas. Keunikan
pelestarian budaya dan tradisi. bentang alam, iklim dan potensi sumber
Secara umum, Trukhachev (2015) daya air kemungkinan besar terkait dengan
menyatakan bahwa konsep rural tourism keunikan vegetasi tumbuhan serta fauna
ini memiliki pengembangan menuju dua yang dapat hidup di wilayah terebut.
arah yaitu: (1) Aktivitas rural tourism B. Potensi Kepariwisataan Berbasis
yang mengacu pada produk wisata yang Aktivitas Manusia (Anthropogenic
berorientasi pada lingkungan yang Touristic Potential)
ditujukan baik kepada pasar turis domestik Potensi kepariwisataan ini
maupun pasar turis mancanegara; (2) bersumber dari aktivitas dan proses
Aktivitas rural tourism yang diharapkan kreativitas manusia di wilayah tertentu.
bertindak sebagai instrumen pendukung Termasuk dalam kelompok potensi
bagi pembangunan kawasan pedesaan kepariwisataan ini adalah elemen-elemen
secara berkelanjutan. Dengan demikian sejarah suatu wilayah dan aktivitas budaya
pengembangan rural tourism memiliki yang masih dipraktikkan di wilayah
nilai strategis tidak hanya berkaitan dengan tersebut berupa event-event budaya, makan
pembangunan di bidang ekonomi dan tradisional, kegiatan ekonomi, kebiasaan-
sosial saja tetapi juga termasuk di kebiasaan, kesenian dan kesusastraan serta
dalamnya dalam hal pelestarian rumah-rumah tradisional.
lingkungan. C. Potensi Yang Terkait Dengan
Zhaku dan Ismail (2010) Infrastruktur Kepariwisataan
menyebutkan bahwa secara fisik, potensi (Touristic Infrastructure)
kepariwisataan suatu wilayah dapat Potensi ini bersumber dari
digolongkan sebagai berikut. infrastruktur pendukung yaitu ketersediaan
A. Potensi Kepariwisataan Berbasis akomodasi bagi wisatawan yang
Alam (Natural Touristic Potential) berkunjung. Adanya akomodasi
Potensi kepariwisataan berbasis merupakan hal yang penting dalam
alam ini terdiri dari tiga jenis yaitu sebagai pengembangan kepariwisataan di suatu
berikut : (1) Potensi kepariwisataan wilayah karena akomodasi dapat
geomorfologis (geomorphologic touristic memperbesar peluang suatu daya tarik
potentials), yaitu potensi kepariwisataan wisata untuk meningkatkan lama tinggal
yang bersumber dari keunikan proses (length of stay) dan oleh karenanya akan
pembentukan suatu bentang alam secara meningkatkan belanja wisatawan di
geologis yang tidak ditemui di wilayah wilayah tersebut.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 132
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

Pengembangan Pariwisata dipengaruhi, yaitu kondisi ekonomi, sosial


Pengembangan pariwisata dilakukan budaya, dan lingkungan hidup dari
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kawasan wisata. Harapannya
ekonomi masyarakat, dan merupakan pengembangan pariwisata akan berdampak
usaha secara berencana dan terstruktur. positif tidak hanya terhadap pembangunan
Arah, kebijakan, strategi dan program ekonomi (peningkatan pendapatan), tetapi
pengembangan pariwisata harus dibuat juga terhadap kondisi sosial budaya
selaras dan sinergi dengan arah kebijakan (kesejahteraan masyarakat meningkat
pembangunan kepariwisataan secara dengan kelestarian budaya tetap terjaga)
nasional, agar tidak menyimpang dari dan kondisi lingkungan (kelestarian
tujuan pembangunan kepariwisataan. lingkungan terjaga). Untuk itulah
Pengembangan pariwisata selayaknya pengembangan pariwisata yang
mengiktui prinsip-prinsip keberlanjutan, berkelanjutan diperlukan.
yang mengintegrasikan keberlanjutan Konsep pariwisata berkelanjutan
ekologi, sosial dan ekonomi. Strategi (sustainable tourism) diadopsi dari konsep
pendekatan untuk pariwisata berkelanjutan pembangunan berkelanjutan (sustainable
ini disarankan berskala kecil, manajemen development) yang pertama diperkenalkan
lokal, dan memberikan keuntungan kepada oleh WCED (World Commission on
masyarakat banyak. Environment and Development) di
Dalam pengembangan pariwisata Brundtland Report tahun 1987. The World
ada 4 komponen yang harus dipenuhi yaitu Tourism Organization (UNWTO) dengan
attractions, accessibilities, amenities, dan mengadopsi konsep tersebut
ancillary services (Cooper dkk, 2005, mendefinisikan pariwisata berkelanjutan
dalam Astuti dan Noor, 2016:26). sebagai “form of tourism that are
Attractions (atraksi) adalah daya Tarik consistent with natural, social, and
yang ditawarkan dari suatu kawasan community values and which allow both
pariwisata, seperti keindahan alam, host and guest to enjoy positive and
kebudayaan daerah, dan lain-lain. worthwhile interaction and shared
Accessibilities (aksesibilitas) merupakan experience (bentuk pariwisata yang selaras
akses transportasi yang tersedia menuju dengan alam, dan nilai-nilai sosial budaya
dan di dalam kawasan pariwisata, seperti masyarakat, di mana antara kedua belah
adanya jalur penerbangan, kereta, bus, atau pihak yaitu tuan rumah dan tamu saling
kapal menuju kawasan pariwisata menikmati dan saling berbagi pengalaman
(Qodriyatun, 2018) baru di antara mereka) (Edington & Smith
Selain itu di dalam kawasan juga sebagaimana dikutip Suwena, 2010: 279).
tersedia moda transportasi yang dapat Ada tiga komponen yang harus dipenuhi
digunakan wisatawan untuk menuju objek dalam pembangunan pariwisata
wisata yang tersedia dalam kawasan berkelanjutan menurut Heillbronn
pariwisata tersebut. Amenities (amenitas (sebagaimana dikutip Qodriyatun, 2018),
atau fasilitas) merupakan akomodasi yang yaitu berkelanjutan secara lingkungan,
tersedia di kawasan pariwisata seperti berkelanjutan secara ekonomi, dan
adanya tempat penginapan (hotel, berkelanjutan secara sosial budaya.
homestay, hostel), rumah makan, fasilitas Berkelanjutan secara lingkungan dilakukan
kesehatan, tempat penjualan souvenir, melalui pemanfaatan sumber daya
tempat hiburan, tempat pengolahan lingkungan secara optimal melalui
sampah/ limbah, listrik, dan air bersih. pembatasan sumber daya,
Ancillary services merupakan organisasi mempertahankan proses ekologi, dan
kepariwisataan yang dibutuhkan untuk menjaga kelestarian serta keberadaan
pelayanan wisatawan, seperti asosiasi warisan alam dan keanekaragaman hayati
perhotelan, asosiasi pemandu wisata, pada destinasi wisata. Berkelanjutan secara
asosiasi biro perjalanan. ekonomi dilakukan dengan mengurangi
Dalam pengembangan pariwisata tingkat kemiskinan, mendorong
tersebut ada tiga bidang pokok yang pertumbuhan ekonomi, dan penciptaan

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 133
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

lapangan kerja. Sedangkan berkelanjutan Tahapan dari penelitian ini adalah studi
secara sosial budaya dilakukan melalui pustaka, observasi, pengambilan data baik
menjaga keaslian sosial budaya masyarakat melalui kuesioner, wawancara, maupun
setempat dengan aturan dan ketentuan Focus Group Discussion.
yang disepakati bersama, pelestarian nilai Pengumpulan data dilakukan
warisan budaya dan adat setempat, serta dengan observasi lapangan di Dusun
meningkatkan toleransi dan pemahaman Tegalbalong, Kalurahan Bimomartani,
antarbudaya. Pulau-pulau kecil misalnya, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten
memiliki keterbatasan sumber daya air dan Sleman. Observasi dilakukan untuk
lahan, sangat rentan terhadap pengaruh mengamati potensi-potensi wisata yang
eksternal, sehingga dalam pengembangan secara fisik dapat diamati baik itu berupa
pariwisata di pulau-pulau kecil perlu bentang alam, interaksi sosial masyarakat
mempertimbangkan keberlanjutan ketiga dan kondisi lingkungan. Selanjutnya,
aspek tersebut (sosial, ekonomi, dan wawancara dilakukan kepada pengelola
ekologi) agar pariwisata yang berkompeten dalam menjelaskan potensi
dikembangkan dapat berkelanjutan. Cronin daya tarik wisata di Dusun Tegalbalong,
(1 990:1 5) dalam Sharpley (2000:1 7), Kalurahan Bimomartani, Kapanewon
menkonsepkan pembangunan pariwisata Ngemplak, Kabupaten Sleman tersebut.
berkelanjutan sebagai pembanguan yang Yang terakhir, focus group discussion
terfokus pada dua hal, (1 ) keberlanjutan melibatkan aparat pemerintah lokal, tokoh-
pariwisata sebagai aktivitas ekonomi di tokoh masyarakat setempat, warga Dusun
satu sisi dan (2) mempertimbangkan Tegalbalong, Kalurahan Bimomartani,
pariwisata sebagai elemen kebijakan Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman
pembangunan berkelanjutan yang lebih untuk konfirmasi temuan terkait dengan
luas. Stabler dan Goodall (1 996:1 80) potensi-potensi wilayah Dusun
dalam Sharpley (dalam Kristiana dan Tegalbalong, Kalurahan Bimomartani,
Stephanie, 2018), menyatakan Kapanewon Ngemplak, Kabupaten
pembangunan pariwisata berkelanjutan Sleman.
harus konsisten atau sejalan dengan
prinsip-prinsip pembangunan PEMBAHASAN
berkelanjutan. Lane dalam Sharpley Salah satu cara untuk mencapai
(Kristiana dan Stephanie, 2018) kemandirian ekonomi desa adalah melalui
menyatakan bahwa pariwisata pengembangan pariwisata tingkat desa.
berkelanjutan adalah hubungan triangulasi Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan
yang seimbang antara daerah tujuan wisata potensi wilayah untuk dipersiapkan
(host areas) dengan habitat dan menjadi salah satu potensi daya tarik
manusianya, pembuatan paket liburan wisata sehingga mendatangkan wisatawan
(wisata), dan industri pariwisata, dimana yang berbelanja di desa mereka.
tidak ada satupun stakeholder dapat Penelitian kali ini dilakukan pada di Tegal
merusak keseimbangan. Balong, Bimomartani, Ngemplak, Sleman
yang memiliki beberapa potensi untuk
METODE PENELITIAN dikembangkan menjadi potensi wisata.
Penelitian ini adalah penelitian Proses pengumpulan data sudah berhasil
deskriptif kualitatif yang menggunakan dilakukan dengan metode wawancara
pendekatan studi kasus. Pendekatan studi mendalam untuk melakukan identifikasi
kasus ini merupakan jenis pendekatan yang awal, observasi secara langsung, dan
digunakan untuk menyelidiki dan dilanjutkan dengan FGD bersama warga
memahami sebuah kejadian atau masalah serta pengelola untuk memperoleh
yang telah terjadi dengan mengumpulkan feedback atas temuan potensi wisata.
berbagai macam informasi yang kemudian Analisis Geospasial sebagai Pemetaan
diolah untuk mendapatkan sebuah solusi. Potensi Daya Tarik Wisata di Tegal
Data deskriptif tersebut bersifat tertulis Balong, Bimomartani, Ngemplak,
maupun lisan yang terdokumentasi. Sleman

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 134
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

Analisis geospasial ini dilakukan Pemilihan pemetaan condong


untuk mendapatkan gambaran secara mengarah keutara, dikarenakan Pancuran
spasial mengenai sebaran potensi wilayah Tuk Bulus ini dari pusat kota berada di
yang kemudian dapat dipetakan menjadi daerah utara dan tidak sedikit obyek wisata
potensi wisata. Selanjutnya melalui sejenis ataupun tidak sejenis yang menjadi
analisis geospasial ini pula dideskripsikan pesaing terhadap obyek wisata ini. Hal ini
sebaran potensi wisata lainnya yang dapat menjadi ancaman terhadap desa
memungkinkan menjadi kompetitor wisata Tegalbalong. Dengan mengetahui
dimasa yang akan datang ketika Tegal ancaman persaingan wisata ini dapat
Balong, Bimomartani, Ngemplak, Sleman memberikan informasi guna membuat
siap menjadi salah satu destinasi wisata. pembedaan yang dapat menjadikan
Potensi wisata utama di Tegal Pancuran Tuk Bulus memiliki daya tarik
Balong adalah Pancuran Tuk Bulus. tersendiri dan memiliki potensi konsumsi
Pancuran Tuk Bulus terletak di Kabupaten publik yang tinggi dibandingkan obyek
Sleman dengan keadaan tanahnya di wisata lain yang terletak dalam radius
bagian selatan relatif datar kecuali daerah tersebut. Obyek wisata yang berada pada
perbukitan dibagian tenggara. Semakin ke Radius 27 KM Pancuran Tuk Bulus antara
utara keadaan tanah semakin relatif miring lain The World Landmarks, Agro wisata
dan dibagian utara sekitar Lereng Merapi Bhumi merapi, Ledok Sambi, Kopi
relatif terjal serta terdapat sekitar 100 Klothok dan Blue Lagoon. Objek wisata
sumber mata air. Hampir setengah dari ini memiliki keunikan dan daya tarik
luas wilayah merupakan tanah pertanian tersendiri disetiap tempatnya.
yang subur dengan didukung irigasi teknis Wisata Sekitar Tegalbalong
di bagian barat dan selatan. The World Landmarks
Analisis Geospasial ini Merapi Park merupakan salah
menghasilkan sebuah peta tematik yang satu tempat wisata di Yogyakarta yang
memperlihatkan informasi mengenai suatu terletak di Jalan Kaliurang km 22,
tema atau tujuan tertentu. Peta tematik ini Hargobinangun, Kecamatan Pakem,
dibuat untuk merepresentasikan lokasi- Kabupaten Sleman. Pengoperasian Merapi
lokasi objek wisata yang terdapat Park dimulai sejak tanggal 25 Juni 2017.
diwilayah kabupaten Sleman dengan radius Merapi Park menyediakan berbagai ikon
10-15 KM dari pancuran Tuk Bulus. negara dan bangunan-bangunan terkenal di
Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui dunia di tempat ini memiliki fasilitas yang
posisi pancuran tuk bulus terhadap wisata cukup lengkap yaitu tempat parkir yang
lain, mengetahui lokasi wisata dan keadaan luas, toilet, musala, restoran, tempat duduk
alam kompetitor lain. Gambar 1 santai dan gazebo, dan juga fasilitas bagi
merupakan peta Google Earth yang pengunjung penyandang disabilitas yakni
mempresentasikan lokasi-lokasi wisata kursi roda. Jarak dari Pancuran Tuk Bulus
radius 27 Km dari Pancuran Tuk Bulus ke tempat wisata ini adalah 12 Km, dalam
perjalanan menuju Merapi Park dari
tegalbalong wisatawan akan melihat
beberapa tempat wisata lain yang dapat
dikunjungi.
Agro Wisata Bhumi Merapi
Agrowisata Bhumi Merapi
merupakan agrowisata berkonsep edukasi
yang berada di kaki Gunung Merapi. Jarak
dari pancuran Tuk Bulus ke tempat wisata
ini 8,8 Km, Agrowisata ini berdiri di atas
lahan seluas 5,2 hektar. Kondisi alam yang
Sumber : googlemaps (2022) asri membuat udara di tempat ini sangat
Gambar 1. Peta Lokasi Wisata sekitar sejuk. Selain wisata, pengunjung juga bisa
Tegalbalong belajar banyak hal antara lain : belajar

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 135
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

memerah susu kambing etawa, memberi sumber mata air yang muncul dari
susu bagi anak kambing, mengolah susu permukaan tanah di dalam kolam tersebut.
hasil perahan menjadi berbagai macam Gelembung-gelembung kecil yang muncul
olahan, serta mengolah kotoran kambing dari permukaan tanah akan terlihat secara
menjadi pupuk organik dan biogas. Agro langsung dalam kolam tersebut. Hal itu
Wisata Bhumi Merapi ini juga menunjukkan bahwa terdapat air yang
menyediakan fasilitas yang lengkap seperti terus menerus muncul dari permukaan
tempat parkir yang luas, toilet, mushola, tanah tersebut. Pemandian Blue Lagoon ini
restaurant, camping ground bagi terletak di Desa Dalem, Widodomartani,
pengunjung yang ingin menikmati malam Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Jarak
di sana, outbond area, jeep wisata dan ada tempuh dari blue Lagoon ke Pancuran Tuk
pusat oleh-oleh cinderamata. Bulus hanya 3,5 km.
Ledok Sambi Data geospasial ini merupakan data
Ledok Sambi merupakan salah satu yang sangat penting dalam proses
desa wisata yang ada di Kabupaten pembangunan, pengembangan wisata yang
Sleman. Daya tariknya adalah suasana berkelanjutan. Pancuran Tuk Bulus didesa
khas pedesaan dari alam dan lingkungan Tegalbalong ini telah mengetahui
sosialnya. Desa ini tepatnya terletak di posisinya dibandingkan kompetitor daya
Desa Sambi, Kecamatan Pakembinangun. tarik wisata yang lainnya melalui informasi
Lokasinya tidak terlalu jauh dari Gunung anaslisis geospasial ini. Informasi
Merapi. Berada di sekitar gunung berapi pemetaan potensi wisata Pancuran Tuk
aktif membuat lahan Ledok Sambi sangat Bulus dibanding kompetitor daya tarik
subur, udara sejuk dengan pemandangan wisata lainnya adalah terletak pada elemen
hijau yang menyegarkan mata. untuk menunjukkan lokasi suatu objek,
Ledok Sambi menyajikan beragam bentuk, serta atribut objek tersebut.
jenis rekreasi bernuansa pedesaan, rekreasi Penentuan Strategi Pengembangan
alam hingga wisata budaya bisa dicoba di Pariwisata Berkelanjutan Tegal Balong
sini. Jarak tempuh dari Pancuran Tuk berdasarkan Analisis SWOT
Bulus ke Ledok Sambi ini berjarak sekitar Hasil analisis SWOT
8.5 km. Sebagai desa wisata, Ledok Sambi menunjukkan bahwa semangat warga
ditunjang oleh sejumlah fasilitas, antara masyarakat untuk memajukan desa
lain area parkir yang luas, masjid, serta menjadi salah satu desa wisata dengan
sejumlah pilihan homestay. Tersedia area daya tarik wisata ini merupakan modal
berkemah serta arena permainan dengan utama yang menjadi kekuatan Tegal
beragam instalasi untuk kegiatan outbond. Balong. Kesadaran wisata warga dan
Kopi Klotok adanya jiwa kewirausahaan sosial warga
Kopi Klothok bukan lah tempat yang kuat inilah yang kemudian disebut
makan seperti biasa yang sering kita dengan tingginya modal sosial dalam
temukan, tempat ini lebih tepatnya adalah rangka pengembangan pariwisata
tempat makan yang memiliki konsep berkelanjutan di Tegal Balong. Modal
menarik dimana kita dapat merasakan inilah yang kemudian akan menjadi
suasana pedesaan dan makanan khas ala strategi yang baik bagi pengembangan
pedesaan. Konsep pedesaan juga terasa wisata yang berbasis masyarakat.
kental karena tempat ini berada di tengah- Tabel 1. Analisis SWOT - Strengths
tengah sawah sebagai penambah cita rasa Strengths (Kekuatan)
pedesaan. Selain konsep pedesaan, 1. Potensi alam yang kaya (Pancuran Tuk
unggulan yang ditawarkan adalah kuliner Bulus dan potensi alam lainnya seperti
khas pedesaan yaitu “jangan lodeh” gua, pancuran, “belik”; Pepohonan
dengan telur krispi, pisang goreng dan seperti mahoni, wadang, pepeng, pisang,
tentu kopi klotoknya. nangka, coklat; Batu-batu pembatas
Blue Lagon yang menjadi semacam pagar disetiap
Blue Lagoon merupakan salah satu rumah menjadi ciri khas).
obyek wisata tempat pemandian dari

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 136
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

2. Potensi Budaya yang kaya (Kegiatan (Nomor Induk Berusaha).


budaya yang rutin dilakukan antara lain 8. Pemasaran digital belum dilakukan
: Nyadran, Hadroh, Tarian daerah 9. Belum ada pematapan Unique Selling
seperti tari gambyong klenengan, uyon- Point (belum ada makanan khas yang
uyon, bersih kali, dan kenduri rutin; menjadi keunikan desa)
“cerita rakyat” dan mitos berkaitan Sumber : Data diolah 2021
dengan Budaya Jawa dan Nyi Roro Belum adanya pematapan USP ini
Kidul) akan mengakibatkan terkendalanya
3. SDM yang kesadaran wisata warga dan beberapa aspek lain pengembangan wisata
jiwa kewirausahaan sosial warga yang seperti proses pemasaran, pembuatan
kuat (kesadaran untuk tetap media promosi dan langkah pembangunan
melestarikan budaya setempat; toleransi wisata berikutnya. Informasi deskripsi
beragama) mengenai Tegal Balong yang terbatas di
4. Terdapat fasilitas pendukung lainnya media online berdampak pada informasi
(Joglo besar yang dapat digunakan yang diperoleh oleh wisatawan ataupun
untuk homestay ; Lahan kosong yang calon wisatawan juga terbatas sehingga
direncanakan akan ditanami berbagai merasa ragu untuk datang ke tempat ini.
macam tanaman pisang yang nantinya Aktivitas budaya sudah aktif namun
akan disebut kebun pisang Nusantara). belum diberdayakan dengan maksimal.
5. Potensi wisata edukasi (Pengembangan Saat ini belum ada breakdown aktivitas
Tanaman Bonsay) budaya dan wisata paket wisata,
Sumber : Data diolah (2021) keterlibatan masih terbatas, anak muda
Potensi budaya juga menjadi kekuatan belum menjadi penggerak, walaupun sudah
karena kuatnya aspek budaya yang masih terdapat kepengurusan obyek wisata.
secara konsisten dilakukan dalam aktivitas Obyek wisata ini memperoleh dukungan
harian warga. Potensi alam yang juga dari Dinas lingkungan hidup, Dinas PU,
menjadi kekuatan utama di Tegal Balong, Dinas SDA dan ada relasi dari agen wisata
Bimomartani, Ngemplak, Sleman adalah namun belum punya paket wisata. Selain
Pancuran Tuk Bulus yang didukung itu, belum ada makanan khas yang menjadi
dengan potensi alam lainnya seperti gua, keunikan desa.
pancuran, “belik”. Tabel 3. Analisis SWOT - Opportunities
Tabel 2. Analisis SWOT - Weakness Opportunities - Peluang
Weakness (Kelemahan) 1. Sektor pariwisata merupakan salah
1. Fasilitas yang masih minim satu konsentrasi pemerintah pusat
2. Dana pengembangan fasilitas yang sebagai lokomotif utama untuk
terbatas dengan swadaya masyarakat. peningkatan taraf hidup masyarakat
3. Belum memiliki master plan 2. Pariwisata berkelanjutan tingkat desa
pembangunan pariwisata dengan merupakan strategi pemerintah untuk
memanfaatkan potensi wilayah. mencapai kemandirian desa.
4. Belum banyak kerjasama dengan 3. Potensi wilayah Tegal Balong yang
industri pariwisata atau pihak terkait sangat kaya dan masuk ke jangkauan
untuk pengembangan wisata pembangunan wisata Dinas Pariwisata
5. Belum semua anggota masyarakat Yogyakarta
terlihat aktif dalam pengembangan 4. Lokasi strategis karena akses mudah
pariwisa Tegal Balong. Sumber : Data diolah 2021
6. Kapasitas SDM dan kelembagaan Disisi lain, peluang pengembangan
yang terbatas (Minimnya usia muda pariwisata berkelanjutan ini masih terbuka
yang ikut terlibat menjadi pengelola; lebar karena sektor pariwisata merupakan
kesibukan warga karena pekerjaan lokomotif utama untuk peningkatan taraf
utama/lain) hidup masyarakat dimana basisnya adalah
7. Tegal Balong belum memiliki NIK dari masyarakat, oleh masyarakat dan
(Nomor Induk Kebudayaan) dan NIB untuk masyarakat. Pariwisata

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 137
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

berkelanjutan tingkat desa untuk mencapai menjadi kompetitor kendala utama


kemandirian yang merupakan salah satu
fokus jangkauan pembangunan wisata Sumber : Data diolah 2021
Dinas Pariwisata Yogyakarta. Unique Selling Point (USP) sebagai
Tabel 4. Analisis SWOT - Threats Rekomendasi Strategi Pengembangan
Treats (Ancaman) Pariwisata Berkelanjutan
1. Banyaknya kompetitor destinasi wisata Analisis geospasial digunakan
lainnya yang berada di sekitar Pancuran untuk melihat pemetaan potensi wilayah
Tuk Bulus dibandingkan dengan kompetitor daya
2. Desa wisata lain yang sudah terlebih tarik wisata lainnya. Selanjutnya, hasil
dahulu siap menjadi desa wisata analisis geospasial ini diperdalam melalui
3. Next-Normal setelah Pandemi Covid – analisis SWOT untuk melihat posisi
19 yang memberikan syarat protokol internal dan eksternal Desa Tegal Balong,
kesehatan yang ketat dan kebijakan Bimomartani, Ngemplak, Sleman sehingga
pembatasan aktifitas. dapat dirumuskan rekomendasi strategi
Sumber : Data diolah 2021 dalam rangka pengembangan pariwisata
Selanjutnya, proses pengembangan berkelanjutan.
strategi pariwisata berkelanjutan ini perlu Potensi alam dan potensi budaya
tetap waspada pada tantangan yang dapat dijadikan keunggulan kompetitif
mungkin saja dihadapi. Banyaknya Desa Tegal Balong, Bimomartani,
kompetitor destinasi wisata lainnya yang Ngemplak, Sleman karena sebagian besar
berada di sekitar Pancuran Tuk Bulus, potensi tersebut sangat kaya di desa ini.
yang sudah terlebih dahulu siap menjadi Hanya saja perlu adanya pemantapan
desa wisata. Selain itu, adaptasi kebiasaan keunikan yang kemudian ditonjolkan
baru juga menjadi tantangan tersendiri sebagai fokus utama pengembangan
dengan beberapa kebijakan berkaitan pariwisata berkelanjutan. Pemantapan
dengan protokol kesehatan dan pembatasan keunikan ini kemudian disebut dengan
kegiatan termasuk berpariwisata. Unique Selling Point (USP) yang akan kita
Tabel 5. Analisis SWOT jual kepada pasar sehingga menjadi daya
Strength - Weakness - tarik untuk wisatawan berkunjung ke
Opportunities Opportunities destinasi wisata.
Wisata konservasi Berusaha Tabel 6. Matriks EFAS
alam Pancoran Tuk menyelesaikan FAKTOR
LINGKUNGAN BOBOT RATING NILAI
Bulus dengan permasalahan EKSTERNAL
kekhasan magis yang penting PELUANG
yang dilengkapi untuk mencapai Sektor pariwisata
merupakan salah
pengembangan peluang satu konsentrasi
wisata edukasi kemandirian desa pemerintah pusat
tanaman pisang sebagai lokomotif
utama untuk
Nusantara dan peningkatan taraf
tanaman Bonsay hidup masyarakat 0.11 1 0.11
serta adat istiadat Pariwisata
berkelanjutan
sebagai budaya tingkat desa
lokal keseharian merupakan
strategi
masyarakat pemerintah untuk
pedesaan. mencapai
Strength – Weakness – kemandirian desa. 0.12 3 0.36
Potensi wilayah
Threats Threats Tegal Balong
Memanfaatkan Berusaha segera yang sangat kaya
dan masuk ke
potensi keuanikan menyelesaikan jangkauan
untuk mengatasi masalah utama pembangunan
ancaman wisata agar ancaman wisata Dinas
Pariwisata 0.15 4 0.6
lainnya yang tidak menjadi
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 138
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

Yogyakarta Potensi Budaya


yang kaya
(Kegiatan budaya
Lokasi strategis yang rutin
karena akses dilakukan antara
mudah 0.25 5 1.25 lain : Nyadran,
2.32 Hadroh, Tarian
daerah seperti tari
ANCAMAN
gambyong
Banyaknya
klenengan, uyon-
kompetitor
uyon, bersih kali,
destinasi wisata
dan kenduri rutin;
lainnya yang
“cerita rakyat”
berada di sekitar
dan mitos
Pancuran Tuk
berkaitan dengan
Bulus 0.12 3 0.36
Budaya Jawa dan
Desa wisata lain Nyi Roro Kidul) 0.15 3 0.45
yang sudah
SDM yang
terlebih dahulu
kesadaran wisata
siap menjadi desa
warga dan jiwa
wisata 0.15 3 0.45
kewirausahaan
Next-Normal sosial warga yang
setelah Pandemi kuat. (Kesadaran
Covid – 19 yang untuk tetap
memberikan melestarikan
syarat protokol budaya setempat;
kesehatan yang Toleransi
ketat dan beragama) 0.1 3 0.3
kebijakan
Terdapat fasilitas
pembatasan
pendukung
aktifitas. 0.1 1 0.1
lainnya (Joglo
0.91 besar yang dapat
1 3.23 digunakan untuk
Sumber : Data diolah 2021 homestay ; Lahan
kosong yang
Tabel 7. Matriks IFAS direncanakan
FAKTOR akan ditanami
LINGKUNGAN BO BOT RA TING NI LAI berbagai macam
INTERNAL tanaman pisang
KEKUATAN yang nantinya
Potensi alam akan disebut
yang kaya kebun pisang
(Pancuran Tuk Nusantara.) 0.07 2 0.14
Bulus dan potensi potensi wisata
alam lainnya edukasi
seperti gua, (Pengembangan
pancuran, tanaman Bonsay) 0.05 1 0.05
“belik”; 1.69
Pepohonan KELEMAHAN
seperti mahoni, Fasilitas yang
wadang, pepeng, minim 0.05 3 0.15
pisang, nangka,
Dana
coklat; Batu-batu
pengembangan
pembatas yang
fasilitas yang
menjadi semacam
terbatas dengan
pagar disetiap
swadaya
rumah menjadi
masyarakat. 0.1 5 0.5
ciri khas.) 0.15 5 0.75
Belum memiliki
master plan
pembangunan
pariwisata dengan
memanfaatkan
potensi wilayah. 0.1 4 0.4
Belum banyak
kerjasama dengan
industri
pariwisata atau
pihak terkait
untuk
pengembangan
wisata 0.03 1 0.03

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 139
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

Belum semua Bulus dengan kekhasan magis yang


anggota
masyarakat dilengkapi pengembangan wisata edukasi
terlihat aktif tanaman pisang Nusantara dan tanaman
dalam Bonsay serta adat istiadat sebagai budaya
pengembangan
pariwisa Tegal lokal keseharian masyarakat pedesaan.
Balong. 0.03 2 0.06
Kapasitas SDM
dan kelembagaan
yang terbatas
(Minimnya usia
muda yang ikut
terlibat menjadi
pengelola;
kesibukan warga
karena pekerjaan
utama/lain) 0.03 2 0.06
Tegal Balong
belum memiliki
NIK (Nomor
Induk
Kebudayaan) dan
NIB (Nomor
Induk Berusaha). 0.02 1 0.02
Pemasaran digital
belum dilakukan 0.02 1 0.02 Sumber : Data diolah 2021
Belum ada Gambar 2. Matriks Kuadran SWOT
pematapan Dari potensi yang teranalisis tersebut maka
Unique Selling
Point (Belum ada rekomendasi dan usulan Unique Selling
makanan khas Point (USP) yang terbentuk yaitu: “Wisata
yang menjadi
keunikan desa) 0.1 4 0.4
konservasi alam Pancoran Tuk Bulus
1.64 dengan kekhasan magis yang dilengkapi
1 3.33 pengembangan wisata edukasi tanaman
Sumber : Data diolah 2021 pisang Nusantara dan tanaman Bonsay
Langkah berikutnya adalah serta adat istiadat sebagai budaya lokal
intepretasi hasil EFAS dan IFAS. nilai keseharian masyarakat pedesaan”
EFAS adalah 3,23 maka artinya strategi Langkah berikutnya bagi Desa Tegal
yang diterapkan memiliki kemampuan Balong, Bimomartani, Ngemplak, Sleman
yang moderat (sedang) dalam merespon dengan Unique Selling Point (USP) inilah,
berbagai faktor eksternal. Nilai IFAS pengelola mulai merumuskan beberapa hal
adalah 3,33 maka artinya maka artinya berikut: (1) Pembuatan master plan yang
strategi yang diterapkan memiliki dapat mewadahi perencanaan strategi
kemampuan yang sedang / moderat dalam pengembangan dengan timeline yang rinci
memanfaatkan faktor internalnya. sehingga seluruh warga desa mengetahui
Selanjutnya, mencari titik kuadran arah pengembangan wisata mereka
matrik dengan membandingkan nilai antara berdasarkan USP; (2) Memperkuat
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan kemitraan dengan industri pariwisata
ancaman. Hasilnya untuk sumbu Y yaitu lainnya untuk mempermudah akses
peluang dan ancaman senilai 2,32 promosi dan pengembangan fasilitas
dikurangi 0,91 yaitu 1,4. Hasilnya untuk destinasi wisata ini berdasarkan USP; (3)
sumbu X yaitu kekuatan dan kelemahan Membuat perencanaan paket dan program
senilai 1,69 dikurangi 1,64 yaitu 0,05. wisata untuk ditawarkan ke calon
Gambar 2. menunjukkan bahwa wisatawan berdasarkan USP; (4)
masuk dalam kuadran I yaitu ekspansi Mempersiapkan fasilitas memadai untuk
dengan mendukung strategi ofensif . Maka calon wisatawan berdasarkan USP; (5)
kami merekomendasikan untuk mengambil Pembuatan promosi online berdasarkan
strategi S-O dengan memanfaatkan USP; (6) Mempertajam lagi makanan khas
kekuatan untuk mencapai peluang. Hal yang cocok untuk menjadi unggulan desa
yang dapat dilakukan adalah dengan berdasarkan USP.
Wisata Konservasi Alam Pancoran Tuk
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 140
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

PENUTUP Principle and Practice, Third Edition,


Hasilnya dapat disimpulkan bahwa Harlow. Prentice-Hall.
Pancuran Tuk Bulus ini dapat Creswell, J.W. (2010). Research Design
dikembangkan menjadi destinasi wisata Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
yang berkelanjutan karena potensi alam, dan Mixed.Yogyakarta : Pustaka
budaya dan modal sosial mereka yang Pelajar
kuat. Rekomendasi dan usulan Unique Getz (1992). The Tourism Area Lyfe
Selling Point (USP): “Wisata konservasi Cycle Vol.1, Applications and
alam Pancoran Tuk Bulus dengan Modifications. Channel View
kekhasan magis yang dilengkapi Publications. Gutierrez, E.,
pengembangan wisata edukasi tanaman Lamoureux, K., Matus S., dan
pisang Nusantara dan tanaman Bonsay Sebunya, K (2005). Linking
serta adat istiadat sebagai budaya lokal communities, Tourism &
keseharian masyarakat pedesaan” ini Conservation. Conservation
dipakai sebagai dasar pembuatan strategi International and The George
pengembangan pariwisata berkelanjutan Washington University. J.R. Brent
bagi Desa Tegal Balong, Bimomartani, Ritchie and Geoffry I. Crouch. A
Ngemplak, Sleman. Model of Destination
Akan tetapi perlu disadari bahwa Competitiveness. Revista De
sekitar Pancuran Tuk Bulus terdapat Administracao Publica
beberapa pesaing yang dapat mengancam Ghozali, I. (2014). Aplikasi Analisis
di masa yang akan datang. Oleh karena itu, Multivariate Dengan Program IBM
Pancuran Tuk Bulus perlu memiliki SPSS 23 (Edisi 8) Cetakan ke VIII.
perbedaan atau keunikan serta fasilitas Semarang: Badan Penerbit
yang mendukung sehingga memiliki Universitas Dioponegoro.
keunguulan kompetitif. Gunawijaya, Jajang, dkk. (2016). Model
Saran yang sebaiknya dilakukan Pengembangan Dan Kajian Destinasi
Desa Tegal Balong, Bimomartani, Wisata Pedesaan Indonesia:
Ngemplak, Sleman. Adalah : (1) kepada Perspektif Antropologi. Linea
pengelola desa wisata Tegalbalong dapat Pustaka. Depok
memperhatikan obyek wisata pancuran tuk Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J. and
bulus untuk dilakukan maintenance supaya Anderson, R.E. (2014), Multivariate
dapat menarik untuk konsumsi publik. (2) Data Analysis, 7th ed., Prentice-Hall,
selain itu diharapkan dapat memiliki Englewood Cliffs, NJ.
keunikan yang dapat ditonjolkan guna Jurdana, Dora Smolčić, Ines Milohnić,
menambah daya Tarik, ataupun perbedaan Lorena Dadić, Entrepreneurship In
tersendiri yang tidak dimiliki oleh obyek Tourism As A Factor Of Rural
wisata lainnya. (3) agar dapat Development, Journal of WEI
mempertahankan nilai-nilai luhur budaya Business and Economics, Volume 4
yang sedari dulu hingga saat ini masih ada Number 2, August 2015
serta terjaga dan dilestarikan guna menjadi Kurniawan, Erwin Fadli, Pemodelan
nilai lebih pada desa wisata tersebut. Pembentukan Intensi Kewirausahaan
Sosial Mahasiswa, skripsi tidak
REFERENSI dipublikasikan, Universitas Gadjah
Mada, 2014
Alexander Trukhachev. Methodology for Kristiana, Yustisia dan Stephanie
Evaluating the Rural Tourism Theodora M, Strategi Upaya
Potentials: A Tool to Ensure Pengembangan Pariwisata
Sustainable Development of Rural Berkelanjutan Agrowisata Berbasis
Settlements, Sustainability, Vol 7 pp Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2018)
3052-3070, 2015 Sri Nurhayati Qodriyatun, Implementation
Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D.G. and of Sustainable Tourism Development
Wanhill, S, (2005). Tourism; Policies in Karimunjawa, Aspirasi:

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 141
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

Jurnal Masalah-Masalah Sosial | devisa-unggulan-ini-syaratnya,


Volume 9, No, 2 Desember 2018 diakses 25 Januari 2021
ISSN: 2086-6305 (print) ISSN: 2614- https://www.antaranews.com/berita/17663
5863 (electronic) DOI: 21/indonesia-ingin-jadi-pionir-
https://doi.org/10.22212/aspirasi.v7i1. pengembangan-pariwisata-
1084. berkelanjutan, diakses 25 Januari
Nermischi, Nicolae, Adrian Craciun, 2021
Entrepreneurship and Tourism https://www.antaranews.com/berita/92712
Development in Rural Areas: Case of 6/kemenpar-ingin-masyarakat-desa-
Romania, Romanian Economic and wisata-makin-sadar-wisata, diakses 25
Business Review, vol 5 no 1, tahun Januari 2021
2006 https://www.cnnindonesia.com/gaya-
Neuman, W.L. (2011). Social research hidup/20190131194655-269-
methods: qualitative and quantitative 365541/indonesia-masuk-dalam-
approaches. 7th ed. Pearson jajaran-negara-terindah-di-dunia,
International, USA diakses 25 Januari 2021
Rais, Ahmad & Mohammad Awais, Rural https://www.kemenparekraf.go.id/asset_ad
Tourism: An Emerging Paradigm In min/assets/uploads/media/pdf/media_
Rural Entrepreneurship, Adhyayan 1560915745_LAKIP_KEMENPAR_
Vol 1 no 2, Jul-Dec, 2011 TA_2018.pdf, diakses 25 Januari
Ritchie, J. R. B., & Crouch, G. (2003). The 2021
competitive destination: A sustainable https://www.kemenparekraf.go.id/asset_ad
tourism perspective. Cambridge, MA: min/assets/uploads/media/old_all/PE
CABI Publishing DOMAN%20ISTA%20STD_150317
Zhaku, Sali, Raman Ismail, Touristic _RevDimFINAL2.pdf, diakses 25
Potentials Of Struga And The Januari 2021
Possibilities Of Sustainable
Development, BIODATA PENULIS
http://www.dukagjinicollege.eu/libri2/
84-Zhaku-Ismaili%28467- Drs. Rubiyatno, M.M., CDMP, dosen
473%29.pdf Universitas Sanata Dharma, berminat pada
https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2 bidang manajemen dan kewirausahaan
019/11/15/511/1024830/masyarakat- serta pengembangan pariwisata, khususnya
harus-sadar-wisata, diakses 25 Januari pariwisata berbasis pada masyarakat.
2021 Beberapa kali melakukan kajian yang
https://swa.co.id/wicf/news/pariwisata- berkaitan dengan UMKM, khususnya
diharapkan-dorong-perekonomian- pelaku usaha kerajinan serta koperasi.
indonesia, diakses 25 Januari 2021 Beberapa tahun terakhir terlibat dalam
https://travel.kompas.com/read/2019/03/23 kajian dan pengembangan beberapa desa
/084500627/bi--industri-pariwisata- wisata, yang berkaitan dengan keunikan
jadi-sektor-paling-hasilkan-devisa, produk wisata, kelembagaan dan
diakses 25 Januari 2021 pemasaran pariwisata khususnya
https://travel.tempo.co/read/1139099/pertu pemasaran yang berbasis digital.
mbuhan-pariwisata-indonesia-
peringkat-9-di-dunia, diakses 25 Maria Angela Diva V.W., M.Sc. CDMP,
Januari 2021 dosen Universitas Sanata Dharma dengan
https://travel.tempo.co/read/1253091/menp peminatan pada bidang manajemen
ar-pariwisata-berkelanjutan-jadi- pemasaran secara khusus pemasaran
masa-depan-indonesia, diakses 25 pariwisata, pemasaran hijau, dan
Januari 2021 pemasaran digital. Kajian riset dan
https://travel.tempo.co/read/1260441/5- pendampingan pada bidang pariwisata
tahun-ke-depan-pariwisata-jadi- berkaitan dengan pengembangan desa

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 142
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

wisata dan desa mandiri budaya dalam mengembangkan desa melalui pariwisata.
pengembangan pariwisata berkelanjutan. Beberapa buku juga telah ditulis
bertemakan pengelolaan manajemen jasa,
Fransisca Desiana Pranatasari, S.E., pengelolaan UMKM dari persepsi
M.M., CDMP, dosen Universitas Sanata keuangan dan manajerial. Publikasi dan
Dharma memiliki fokus peminatan riset HKI yang dimiliki diharapkan juga mampu
pada pariwisata, digital marketing juga mendukung pengembangan manajerial
entrepreneurship. Pengalaman menjadi dalam lingkup kewirausahaaan yang dapat
pendamping pengembangan desa wisata dipakai diberbagai macam sudut padang.
menjadi salah satu fokus peneliti untuk

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 143

Anda mungkin juga menyukai