Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH INFRASTRUKTUR, PROMOSI, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

TERHADAP PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN


DI BANYUWANGI

PROPOSAL

Oleh:
Hanima Khirda Luthfiana
Nim: 233206060020

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
PASCASARJANA PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Heterogenitas yang ada di Indonesia cukup tinggi dan bahkan didaulat sebagai
negara dengan keanekaragaman budaya yang paling heterogen di dunia. Indonesia tidak
hanya memiliki kekayaan sumber daya alam (natural resources) namun juga memiliki
keanekaragaman sumber daya budaya (cultural resources) yang meliputi peninggalan
sejarah, adat-istiadat, tradisi, kebiasaan yang berkaitan dengan kearifan lokal.
Banyuwangi merupakan kota di jawa timur yang dikenal memiliki kekayaan alam
dan destinasi pariwisata yang beragam, seperti keindahan alam, kekayaan budaya, atraksi
petualangan, dan lain sebagainya. Destinasi wisata di Banyuwangi tersebar di berbagai
wilayah kecamatan dan desa, seperti pantai, savanna, air terjun, taman, dll. Dengan
beragamnya destinasi yang tersebar di Banyuwangi, pemerintah memberikan perhatian pada
perkembangan kepariwisataan untuk meningkatkan daya tarik para wisatawan local dan
mancanegara. Salah satu upaya pemerintahan dalam meningkatkan kepariwisataan di
Banyuwangi yaitu dengan cara penataan yang baik lokasi wisata, termasuk penyiapan
masyarakat setempat dalam memfasilitasi kegiatan kepariwisataan.
Salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian
suatu negara adalah sektor pariwisata. Kesejahteraan masyarakat mengalami peningkatan
seiring dengan kemajuan yang terjadi di sector pariwisata. Adanya pengembangan
pariwisata mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sehingga pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan bagi
negara dan masyarakat lokal. Pariwisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang
mampu menekan angka kemiskinan serta dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
(Gunaerekha, 2017).
Wisata berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009
tentang kepariwisataan merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan seorang diri
maupun sekelompok orang dengan mengunjungi suatu tempat. Kegiatan perjalanan
bertujuan untuk rekreasi, pengembangan diri, maupun mempelajari suatu keunikan dari daya
tarik wisata yang ada. Kegiatan perjalanan dalam wisata dilakukan dalam kurun waktu
sementara. Sedangkan pariwisata merupakan kegiatan wisata yang didukung dengan adanya
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, serta
pemerintah daerah. (UU, 2009).
Pariwisata merupakan salahsatu sektor pembangunan yang saat ini sedang
digalakkan oleh pemerintah. Sektor pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara. Sebagai penghasil
devisa pada khususnya pada pendapatan Negara, sektor pariwisata mampu membuka
perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industry
penunjang dan industri-industri sampingan lainnya. Selain itu sektor pariwisata
memperkenalkan dan mendaya-gunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. Ini
berarti pengembangan pariwisata di Indonesia tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh
Indonesia. Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik yang
dilatarbelakangi oleh budaya, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap
suku yang ada. Selain itu, alam Indonesia yang indah akan memberikan daya tarik tersendiri
bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.
Pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan gagasan yang cukup banyak
dikenal dalam pengembangan pariwisata. Pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism)
adalah pariwisata yang memperhitungkan dampak ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan
saat ini hingga masa depan. Sumbangsih pariwisata nasional semakin bertambah penting
bagi Indonesia. Sektor ini mempunyai pengaruh terhadap perkenomian negara ini. Sektor
pariwisata menghasilkan devisa yang cukup besa guna mendapatkan barang modal yang
digunakan untuk proses produksi. Pengembangan sektor pariwisata merangsang tumbuhnya
pembangunan infrastrukur. Sektor ini juga mendorong perkembangan sektor-sektor lainnya.
Terakhir, sektor pariwisata juga menyumbang pertumbuhan kesempatan kerja dan
pendapatan (Purwahita et all, 2020).
Partisipasi masyarakat merupakan sebuah tindakan keterlibatan masyarakat sekitar
dalam pengembangan desa wisata. Proses keterlibatan tersebut dimulai dari mengidentifikasi
masala, identifikasi potensi, dan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya, proses pengambilan
keputusan tentang solusi alternative untuk menangani dan mengatasi masalah. Partisipasi
menjadi salah satu komponen yang harus ada dalam proses pembangunan. Melalui proses
tersebut, kemampuan dan perjuangan masyarakat lokal adalah untuk membangkitkan dan
menopang pertumbuhan kolektif menjadi kuat. Partisipasi telah menjadi mitos dalam
pembangunan. Hampir setiap negara mengumumkan secara luas kebutuhan partsipasi dalam
semua proses pembangunan.
Aktor utama dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah masyarakat lokal.
Mereka harus mendapatkan keuntungan dari perkembangan industri pariwisata di daerahnya.
Industri pariwisata secara tidak langsung akan menghasilkan dampak positif maupun
megatif kepada masyarakat lokal. Dampak tersebut terdiri dari realitas sumber daya alam,
budaya, tradisi, identitas, dan benda-benda warisan sejarah. Fungsi dari partisipasi
masyarakat pada dapat menjadi sebagai agen yang dapat merubah struktur pembangunan
ekonomi dengan mengutamakan kepentingan kelompok masyarakat. Dengan kata lain,
kegiatan tersebut akan membawa pengaruh potensial untuk actor perencanaan pembangunan
untuk memancing perubahan sosial masyarakat.
Industri pariwisata memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu
daerah atau Negara. Promosi menjadi elemen krusial dalam menarik minat wisatawan,
menciptakan kesadaran akan destinasi pariwisata. Promosi memiliki peran strategis dalam
membentuk citra destinasi pariwisata. Melalui promosi yang efektif, destinasi dapat menarik
lebih banyak wisatawan, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, dan memperluas
lapangan kerja.
Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor perekonomian yang terus berkembang
pesat dari tahun ke tahun. Saat semua sektor ekonomi dalam tren perlambatan, sektor
pariwisata menjadi sektor yang pertumbuhannya tetap terjaga. Perkembangan pariwisata
tentunya harus diimbangi dengan penyiapan infrastruktur untuk menunjang aktivitas
kepariwisataan. Infrastruktur ini berfungsi sebagai prasarana untuk mobilisasi para
wisatawan yang berkunjung agar semakin mudah dan cepat untuk sampai ke destinasi wisata
yang dituju. Dengan adanya kesiapan infrastruktur bertujuan untuk menarik minat
wisatawan yang akan berkunjung.
Kondisi infrastruktur yang baik ini dapat memfasilitasi perkembangan lalu lintas
akibat padatnya pengunjung wisata. Tentunya, perkembangan pengunjung akan
meningkatkan kualitas wilayah, kota dan juga tata guna lahan di suatu lokasi wisata. Apabila
kesiapan infrastruktur sudah baik, maka akan meningkatkan perekonomian daerah sekitar
wisata yang akan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Dengan itu, suatu daerah
pariwisata dapat semakin bersaing dan berkembang menjadi industri pariwisata yang dapat
lebih mengangkat pendapatan dari sector perekonomian daerah. Dalam hal ini perlu adanya
peningkatan kualitas infrastruktur guna menyelaraskan fungsi dan tujuan pariwisata
sehingga dapat mengangkat perekonomian dan kualitas sumber daya manusia daerah
tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas mendorong penulis untuk
melakukan penelitian. Penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai wujud upaya dalam
mengenalkan serta menggali lebih dalam mengenai konsep infrastruktur, promosi, dan
partisipasi masyarakat yang dapat mendorong kelestarian pariwisata berkelanjutan. Sebuah
konsep pengembangan pariwisata yang tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, namun
juga lingkungan serta social-budaya. Sehingga peneliti merumuskan judul penelitian yaitu
“Pengaruh Infrastruktur, Promosi, Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pengembangan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Di Banyuwangi”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas, maka rumusan
masalah yang terkait dengan penelitian ini guna menjawab permasalahan yang ada dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran infrastruktur dalam pengembangan destinasi pariwisata di
Banyuwangi?
2. Bagaimana efektivitas promosi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke
Banyuwangi?
3. Bagaimana partisipasi masyarakat memengaruhi pengembangan destinasi pariwisata
berkelanjutan di Banyuwangi?
4. Bagaimana hubungan antara infrastruktur, promosi, dan partisipasi masyarakat dalam
mengembangkan destinasi pariwisata yang berkelanjutan?

C. TUJUAN MASALAH
Permasalahan pokok yang dirumuskan berdasarkan rumusan masalah pada
pemaparan yang telah dijelaskan, maka tujuan dari masalah adanya penelitian ini sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh infratruktur terhadap pertumbuhan destinasi pariwisata
di Banyuwangi.
2. Untuk menganalisis efektifitas strategi promosi dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan ke Banyuwangi.
3. Untuk menganalisis peran dan dampak partisipasi masyarakat dalam pengembangan
destinasi pariwisata yang berkelanjutan di Banyuwangi.
4. Untuk memahami hubungan antara infrastruktur, promosi, dan partisipasi masyarakat
dalam pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan di Banyuwangi.

D. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada pihak-
pihak yang berkepentingan secara teoritis maupun praktis, dapat digunakan dikemudian hari,
yang mana manfaat ini terbagi menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis,
adapun dari dua manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi/pemikiran dalam
memilih obyek penelitian agar dapat bermanfaat bagi peneliti yang melakukan
penelitian yang sama.
2. Manfaat praktis
Hasil dan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak
berkepentingan, manfaat praktis dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagi akademis
penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
b. Bagi penulis
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman penulis dalam mengembangkan
kemampuan berfikir secara ilmiah sistematik, dan dapat menulis karya ilmiah
sesuai dengan teori ekonomi islam.
c. Bagi pemerintah
penulisan ini dapat memberikan masukan dalam upaya peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN


1. Pengertian
Menurut Tjiptono pengembangan berasal dari kata kerja “berkembang” yang
memiliki arti mekar, terbuka, menjadikan maju, menjadikan besar. Sehingga
pengembangan merupakan kegiatan membuat, mengadakan, atau mengatur sesuatu baik
yang sudah ada maupun yang belum ada agar lebih baik dan mengalami peningkatan.
Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No.18 tahun 2002
pengembangan merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Kegiatan pengembangan bertujuan untuk memanfaatkan kaidah dan teori
ilmu pengetahuan yang kebenarannya telah terbukti untuk meningkatkan manfaat,
fungsi, serta implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, maupun
menghasilkan teknologi baru. Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan,
perubahan yang terjadi secara perlahan (evolution) dan bertahap (step by step).
Menurut Yoeti, pengembangan merupakan suatu usaha ataupun cara yang
dilakukan untuk memajukan serta mengembangkan sesuatu yang telah ada.
Pengembangan pariwisata di suatu daerah memiliki tujuan yang selalu memperhatikan
keuntungan dan manfaat pengembangan bagi masyarakat setempat.
Dari pengertian-pengertian mengenai pengembangan di atas dapat disimpulkan
bahwa pengembangan memiliki dua sifat. Pengembangan dapat berupa suatu kegiatan
untuk menciptakan sesuatu yang belum ada atau baru (inovasi) maupun memperbaiki
sesuatu yang sudah ada (renovasi). Pengembangan wisata meliputi kegiatan atau upaya
untuk memperbaiki kualiatas hidup masyarakat dengan cara menciptakan atau
mengembangkan potensi wisata. Adanya pengembangan wisata mampu memunculkan
daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung dan memberikan manfaat bagi masyarakat
setempat.
Pariwisata lahir dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu ”pari” dan
“wisata”. Pari memiliki arti sempurna, lengkap, tertinggi, berkeliling, sedangkan wisata
berarti perjalanan. Sehingga pariwisata berarti suatu perjalanan yang sempurna atau
lengkap. Pariwisata juga dapat diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan dengan
berkeliling.
Tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009
tentang kepariwisataan, wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang maupun sekelompok orang. Kegiatan perjalanan dilakukan dengan
mengunjungi suatu tempat tertentu dengan tujuan untuk rekreasi, pengembangan diri,
maupun mempelajari suatu keunikan dari daya tarik wisata. Kegiatan perjalanan
dilakukan dalam jangka waktu sementara. Orang yang melakukan kegiatan perjalanan
atau wisata disebut dengan wisatawan. Sedangkan pariwisata merupakan berbagai
macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pemerintahan, maupun pengusaha.
Menurut Yoeti Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain, dengan tujuan
bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, namun semata-
mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau menambah
keinginan yang beraneka ragam.
Pengembangan pariwisata merupakan suatu proses perencanaan yang dilakukan
oleh para pengembang pariwisata dengan tujuan untuk mendorong dan mendongkrak
pertumbuhan perekonomian dan sosial.(Soebagyo, 2012). Pengembangan pariwisata
juga sebagai suatu upaya dalam mewujudkan keterpaduan dalam pemanfaatan atau
penggunaan berbagai sumber daya pariwisata serta menggabungkan segala bentuk aspek
di luar pariwisata. Aspek yang berkaitan dengan keberlangsungan pengembangan
pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengembangan pariwisata dilakukan dengan adanya potensi wisata yang
kemudian mengalami pengembangan agar tercipta daya tarik wisata. Pengembangan
pariwisata dilakukan dengan menciptakan atau melakukan pengembangan terhadap
komponen- komponen pariwisata. Komponen pariwisata yang dimaksud meliputi:
atraksi atau kegiatan wisata, akomodasi, fasilitas dan pelayanan wisata, fasilitas dan
pelayanan transportasi, serta infrastruktur lainnya yang berkaitan dengan
terselenggaranya kegiatan wisatawan.
2. Unsur Pokok Pengembangan Pariwisata
Dalam pengembangan pariwisata terdapat tiga unsur pokok yang harus
diperhatikan. Unsur pokok yang menunjang pengembangan pariwisata meliputi:
a. Obyek Dan Daya Tarik Wisata
Tujuan dari adanya pengembangan pariwisata yaitu untuk mengolah potensi
wisata menjadi daya tarik wisata. Daya tarik wisata merupakan kekhasan yang
dimiliki oleh suatu destinasi wisata. Daya tarik wisata inilah yang menjadi
pendorong atau rangsangan bagi wisatawan untuk melakukan kunjungan.
b. Fasilitas dan Pelayanan Wisata
Fasilitas berupa alat transportasi, fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan
minum, serta fasilitas penunjang lainnya seperti: musholla, kamar mandi, dll.
Fasilitas juga bersifat spesifik menyesuaikan dengan kebutuhan dari jenis wisata.
Unsur pariwisata fasilitas ini juga meliputi komponen prasarana dan infrastruktur.
Pelayanan wisata diberikan kepada wisatawan dalam rangka memberikan kepuasan
bagi wisatawan.
c. Aksesbilitas
Aksesbilitas merupakan kemudahan bagi wisatawan untuk menjangkau
wilayah destinasi wisata. Aksesbilitas berkaitan dengan penyediaan prasaran dan
jaringan transportasi. Aksesbilitas menghubungkan antara daerah asal wisatawan
dengan daerah tujuan wisata.

3. Dampak Pengembangan Pariwisata


Adanya pengembangan pariwisata memberikan dampak bagi ekonomi, sosial,
budaya atau bahkan lingkungan alam. Tidak semua kegiatan pengembangan pariwisata
terfokus pada keberlanjutan. Terdepat kegiatan pengembangan pariwisata yang hanya
fokus pada saat ini dan mengabaikan ketersedian sumber daya di masa mendatang.
Berikut ini merupakan dampak dari adanya kegiatan pengembangan pariwisata, yaitu
meliputi:
a. Dampak Positif
Menurut Mulyadi dampak positif dari adanya pengembangan pariwisata
meliputi:
1) Membuka lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan penghasilan
masyarakat setempat.
2) Sebagai salah satu penghasil devisa bagi negara.
3) Mendorong terjadinya pengembangan kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi
lainnya, seperti kerajinan, pertanian, dll.
4) Ikut serta berkontribusi dalam pembangunan prasarana yang memberikan
manfaat serba guna.
5) Mendorong dan turut serta dalam pembiayaan pemeliharaan monument atau
peninggalan budaya.
6) Mendorong untuk melindungi serta melestarikan budaya tradisional yang ada,
seperti tarian, music, upacara adat, pakaian adat, dll.
7) Mendorong untuk melindungi serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
8) Terjadi perkembangan pendidikan kejuruan serta pertukaran pendidikan.
9) Meningkatkan kemampuan teknis bagi masyarakat setempat melalui
keterlibatan masyarakat di sektor pariwisata.
b. Dampak Negatif
Sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam
pembangunan perekonomian suatu negara. Namun, pariwisata juga memunculkan
dampak negatif bagi keberlangsungan kehidupan, diantaranya yaitu:

1) Perubahan Iklim
Pariwisata berkontribusi atas perkembangan perubahan iklim yang
mengakibatkan peningkatan pengeluaran CO global mencapai 5%. Emisi CO
dihasilkan oleh transportasi dan juga pengoperasian fasilitas wisata.
Pengeluaran CO yang berlebihan ini berdampak pada menipisnya lapisan
ozon yang mendorong terjadinya perubahan iklim.
2) Polusi Tanah Dan Air
Hal ini disebabkan oleh limbah padat maupun cair yang berasal dari aktivitas
wisata. Masih terdapat wisatawan yang acuh terhadap kebersihan dan
kelestarian alam.
3) Menipisnya Sumber Daya Yang Tak Terbarukan
Terjadi persaingan dalam penggunaan sumber daya yang tak terbarukan
(seperti air dan tanah) oleh pebisnis akomodasi dan masyarakat lokal.
Sehingga berpengaruh terhadap ketersedian sumber daya.
4) Kerusakan Lingkungan
Pengembangan wisata yang terburu-buru dan buruk dapat berdampak pada
kerusakan keanekaragaman hayati serta sosial-budaya yang ada.
5) Munculnya Masalah Terkait Keamanan
Pengembangan pariwisata harus direncanakan secara matang dan berhari-
hati. Dalam pengembangan pariwisata tidak hanya fokus terhadap kebutuhan
saat ini, namun juga kebutuhan di masa mendatang. Pengembangan
pariwisata berkelanjutan sangat diperlukan untuk meminimalisir atau bahkan
menghilangkan dampak negatif yang seringkali muncul dalam kegiatan
pengembangan pariwisata.

B. TEORI INFRASTRUKTUR PARIWISATA


1. Infrastruktur Dalam Ekonomi Islam
Urgensi jalan adalah disebabkan posisinya sebagai sarana yang memudahkan
mobilisasi dan peredaran unsur-unsur produksi, dan sebagai sarana yang
menghubungkan antara pasar, dan menjadi tempat peredaran hasil produksi. Ummar bin
Al Khathab sangat memperhatikan keurgensian jalan, baik jalan darat maupun jalan air,
dimana ummar menunjuk orang-orang yang bertanggung jawab dalam urusan ini.
Sebagaimana umar juga mensyaratkan kepada ahli dzimmah agar andil dalam perbaikan
jalan dan pembanguna jembatan.
2. Teori Pembangunan Infrastruktur
Dalam hal pembangunan fisik atau infrastruktur, menyebutkan bahwa pentingnya
pembangunan infrastruktur yang memadai yang berupa ketersediaan fasilitas pelayanan
publik baik sarana pendidikan, sarana kesehatan, rumah ibadah, listrik, jalan, jembatan,
transportasi, air bersih, drainase, teknologi dan komunikasi, bertujuan agar masyarakat
dapat bergerak lebih dinamis dan mempermudah kegiatan ekonomi serta agar para
investor mau menambahkan modalnya di daerah, apabila tidak demikian biaya yang
dikeluarkan untuk penanaman modal menjadi lebih besar dan berpengaruh pada harga
produk yang dihasilkan dan tentunya akan lebih mahal dibandingkan dengan yang lain,
sehingga produk yang dihasilkan tidak kompetitif.
Secara spesifik oleh store (dalam kodoatie 2005), infrastruktur di definisikan
sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen
publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik,
pembangunan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi
tujuan-tujuan ekonomi.
Pembangunan infrastruktur desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalaui
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan.
3. Jenis-jenis Infrastruktur
a. Infrastruk Transportasi
Transfortasi merupakan salah satu fasilitas bagi suatu daerah untuk maju dan
berkembang serta transportasi dapat meningkatkan aksesibilitas atau hubungan suatu
daerah karena aksesibilitas sering dikaitkan dengan daerah. Untuk membangun suatu
pedesaan keberadaan sarana dan prasarana transportasi tidak dapat terpisahkan dalam
suatu program pembangunan. Kelangsungan proses produksi yang efisien, investasi
dan perkembangan teknologi serta terciptanya pasar dan nilai selalu didukung oleh
sistem transportasi yang baik. Transportasi faktor yang sangat penting strategi untuk
dikembangkan, diantaranya adalah untuk melayani angkutan barang dan manusia
dari satu daerah ke daerah lainya dan menunjang pengembangan kegiatan- kegiatan
sektor lain untuk meningkatkan pembangunan nasional di Indonesia.
b. Infrastruktur Jalan
Infrastruktur jalan merupakan lokomotif untuk menggerakan pembangunan
ekonomi bukan hanya di perkotaan tetapi juga di wilayah pedesaan. Melalui proyek,
sektor infrasytuktur dapat menciptakan lapangan kerja yang menyerap jutaan tenaga
kerja di Indonesia. Selain itu, infrastruktur merupakan pilar menentukan kelancaran
arus barang, jasa, manusia, uang, dan informasi dari satu zona pasar lainnya, kondisi
ini akan memungkinkan harga barang dan jasa akan lebih murah sehingga bisa dibeli
oleh sebagian besar rakyat Indonesia yang penghasilannya lebih rendah. Jadi,
perputaran barang, jasa, manusia, uang dan informasi turut menentukan pergerakan
harga di pasar-pasar, dengan kata lain, bahwa infrastruktur pertumbuhan ekonomi
yang terjadi. Karena itu, setiap negara jalan menetralisir harga-haraga barang dan
jasa antar daerah (antar kota dan kampung - kampung).
Jalan berperan penting dalam merangsang maupun mengantisipasi
pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Karena itu, setiap negara melakukan investasi
yang besar dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan. Sekitar 0.8% dari PDB
negara berkembang dikeluarkan untuk pembangunan, pengembangan jalur, dan
rehabilitasi jalan. Sistem Jalan yang baik memberikan keunggulan bagi sebuah
negara untuk bersaing secara kompetitif dalam memasarkan hasil produknya,
mengembangkan industri, mendistribusikan populasi serta meningkatkan
pendapatan. Sebaliknya, prasarana yang minim dan buruk kondisinya menjadi
hambatan dalam mengembangkan perekonomian. Keterbatasan jaringan jalan dapat
menghambat pertumbuhan suatu wilayah sehingga aktivitas perekonomian dapat
terganggu yang pada akhirnya dapat menyebabkan bertambahnya harga suatu
barang.
c. Infrastruktur Sumber Daya Air Dan Irigasi
Sumber daya adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Irigasi adalah upaya penyediaan, pengaturan, dan pembangunan air irigasi
untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sistem irigasi meliputi
prasarana irigasi, air irigasi, menejemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi,
dan sumber daya manusia. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per
satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang
didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang
pertanian dan keperluan lainnya.
d. Infrastruktur Air Minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengelolaan atau tanpa proses
pengelolaan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan
produktif. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya di sebut SPAM merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
Penyelenggaraan pengembangsn SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan
atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
e. Infrastruktur Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat
Sistem sanitasi terpusat (off site sanitation) merupakan sistem pembuangan
air buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran) yang disalurkan
keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran pengumpul air
buangan dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengelolaan air
buangan sebelum dibuang ke badan perairan.
Proses pengelolaan air limbah sistem terpusat umumnya dibagi menjadi
empat tahapan, yaitu : pengelolaan awal (pre treatment), pengelolaan tahap pertama
(primary treatment), pengelolaan tahap kedua (secondary treatment), pengelolaan
tahap akhir (tertiary treatment).
f. Infrastruktur Telekomunikasi dan Informatika
Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan
dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan
bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.
Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang selanjutnya disebut
infrastruktur TIK adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk penyediaan
layanan telekomunikasi, internet dan atau penyebaran informasi.
g. Insfrastruktur Ketenagalistrikan
Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang selanjutnya disingkat PIK
adalah kegiatan rencanaa, pengadaan, dan pelaksanaan dalam rangka penyediaan
infrastruktur ketenagalistrikan, infrastruktur ketenagalistrikan adalah segala hal yang
berkaitan dengan pembangkitan tenaga listrik, transmisi tenaga listrik, distribusi
tenaga listrik, gardu induk, dan sarana pendukung lainnya.

C. TEORI PEOMOSI PARIWISATA


1. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Agar proposi
berjalan efektif, perusahaan harus menyusun strategi dalam memasarkan produknya.
Menurut Danang Sunyoto promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran
pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan
produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara
perusahaan dengan konsumen,melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan
dan keinginanya.
Promosi merupakan kegiatan mendiseminasikan brand image dari suatu
produk/jasa dengan berbagai metode yang dapat menjangkau target pasar sehingga
konsumen termotivasi untuk mencoba dan membelinya.
2. Fungsi Promosi
Terence A. Shimp menyatakan bahwa promosi memiliki lima fungsi yang sangat
penting bagi suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
a. Informing (Memberikan Informasi)
Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik
mereka berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra sebuah
perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Proosi menampilkan peran
informasi bernilai lainya, baik untuk merek yang diiklankan maupun konsumenya,
dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah ada.
b. Persuading (Membujuk)
Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuai peanggang
utuk mencoba prduk dan jasa yan ditawarkan. Terkadang persuai berbentuk
mempengaruhi permintaan prime, yani menciptakan permintaan bai keseluruhan
kategoi produk. Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun permintaan
sekunde, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.
c. Reminding (Mengingatkan)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk dan jasa yang
di iklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek pengiklan hadir di
benak konsomen. Periklanan lebih jauh didemostrasikan untuk mempengaruhi
pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen dan akhir-akhir ini belum
membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntunkan.
d. Adding Value (menambah nilai)
Terdapat tiga cara mendasar di mana peruasahaan memberi nilai tambah bagi
penawaran-penawaran mereka,inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah
persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut benar- benar
independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek di pandang lebih elegan,
lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.
e. Assisting (Mendampingi Upaya-upaya lain dari perusahaan)
Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu pewakilan
penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk perusahaan dan
memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak
personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan
dapat di hemat karena lebih sedikit waktu yang diperlkan untuk memberikan
informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa.
Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuaat apa yang dinyatakan klaim oleh
perwakilan penjual lebih kredibel. Jika fungsi diatas ditujukan lebih kepada
konsumen, maka sebenarnya funsi promosi juga memiliki tujuan untuk
memenangkan persaingan dengan kompetitor. Salah satu strategi memenangkan
persaingan dalam dunia pemasaran atau promosi adalah menggunakan public
relations dengan baik
3. Strategi Promosi
Bauran promosi merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada
untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat
memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi sebaiknya dilakukan
perencanaan matang yang mencakup bauran promosi Wiliam J. Staton menyatakan
sebagaimana yang dikutip oleh Djaslim Saladin, bahwa bauran promosi mempunyai
pengertian yaitu “Bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka,
periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan hubungan masyarakat yang membantu
pencapaian tujuan perusahaan”. Adapun aneka macam melakukan promosi, dan
kecendrunganya iyalah cara yang dipakai makin berkembang, secara garis besar
kelompok cara promosi dapat dibagi menjadi sebagai berikut: periklanan (Advertising),
personal seling, publisitas, sales promotion.
a. Periklanan (Advertising)
Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering
dilakukan perusahaan melalui komunikasi non individu dengan jumlah biaya seperti
iklan melalui media masa, perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu
yang membuat poster dan sebagainya. Periklanan dilakukan untuk memasarkan
produk baru atau tidak terjangkau salesmen atau personal selling. Periklanan sering
dilakukan melalui surat kabar, majalah, radio, dan TV, pos langsung ataupun bahkan
melalui biro periklanan.
Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi inpersonal
(impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa.
Kegiatan periklanan berarti kegiatan menyebarluaskan berita (informasi) kepada
pasar (masyarakat/konsumen). Masyarakat perlu diberitahu siapa (sponsor) yang
bertindak melalui media iklan tersebut. Dalam hal ini pihak sponsor membayar
kepada media yang membawakan berita itu. Kgiatan periklanan adalah suatu alat
untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli, sehingga
keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif, dalam hal ini
komunikasi dapat menunjukan cara-cara untuk merngadakan pertukaran yang saling
memuaskan.
Iklan adalah satu alat yang digunakan dalam memperkenalkan suatu
produkatau jasa kepada publik atau menyebarluaskan informasi dengan
menggunakan media masa, seperti pertelevisian, radio, majalah dan surat kabar.
b. Penjualan Perorangan (Personal Selling)
Personal Selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antara individu
yang sering bertemu muka yang ditunjukan untuk menciptakan, memperbaiki,
menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan
kepada bela pihak. Personal selling atau penjual pribadi disini adalah merupakan
komunikasi persuasiv seseorang secara individual kepada seseorang atau lebih calon
pembeli dengan maksud menimbulkan permintaan (penjualan). Dalam operasinya,
personal selling lebih fleksibel dibandingkan dengan orang lain. Ini disebabkan
karena tenaga-tenaga penjual tersebut dapat secara langsung mengetahui keinginan,
motif dan perilaku konsomen, dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen sehingga
mereka langsung dapat langsung mengadakan penyesuaian seperlunya.
c. Publisitas (Publicity)
Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan
yaitu melalui media masa tetapi informasi yang di beritakan tidak dalam bentuk iklan
tetapi berupa berita.12 Sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau
organisasi /perusahaan yang di sebarluaskan ke masyarakat dengan cara membuat
berita yang membuat arti komersial atau berupa penyajian-penyajian yang lain yang
bersifat positif. Dengan demikian suatu perusahaan beserta produknya dapat menjadi
perhatian umum. Untuk melakukan publisitas tidak perlu membayar, disinilah letak
perbedaan atara publisitas dengan periklanan, dalam hal ini mana periklanan
memerlukan sejumlah pembayaran.
d. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Alat kegiatan promosi selain periklanan, personal selling dan publisitas ialah
berupa sales promotion yang dilakukan dengan peragaan, pertunjukan dan pameran,
demonstrasi dan berbagai macam usaha penjualan yang tidak bersifat rutin.
e. Pemasaran Sponsorship (Marketing Sponsorship)
Pemasaran sponsorships adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan
atau lembaga/instansi atau salah satu merek dengan kegiatan tertentu. Sponsorshisp
memiliki kemampuan untuk menyampaikan di sejumlah bidang komunikasi. Paket
sponsorship yang dikemas secara tepat dapat menciptakan atau memperkuat
kesadaran akan nama yang tinggi. Melakukan sponsorship pada suatu even
menawarkan peluang yang sangat baik bagi pelanggan dan staf. Satu hari
menyelenggarakan lomba atau kegiatan sejenis bisa menjadi katalisator yang
bermanfaat untuk membangun hubungan atau motifasi karyawan.
4. Tujuan Promosi
Rossiter dan Percy mengklisifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari
kounikasi sebagai berikut:

a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need).


b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada
konsumen (brand awareness).
c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).
d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purschase itention).
e. Membagi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purschase facilitation)
f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning).Menumbuhkan persepsi
pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need).

D. TEORI PARTISIPASI MASYARAKAT


1. Pengertian
Partisipasi diartikan sebagai upaya peran serta masyarakat dalam suatu kegiatan
baik dalam bentuk pernyataan maupun kegiatan.Lebih lanjut dijelaskan partisipasi
merupakan keikutsertaan masyarakat dalam program-program pembangunan.
Dalam prosesnya, pembangunan wisata harusnya mengajak keterlibatan
masyarakat didalmnya tentunya. Hal tersebut dikarenakan mereka memiliki pemahaman
yang dalam mengenai potensi dn bagaimana daerah mereka. Oleh karenanya proses
berjalannya wisata tidak boleh lepas dari keterlibatan masyarakan. Kedepannya, dengan
keterlibatan yang ada maka mampu menumbuhkan rasa memiliki bagi masyarakat
sehingga masyarakat sekitar turut serta menjaga kelestarian pariwisata tersebut.
Partisipasi masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan keikutsertaan semua
unsur masyarakat pada pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Keikutsertaan
tersebut menjadikan proses pembangunan menjadi lebih cepat dan lebih tepat sehingga
mampu menjadi jembatan untuk mensejahterakan masyarakat itu sendiri.
Berikut ada berbagai tingkatan dan arti partisipasi masyarakat antara lain:
a. Partisipasi Manipulasi (Manipulative Participation)
Karakteristik dari model partisipasi ini adalah keanggotaan bersifat
keterwakilanpada suatu komisi kerja, organisasi kerja, dan atau kelompok-
kelompok. Jadi tidak berbasis pada partisipasi individu.
b. Partisipasi Pasif (Passive Partisipation)
Partisipasi rakyat dilihat dari apa yang telah diputuskan atau apa yang telah
terjadi, informasi dari administrator tanpa mau mendengar respon dari rakyat
tentang keputusan atau informasi tersebut. Informasi yang disampaikan hanya
untuk orang-orang luar yang profesional.
c. Partisipasi Melalui Konsultasi (Partisipation By Consultation)
Partisipasi rakyat dengan berkonsultasi atau menjawab pertanyaan. Orang
dari luar mendefinisikan masalah-masalah dan proses pengumpulan informasi,
dan mengawasi analisa. Proses konsultasi tersebut tidak ada pembagian dalam
pengambilan keputusan, dan pandangan-pandangan rakyat tidak dipertimbangkan
oleh orang luar.
d. Partisipasi Untuk Insentif (Partisipation for Material Incentives)
Partisipasi rakyat melalui dukungan berupa sumber daya, misalnya tenaga
kerja, dukungan pangan, pendapatan atau insentif material lainnya. Mungkin
petani menyediakan lahan dan tenaga, tetapi mereka dilibatkan dalam proses
percobaan-percobaan dan pembelajaran. Kelemahan dari model partisipasi ini
adalah apabila insentif habis maka teknologi yang digunakan dalam program juga
tidak akan berlanjut.
e. Partisipasi Fungsional (Functional Participation)
Partisipasi dilihat dari lembaga eksternal sebagai suatu tujuan akhir untuk
mencapai target proyek, khususnya mengurangi biaya. Rakyat mungkin
berpartisipasi melalui pembentukan kelompok untuk menentukan tujuan yang
terkait dengan proyek. Keterlibatan seperti itu mungkin cukup menarik, dan
mereka juga dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, tetapi cenderung
keputusan tersebut diambil setelah keputusan utama ditetapkan oleh orang luar
desa atau dari luar komunitas rakyat desa yang bersangkutan.
f. Partisipasi Interaktif (Interactive Participation)
Partisipasi rakyat dalam analisis bersama mengenai pengembangan
perencanaan aksi dan pembentukan atau penekanan lembaga lokal. Partisipasi
dilihat sebagai suatu hak, tidak hanya berarti satu cara untuk mencapai target
proyek saja, tetapi melibatkan multi-disiplin metodologi dan ada proses belajar
terstruktur. Pengambilan keputusan bersifat lokal oleh kelompok dan kelompok
menentukan bagaimana ketersediaan sumber dayayang digunakan, sehingga
kelompok tersebut memiliki kekuasaan untuk menjaga potensi yang ada di
lingkungannya.
g. Partisipasi Inisiatif (Self-Mobilisation)
Partisipasi rakyat melalui pengambilan inisiatif secara indenpenden dari
lembaga luar untuk melakukan perubahan sistem. Masyarakat mengembangkan
hubungan dengan lembaga eksternal untuk advis mengenai sumber daya dan
teknik yang mereka perlukan, tetapi juga mengawasi bagaimana sumber daya
tersebut digunakan. Hal ini dapat dikembangkan jika pemerintah dan LSM
menyiapkan satu kerangka pemikiran untuk mendukung suatu kegiatan.
BAB III
METODE PENELITIAN

Pembahasan pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini, mengenai penguraian tentang pendekatan kuantitatif, sebagaimana
berikut:

A. JENIS PENELITIAN
Menurut jenis data dan analisisnya, metode dalam penelitian ini merupakan suatu
pendekatan ilmiah untuk mencapai suatu tujuan dan kegunaan tertentu. Maka dari itu, untuk
mencapai sebuah tujuan tersebut, sangat diperlukan metode yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada falsafah
positivisme, penelitian kuantitatif ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan secara
acak, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hasil sementara yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2018:15).
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif
kuantitatif dengan penelitian explanatory research (Kuncoro, 2027). Penelitian explanatory
research merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel X dan
Y. Menurut (Singarimbun dan Effendi, 1995:5) penelitian explanatory adalah penelitian
yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan pengujian hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya. Sedangkan menurut (Sani & Vivin, 2013;180) penelitian
explanatory (explanatory research) adalah untuk menguji hipotesis antar variabel yang
dihipotesiskan. Dalam penelitian ini terdapat hipotesis yang akan di uji kebenarannya.
Hipotesis itu mengambarkan hubungan antara dua variabel, untuk mengetahui apakah suatu
variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah variabel disebabkan
atau dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya menurut Faisal dalam (Sani dan Vivin,
2013:181).
Adapun penelitian yang dilakukan kali ini adalah penelitian penjelasan dengan
menggunakan metode survey yang mana dalam pengumpulan datanya digunakan kuisioner
dan wawancara. Menurut (Singarimbun dan Effendi, 1995:5) metode survey adalah metode
yang mengambil data dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai pengumpulan
alat data yang pokok sehingga penelitian survey bertujuan untuk mengetahui pendapat
responden, data yang akan diperoleh dari pengambilan sampel dalam populasi yang akan
diteliti.

B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 desember 2021 hingga tanggal 3
maret 2022.
2. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi pariwisita yang ada di
Banyuwangi. Pengambilan lokasi tersebut dikarenakan banyuwangi yang kaya akan
budaya, kuliner dan wisata yang masih lestari.

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdri
atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
(Istijanto, 2006:106) populasi diartikan jumlah keseluruhan angota yang diteliti.
Populasi dari penelitian ini terdiri dari berbagai stakeholder terkait dengan
pariwisata di banyuwangi seperti wisatawan, pengusaha pariwisata, komunitas lokal, dan
pejabat pemerintah terkait. populasi dari penelitian ini yaitu sebanyak 500 anggota.
2. Sampel
Menurut Djarwanto dan Subagyo menjelaskan bahwa sampel adalah sebagain
dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakil
keseluruhan dari populasi (Sani & Vivin, 2013:181). Pengambilan sampel akan
dilakukan dengan metode purposive sampling atau stratified random sampling untuk
memastikan representasi dari masing-masing kelompok. Dalam penelitian ini jumlah
sampel 100 orang.

D. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL


Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel
yang digunakan dalam penelitian jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebernanya (Marsono, 2014:34). Sampel dalam Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sample. Purposive sample adalah
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:85). Alasan
menggunakan Teknik purposive sample ini dikarenakan sesuai untuk digunakan dalam
penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi
(Sugiyono, 2018:85). Secara skematis Teknik pengumpulan data ada 2 macam yaitu
probability sampling (acak) dan non probability sampling (tidak acak) diantaranya
(Sugiyono, 2014:81-84):
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah Teknik pengumpulan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Probability sampling meliputi simple random sampling, proportionate stratified random
sampling, disproportionate stratified random sampling dan cluster sampling (Sugiyono,
2014:82).
2. Non probability Sampling
Non probability sampling adalah teknik pengumpulan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur untuk dipilih menjadi sampel. Non
probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, incidental sampling,
purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling (Sugiyono, 2014:84).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling yaitu teknik purposive sampling. Purposive Sampling adalah
didasarkan atas kriteria tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
ciri populasi, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang
diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian. Penelitian ini
menggunakan ciri sampel bedasarkan:
1. Wisatawan yang telah mengunjungi banyuwangi dalam jangka waktu tertentu dan
memiliki pengalaman yang berbeda dalam memanfaatkan infrastruktur, promosi, dan
interaksi dengan masyarakat setempat.
2. Pengusaha pariwisata dari berbagai sektor (akomodasi, kuliner, agen perjalanan, dll)
untuk memperoleh pandangan yang komprehensif tentang pengaruh faktor-faktor
yang diteliti
3. Komunitas local yang terlibat langsung dalam pariwisata atau yang memiliki
persepsi terhadap dampak pariwisata terhadap lingkungan dan kehidupan social
mereka.
E. JENIS DAN SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan skunder, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung
dari sumber datanya. Data primer juga disebut sebagai data asli atau data baru.(Sandu,
2015). Data primer berupa hasil observasi dan wawancara.

2. Data Skunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti melalui berbagai sumber
yang telah ada. Dalam hal ini peneliti sebagai tangan kedua. (Sandu, 2015). Data
sekunder adalah data yang sudah ada menjadi data yang valid yang berasal dari instansi
terkait. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari kelurahan, buku, internet, jurnal-
jurnal penelitian dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data merupakan berbagai cara yang digunakan sebagai bentuk upaya
untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian.
(Suwartono, 2014). Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh ketepatan metode
pengumpulan data yang digunakan. Keberhasilan ini ditandai dengan diperolehnya data yang
berkualitas dan lengkap. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi:
1. Wawancara
Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam sebuah penelitian. Wawancara
dilakukan secara langsung serta melibatkan dua orang atau bahkan lebih. Peneliti
mendengarkan serta berinteraksi secara langsung dengan informan guna mendapatkan
informasi atau keterangan. (Cholid,2005).
Tujuan dari kegiatan wawancara yaitu untuk menambah dan memperbanyak
perolehan data. Wawancara memudahkan peneliti untuk lebih memahami kondisi sosial
dan budaya di lingkungan penelitian melalui bahasa dan ekspresi dari informan.
Wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan klarifikasi mengenai hal-hal yang tidak
atau belum diketahui secara umum.
2. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan pengamatan secara langsung perilaku
individu serta interaksi yang terjadi dalam setting alamiah penelitian. (Fitrah, 2017).
Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung perilaku individu serta
interaksi yang terjadi dalam setting atau latar alamiah penelitian. Observasi
mengharuskan peneliti untuk terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari subyek yang
dipelajari atau diteliti. (Fadli, 2021)
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sebuah bukti dalam studi kasus yang tidak dapat
diperoleh dalam teknik pengumpulan data wawancara maupun observasi. Data yang
diperoleh melalui teknik ini dapat digunakan sebagai pendukung data hasil wawancara
dan observasi. Teknik dokumentasi juga dapat memberikan data mengenai history dari
setting penelitian. Sumber data dari teknik ini dapat berupa catatan administrasi, surat,
memo, agenda, serta dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian.(Fitrah, 2017).

G. TEKNIK ANALSIS DATA


Analisis data merupakan proses mengurutkan serta mengorganisasikan data ke dalam
sebuah pola, kategori, serta satuan uraian dasar agar dapat d itemukan tema serta dapat
merumuskan hipotesis. Dalam analisis data peneliti harus mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberikan kode, serta mengkategorikan data-data. Tujuan diadakannya
analisis data yaitu untuk mencari makna dari data-data yang telah diperoleh. Makna inilah
yang menjadi hasil dari penelitian.(Sandu, 2015)
Miles dan Huberman menyatakan bahwa dalam analisis data terdapat tiga kegiatan
yang harus dilakukan, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data diawali dengan mengumpulkan data-data yang telah diperoleh
melalui teknik pengumpulan data. Data-data yang telah terkumpulkan disajikan dalam
bentuk narasi atau deskripsi. Dalam kegiatan reduksi data ini data-data yang telah
terkumpulkan diolah dengan cara merangkum, memilih, memfokuskan pada hal-hal
penting yang berkaitan dengan penelitian, mencari tema serta pola. Kemudian, dilakukan
kegiatan memilah data yang dianggap tidak sesuai dengan penelitian. Data yang telah
direduksi dapat memberikan gambaran yang jelas. Reduksi data dilakukan untuk
menyederhanakan data-data yang diperoleh serta memastikan bahwa data yang diolah
merupakan data yang berkaitan dengan penelitian.
2. Data Display
Data display atau penyajian data merupakan susunan sekumpulan data yang
memungkinkan terjadinya penarikan kesimpulan. Penyajian data merupakan hasil
penyederhanaan dari data-data yang telah di reduksi tanpa mengurangi makna yang
terkandung. Penyajian data dilakukan untuk mempermudah dalam memahami hal-hal
yang terjadi. Dalam tahap ini peneliti harus mengklasifikasikan serta menyajikan data
yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian.
3. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses analisis data. Penarikan
kesimpulan dapat dilakukan dengan membandingkan pernyataan dari subyek penelitian
dengan makna yang terkandung dengan teori yang digunakan dalam penelitian.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif harus memuat temuan baru (novelty). Temuan
berupa deskripsi atau teori mengenai sesuatu yang sebelumnya belum jelas, namun
melalui penelitian yang dilakukan menjadi lebih jelas.(Barrett, 2018).

Anda mungkin juga menyukai