“MENULIS ESSAI”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Aida Hisma
NPM : 225110248
TAHUN 2023
BAB I
PEMDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangun yang dapat menjadi factor
utama pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, pariwisata dianggap sebagai aset yang
strategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu. Hal ini
disebabkan karena pariwisata memiliki tiga aspek yang berpengaruh yaitu aspek
ekonomi, aspek sosial, dan aspek budaya. Pariwisata yang diyakini banyak kalangan
sebagai sumber penggerak ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengurangan
kemiskinan, media dalam meciptakan keharmonisan sosial menjadi prioritas
pembangunan di banyak negara. Untuk mewujudkan keyakinan tersebut pariwisata
harus dibangun dan dikembangkan secara terencana, terpadu dan terintegrasi serta
berkelanjutan. Kegiatan pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang
untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain
meninggalkan tempatnya semula dengan suatu perencanaan dan dengan maksud
bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tapi semata-
mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam.
Sektor pariwisata memiliki peranan penting sebagai salah satu sumber bagi
penerimaan devisa, serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,
khususnya dalam mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan produktivitas
suatu negara. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor strategis yang harus
dimanfaatkan untuk pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan
Nasional. Pembangunan kepariwisataan mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan pariwisata juga mendorong
dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan
permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan
kegiatan produksi barang dan jasa. Penelitian ini mengkaji pengaruh pariwisata
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia berdasarkan data time series selama
tahun 1975 - 2017. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan yang
diestimasi dengan Two stage least square. Hasil menunjukkan bahwa pariwisata
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan
ekonomi berpengaruh positif terhadap periwisata. Faktor lain yang berpengaruh
terhadap pariwisata di Indonesia yaitu nilai tukar dan inflasi. Pariwisata dapat
meningkatkan pendapatan devisa, menciptakan lapangan kerja, merangsang
pertumbuhan industri pariwisata, oleh karena itu dapat memicu pertumbuhan
ekonomi, terlebih dapat mendorong di berbagai negara untuk mengembangkan sektor
pariwisata. Pariwisata berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai
jalur termasuk pendapatan mata uang asing, menarik investasi internasional.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan di atas, maka rumusan masalah penulisan ini adalah :
1. Respon Anda terkait pernyataan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan
devisa
2. Respon Anda terkait pernyataan pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja
3. Respon Anda terkait pernyataan pariwisata dapat memicu pertumbuhan ekonomi
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan fokus penelitian penulisan di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah untuk mendeskripsikan :
1. Pariwisata dapat meningkatkan pendapatan devisa
2. Pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja
3. Pariwisata dapat memicu pertumbuhan ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
Sektor pariwisata memiliki peranan penting sebagai salah satu sumber bagi
penerimaan devisa, serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya dalam
mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan produktivitas suatu negara. Sektor
pariwisata merupakan salah satu sektor strategis yang harus dimanfaatkan untuk
pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan Nasional. Pembangunan
kepariwisataan mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada
gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Penelitian ini mengkaji
pengaruh pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia berdasarkan data time
series selama tahun 1975 - 2017. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan
yang diestimasi dengan Two stage least square. Hasil menunjukkan bahwa pariwisata
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif terhadap periwisata. Faktor lain yang berpengaruh terhadap pariwisata di
Indonesia yaitu nilai tukar dan inflasi. Pariwisata dapat meningkatkan pendapatan devisa,
menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan industri pariwisata, oleh karena itu
dapat memicu pertumbuhan ekonomi, terlebih dapat mendorong di berbagai negara untuk
mengembangkan sektor pariwisata. Pariwisata berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
melalui berbagai jalur termasuk pendapatan mata uang asing, menarik investasi internasional.
Menurut Erawan dalam Pitana, I Gde, dan Gayatri, Putu G (2005:112) menjelaskan
bahwa industri pariwisata mampu menyumbang sebesar 51,6% terhadap pendapatan
masyarakat di Bali dan kesempatan kerja menyumbang sekitar 38 %. Data tersebut
menunjukkan selama di Bali, pengeluaran wisatawan yang terserap ke dalam perekonomian
rakyat cukup tinggi dapat dilihat dari kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
Selain bagi masyarakat, kegiatan pariwisata juga memberikan dampak positif bagi
pemerintah dalam aspek ekonomi, sebab semakin banyak jumlah wisatawan yang berkunjung
ke daerah wisata, maka akan meningkatkan pemasukan PDRB bagi daerah. Jadi tidak hanya
masyarakat yang diuntungkan tetapi pemerintah juga.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prayogi, Putu Agus (2011) di objek
wisata Penglipuran, bahwa perkembangan pariwisata dapat membuka kesempatan bagi
masyarakat untuk membuka usaha sebagai penyedia kebutuhan wisatawan. Ini dapat dilihat
dari pendirian art shop dirumah-rumah penduduk, yang menawarkan berbagai cendra mata
khas Penglipuran yang berbahan dasar pohon bambu. Perkembangan pariwisata secara tidak
langsung juga berdampak pada sektor industri kecil/rumah tangga. Dimana masyarakat Desa
Penglipuran mendirikan kelompok-kelompok pengrajin bambu, yang mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat. Selain pemasukan berupa hasil penjualan cindramata, masyarakat
desa Penglipuran juga memperoleh masukan dari restribusi yang dibayarkan oleh wisatawan
ketika memasuki objek wisata. Adapun restribusi yang dikenakan kepada wisatawan adalah
sebesar Rp. 2.500,- dari total restribusi yang diperoleh 40 % nya diserahkan kepada pihak
Desa Penglipuran. Besarnya pengaruh industri pariwisata terhadap kesejahteraan hidup
masyarakat mengharuskan semua unsur-unsur yang terlibat dalam pariwisata agar dapat
memajukan dan mengembangkan daerah wisata.
Selain itu, kontribusi lain pariwisata adalah penciptaan kesempatan kerja. Pada tahun
1992 WTIC (World Travel and Tourism Council) memperkirakan bahwa sektor pariwisata
mempekerjakan sekitar 127 juta pekerja atau sekitar satu setiap limabelas pekerja di dunia
(WTTC, 1992dikutip oleh Hawkins, 1994). Estimasi WTO (World Tourism Organization)
bahkan menunjukkan jumlah itu telah mencapai 200 juta atau satu dari setiap sepuluh
pekerjaan yang tersedia (TIES, 2000). Di Indonesia, dengan menggunakan simulasi metode
National Satelite Account, WTIC bekerjasama dengan Wharton Economic Forecasting
Associates (WEFA), memperkirakan angka awal jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata
pada tahun 1997 sebesar 6,6 juta. Sedangkan skenario moderat proyeksi penyerapan tenaga
kerja sektor pariwisata yang disusun oleh PUSPAR UGM berdasarkan tabel 1-0 tahun 1995
menunjuk angka 8 juta peluang kerja yang tercipta pada tahun 1998. Diperkirakan jumlah ini
akan mencapai 11,1 juta pada tahun 2003 nanti, yang terdiri dari 1,9 juta kesempatan kerja
langsung dan 9,2 juta lainnya merupakan kesempatan kerja tidak langsung (Kusworo,
Hendrie Adji dan Damanik, Janianton, 2002:108).
Selain itu, pariwisata juga mampu menciptakan persaingan yang sehat diantara
masyarakat. Misalnya masyarakat akan berlomba-lomba menarik perhatian wisatawan
melalui kreatifitas yang diciptakan dengan pendekorasian penginapan yang selalu dikaitkan
dengan budaya setempat, menemukan resep-resep baru didalam memasak, dan membuat
souvenir-souvenir yang unik, serta selalu membuat inovasi-inovasi baru agar wisatawan tetap
bertahan dan jika kembali berkunjung tetap memilih di penginapan, restoran, ataupun tokoh-
tokoh souvenir tersebut. Oleh sebab itu, industri pariwisata perlu dikembangkan secara
terencana dan terpadu agar taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat meningkat sehingga
ekonomi didaerah wisata dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sapta pesona adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menciptakan kondisi yang
mampu menarik minat wisatawan agar mau berkunjung ke daerah tujuan wisata. Sapta
pesona ini terdiri dari rasa aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah, dan kenangan.
Didalam melakukan perjalanan wisata, wisatawan akan mempertimbangkan daerah-daerah
wisata manakah yang aman untuk dikunjungi. Jika tidak aman maka wisatawan tidak akan
berkunjung sebab salah satu tujuan wisata adalah untuk menghilangkan rasa jenuh dari
aktivitas kerja sehingga keamanan dan keselamatan sangat dibutuhkan. Daerah tujan wisata
yang tertib, bersih, sejuk, dan indah akan membuat suasana hati pengunjung bahagia
sehingga tujuan wisata dapat tercapai. Selanjutnya, ramah-tamah masyarakat daerah tujuan
wisata sangat diperlukan sebab masyarakat terlibat langsung dengan wisatawan. Kebaikan
hati dan keramah tamahan yang diberikan masyarakat kepada wisatawan akan membuat
wisatawan betah dan nyaman. Kenyamanan yang diberikan ini akan berkesan dan menjadi
sebuah kenangan yang nantinya akan diceritakan kepada kerabat dan teman-teman sehingga
secara tidak langsung menjadi sebuah promosi. Promosi ini tentu saja akan menambah
kunjungan wisatawan sebab bisa saja kerabat atau teman-teman wisatawan tersebut tertarik
untuk berkunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Anom, I putu. 2013. Potensi Kepariwisataan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Studi Kasus di
Kawasan Pariwisata Komodo). Universitas Udayana: Fakultas Pariwisata. Jurnal
Analisis Pariwisata. ISSN 1410-3729. Vol. 13 No. 1 Th. 2013 hal. 112-118.
Irianto. 2011. Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di
Gili Trawangan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Jurnal Bisnis dan
Kewirausahaan : Vol. 7 No. 3 November 2011 hal 188-196.
Prayogi, Putu Agus. 2011. Dampak Perkembangan Pariwisata di Objek Wisata Penglipuran.
Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya: Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, Agustus
2011, Vol.1 No.1. hal 64-79.
Sri, Anak Agung Putri. 2013. Faktor-faktor yang Memotivasi Perempuan sebagai Pengelola
Pondok Wisata di Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Universitas Udayana : Fakultas Pariwisata. Jurnal Analisis Pariwisata. ISSN 1410-
3729. Vol. 13 No. 1 Th. 2013 hal. 1-10