Anda di halaman 1dari 49

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator berjalannya kegiatan ekonomi

baik dalam skala regional maupun nasional dalam kurun waktu tertentu.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu

negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode

tertentu (Ernita, 2013). Menurut Sukirno (2004:17) dalam analisis makro, tingkat

pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara dapat diukur dari

perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai oleh Negara/daerah tersebut.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang menjadi

perhatian bagi suatu negara.

Menurut Sukirno (2011:331) “pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai

perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa

yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat”. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan

suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Kemampuan suatu

negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang

meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik dalam

jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi

yang digunakan juga makin berkembang. Oleh karena itu, tenaga kerja bertambah

sebagai akibat perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan

dan keterampilan mereka. Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan


2

sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi

barang-barang dan jasa-jasa.

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu

negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian

akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.

Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan

faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada

gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi

yang dimiliki oIeh masyarakat (Basri, 2010), dengan adanya pertumbuhan

ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor

produksi juga akan meningkat. Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan

jika seluruh balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun

tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Dengan kata lain perekonomian

dikatakan mengalami pertumbuhan jika pendapatan riil masyarakat pada tahun

tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh saat ini terus berkembang dan

menunjukan angka perbaikan dalam meningkatkan pendapatan atau devisa

negara. Salah satu sektor tersebut adalah pariwisata yang saat ini telah

berkembang dan menjadi salah satu industri terbesar bagi pertumbuhan ekonomi

di Indonesia, ini dapat dilihat dari meningkatnya perkembangan jumlah kunjungan

wisatawan nusantara maupun manca Negara. Pariwisata didefinisikan sebagai

fenomena yang dihasilkan dari perjalanan dan tinggal untuk sementara, yang tidak
3

terkait dengan kepentingan memperoleh pendapatan baik secara permanen

maupun sementara, sekarang definisi dari pariswisata itu telah berubah, sulit

untuk membedakan antara bepergian untuk bersenang-senang, belajar, berbisnis

dan sebagainya(Vanhove, 2005:28).

Pariwisata merupakan salah satu sektor kehidupan yang mengambil peran

pentingdalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Kemajuan

dan kesejahteraan yang makin tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai bagian

dari gaya hidup manusia dan menggerakkkan jutaan manusia untuk mengenal

alam serta budaya ke belahan dunia lainnya. Pergerakan manusia tersebut

mempengaruhi mata rantai ekonomi yang saling berkaitan menjadi industri jasa

yang memberikan kontribusi bagi perekonomian dunia, perekonomian bangsa-

bangsa, hingga peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat masyarakat lokal

(Sri, 2014). Sektor pariwisata menjadi sorotan dari banyak orang karena sektor

pariwisata mampu memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, pariwisata dapat

menciptakan banyak lapangan kerja.

Pariwisata dikenal sebagai salah satu penyumbang terbesar disektor

ekonomi, berdasarkan pengalaman banyak negara yang meningkatkan dan

mempertahankan perekonomian melalui industri pariwisata (Mansfeld dan

Winckler,2008). Menurut Taufik (2015) pengembangan pariwisata menjadi

pilihan penting, terutama bagi suatu daerah karena pariwisata mempunyai sifat

multiefek yang ditimbulkan. Pertumbuhan ekonomi merupakan dampak utama

yang ditunjukan oleh terbukanya lapangan kerja, stimulasi investasi sehingga


4

berkembang produk wisata baik barang maupun jasa sehingga pariwisata di suatu

daerah dapat berkembang (Akonji, 2013). Pengembangan pariwisata tidak terlepas

dari adanya daya tarik wisata sampai adanya jenis pengembangan yang ditunjang

oleh penyedia fasilitas dan aksebilitas (Zadel, 2013).

Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi,

maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah

terhadap barang dan/ jasa sebagai satu kesatuan produk, baik yang nampak/nyata

dan yang tidak tampak/ tidak nyata. Menurut Suastika dan Mahendra Yasa (2017)

sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai

salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah

maka pemerintah perlu mengembangkan dan memfasilitasi tempat pariwisata agar

sektor pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

Sektor pariwisata menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan

perekonomian Indonesia. Para pakar ekonomi memperkirakan sektor pariwisata

akan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting pada abad ke-21. Dalam

perekonomian suatu negara, bila dikembangkan secara berencana dan terpadu,

peran sektor pariwisata akan melebihi sektor migas (minyak bumi dan gas alam)

serta industri lainnya (Pleanggara dan Yusuf A.G, 2012:1). Perkembangan

pariwisata dapat berdampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, salah

satu diantaranya adalah dampak pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor strategis yang harus

dimanfaatkan untuk pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari

pembangunan Nasional. Pembangunan kepariwisataan mempunyai tujuan akhir


5

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Sektor

pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah

satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan

sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Kedatangan wisatawan pada suatu

daerah tujuan wisata telah memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi

penduduk setempat. Seperti halnya dengan sektor lainnya,pariwisata juga

berpengaruh terhadap perekonomian di suatu daerah atau Negara tujuan wisata.

Besar kecilnya pengaruh itu berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya atau

antara suatu Negara dengan negara lainnya (Sammeng 2001). Menurut Salah

Wahab (Salah,2003) dalam bukunya “Tourism Management”pariwisata adalah

salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkanpertumbuhan ekonomi

yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi

sektor-sektor produktivitas lainnya.

Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan

industri pariwisata sangatlah besar. Industri pariwisata di Indonesia khususnya

dan dunia umumnya telah berkembang pesat. Perkembangan industri tersebut

tidak hanya berdampak pada peningkatan penerimaan devisa negara, namun juga

telah mampu memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan

pekerjaan baru bagi masyarakat dalam mengatasi pengangguran di daerah

(Rahma, 2013). Bahkan sektor pariwisata selalu masuk dalam tiga besar

penyumbang terbesar devisa untuk negara Indonesia. Pariwisata Indonesia

mengandalkan beberapa daerah sebagai daerah tujuan utama wisata untukmenarik


6

minat wisatawan nusantara dan atau wisatawan mancanegara. Majunya industri

pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang,

karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan daerah tujuan wisata

sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik.

Pengembangan potensi obyek wisata menjadi Daerah Tujuan Wisata

(DTW) dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat umum, para pelancong

dari mancanegara, wisatawan domestic dan kelompok pencinta alam khususnya.

Hal ini sesuai dengan Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) tahun 2011-2025 oleh Bappenas (2011) bahwa Koridor Ekonomi

Indonesia (KEI) Bali Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata, termasuk

Kabupaten Belu-NTT. Oleh karena itu, pembangunan pariwisata di Kabupaten

Belu perlu terus didorong dan dioptimalkan secara cerdas dan bijaksana dengan

pola kemitraan yang terpadu dan terkoordinasi dengan pihak swasta, sehingga

dapat mendongkrak perekonomian wilayah.

Dalam pengembangan sektor pariwisata, Kabupaten Belum Mempunyai

cukup banyak potensi dan sebagian besar merupakan wisata alam dan wisata

minat khusus sebagaimana pada Tabel 1.1 di bawah ini.


7

Tabel 1.1
Nama dan Tempat Wisata di Kabupaten Belu

No Objek Wisata Keterangan


1 Mata Air We Bot Objek wisata alam terletak di Kecamatan Raihat Desa Tohe
Objek wisata minat khusus berupa pintu perbatasan RI – RDTL
2 Pintu Perbatasan Turiskain
terletak di Kecamatan Raihat Desa Manumutin
3 Gua Kelelawae Objek wisata alam terletak di Kecamatan Raihat Desa Tohe Leten
4 Ksadan Sesu Rai Objek wisata minat khusus berupa situs kuburan raja di Kecamatan
Raihat Desa Aitoun
5 Bendungan Haekriit Objek wisata alam terletak di Kecamatan Tasifeto Timur Desa Manleten
6 Bendungan Sirani Objek wisata alam terletak di Kecamatan Tsifeto Timur Desa
Umaklaran
7 Ksadan Takirin Objek wisata minat khusus berupa situs kuburan raja di Kecamatan
Tasifeto Timur Desa Takirin
8 Situs Lakan Tolun Objek wisata minat khusus berupa situs sejarah peninggalan leluhur di
Kecamatan Tasifeto Timur Desa Naekasa
9 Pintu Perbatasan Motaain Objek wisata minat khusus berupa pintu perbatasan RI – RDTL terletak
di Kecamatan Tasifeto Timur Desa Silawan
10 Kuburan Raja Bauho Objek wisata minat khusus berupa situs kuburan raja di Kecamatan
Tasifeto Timur Desa Bauho
11 Mata Air Lahurus Objek wisata alam terletak di Kecamatan Lasiolat Desa Fatulotu
12 Gereja Tua Lahurus Objek wisata minat khusus terletak di Kecamatan Lasiolat Desa
Fatulotu
13 Air Terjun Mau Halek Objek wisata alam terletak di Kecamatan Lasiolat Desa Dualasi Raiulun
14 Gua Alam Lia Asu Objek wisata alam terletak di Kecamatan Lasiolat Desa Dualasi Raiulun
15 Benteng Kota Mutin Objek wisata minat khusus berupa benteng peninggalan portugis di
Kecamatan Lasiolat Desa Lakanmau
16 Meriam Peninggalan Portugis Objek wisata minat khusus di Desa Lakanmau Kecamatan Lasiolat
17 Ksadan Fatubesi Objek wisata minat khusus berupa situs kuburan raja di Kecamatan
Lasiolat Desa Fatulotu
18 Lokasi Pembuatan Alat Objek wisata minat khusus terletak di Desa Kewar Kecamatan
Musik Tihar Lamaknen
19 Panorama Gunung Lakaan Objek wisata alam di Desa Dirun Kecamatan Lamaknen
20 Bendungan Haleleki Holleki Objek wisata alam di Desa Lamaksanulu Kecamatan Lamaknen
21 Air Terjun Lesutil Objek wisata di Desa Dirun Kecamatan Lamaknen
Objek wisata minat khusus berupa benteng7 lapis peninggalan Portugis
22 Benteng Makes
terletak di Desa Dirun Kecamatan Lamaknen
23 Perkampungan Adat Loegatal Objek wisata minat khusus terletak di Desa Kewar Kecamatan
Lamaknen
24 Pintu Perbatasan Lakmaras Objek wisata minat khusus berupa pintu perbatasan RI – RDTL terletak
di Kecamatan Lamaknen Selatan Desa Lakmaras
24 Perkampungan Adat Nualain
8

Objek wisata minat khusus terletak di Kecamatan Lamaknen Selatan


Desa Nualain
25 Gereja Tua Nualain Objek wisata minat khusus terletak di Kecamatan Lamaknen Selatan
Desa Nualain
26 Pintu Perbatasan Henes Objek wisata minat khusus berupa pintu perbatasan RI – RDTL terletak
di Kecamatan Lamaknen Selatan Desa Henes
27 Kolam Pemandian-Mata Air Objek wisata alam terletak di Kecamatan Atambua Selatan Kelurahan
Tirta Fatukbot
28 Gua Maria Mahanu Objek wisata minat khusus di Kecamatan Atambua Selatan Kelurahan
Manuaman
29 Perkampungan Adat
Objek wisata minat khusus di Kecamatan Atambua Barat Kelurahan
Matabesi
Umanen
30 Gua Bunda Maria Toro Objek wisata minat khusus di Kecamatan Atambua Barat Kelurahan
Umanen
31 Istana Keuskupan Atambua Objek wisata minat khusus di Kecamatan Kota Atambua Kelurahan
Atambua
32 Stadion Haliwen Objek wisata minat khusus di Kecamata Kota Atambua Kelurahan
Manumutin
33 Taman Makam Pahlawan
Objek wisata minat khusus di Kecamata Kota Atambua Kelurahan
Seroja
Manumutin
34 Kolam Susuk Objek wisata alam di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Dualaus

35 Teluk Gurita
Objek wisata alam di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Dualaus
36 Terowongan Pendaratan
Objek wisata minat khusus di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Dualaus
Pasukan Jepang
37 Pantai Au Fuik
Objek wisata alam di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Dualaus
38 Pantai Sukaerlaran
Objek wisata alam di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Kenebibi
39 Pantai Pasir Putih
Objek wisata alam di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Kenebibi
40 Kuburan Misionaris Khatolik
Pertama Objek wisata minat khusus di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Jenilu

41 Gua Maria Fatima Objek wisata minat khusus di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Dualaus

42 Pantai Selowati Objek wisata minat khusus di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Fatuketi

43 Kuburan Tua Raja Nanaet


9

Dubesi Objek wisata minat khusus di Kecamatan Nanaet Dubesi Desa Nanaet

44 Panorama Gunung Mandeu Objek wisata alam di Kecamatan Raimanuk Desa Teun

Sumber :Belu Dalam Angka, BPS 2021

Pengelolaan pariwisata di Kabupaten Belu didasarkan pada Zona

Pariwisata “ Laliman” (Lakaan, Lidak, Mandeu) yaitu : (1) Zona Lakaan

meliputi Kecamatan Lamaknen Selatan, Lamaknen, Raihat, Lasiolat, dan

Tasifeto Timur dengan fokus pada kegiatan pariwisata budaya dan religius;

(2) Zona Lidak meliputi Kecamatan Atambua Kota, Atambua Barat,

Atambua Selatan dan Kecamatan Kakuluk Mesak dengan fokus pada

kegiatan pariwisata kuliner, cinderamata dan wisata bahari; serta (3) Zona

Mandeu meliputi Kecamatan Tasifeto Barat, Raimanuk, dan Kecamatan

Nanaet Duabesi dengan fokus kegiatan pada pariwisata alam dan budaya.

Besarnya kontribusi sektor pariwisata dalam pembentukan nilai

PDRB Kabupaten Belu tentunya juga sangat ditentukan oleh beberapa faktor

yaitu jumlah objek wisata, jumlah wisatawan, jumlah hotel & akomodasi

lainnya. Menurut Dinas Pariwisata Kabupaten Belu selama kurun waktu

tahun 2016 sampai tahun 2020 jumlah objek wisata di Kabupaten Belu terus

mengalami kenaikan. Jumlah wisatawan mancanegara selama tahun 2018

sebesar 24.200 orang dan naik menjadi 25.000 orang pada tahun 2020.

Sedangkan jumlah wisatawan domestik juga mengalami kenaikan yang

signifikan sebagai akibat dari peningkatan promosi pariwisata lewat kegiatan

“ Sail Komodo” maupun kegiatan festival perbatasan RI–RDTL (seperti pada

Tabel 1.2)

Tabel. 1.2
10

Cakupan Indikator Program Pariwisata di Kabupaten Belu Tahun 2018-


2020
Tahun Tahun Tahun
No Uraian
2018 2019 2020
1 Jumlah Kunjungan Wisatawan 97.650 99.600 104.000
2 Jumlah Hotel/Penginapan 11 14 15
3
Jumlah Restoran/Rumah Makan
Sumber :Belu Dalam Angka, BPS 2021

Berdasarkan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)

Kabupaten Belu tahun 2018 – 2021 persoalan mendasar dalam pengembangan

pariwisata di Kabupaten Belu adalah terbatasnya akan ketersediaan sarana dan

prasarana penunjang pariwisata, hal lain seperti promosi (advertising), pemasaran

(selling) dan branding belum berjalan. Hal ini diakibatkan oleh minimnya

ketersediaan dari fasilitas yang harus disediakan oleh wisata itu sendiri, serta

kurangnya pemahaman masyarakat tentang peran serta dan manfaat yang bisa

diperoleh dari usaha kepariwisataan. Selain itu, dalam perkembangan objek wisata

yang dilakukan oleh pemerintah masih jauh dari pemerataan yang diterima oleh

masing-masih daerah. Dengan arti lain beberapa objek wisata menjadi fokus

pemerintah dalam melakukan pembaharuan, namun disisi lain ada beberapa objek

wisata yang terabaikan oleh pemerintah. Sedangkan dilihat dari potensi objek

wisata tersebut mampu menghasilkan pendapatan yang cukup tinggi bagi

masyakat setempat maupun bagi pemeritah. Selain itu kurangnya perhatian

pemerintah daerah, baik dari segi kebijakan maupun penganggaran terhadap

pengembangan sektor pariwisata serta infrastruktur penunjangnya.


11

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang upaya

yang dilakukan dalam mengembangkan objek wisata adalah dengan

melaksanakan promosi pariwisata lewat pelaksanaan berbagai kegiatan penting

dan event-event lokal dan regionaldi lokasi tersebut atau jika perlu dilaksanakan

privatisasi dengan sistem investasi pinjam pakai kepada pihak swasta untuk

pengelolaannya sedangkan pemerintah Kabupaten Belu dapat melaksanakan

pemantauan dengan model kontrak lewat MOU (Memorandum of Understanding)

yang disepakati antara masyarakat setempat, Pemerintah maupun dengan lembaga

DPRD. Solusi yang sekiranya paling bijaksana dalam pengembangan obyek

wisata adalah membangun simbiosis mutualisma antara pariwisata dengan budaya

dan lingkungan. Artinya, sambil mengembangkan sektor pariwisata, kita juga

turut serta melestarikan lingkungan hidup dan budaya kita. Sambil melestarikan

kebudayaan kita, kita mengemas pelestarian tersebut dengan berorientasi pada

pariwisata. Jika hal itu dapat teruwujud, semaju apapun daerah kita, kebudayaan

tradisional akan tetap terpelihara dan lingkungan tetap lestari tanpa mengabaikan

pengembangan pariwisata itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin meneliti tentang

“ANALISIS PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BELU”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:


12

1. Bagaimana Gambaran Sektor Pariwisata dan Pertumbuhan Ekonomi di

Kabupaten Belu?

2. Bagaimana pengaruh Sektor Pariwisata terhadap Pertumbuhan Ekonomi

secara Parsial dan Simultan di Kabupaten Belu?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh sektor pariwisata

terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Belu.

2. Untuk menganalisis pengaruh Sektor Pariwisata terhadap Pertumbuhan

Ekonomi secara Parsial dan Simultan di Kabupaten Belu.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada

banyak pihak diantaranya sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Memperkaya kajian atas sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi.

2. Manfaat praktis

Bagi Pemerintah

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pemerintah dalam

menentukan kebijakan di Kabupaten Belu sehingga sektor pariwisata

dapat bertumbuh, berkembang dan berkelanjutan di masa yang akan

datang.

- Bagi Penulis
13

Menambah wawasan penulis karena dapat mengimplementasikan ilmu

yang diperoleh selama kuliah, tentang Ekonomi Pembangunan

khususnya tentang sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi.

- Bagi pihak lain

Sebagai bahan tambahan informasi bagi pembaca yang tertarik pada

masalah sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi dan dapat

dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Konsep Pariwisata
14

Istiliah Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari kata ‘’ Pari

“ berarti: penuh, lengkap, berkeliling, “ Wis ( Man ) “ berarti: rumah, property,

kampung, komunitas, “ Ata “ berarti: pergi terus menerus, mengembara. Yang

bila dirangkai menjadi suatu kata melahirkan istilah pariwisata berarti pergi secara

lengkap meninggalkan rumah ( kampung ) berkeliling terus menerus.

Kata pariwisata sesungguhnya baru populer di Indonesia setelah

diselenggarakan Musyawarah Nasional Tourism ke 11 di tretes, jawa timur

tanggal 12s/d 14 juni 1958 .Sebelumnya masih di pakai istilah tourisme yang

berasal dari dari bahasa Belanda. Menurut Yoeti (1988;109) pariwisata adalah

suatu perjalanan yang di lakukan untuk sementara waktu,yang di selenggarakan

dari suatu tempat ke tempat yang lain,dengan maksud bukan untuk berusaha atau

mencari nafkah di tempat yang di kunjungi ,tetapi semata-mata untuk menikmati

perjalan tesebut guna bertamasya atau berekreasi atau untuk memenuhi keinginan

yang beraneka ragam.

Menurut Spillane (1985;21) Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke

tempat lain yang bersifat sementara,yang di lakukan perorangan maupun

kelompok ,sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian atau kebahagiaan

dengan lingkungan hidup dalam social,budaya,alam dan lingkungan. Lebih lanjut

Spillne (1985;22) juga menjelaskan bahwa seseorang dapat melakukan perjalanan

dan berbagai cara karena alasan yang berbeda-beda pula.

Suatu perjalanan di anggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga

persyaratan yang di perlukan yaitu :

1) Harus bersifat sementara


15

2) Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena

paksaan.

3) Tidak bekerja yang bersifat menghasilkan upaya atau bayaran .

Menurut Spillane (1994;16) Tugas utama dari pariwisata adalah terus menerus

memelihara ‘’images ‘’bahwa betapapun anda adalah orang penting dan bermakna

di hadapan orang lain . Imajinasi kekuasaan ini di wujudkan dengan berbagai hal.

Rasa superioritas terhadap obyek-obyek yang di kunjungi ,orang-orang yang

menyambut dan melayani serta perlakuan sangat isimewa di berikan kepada para

wisatawan.

Menurut Pendit (2003;78) pariwisata adalah salah satu jenis industry baru

yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam

menyediakan lapangan kerja ,peningkatan penghasilan,standar hidup serta

menstimulasi sektor-sektor produktifitas lainnya sebgai sektor-sektor

produktifitas lainnya sebagai sektor-sektor yang kompleks ,ia juga meliputi

industry-industri klasik yang sebenarnya,seprti industri kerajinan tangan

,cendramata,penginapan dan transportasi juga di pandang sebagai industri.

Menurut Intosh dan Gupta dalam pendit (1978;31) pariwisata adalah

gabungan gejala dan hubungan yag timbul dari interaksi wisatawan

,bisnis,pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik

dan melayani wisatawan serta pengunjung lainnya.Sedangkan freuler dalam

pendit (1987;32) merumuskan pariwisata ini sebagai berikut : Pariwisata adalah

istilah bagi semua yang di timbulkan oleh arus lalulintas orang asing yang datang

dan pergi dari suatu tempat daerah atau negara dan dan segala sesuatu yang ada

sangkut pautnya dengan proses tersebut.


16

1. Jenis –Jenis Pariwisata

Batasan pariwisata telah merinci motif-motif yang mndorong sesorang untuk

mengadakan perjalanan wisata .Walaupun banyak jenis wisata di tentukan

menurut motif tujuan perjalan,dapat pula di bedakan adanya beberapa jenis

pariwisata khusus seperti :

1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure Tourism)

Bentuk pariwisata ini di lakukan oleh orang –orang yang meniggalkan

tempat tingglnya untuk berlibur,untuk mencari udara baru yang segar.

2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation Tourism)

Jenis pariwisata ini di lakukan oleh orang-orang yang menghendaki

pemanfaatan hari liburnya untuk beristirahat ,untuk memulihkan kesegaran

jasmani dan rohaninya.

3) Pariwisata untuk kebudayaan (cultural Tourism)

Jenis ini di tandai dengan rangkaian motivasi,seperti keinginan untuk

belajar di pusat pengajaran dan riset,untuk mempelajari adat istiadat

,kelembagaan ,dan cara hidup rakyat Negara lain.

4) Pariwisata untuk olahraga (Sport Tourism)

(1) Big sport Event,yaitu peristiwa olahraga seperti : Olympiade games,

kejuaraan ski dunia dan lain—lain.

(2) Sporting Tourism of the practioners ,yaitu pariwisata olah raga bagi

mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri seperti

pendakian gunung.

2. Bentuk- Bentuk Pariwisata


17

Pariwisata dapat di pelajari tidak hanya dari segi motifasi dan tujuan

perjalanan saja,tetapi juga bisa di lihat dari kriteria lain misalnya bentuk-bentuk

perjalanan wisata yang di lakukan, antara lain :

1) Pariwista individu dan kolektif.

Baik pariwisata luar negeri maupun dalam negeri dalam di bagi menjadi dua

yaitu :

(1) Individual Tourism atau pariwisata kolektif yang di organisir secara baik.

(2) Pariwisata jangka panjang,pariwisata jangka pendek ,dan pariwisata ekskusi.

2) Pariwisata dengan alat angkutan.

Ada berbagai bentuk pariwisata dengan alat angkutan yang di pakai

misalnya : Kereta api,kapal laut ,kapal terbang,bus,dan kendaraan umum

lainnya.

3) Pariwisata aktif dan pasif .

Untuk mempelajari pariwisata internsional dan pengaruhnya terhadap neraca

pembayaran.

Implikasi dari pengertian pariwisata bahwa yang berpariwisata adalah orang-

orang yang datang ke kabupaten Belu, tetapi tidak untuk menetap orang bertempat

tinggal secara permanen dan mereka mempunyai tujuan yang berbeda tetapi motif

perjalanan tersebut selalu di sertai unsur rekreasi untuk menikmati obyek-obyek

wisata di Kabupaten Belu .Bagi Negara Republik Indonesia ,usaha pariwisata

merupakan usaha rekreatif ,tetapi merupakan salah satu industry ,atau usaha yang

menghasilkan produk.Sebagai suatu usaha industry,produk wisata bukanlah usaha

yang nyata,tetapi merupakan rangkaian jasa yang selain bersifat ekonomis,tetapi

juga mempunya nilai social dn budaya yang berguna atau mempunyai


18

manfaatbagi masyarakat di Kabupaten Belu. Dengan adanya lalulintas

wisatawan ,sadar ataupun tidak akan memberikan keuntungan nyata dan dapat

mempengaruhi perekonomian di Kabupaten Belu,seperti yang di kemukakan

oleh Yoeti (1982;24) sebagai berikut :

1) Bertambahnya kesempatan kerja ,dengan kata lain dapat mempengaruhi

pengurangan jumlah pengangguran.

2) Meningkatnya pendapatan Nasional.

3) Semakin meningkatnya pendapatan asli daerah berupa pajak.

4) Semakin kuatnya Neraca pembayaran luar negeri.

3. Konsep Obyek Wisata

Obyek Wisata sering di sebutkan dengan daya tarik wisata,di mana merupakan

pendorong kehadiran wisatawan ataupun pengusaha dalam menginvestasikan

modalnya di daerah tujuan wisata.Menurut Suwantoro (19997;18) infentarisasi

obyek wisata berdasarkan pengelolaaan pengusahaan maka pengusahaan obyek

dan daya tariknya wisata di kelompokan kedalam tiga bagian yaitu :

1) Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam.

2) Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budya.

3) Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat khusus.

Obyek Wisata adalah : Perwujudan dari ciptaan Manusia,tata hidup,seni

budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

tarik untuk di kunjungi wisatawan.(Fandeli,1995,58) .

Menurut Surwanto ( 1997 ;19) obyek wisata merupakan potensi yang

menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.Dalam


19

kedudukan yang sangat menentukan itu,maka obyek wisata harus di rancang dan

di bangun ataupun dikelolah secara profesional,sehingga dapat menarik

wisatawan untuk datang.Membangun suatu obyek wisata harus di rancang

sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini yang di

maksud obyek wisata adalah : Sesuatu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi

wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Belu.Menurut Pendit ( 2003;22)

Umumnya daya tarik suatu obyek wisata di dasarkan pada :

1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa

senang,indah,nyaman dan bersih.

2) Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

3) Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langkah.

4) Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan

yang hadir.

5) Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena terdiri dari

keindahan alam,pegunungan,sungai,pantai.hutan dan sebagainya.

4. Wisatawan

Wisatawan adalahorang yang melakukan perjalanan untuk berlibur, berobat,

berbisnis, berolahraga serta menuntut ilmu dan mengunjungi tempat-tempat yang

indah atau sebuah negara tertentu. Organisasi Wisata Dunia (WTO), menyebut

wisatawan sebagai pelancong yang melakukan perjalanan pendek. Menurut

organisasi ini, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan kesebuah

daerah atau negara asing dan menginap minimal 24 jam atau maksimal 6 bulan di

tempat tersebut (Suryadana, 2013:56).


20

Menurut (Yoeti, 1982:130) ciri-ciri seseorang itu dapat disebut sebagai

wisatawan yaitu:

1) Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam

2) Perjalanan hanya untuk sementara waktu

3) Orang yang melukukan tidak mencari nafkah ditempat atau di Negara

yang dikunjunginya.

Wisatawan juga dapat dilihat dari beberapa makna yaitu:Orang yang

mekakukan perjalanan dengan jarak tempuh minimal 25 mil, orangyang tertarik

dan termotivasi untuk mendapatkan kesempatan pengalaman dari core produk dan

mereknya, orang yang ingin memperoleh sesuatu dari suatu destinasi, image dan

popularitasnya (bobot nilai dari sebuah destinasi), strategis untuk memenuhi

kebutuhanwisatawan, orang yang membelanjakan uang dan waktu luangnya,

terutama untuk mengonsumsi situasi destinasi, di mana dia berada (stay) untuk

menikmati keindahan destinasi, dan wisatawan adalah mereka yang menghendaki

keramahan masyarakat lokal dalam menerima wisatawan baik asing maupun

domestic, wisatawan menjadi bagian dari masyarakat lokal (Hasan, 2015:4).

Tujuan wisata untuk melakukan perjalanan wisata ada beberapa macam, salah

satunya untuk bersenang-senang di daerah tujuan wisata tertentu. Berikut ini

merupakan jenis-jenis dan karakteristik wisatawan:

1) Wisatawan lokal (local tourist), yaitu wisatawan yang melakukan

perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata yang berasal dari dalam negeri.
21

2) Wisatawan mancanegara (international tourist), yaitu wisatawan yang

mengadakan perjalanan ke daerah tujuan wisata yang berasal dari luar

negeri.

3) Holiday touristadalah wisatawan yang melakukan perjalanan ke daerah

tujuan wisata dengan tujuan untuk bersenang-senang atau untuk berlibur.

4) Business tourist adalah wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan

wisata dengan tujuan untuk urusan dagang atau urusan profesi.

5) Common interst tourist adalah wisatawan yang berpergian ke daerah

tujuan wisata dengan tujuan khusus seperti studi ilmu pengetahuan,

mengunjungi sanak keluarga atau berobat dan lain-lain.

6) Individual tourist adalah wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan

wisata secara sendiri-sendiri.

7) Group tourist adalah wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan wisata

secara bersama-sama atau berkelompok.

Jumlahkunjungan wisatawan merupakan salah satu indikator untuk mengukur

keberhasilan industri pariwisata yang memberikan dampak kepada masyarakat

dan pemerintah daerah setempat. Jumlah kunjungan wisatawan akan berdampak

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal yang dikelompokkan oleh

Cohen yang di kutip oleh I Gede Yoga dan I Nyoman Mahendra menjadi delapan

kelompok besar, yaitu:

1) Dampak terhadap penerimaan devisa

2) Dampak terhadap pendapatan masyarakat

3) Dampak terhadap kesempatan kerja


22

4) Dampak terhadap harga-harga

5) Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan

6) Dampak terhadap kepemilikan dan control

7) Dampak terhadap pembangunan pada umumnya

8) Dampak terhadap pemerintah daerah

5. Konsep Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Untuk mengetahui kesejahteran masyarakat atau pertumbuhan ekonomi suatu

daerah dapat di lihat dengan produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut

Sukirno (2002;19) PDRB adalah Nilai tambah seluruh produk baik maupun jasa

yag di hasilkan oleh semua unit ekonomi dalam wilayah domestik suatu

daerah.Badan Psat Statistik mendefininsikan PDRB sebagai salah satu indikator

ekonomi yang umum di guanakan untuk melihat kemampuan sumber daya

perekenomian suatu wilayah. Jika PDRB suatu wilayah semakin besar maka

semakin besar pula sumber daya ekonomi di wilayah tersebut,begitu juga

sebaliknya.

Untuk menghitung PDRB dapat mengggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan

produksi ,pendekatan pendapatan ,dan pendekatan pengeluaran.Oleh karena itu

pengertian PDRB pada masing-masing pendekatan adalah sebagai berikut :

1) Pendekatan Produksi
23

PDRB didefinisikan sebagai jumlah dari semua nilai yang berhasil di

tambahakan terhadap barang dan jasa melalui kegiatan produksi yang di

lakukan oleh semua unit ekonomi yang ada di suatu wilayah (Region)

dalam periode waktu tertentu .

2) Pendekatan Pendapatan

PDRB adalah jumlah dari seluruh balas jasa yang diterima factor-faktor

produksi yang di gunakan dalam kegiatan produksi oleh semua unit

ekonomi yang ada di suatu wilayah dalam periode waktu tertentu.

3) Pendekatan Pengeluaran

PDRB merupakan jumlah dari pengeluaran konsumen akhir atas barang

dan jasa akhiir di suatu wilayah dalam periode waktu tertentu. Barang dan

jasa akhir yang di maksudkan dalam hal ini barang dan jasa yang tidak di

gunakan sebagai input dalam suatu kegiatan produksi.

Hasil perhitungan PDRB berdasarkan tiga pendekatan tersebut secara teori

tidak akan berbeda satu sama lain ,namun demikian dalam prakteknya sering

terdapat selisih yang merupakan akibat dari kekurangan data. PDRB suatu

wilayah pada umumnya di hitung dengan menggunakan dua sistem penilaian

yaitu :

1) Penilaian atas dasar harga berlaku .

Dalam sistem penilaian ini maka seluruh barang dan jasa yang di jadikan

sebagai dasar perhitungan PDRB di nilai sesuai dengan harga yang berlaku

pada periode tertentu.


24

2) Penilaian atas dasar harga konstan.

Dalam sistem ini maka seluruh barang dan jasa yang di gunakan untuk

menghitung PDRB dinilai berdasarkan harga yang berlaku pada periode

tertentu yang di jadikan sebagai periode dasar.

Menurut BPS hasil perhitungan PDRB dengan dua sistem penilaian tersebut

memiliki kegunaan yang berbeda . PDRB atas harga berlaku di gunakan untuk

melihat kegunaaan yang berbeda. PDRB atas harga berlaku di gunakan untuk

melihat ukuran atas skala perekonomian suatu wilayah dan juga sebagai dasar

untuk mengamati struktur perekonomian suatu wilayah.Sementara PDRB atas

dasar harga konstan lebih banyak di gunakan untuk mengamati perkembangan

tingkat produksi dari seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB atas dasar

harga konstan juga merupakan data dasar yang di gunakan untuk menghitung laju

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Selanjutnya menurut BPS ,PDRB Kabupaten Belu adalah : Nilai tambah

seluruh produk baik barang maupun jasa,yang diberikan oleh semua unit ekonomi

diwilayah domestik Belu. Selain itu PDRB dapat di ketahui peran atau ambil

masing-masing sektor dalam perekonomian Belu; juga dapat memberikan gambar

tentang pertumbuhan ekonomi baik wilayah maupun antar sektor.Sektor-sektor

adalah sebagai berikut :

1) Pertanian

2) Pertambangan dan Penggalian

3) Industri dan Pengolahan

4) Listrik dan Air Bersih


25

5) Bangunan dan Kontruksi

6) Perdagangan ,Restoran,dan Perhotelan

7) Pengangkutan dan Komunikasi

8) Keuangan ,Persewaan dan Jasa Perusahaan.

9) Jasa-jasa.

2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi


1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sukirno (2011:331) “pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai

perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa

yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat”. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan

suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Kemampuan suatu

negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang

meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik dalam

jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi

yang digunakan juga makin berkembang. Di samping itu, tenaga kerja bertambah

sebagai akibat perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan

dan keterampilan mereka. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB

atau PNB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari

tingkat pertumbuhan penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi

atauperbaikan sistem kelembagaan (Lincolyn 2004:12).

Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan

kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan

jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting
26

dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu

negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian

akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.

Karena pada dasarya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan

faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada

gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi

yang dimiliki oIeh masyarakat (Basri, 2010), dengan adanya pertumbuhan

ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor

produksi juga akan meningkat.

Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan jika seluruh balas jasa riil

terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari pada

tahun sebelumnya. Dengan kata lain perekonomian dikatakan

mengalamipertumbuhan jika pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih

besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yakni factor

ekonomi dan faktor non ekonomi.Faktor ekonomi yang tidak lain adalah faktor

produksi merupakankekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Turun naiknya laju pertumbuhan ekonomi merupakan konsekuensi dari perubahan

yang terjadi didalam faktor produksi. Menurut Sukirno (2011:332) Ada

empatfaktor produksi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, antara lain

sebagai berikut:

1) Sumber Daya Alam


27

Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah sumber

daya alam atau tanah. Tanah sebagaimana digunakan dalam pertumbuhan

ilmu ekonomi mencakup sumber daya alam seperti kesuburan tanah, letak

dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber

lautan, dan sebagainya. Tersedianya sumber daya alam secara melimpah

merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Suatu daerah

yang kekurangan sumber alam tidak akan membangun dengan cepat.

2) Organisasi

Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan. Organisasi

berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam kegiatan ekonomi.

Organisasi bersifat melengkapi modal, buruh, dan membantu

meningkatkan produktifitas. Dalam ekonomi modern para wiraswastawan

tampil sebagai organisator dan pengambil resiko dalam ketidakpastian.

Wiraswastawan bukanla manusia dengan kemampuan biasa. Ia memiliki

kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain. Menurut

Schumpter, seorang wiraswasrawan tidak perlu seorang kapitalis. Fungsi

utamanya adalah melakukan pembaharuan (inovasi).

3) Akumulasi Modal

Modal adalah persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat di

reproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, hal ini

sering disebut sebagai akumulasi modal atau pembentukanmodal. Dalam

arti ini, pembentukan modal merupakan investasi dalm bentuk barang-


28

barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional, dan

pendapatan nasional. Jadi, pembentukan modal merupakan kunci utama

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal diperlukan

untuk memenuhi permintaan penduduk di daerah tersebut. Investasi

dibidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga

membuka kesempatan kerja.Pembentukan modal ini pula yang membawa

kearah kemajuan teknologi yang padaakhirnya membawa kearah

penghematan dalam produksi skala luas dan juga membawa kearah

penggalian sumber alam, industrialisasi dan ekspansi pasar yang

diperlukan bagi kemajuan ekonomi.

4) Kemajuan Teknologi

Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor penting dalam proses

pertumbuhan ekonomi. Perubahan ini berkaitan dengan perubahan dalam

metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil teknik

penelitian baru. Perubahan dalam teknologi telah menaikkan produktifitas

tenaga kerja, modal dan sektor produksi.

5) Pembagian Kerja dan Skala Produksi

Pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktifitas. Keduanya

membawa perekonomian kerah ekonomi skala besar yang selanjutnya

membantu perkembangan industri. Perbaikan kerja menghasilkan

perbaikan kemampuan produksi buruh. Setiap buruh menjadi lebih efisien

dari sebelumnya.

Faktor ekonomi bersama-sama dengan faktor non ekonomi saling

mempengaruhi kemajuan perekonomian. Oleh karena itu, faktor non ekonomi


29

seperti faktor sosial, budaya, dan politik juga memiliki arti penting didalam

pertumbuhan ekonomi.Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera

Selatantahun 2015ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi diantaranya sebagai berikut:

1) tingkat ketergantungan pada sektor primer

2) peran konsumsi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi

3) pembangunan infrastruktur

4) kualitas sumber daya manusia

5) tabungan masyarakat

6) belanja pemerintah daerah

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sukirno (2011: 335), ada beberapa teori pertumbuhan ekonomi

pemerintah menurut para ahli ekonom antara lain sebagai berikut:

1) Teori Sollow Swan

Ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori Neo Klasik

adalah Robert Sollow dan Trevor Swan yang berkembang sejak tahun

1950-an. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi bergantung pada

pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga

kerja,akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Menurut teori ini

sampai dimana perekonomian akan berkembang tergantung pada

pertumbuhan penduduk, akumulasi modal dan kemajuan teknologi.

2) Teori Harrod-Domar

Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis keynes mengenai

kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Teori ini
30

berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian dapat

tumbuh dan berkembang secara mantap (steady growth). Teori Harrod-

Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu sebagai berikut:

a. Perekonomian dalam pengerjaan penuh (full employment) dan

barang-barang modal yang ada dalam masyarakat digunakan secara

penuh.

b. Perekonomian terdiri atas dua sektor, yaitu rumah tangga dan

sektor perusahaan.

c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan

besarnya pendapatan nasiona, berarti fungsi tabungan dimulai dari

titik nol.

d. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save

=MPS) besarnya tetap, demikian juga rasio antara modal-output

(capital output ratio = COR) dan rasio antara pertambahan modal-

output (incremental capital-output ratio = ICOR) Menurut Harrod-

Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi

tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti

barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan, material) yang

rusak. Namun demikian, uuntuk menumbuhkan perekonomian

tersebut diperlukan invesatsi-investasi baru sebagai tambahan stok

modal. Jika kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis

secara langsung antara besarnya stok modal (K) dan output total

(Y), misalnya jika Rp 3,00 modal diperlukan untuk mengahsilkan

(kenaikkan) output total sebesar Rp 1,00 maka setiap tambahan


31

bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan

kenaikn output total sesuai dengan rasio modal-output tersebut.

Hubungan tersebut yang telah kita kenal dengan istilah rasio

modal-output (COR), yaitu 3 berbanding 1.

3) Teori Schumpeter

Teori Schumpeter dikemukakan pada tahun 1934 dan diterbitkan dalam

bahasa inggris dengan judul The Theory of Economic Development.

Selanjutnya Schumpeter menggambarkan teorinya tentang proses

pembangunan dan faktor utama yang menentukan pembangunan dalam

bukunya Business Cycle. Menurut Schumpeter, faktor utama yang

menyebabkan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah proses inovasi

yang dilakukan oleh inovator atau wiraswasta (entrepreneur). Dia juga

mengemukakan bahwa ada lima macam kegiatan yang dimasukkan

sebagai inovasi yaitu sebagai berikut:

a. Memperkenalkan produk baru.

b. Memperkenalkan cara berproduksi baru.

c. Adanya perubahan organisasi industri menuju efisiensi.

d. Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru.

e. Pembukaan pasar-pasar baru.

2.2 Pengaruh Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pariwisata dan Pertumbuhan ekonomi yang dihubungkan oleh berbagai cara

dimana parawisata dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi

daerah tujuan wisata. Hubungan parawisata dan pertumbuhaan ekonomi

merupakan dasar untuk ketergantungan dari berbagai turis berbasis ekonomi


32

mengenai dampak wisata untuk pembangunan ekonomi mereka misalnya

parawisata menyediakan lebih banyak lapangan kerja bagi warga local membantu

warga setempat memulai bisnis yang melayani wisatawan mengarah kegenarasi

pendapatan dari pengeluaran wisatawan dan kebijakan fiskal dan membantu

dalam pembangunan infrastuktur (Fitri, 2011).

Salah satu manfaat sektor parawisata dan pembangunan ekonomi adalah

kenyataan bahwa kawasan wisata bersemangat menyediakan lapangan kerja bagi

warga daerah itu. Pariwisata membutuhkan banyak jasa dalam rangka untuk

mempertahankan industry misalnya, industry perhotelan menciptakan lapangan

pekerjaan bagi orang-orang dibisnis seperti hotel dan restoran. Pekerjaan adalah

faktor makro ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan

ekonomi dengan menyediakan pekerja dengan pendapatan disposable dan

akibatnya menyebabkan peningkatan Produk Domestik Bruto (Nandi, 2008).

Menurut Hakim (2010) pariwisata berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi

antara lain:

a. Pariwisata merupakan kesempatan terutama bagi daerah marjinal dengan

beberap ekspor pilihannya. Wisatawan yang tertarik dengan nilai-nilai

budaya dan asset yang ada di negara tersebut, misalnya budaya di negara

negara berkembang menggalakkan pariwisata melalui pelestarian nilai-

nilai warisan. Sehingga memungkinkan masyarakat miskin untuk

meningkatkan pendapatannya melalui budaya dan asset yang dimiliki.

b. Pariwisata salah satu sektor ekspor yang mana masyarakat miskin di suatu

negara dapat menjadi eksportir melalui penjualan barang kepada

wisatawan asing.
33

Keterkaitan antara pariwisata dan pertumbuhan ekonomi dengan fokus pada

dampak ekonomi makro dari pariwisata, yaitu :

a. Pariwisata memiliki dampak langsung terhadap perekonomian, antara lain

terhadap penciptaan lapangan kerja, redistribusi pendapatan, dan

penguatan neraca pembayaran. Belanja turis, sebagai bentuk alternatif dari

ekspormemberikan kontribusi berupa penerimaan devisa (neraca

pembayaran) dan pendapatan yang diperoleh dari ekspansi pariwisata.

Penerimaan devisa dari pariwisata juga bisa digunakan untuk mengimpor

barang-barang modal untuk menghasilkan barang–barang dan jasa, yang

pada gilirannya menyebabkan pertumbuhan ekonomi.

b. Efek stimulasi (induced affects) terhadap pasar produk tertentu, sektor

pemerintah,pajak dan juga efek imitasi (imitation effect) terhadap

komunitas. Salah satu manfaat utama bagikomunitas lokal yang

diharapkan dari pariwisata adalah kontribusinya yang signifikan

terhadapperekonomian daerah, terutama peningkatan pendapatan dan

pekerjaan baru di daerah. Pelakubisnis di daerah tentu saja memperoleh

manfaat langsung dari belanja turis. Karena pelakubisnis membayar

pekerja dan karena pelaku bisnis dan pekerja membelanjakan

kekayaanmereka yang meningkat, maka secara keseluruhan komunitas di

daerah juga memperolehmanfaat. Sehingga uang yang dibelanjakan oleh

turis adalah uang baru dalam perekonomian daerah, bukan kekayaan

sebelumnya yang digunakan kembali.

2.3 Penelitian Terdahulu


34

Berkaitan dengan penelitian ini ada beberapa penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya yang permasalahannya hampir sama

dengan penelitian yang sedang dilakukan :

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Metode dan Hasil


1. Mustofa Pengaruh Dependent : Menggunakan motode regresi data
Afifi( 201 Sektor pertumbuhan panel dengan analisis
9) Pariwisata ekonomi RandomEffect Model, dengan
Terhadap Independent : hasil penelitian menunjukkan
Pertumbuhan pendapatan asli bahwa variabel PAD sektor
Ekonomi daerah (PAD) pariwisata tidak berpengaruh
Provinsi sektor pariwisata, terhadap pertumbuhan ekonomi.
Daerah jumlah Sementara variabel jumlah
Istimewa wisatawan, dan wisatawan dan jumlah hotel
Yogyakarta jumlah hotel berpengaruh positif signifikan
Tahun 2011- terhadap pertumbuhan ekonomi.
2017 Dari hasil uji F nilai koefisien
determinasi yang diperoleh adalah
sebesar 0,533363, yang berarti
bahwa variabel PAD sektor
pariwisata, jumlah wisatawan, dan
jumlah hotel dapat menerangkan
35

pertumbuhan ekonomi sebesar


53%. Sedangkan sisanya, sebesar
47% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam
model.
2. Made Pengaruh Dependent : Dengan menggunakan data
Heny Sektor-Sektor pendapatan asli sekunder yang diperoleh dari
Urmila Pariwisata daerah dan dinas-dinas terkait. Data yang
Dewi Terhadap pertumbuhan diperoleh kemudian diolah dengan
( 2018 ) Pendapatan ekonomi analisis jalur melalui bantuan
Asli Daerah Independent: SPSS dengan hasil penelitian ini
Dan Laju jumlah kunjungan menyimpulkan bahwa jumlah
Pertumbuhan wisatawan, lama kunjungan wisatawan, lama
Ekonomi tinggal tinggal wisatawan, dan tingkat
Kabupaten wisatawan, dan hunian hotel berpengaruh positif
Manggarai tingkat hunian dan signifikan terhadap
Barat hotel. pendapatan asli daerah, sedangkan
jumlah kunjungan wisatawan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Manggarai Barat, lama
tinggal wisatawan dan tingat
hunian hotel berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Manggarai Barat. Pendapatan asli
daerah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Manggarai
Barat.
3. Anggi Pengaruh Dependent : analisis yang dilakukan yaitu; uji
Adryana Usaha pertumbuhan prasyarat (uji stasioneritas,
36

( 2017 ) Pariwisata ekonomi normalitas dan heterokedastisitas),


Terhadap Independent: analisis regresi berganda, uji
Pertumbuhan usaha pariwisata permaslahan analisis regresi (uji
Ekonomi autokorelasi dan uji
Kabupaten multikolinearitas) dan uji hipotesis
Bogor (koefisien determinasi, uji-f dan
uji-t), Hasil dari analisis penelitian
ini yaitu analisis koefisien
determinasi menunjukan bahwa
output usaha pariwisata
berpengaruh secara signifikan
sebesar59.5%. Uji pengaruh secara
bersama-sama atau uji-f
menunjukan bahwa usaha
pariwisata berpengaruh secara
signifikan(F hitung 8.681 > F tabel
1.93). Selanjutnya uji pengaruh
secara parsial atau uji-t, yang
menghasilkan bahwa terdapat
vriabel usaha pariwisata yang
berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi yaitu
Kawasan Wisata, Perjalanan
Wisata, Penyelengaraan Hiburan
& Rekreasi, Jasa Konsultan
Wisata, Jasa Pramuwisata dan
Wisata Tirta
4 Fiqih Umi Pengaruh Dependent : Penelitian ini merupakan jenis
Zakiah Sektor Pendapatan Asli penelitian kuantitatif. Hasil
(2019) Pariwisata Daerah penelitian ini menunjukan yaitu
Terhadap Independent: secara simultan memperoleh nilai
Pendapatan Sektor Pariwisata Probability F statistic sebesar
37

Asli 0,042291 atau < 0,05 % maka


Daerah (PAD) secara serempak
Dalam Variabel Jumlah Objek
Membangun Wisata,Jumlah Wisatawan,Jumlah
Infrastruktur Hotel,dan PDRB
Kota berpengaruh positif dan signifikan
Bandar terhadap variabel Pendapatan Asli
Lampung Daerah
Ditinjau (PAD). Kemudian secara uji
Berdasarkan Parsial (Uji t) pada variabel
Perspektif Jumlah objek wisata
Ekonomi Islam (JOW) atau X1 memperoleh nilai
Periode 2010- Coefficient sebesar -0,739228
2017 nilai t-statistic
sebesar -0,974972 dan nilai
Probability sebesar 0,4015 maka
Variabel X1
berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Variabel
Pendapatan Asli
Daerah (Y). Dan variabel Jumlah
wisatawan (JW) atau X2
memperoleh nilai
Coefficient sebesar 1,956822 nilai
t-statistic sebesar 2,736103 dan
nilai
Probability sebesar 0,0716 maka
Variabel X2 berpengaruh positif
dan tidak
signifikan terhadap Variabel
Pendapatan Asli Daerah (Y) . Dan
variabel Jumlah
38

Hotel (JH) atau X3 memperoleh


nilai Coefficient sebesar 1,765734
nilai t-statistic
sebesar 0,433172 dan nilai
Probability sebesar 0,6941 maka
Variabel X3
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Variabel
Pendapatan Asli
Daerah (Y) . Dan variabel PDRB
atau X4 memperoleh nilai
Coefficient sebesar
0,376979 nilai t-statistic sebesar
1,727626 dan nilai Probability
sebesar 0,1825
maka Variabel X4 berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap Variabel
Pendapatan Asli Daerah (Y)
5 Rahma Analisis Dependent: Metode penelitian yang digunakan
(2018) Pengaruh Pertumbuhan yaitu metode regresi data panel
Sektor Ekonomi menggunakan bantuan sofware
Pariwisata Independent: Eviews. Hasil dari penelitian ini
Terhadap Sektor Pariwisata dapat diketahui bahwa jumlah
Pertumbuhan kunjungan wisatawan, nilai tukar
Ekonomi Di dan pendapatan pariwisata
Negara Asean berpengaruh signifikan terhadap
Tahun 2004 – PDB.
2016
6 Rini Analisis Sektor Dependent: Metode penelitian adalah
Hariyanti Pertanian Dan Pendapatan Asli penelitian lapangan (field
(2018) Pariwisata DaerahIndepende research). Data yang digunakan
39

Terhadap nt: Sektor adalah data menggunakan data


Pendapatan Pertanian Dan skunder diperoleh dari
Asli Daerah Pariwisata dokumentasi. Teknik analisis data
Kabupaten menggunakan regresi linear
Lampung berganda,uji hipotesis
Barat Dalam menggunakan uji t, dan uji F.
Perspektif Hasil penelitian diperoleh adanya
Ekonomi Islam pengaruh sektor pertanian (X1),
Tahun 2010- terhadap pendapatan asli daerah
2017 (PAD) Kabupaten Lampung Barat
(Y). Terdapat terdapat pengaruh
Sektor Pariwisata (X2) terhadap
pendapatan asli daerah (PAD)
Kabupaten Lampung Barat (Y)
Perspektif Ekonomi Islam
mengenai sektor pertanian dan
pariwisata terhadap PAD
Kabupaten Lampung Barat sudah
sesuai dengan perspektif islam
karena didasarkan untuk
maslahah.
7 Ayu Putri Pengaruh Dependent: Penelitian ini menggunakan
Indah Jumlah Objek Pendapatan Asli metode ekspos facto dengan
Lestari Wisata, Jumlah DaerahSektor pendekatan kuantitatif. Jenis data
(2016) Kunjungan pariwisata yang digunakan adalah data
Wisatawan, Independent: sekunder.
Dan Tingkat Jumlah Objek Berdasarkan hasil analisis data
Hunian Hotel Wisata, Jumlah dapat diketahui bahwa: 1) Secara
Terhadap Pad Kunjungan parsial jumlah objek wisata
Sektor Wisatawan, Dan berpengaruh terhadap PAD sektor
Pariwisata Di Tingkat Hunian pariwisata, dengan hasil analisis
Provinsi Jawa Hotel data menunjukkan bahwa nilai
40

Barat Tahun thitungl > ttabel


2004-2014 (7,246926>1,65936) dan nilai
signifikansi variabel 0,0000 <
0,05. 2) Secara parsial jumlah
kunjungan wisatawan berpengaruh
terhadap PAD sektor pariwisata,
dengan hasil analisis data
menunjukkan bahwa nilai thitungl
> ttabel (2,256772>1,65936) dan
nilai signifikansi variabel 0,0263 <
0,05. 3) Secara parsial tingkat
hunian hotel berpengaruh terhadap
PAD sektor pariwisata, dengan
hasil analisis data menunjukkan
bahwa nilai thitungl > ttabel
(3,841816>1,65936) dan nilai
signifikansi variabel 0,0002 <
0,05. 4) Secara simultan terdapat
pengaruh antara jumlah objek
wisata, jumlah kunjungan
wisatawan, dan tingkat hunian
hotel terhadap PAD sektor
pariwisata, dengan hasil analisis
data yang menunjukkan F hitung >
F tabel (75,03715 > 3,327654).
Nilai R Square dari variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu sebesar
0,890721 yang menunjukkan
sumbangan pengaruh antara
jumlah objek wisata, jumlah
kunjungan wisatawan, dan tingkat
hunian hotel terhadap PAD sektor
41

pariwisata sebesar 89%.

2.4 Kerangka Pemikiran

Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi,

maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah

terhadap barang dan/ jasa sebagai satu kesatuan produk, baik yang nampak/nyata

dan yang tidak tampak/ tidak nyata. Menurut Suastika dan Mahendra Yasa (2017)

sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai

salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah

maka pemerintah perlu mengembangkan dan memfasilitasi tempat pariwisata agar

sektor pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

Sektor pariwisata menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan

perekonomian Indonesia. Perkembangan pariwisata dapat berdampak terhadap

kondisi sosial ekonomi masyarakat, salah satu diantaranya adalah dampak

pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pariwisata dan pertumbuhan ekonomi yang dihubungan oleh berbagai cara

dimana pariwisata dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi.

Hubungan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi merupakan dasar ketergantungan

dari berbagai turis berbasis ekonomi, diantaranya pariwisata menyediakan banyak

lapangan kerja, membantu masyarakat memulai bisnis yang melayani wisatawan


42

untuk meningkatkan pendapatan dari pengeluaran wisatawan, kebijakan fiskal dan

membantu pembangunan infrastruktur(Fitri, 2011).

Pariwisata memiliki dampak langsung terhadap perekonomian, antara lain

terhadap penciptaan lapangan kerja, redistribusi pendapatan, dan penguatan

neraca pembayaran. Belanja turis, sebagai bentuk alternatif dari

ekspormemberikan kontribusi berupa penerimaan devisa (neraca pembayaran) dan

pendapatan yang diperoleh dari ekspansi pariwisata. Penerimaan devisa dari

pariwisata juga bisa digunakan untuk mengimpor barang-barang modal untuk

menghasilkan barang–barang dan jasa, yang pada gilirannya menyebabkan

pertumbuhan ekonomi.

Salah satu sumber penerimaan yang juga dinilai cukup potensial dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan yang berasal dari sektor

pariwisata. Sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang potensial karena dapat

memberikan efek ganda (multiplier) yang dapat menggerakkan sektor-sektor

ekonomi lainnya. Keberhasilan pengembangan industri kepariwisataan, berarti

akan meningkatkan perannya dalam penerimaan daerah, dimana kepariwisataan

merupakan komponen utamanya dengan memperhatikan juga faktor-faktor yang

mempengaruhinya, seperti: jumlah obyek wisata yang ditawarkan, jumlah

wisatawan yang berkunjung dan tingkat hunian hotel.


43

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Teoritis

Sektor
Pariwisata :

Jumlah
Wisatawan
Pertumbuhan
Ekonomi (X1)

(Y)
Jumlah Hotel
(X2)

Jumlah
Restoran
(X3)

Keterangan Gambar :

= Simultan
44

=Parsial

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan ,serta

merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti.Berdasarkan

tujuan penelitian, kajian teori dan penelitian terdahulu,maka hipotesis yang

diajukan untuk peneliti an ini adalah :

Ho : pengaruh jumlah wisatawan dan jumlah hotel tidak berpengaruhd=

secara simultan dan parsial terhadap pertumbuhan ekonomi

Ha : pengaruh jumlah wisatawan dan jumlah hotel berpengaruh secara

simultan dan parsial terhadap pertumbuhan ekonomi.


45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian di laksanakan di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Belu, selama waktu 6 (enam) Bulan dari Januari sampai Juni 2021.

3.2 Definisi Opersional Variabel

1. Pariwisata

Pariwisata adalah :Perjalanan wisata yang dilakukan secara berkali-kali atau

berkeliling-keliling, baik secara terencana maupun tidak terencana yang

dapat menghasilkan pengalaman total bagi pelakunya.

2. Jumlah Wisatawan

Jumlah Wisatawan adalah: Jumlah kunjungan wisatawan merupakan salah

satu indikator untuk mengukur keberhasilan industri pariwisata yang

memberikan dampak kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat.

3. Hunian Hotel

Pengertian Hunian Hotel adalah Bangunan yang memiliki banyak kamar

yang disewakan sebagai tempat menginap dan tempat makan orang yang

sedang dalam perjalanan.


46

4. Jumlah Restoran

Pengertian Jumlah Restoran adalah : kumpulan ruang atau tempat yang

diorganisir secara komersial untuk menyelenggarakan pelayanan berupa

makan dan minum yang tersedia di dalamnya.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

3.3.1.1 Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk angka namun

diangkakan. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,skema dan

gambar ( Sugiyono 2015)

3.3.1.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka. Hasil dari suatu

pengukuran,observasi, dan membilang yang dapat dianalisis

menggunakan metode statistik,untuk memperoleh kecenderungan

,prediksi hubungan antara variabel. Sehingga data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data kuantitatif yang merupakan data-data yang

dapat menggambarkan dan menjelaskan variabel-variabel penelitian.

3.3.2. Sumber Data

3.3.2.1 Data Primer

Data Primer adalah data dan informasi yang diperoleh tangan pertama

yang dikumpulkan secara langsung dan sumbernya. Adapun data primer

berupa data tentang Karakteristik responden yang diperoleh dengan cara


47

menggunakan kuisoner yang memuat beberapa pertanyaan terkait dengan

variabel-variabel.

3.3.2.2 Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang di peroleh dan di kumpulkan oleh

peneliti dari sumber yang telah ada.

2.3 Populasi dan Sampel

2.3.1 Populasi

Populasi yaitu keseluruhan dari objek atau subjek yang berada pada suatu

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah

penelitian.

2.3.2 Sampel

Sampel dapat didefininsikan sebagai anggota populasi yang di pilih

dengan menggunakan prosedur tertentu proporsional. Responden yang

akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini mengacu pada jumlah

populasi yang telah di tentukan. Dalam penelitian pertumbuhan ekonomi

dan sektor pariwisata Kabupaten Belu dapat di lihat dari tahun

2.4 Metode pengumpulan Data

2.4.1 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang

harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

2.4.2 Dokumentasi
48

Pengumpulan data dengan cara mengutip semua dokumen yang ada

kaitannya dengan penulisan ini.

2.5 Teknik Analisis Data

2.5.1 Statistik Deskriptif

Untuk menjawab permasalahan penelitian Bagaimana gambaran

umum tentang jumlah wisatawan dan jumlah hotel terhadap pertumbuhan

ekonomi secara parsial dan simultan di Kabupaten Belu, maka analisis yang di

gunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif yaitu analisis yang berusaha

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran atau penjelasan tentang variabel

jumlah wisatawan, jumlah hotel, pertmbuhan ekonomi. Hasil dari pengujian ini

diharapkan mampu mengestimasi validitas dan realibilias data yang akan

digunakan dalam uji statistic setiap hipotesis penelitian. Stattistik deskriptif ini

meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel(Mean ), nilai maksimum dan standar

deviasi yang digunakan sebagai langkah awal analisis data. Dalam analisis ini

dilakukan pembahasan mengenai bagaimana pendapatan pariwisata berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi secara parsial dan simultan

1. Analisis Regresi Linear Berganda.

Dalam penelitian ini midel analisis yang di buat memakai model regresi Linear

berganda.Model ini menunjukkan hubungan antara variabel terikat dengan

variabel bebas. Dalam mencari persamaan regresi linier berganda di gunakan

rumus:

Keterangan :

Y = Pertumbuhan Ekonomi

X1= Jumlah kunjungan Wisatawan


49

X2= Jumlah Jumlah Hotel

X3= Jumkah Restoran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai