Anda di halaman 1dari 18

UJIAN AKIR SEMESTER GANJIL EKONOMI

PARIWISATA

DOSEN PENEGMPU
A.A. ISTRI A. MAHESWARI S.St.Par, M. Par
OLEH

I PUTU AGUS GILANG SANJAYA PUTRA(118112184)


FEB/MANAJEMEN E
SEMESTER 5
PROGRAM STUDI EKONOMI PARIWISATA
EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN
NASIONAL(UNDIKNAS)
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini.

Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan

paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi,

merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.

Pariwisata merupakan leading sector pertumbuhan ekonomi banyak

negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak

dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh

karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi

yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah

tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui

penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.

Pariwisata Bali merupakan salah satu tujuan wisata yang sudah tidak

diragukan lagi oleh wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Pariwisata

Bali sudah menjadi tujuan wisata dunia yang terkenal di seluruh manca

negara. Hal Ini terbukti bahwa kunjungan wisatawan asing maupun wisatawan

domestik ke Bali dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun tidak hanya

kunjungan wisatawan untuk berlibur saja yang menyebabkan faktor

perkembangan kunjungan wisatawan ke Bali meningkat, akan tetapi dengan


sering diadakannya acara atau event international di Bali juga salah satu faktor

perkembangan peningkatan kunjungan tersebut.

Perkembangan Pariwisata Bali semakin berkembang dengan dukungan

dari segala aspek potensial yang dioptimalkan. Budaya dan keunikan adat

istiadat Bali serta alamnya yang asri dengan berbagai keindahan pada masing-

masing potensi yang dikelola dengan berbagai kemasan membuat Pariwisata

Bali semakin berkembang. Dengan masuknya investor yang berinvestasi di

pulau yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini, semakin banyak

pula peluang usaha dan mampu menambah lapangan pekerjaan sebagai

pengembangan tenaga kerja untuk penduduk Bali dan masyarakat di sekitar

Pulau Bali serta lapangan pekerjaan untuk seluruh penduduk indonesia bagi

yang ingin berkarir dan mengembangkan diri dalam bidang pariwisata.

Kawasan Kuta merupakan tempat primadona bagi wisatawan Kuta

sebagai destinasi wisata juga di dukung dengan fasilitas pariwisata yang

sangat lengkap. Mulai dari kemudahan mencari tempat menginap dari hotel

murah sampai hotel mewah. Selain itu, mencari tempat makan di Kuta Bali

dari makanan lokal sampai Internasional juga sangat mudah anda temukan di

kawasan wisata Kuta Bali.

Aktivitas liburan yang paling disukai wisatawan saat wisata ke Kuta

Bali adalah jalan-jalan di pantai, berenang dan beselancar. Sedangkan di

malam hari, wisatawan lebih suka mengunjungi tempat hiburan malam seperti

pub, cafe dan bar.


Bali sangat bertumpu pada sektor pariwisata. Hampir sepertiga dari

seluruh hasil penjualan barang dan jasa di Bali berasal dari sektor penginapan,

makanan dan minuman, atau setara dengan Rp 58,7 triliun. Hantaman

pandemi COVID-19 saat ini di pulau dewata lebih keras dibandingkan bom

bali dan meletusnya Gunung Agung.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada pemaparan latar belakang di atas maka adapun rumusan

masalah yaitu sebagai berikut :

1. Apakah sektor pariwisata berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kuta, Bali ?

2. Bagaimana motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan

wisata pada masa pandemic COVID-19 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan maka tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis sektor pariwisata terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kuta, Bali

2. Untuk mengetahui motivasi wisatawan dalam melakukan

perjalanan wisata pada masa pandemic COVID-19

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak khususnya untuk pemangku kepentingan pariwsata


1. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan keilmuan,

khususnya kajian dan penelitian tentang pariwisata terhadap

pertumbuhan ekonomi Kuta, Bali

2. Memberikan kontribusi terhadap penyediaan kajian data dan

informasi karakteristik tentang pariwisata terhadap pertumbuhan

ekonomi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan

kebijakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi di Kuta, Bali.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

2.1.1 Pariwisata

Menurut terminologi pariwisata diatas dapat disimpulkan bahwa

pariwisata dapat terbentuk apabila ada pelaku wisata (demand) yang

memang mempunyai motivasi untuk melakukan perjalanan wisata,

ketersediaan infrastruktur pendukung, keberadaan obyek wisata dan

atraksi wisata yang didukung dengan sistem promosi dan pemasaran yang

baik serta pelayanan terhadap para pelaku wisata (supply). Terkait dengan

Undang-undang No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, yang

dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Menurut World Tourism Organization (WTO) (Pitana,2009 dalam

Pengantar Ilmu Pariwisata), pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan

seseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatau tempat di luar

lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara

terus-menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya.

Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian Pariwisata, berikut

daftar lengkap pengertian Pariwisata menurut para ahli dari luar dan dalam

negeri;
James J. Spillane (1982)

Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan

mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,

memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan

tugas, berziarah dan lain-lain.

Koen Meyers (2009)

Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh

semntara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan

bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk

memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta

tujuan-tujuan lainnya.

2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan adanya peningkatan

pendapatan yang terjadi karena peningkatan produksi pada barang dan

jasa. Adanya peningkatan pendapatan ini tidak berkaitan dengan adanya

peningkatan jumlah penduduk, dan bisa dinilai dari peningkatan output,

teknologi yang makin berkembang, dan inovasi pada bidang sosial.

Pertumbuhan ekonomi juga memiliki arti suatu proses perubahan

ekonomi yang terjadi pada perekonomian negara dalam kurun waktu

tertentu menuju keadaan ekonomi yang lebih baik. Umumnya,

pertumbuhan ekonomi ini identik dengan kenaikan kapasitas produksi

yang direalisasikan dengan adanya kenaikan pendapatan nasional.


2.2 Penelitian Terdahulu

ANGGITA PERMATA YAKUP (2019) melakuan analisis tentang

pengaruh sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Penelitian ini mengkaji pengaruh pariwisata terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia berdasarkan data time series selama tahun 1975 -

2017. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan yang

diestimasi dengan Two stage least square. Hasil menunjukkan bahwa

pariwisata berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan

sebaliknya pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap periwisata.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pariwisata di Indonesia yaitu nilai

tukar dan inflasi. Pariwisata dapat meningkatkan pendapatan devisa,

menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan industri pariwisata,

oleh karena itu dapat memicu pertumbuhan ekonomi, terlebih dapat

mendorong di berbagai negara untuk mengembangkan sektor pariwisata.

Pariwisata berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai

jalur termasuk pendapatan mata uang asing, menarik investasi

internasional.

Nifel Elvis Mumu, Tri Oldy Rotinsulu, Daisy S, M Engka

melakukan analisis tentang pengaruh sektor pariwisata terhadap

pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di provinsi Sulawesi

utara Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sektor

pariwisata terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja.

Pembangunan Ekonomi adalah proses perubahan secara multidimensional


yang melibatkan berbagai aspek dan mempengaruhi kualitas dan

kesejahteraan hidup manusia. Pembangunan ekonomi dapat didekati

(approach) secara regional yaitu melakukan pemetaan wilayah dan growth

pool bertujuan tercapainya efisiensi produksi distribusi dan konsumsi

barang dan jasa. Pembangunan ekonomi juga dapat didekati secara

sektoral, menemukan sektor unggulan kemudian mengarahkan belanja

modal membangun infrastruktur, pada gilirannya mampu menarik

investasi swasta. Secara sektoral, maka sektor pariwisata merupakan salah

satu sektor yang menyerap tenaga kerja, melibatkan usaha perekonomian

rakyat, menarik wisatawan dan mendatangkan devisa. Itulah mengapa,

percepatan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja lewat

penciptaan lapangan kerja yang lebih luas dapat dilakukan dengan

mempromosikan pengembangan pariwisata. Dalam penelitian ini yang

dianalisis adalah pengaruh jumlah kunjungan wisatawan dan tingkat

hunian hotel terhadap pertumbuhan ekonomi, pengaruh kunjungan

wisatawan, tingkat hunian hotel terhadap penyerapan tenaga kerja di

Provinsi Sulawesi Utara, dan pengaruh kunjungan wisatawan dan tingkat

hunian hotel melalui pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga

kerja di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan analisis

jalur. Temuan penelitian ini secara statistik menunjukan bahwa jumlah

kunjungan wisatawan dan tingkat hunian hotel tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Jumlah kunjungan wisatawan

yang datang di Sulawesi Utara tidak memberikan pengaruh signifikan


terhadap penyerapan tenaga kerja sedangkan tingkat hunian hotel

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Pariwisata di Kuta Bali

Kawasan objek wisata Kuta lokasinya berada di sisi barat daya pulau Bali.

kawasan pariwisata ini adalah lokasi objek wisata yang paling terkenal di Bali,

Yang paling terkenal adalah objek wisata pantai Kuta. Area kawasan Kuta Bali

sangat luas! Dengan luas wilayah 17,52 kilometer persegi. Dengan wilayah yang

lumayan luas, di area ini terdapat banyak sekali atraksi wisata, fasilitas liburan

yang menarik, serta pilihan akomodasi di semua anggaran. Lokasi kawasan

pariwisata ini sangat strategis. Karena hanya memerlukan beberapa menit untuk

sampai dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Selain dekat dengan bandara

Ngurah Rai, kawasan ini juga berdampingan dengan kawasan wisata terkenal di

Bali selatan. Seperti Legian, Seminyak, Jimbaran, Canggu. Bahkan Legian dan

Seminyak dapat anda capai dengan berjalan kaki.

Dulu kawasan wisata ini adalah sebuah desa nelayan. Namun terjadi

perubahan signifikan, dan menjadi kawasan wisata terkenal semenjak tahun 70-an.

Penyebabnya karena memiliki pantai pasir putih dengan bentangan yang sangat

panjang serta landai. Selain itu, berdekatan dengan Bandara Ngurah Rai, membuat

kawasan ini surga bagi investor. Terutama investor di bidang akomodasi, tempat

makan, aktivitas liburan serta tempat belanja.


Setiap hari kawasan ini ramai dengan kunjungan wisatawan, membuat lalu

lintas jalan raya dipenuhi dengan kendaraan terutama di sore hari. Walaupun

kawasan wisata ini selalu ramai, namun tetap menjadi destinasi wisata favorit di

Bali dengan ribuan pengunjung yang dapat setiap tahun.

Pada saat Pandemi corona telah merubah paradigma pariwisata yang

awalnya tertuju kepada kuantitas wisata menjadi kualitas wisata. Covid-19 sangat

berdampak pada perekonomian warga sekitar karena Bali mengandalkan

pariwisata massal khususnya wisatawan mancanegara. banyak para karyawan

yang kehilangan pekerjaannya tidak hanya itu saja masyarakat yang memiliki

lapangan usaha sendiri kini mengalami kerugian yang cukup besar. Kepala Desa

memberikan bantuan kepada masyarakat berupa sembako dan uang tunai setiap

KK yang diberikan setiap bulannya. hingga saat ini sudah ada 850 hotel dan

tempat wisata yang mendapatkan sertifikat bisa menerima wisatawan di tengah

pandemi. Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan beberapa aturan diantaranya

Peraturan Gubernur Bali Nomor 56 Tahun 2020 tentang Paket Kebijakan

Percepatan Penanganan Covid-19, Peraturan Gubernur Bali Nomor 46 Tahun

2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan

Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Dalam Tatanan

Kehidupan era Baru dan Surat Edaran Nomor 4253 Tahun 2020 tentang

Kewaspadaan Kegiatan Libur Panjang dan Cuti Bersama Oktober 2020 Dalam

Rangka Menekan Kasus Penularan Covid-19 di Bali.

Sementara untuk kasus Covid-19 di Pulau Dewata hingga Rabu, 2

Desember 2020 jumlahnya masih tinggi. Angka kasus positif mencapai 202 kasus
dalam sehari. Angka ini menjadi yang tertinggi di Bali. Sebelumnya kasus harian

rata-rata paling tinggi sekitar 100-an kasus positif.

3.1.2 Dampak Positif Perkembangan Pariwisata

Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang


prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar
untuk dikembangkan. Perkembangan pariwisata yang sangat pesat dan
terkosentrasi dapat menimbulkan berbagai dampak.
1. Dampak Ekonomi
dengan adanya pariwisata di Bali, industri – industri kecil yang
mendukung kepariwisataan juga kesempatan untuk berkarya.
Sehingga mampu membuka banyak lapangan perkerjaan bagi
masyarakat di Bali. Ini jelas membuktikan bahwa pariwisata
memberikan dampak yang positif bagi kawasan wisata.
2. Dampak Sosial
terhadap sosial budaya akibat pembangunan pariwisata di Bali dapat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu: conservation of cultural heritage,
renewel of cultural pride, cross cultural exchange. Conservation of
Cultural Heritage merupakan adanya perlindungan untuk benda-benda
kuno, bangunan sejarah, seni traditional akibat dari adanya bantuan
untuk perawatan bangunan-bangunan bersejarah, dan lain-lainya, baik
itu secara langsung maupun tidak langsung, oleh pemerintah maupun
oleh wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata. Hal ini bisa
dibuktikan dari situasi dan kondisi kawasan wisata yang dimiliki Bali
3. Dampak Budaya
Cultural impacts merupakan akibat mengkomersialkan budaya yang
dimiliki sebagai daya tarik wisata dan menyuguhkannya sesuai dengan
keinginan wisatawan, tanpa disadari budaya tersebut dan sekitarnya
mengalami perubahan. Hal ini dilihat dari berbagai perubahan dari
daya tarik wisata yang dimiliki Bali, seperti gaya arsitektur, bentuk
dan bahan material, maupun fungsi bangunannya. Ini mengakibatkan
warisan budaya yang dimiliki semakin mengikis keberadaannya, nilai
histori pun semakin menghilang. Sosial Problems merupakan adanya
budaya negatif yang ditimbulkan akibat adanya pariwisata salah
satunya yaitu budaya masyarakat yang berubah cenderung lebih
oriented money dan kecendrungan masyarakat berperilaku konsumtif
untuk membeli barang-barang apapun.
4. Dampak Lingkungan
Dampak terhadap lingkungan binaan yang mencakup perkotaan,
sarana dan prasarana. Ruang terbuka dan unsur bentang kota dan
terhadap lingkungan alam yang mencakup gejala alam yang ada
disekitarnya.
3.1.3 Dampak Negatif Perkembangan Pariwisata
Adapun dampak negatif yang ditibumkan dari adanya perkembangan
pariwisata yang nantinya dapat meningkat kualitas produk pariwisata
1. Dampak Ekonomi
Dengan adanya perkembangan pariwisata di Kabupaten Badung, dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Namun, seiring
dengan perkembangan pariwisata yang pesat, masyarakat cenderung
mengikuti pola hidup modern yang konsumtif. Menurut Astuti (2013),
apabila pola hidup konsumtif terjadi terus menerus maka akan
mengakibatkan tidak terkontrolnya kondisi keuangan dan akan
menimbulkan tindakan pemborosan yang berakibat pada
menumpuknya barang karena pembelian dilakukan secara berlebihan.
Menurut Statistik Daerah Provinsi Bali 2016, masyarakat Bali
mengeluarkan uang lebih banyak untuk pengeluaran bukan makan
dibandingkan pengeluaran untuk kebutuhan makanan. Pada tahun
2015, proporsi pengeluaran bukan makanan sebesar 59.7 persen dari
total pengeluaran atau setara dengan Rp623 ribu per kapital per bulan.
Sedangkan, pengeluaran makanan hanya Rp421 ribu atau 40.3 persen
dri total pengeluaran. Dengan tidak terkontrolnya kondisi keuangan,
dapat mendorong individu untuk melakukan tindakan kriminal demi
memenuhi keinginan dari sifat konsumtif itu sendiri. Adanya
tindakan-tindakan tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi
kawasan pariwisata, dimana wisatawan menilai bahwa kawasan
tersebut tidak aman lagi yang dapat menyebabkan berkurangnya
tingkat kunjungan wisatawan.
2. Dampak Sosial
Menurut Nugraha, et al (2015), pariwisata dapat menimbulkan berbagai
masalah, yang mengakibatkan perubahan sosial di masyarakat seperti
perubahan gaya hidup, pergaulan, sikap atau perilaku yang ditunjukan
oleh anggota-anggota masyarakat telah keluar dari nilai ataupun norma
yang berlaku. Dalam hal ini, masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi
yang pesat akibat dari perkembangan pariwisata serta memiliki daya
beli yang tinggi memiliki pola hidup yang konsumtif. Dimana
masyarakat ingin menunjukkan status sosial yang lebih tinggi, dengan
memiliki barang- barang mewah untuk memenuhi keinginan pribadi.
Hal ini dapat menumbuhkan rasa individualisme dan mengurangi
solidaritas antar makhluk sosial.
3. Dampak Budaya
Dengan berkembangnya pariwisata saat ini di Bali, masyarakat
tergoda untuk bersaing dengan pikiran dan tindakan yang kalut penuh
keserakahan, dan kebutaan, mayarakat terlalu berfokus mengejar harta
dengan berbagai cara yang sering melanggar tatanan moral, nilai-nilai
luhur, dan etika agama. Banyak hasil karya seni yang dijual untuk
cinderamata mengalami penurunan kualitas, baik dari bahan maupun
detail pengerjaannya. Bahkan nilai seninya sangat berkualitas rendah,
seperti cinderamata berbentuk alat kelamin pria yang banyak dijual di
pasar-pasar tradisional Bali termasuk kawasan suci. Hal ini
menurunkan moral para seniman yang tidak lagi berpikir terhadap
nilai seni dan budaya melainkan hanya diperuntukan untuk nilai
komersial saja.
Pariwisata juga mengakibatkan pola perilaku pengusaha
industri pariwisata menggunakan berbagai cara buruk untuk
memasarkan prodak pariwisatanya, dengan tipu muslihat, dengan
kecerdikan bahkan melupakan etika dan tata susila. Masyarakat yang
tidak jernih, tidak bijak berpikir, yang sudah terpengaruhi pola
perilaku konsumtif akan tidak mampu melihat cara-cara kotor yang
sering digunakan oleh para pengusaha kotor ini. Sehingga seiring
waktu kualitas hidup masyarakat maupun kualitas pariwisata
mengalami penurunan.
4. Dampak Lingkungan
Aktivitas pariwisata yang padat membuat kemacetan lalu lintas,
lingkungan alam yang dipadati pengunjung. kerusakan yang terjadi
dapat diakibatkan oleh terlalu banyak pengunjung yang keluar –
masuk sebuah tempat wisata. Entah itu kerusakan perlatan atau
kerusakan lingkungan daerah itu sendiri, karena masyarakat atau
pengunjung yang kurang menjaga kebersihan.
3.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan untuk pelaku pariwisata yaitu lebih

meningkatkan lagi sarana prasarana yang di kawasan wisata, memberika fasilitas

umum yang layak untuk wisatawan. Menjaga citra pariwisata khususnya di Bali

yang dimana wisatawan sangat tertarik untuk selalu berlibur ke Bali. Menyiapkan

produk – produk pariwisata dan mempromosikannya.


DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata#:~:text=Pariwisata%20atau%20turisme

%20adalah%20suatu,yang%20dilakukan%20untuk%20aktivitas

%20ini.&text=Banyak%20negara%20bergantung%20banyak%20dari,yang

%20menjual%20jasa%20kepada%20wisatawan.

https://www.sewamobilbali1st.com/pariwisata-bali/

https://www.water-sport-bali.com/10-aktivitas-dan-kelebihan-kuta-untuk-liburan-

keluarga-di-bali/

http://repository.unair.ac.id/86231/1/TE.%2005-19%20Yak%20p

%20ABSTRAK.pdf

https://www.hestanto.web.id/definisi-pariwisata-indikator-perkembangan-objek-

dan-daya-tarik/

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pertumbuhan-ekonomi-adalah/

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jpekd/article/view/30046

https://www.water-sport-bali.com/tag/kuta/

https://travel.tempo.co/read/1411668/kuta-dan-pariwisata-bali-yang-mati-

suri/full&view=ok

Anda mungkin juga menyukai