Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Indonesia memiliki 17.504 pulau yang menjadikan Indonesia sebagai

negara kepulauan. Dengan kondisi geografis tersebut, Indonesia dianugerahi

kekayaan keanekaragaman dalam banyak hal, mulai dari segi adat, budaya,

agama, suku dan bahasa hingga sumber daya alamnya. Pengelolaan sumber

daya alam yang baik dan tepat dapat dijadikan potensi untuk memakmurkan

rakyat dan memajukan bangsa Indonesia. Salah satunya yang dapat

dikembangkan adalah aspek kepariwisataan. Seiring berjalannya waktu,

pariwisata di Indonesia saat ini telah tumbuh dan berkembang dengan baik

dan pesat.

Sektor pariwisata menjadi pemasukan alternatif untuk pendapatan

daerah maupun negara, bahkan negara-negara maju sekalipun memanfaatkan

pariwisata sebagai sumber devisa dengan memaksimalkan pembangunan

pariwisata. Terkait dengan hal itu, dalam Undang Undang Republik Indonesia

No. 9 Tahun 1990 menyatakan bahwa kepariwisataan mempunyai peranan

penting untuk memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan

lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan

nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya kebudayaan nasional dan

memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan

mempererat persahabatan antar bangsa.

1
Industri pariwisata memiliki daur hidup yang sangat baik. Terlebih

ketika industri ini dipasarkan untuk menggeliatkan ekonomi rakyat, maka

akan tercipta integrasi antar pemerintah, rakyat dan tokoh. Dengan kata lain,

ketika rakyat mendukung maka konsep sustainable tourism akan terjaga.

Selain itu, hasil yang didapat dari sektor pariwisata sangat cepat tidak seperti

sektor lain. Jika suatu destinasi wisata dipromosikan sekarang, dalam waktu

dekat kemudian sudah terlihat kedatangan para wisatawan.

Akibatnya, perekonomian dewasa ini, sudah tidak lagi digantungkan

dari minyak bumi dan gas, batubara, komoditas pertanian/perkebunan, atau

tekstil/pakaian jadi yang daya saingnya dan penerimaan devisanya sulit

meningkat. Sebagai gantinya, pariwisata akan menjadi primadona baru

penghasil devisa, sebagaimana tergambar pada grafik berikut:

Gambar 1.1
Proyeksi sektor-sektor penyumbang devisa tahun 2020
Sumber: Kemenpar

Jadi dapat dikatakan, sektor pariwisata akan memainkan peran ganda, sebagai

mesin pertumbuhan sekaligus mesin pemerataan (Anas, 2019:9).

2
Kondisi globalisasi yang mempengaruhi pariwisata dunia saat ini

memberikan manfaat yang konkrit untuk Indonesia. Akibatnya selain Bali,

pilihan destinasi wisata makin variatif. Banyak penawaran yang dilakukan

pemerintah daerah untuk memajukan daerahnya melalui pemanfaatan peluang

industri pariwisata dengan maksimal. Hasilnya, beberapa destinasi wisata

baru menambah pilihan alternatif wisata untuk dikunjungi.

Salah satu daerah tersebut adalah Kabupaten Banyuwangi. Menurut

Anas (2019:3), “Di era megatrend “leisure economy”, sektor pariwisata akan

menjadi tulang punggung perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Hal ini

semakin didukung dengan fakta bahwa milenial “jaman now” adalah

penggerak leisure economy. Menurut Yuswohady (2017) dalam situsnya

menyatakan bahwa survei di seluruh dunia (Everbrite-Harris Poll, 2014)

membuktikan bahwa milenial lebih memilih menghabiskan uang mereka

untuk pengalaman (experience) ketimbang barang (material goods).

Banyuwangi memiliki faktor pendukung untuk menawarkan banyak

destinasi wisata yang sarat akan kekayaan pengalaman berwisata, yakni

eksplorasi wisata alam yang juga disebut ekowisata. “...Banyuwangi memiliki

gunung, hutan dan laut yang tidak ada tandingannya. Banyuwangi juga

memiliki kekayaaan budaya bumi Blambangan yang unik dan tidak ditemui

di daerah lain” (Anas, 2019:5). Banyuwangi memiliki ekowisata kelas dunia

seperti objek wisata Kawah Ijen yang memiliki kawah danau terbesar di

Pulau Jawa. Kawah yang terletak di puncak Gunung Ijen tersebut mempunyai

warna hijau dan terkadang di waktu subuh, sering terlihat fenomena alam api

3
biru (blue fire). Serta obyek wisata Pantai Plengkung (G-Land) yang memiliki

ombak yang cukup tinggi dan dikenal sebagai pantai terbaik untuk surfing di

dunia dan masih banyak lagi potensi wisata di Kabupaten Banyuwangi

Maka, yang perlu dilakukan Banyuwangi adalah menunjukkan kepada

khayalak luas, baik nasional maupun internasional bahwa Banyuwangi

memiliki destinasi ekowisata unggulan. Salah satu caranya dengan

memaksimalkan strategi promosi yang masif dan efektif. Promosi yang tepat

akan merangsang peningkatan kunjungan di tengah ketatnya industi

pariwisata. Sehingga, tidak mengherankan apabila selama hampir sepuluh

tahun terakhir, Kabupaten Banyuwangi tanpa henti mempromosikan

pariwisata di setiap tempat dan waktu. Bahkan untuk menambah intensitas

promosi, Bupati Banyuwangi menganggap semua dinas adalah Dinas

Pariwisata (Anas, 2019:22).

Pendekatan tersebut memicu akselerasi perkembangan pariwisata

yang berpotensi memunculkan ide-ide pariwisata yang melibatkan setiap

dinas. Misalnya, Dinas Pemuda dan Olahraga mencetuskan event

International Tour de Ijen (ITdI) menggunakan sport tourism. Selain itu,

orang-orang yang tidak berkepentingan dengan urusan-urusan pariwisata pun

tetap memperoleh informasi tentang pariwisata berkat promosi yang

dilakukan setiap dinas di Banyuwangi.

Usaha lainnya adalah memanfaatkan pameran terbesar di dunia,

World Travel Mart (WTM) di London, Inggris. Sejumlah branding

Banyuwangi, mulai Tarian Gandrung dan Taman Wisata Alam (TWA) Ijen,

4
menghiasi taksi kota London. Selain memanfaatkan momen WTM, Piala

Dunia tahun 2018 di Rusia juga tidak dilewatkan Kemenpar. Ada dua kota

besar di Rusia yang ditebar beberapa brand Wonderful Indonesia, termasuk

Kawah Ijen dan Penari Gandrung (Asdhiana, 2017).

Promosi sendiri adalah kegiatan untuk mengomunikasikan kelebihan-

kelebihan produk kepada konsumen dan membujuknya untuk membeli,

sehingga dapat memberi beberapa informasi mengenai produk atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen (Abidin & Puspitasari,

2018:76). Menurut Hidayah (2019:198), promosi merupakan bagian dari

marketing mix (bauran pemasaran) yang terdiri dari 4P (Product, Price,

Promotion dan Place) sebagai alat komunikasi untuk merangsang target

pelanggan untuk segera membeli atau berkunjung (destinasi wisata). Dengan

adanya komunikasi pemasaran pariwisata diharapkan mampu mendatangkan

wisatawan. “Datangnya wisatawan ke Banyuwangi menimbulkan kegiatan di

berbagai sektor, seperti perhotelan, restoran, transportasi lokal, layanan paket

wisata lokal, produk kerajinan lokal, dan produk makanan-minuman lokal”

(Anas, 2019:5).

Meskipun semua dinas terlibat dalam kegiatan promosi pariwisata

pengelolaan pariwisata tetap terpusat di bawah wewenang Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Banyuwangi yang merupakan pihak yang bertanggungjawab

terhadap perencanaan, pengembangan, serta peraturan dan pengadaaan

pembinaan terhadap industri kepariwisataan di daerah secara menyeluruh.

Dalam menjalankan tugasnya, dinas ini memandang perlu adanya rencana

5
strategis yang handal untuk menghadapi perubahan yang terjadi di dunia

pariwisata dan pemasarannya serta peningkatan kunjungan wisatawan baik

domestik maupun asing ke Kabupaten Banyuwangi.

Rencana strategi tersebut menemui banyak tantangan yang dihadapi.

Selama ini Banyuwangi hanya dikenal sebagai tempat transit atau rest area-

nya Bali. Popularitas Bali sebagai kota pariwisata dunia menjadikan

Banyuwangi hanya sebagai pelengkap. Namun seiring waktu, dengan usaha

yang sangat konsisten dalam perbaikan amenitas, aksesibilitas dan promosi

terus menerus, pariwisata Banyuwangi meningkat pesat perkembangannya.

Keberhasilan Banyuwangi memberikan efek domino terhadap

peningkatan level Banyuwangi menuju kabupaten yang diperhitungkan

eksistensinya oleh daerah lain bahkan dunia. Hal ini ditandai dengan banyak

bukti antara lain, meningkatnya kunjungan pimpinan daerah, kepala dinas dan

jajarannya untuk belajar mengenai kemajuan Banyuwangi, penghargaan-

penghargaan dalam dan luar negeri serta peningkatan kesejahteraan sosial-

ekonomi masyarakat, yang bisa dilihat melalui tabel indikator kinerja

pembangunan berikut ini:

Tabel 1.1
Peningkatan kinerja pembangunan pariwisata Banyuwangi

2010 2018 Kenaikan


PDRB Rp 32,46 triliun Rp 78,48 triliun 141,8%
Pendapatan per kapita Rp 20,86 juta Rp 48,75 juta 134%
Kunjungan wisnus 491 ribu 5,2 juta 960%
Kunjungan wisman 12.505 127.420 919%
Sumber: Buku Anti Mainstream Marketing, 2019

6
Momentum kebangkitan Banyuwangi melalui pariwisata harus benar-

benar dijaga sustainability-nya karena perubahan kondisi pasar dan pelanggan

sangat cepat. Kondisi tersebut tidak lepas dari perputaran arus informasi yang

semakin cepat pula. Apalagi saat ini, gaya hidup sangat dipengaruhi trend-

trend yang berlaku di masyarakat. Di sini, pemkab Banyuwangi dituntut

untuk beradaptasi dengan perubahan dan merespon secepat mungkin. Pemkab

Banyuwangi melalui Disbudpar harus mampu memberikan kebijakan

strategis mengenai hal ini.

Untuk itu dibutuhkan pendekatan yang mendukung keunggulan

bersaing ditengah ketatnya persaingan sektor pariwisata. Pendekatan yang

dimaksud yaitu pendekatan syariah. Syariah sendiri menurut Al-Qaradhawi

bermakna konsep yang mengatur seluruh aspek kehidupan, menyangkut

aspek ibadah, keluarga, hukum dan peradilan hingga aspek bisnis dan

muamalah (Kartajaya & Sula, 2006:61). Apabila disandarkan dengan

aktivitas promosi maka, pendekatan syariah ini akan memperkuat sisi

spiritual dalam aktivitas komunikasi pemasaran yang menjunjung tinggi

prinsip-prinsip kejujuran, empati dan kepedulian.

Hal tersebut menjadi kebutuhan yang mendesak. Zaman semakin

berkembang dan kecenderungan pelanggan mengalami pergeseran dari level

intelektual ke emosional dan akhirnya spiritual. Artinya, konsumen akan

mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap nilai-nilai spiritual

yang diyakininya (Kartajaya & Sula, 2006:40).

7
Diperlukan nilai-nilai spiritual dalam kegiatan promosi. Allah kelak

akan membukakan pintu rezekinya kepada orang yang jujur. Allah SWT.

menjanjikan hal ini dalam Firman-Nya di surah Al-Ahzab ayat 70 berbunyi:

ً ‫ين ءَ َامنُوا َّٱت ُقوا ٱللَّهَ َوقُولُوا َق ْواًل َس ِد‬


‫يدا‬ ِ َّ َ ٓ ٰ
َ ‫يَأ يُّ َها ٱلذ‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah

dan Katakanlah Perkataan yang benar”. (Depag RI, 2000).

Oleh karena itu, judul penelitian yang diberikan oleh penulis adalah

“Strategi Promosi Pariwisata Berbasis Ekowisata Dengan Pendekatan

Syariah di Kabupaten Banyuwangi (studi kasus di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Banyuwangi)”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)

Banyuwangi untuk mempromosikan pariwisata berbasis ekowisata di

Banyuwangi?

2. Bagaimana pendekatan syariah terhadap promosi pariwisata berbasis

ekowisata yang dilakukan Disbudpar Banyuwangi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memahami strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)

Banyuwangi untuk mempromosikan pariwisata berbasis ekowisata.

2. Untuk mngembangkan model pendekatan syariah dalam promosi

pariwisata berbasis ekowisata yang dilakukan Disbudpar Banyuwangi.

8
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat proposal penelitian ini adalah

1. Manfaat Teoretis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi pemikiran dan pengembangan teori di bidang promosi

ekowisata berbasis syariah.

b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan promosi ekowisata berbasis syariah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini sangat berguna sebagai warming up (pemanasan)

sebelum menghadapi skripsi yang sebenarnya. Juga bermanfaat

sebagai pertimbangan sebelum memutuskan orientasi skripsi yang

akan diambil. Selain itu proposal penelitian ini dimaksudkan untuk

memenuhi syarat tugas akhir skripsi.

b. Bagi lembaga terkait

Untuk memberikan tambahan wacana sebagai referensi, acuan

dan bahan pertimbangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Banyuwangi dalam menentukan strategi promosi ekowisata berbasis

syariah di kemudian hari.

c. Bagi khalayak umum

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber pengetahuan

baru tentang promosi ekowisata berbasis syariah sehingga nantinya

9
khalayak umum khususnya masyarakat Banyuwangi bisa mendukung

bahkan mengambil peluang dari perkembangan pariwisata

Banyuwangi.

E. Definisi Konsep

1. Strategi

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu

siasat perang atau akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud (Ilmi,

2001:2). Menurut Marrus (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu

proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada

tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau

upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.. Menurut Syafrizal

strategi merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan dengan berdasarkan

analisa terhadap faktor eksternal dan internal (Rangkuti, 2014:3).

2. Promosi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Th. 2008,

promosi ialah pengenalan dalam rangka memajukan suatu usaha,

dagangan, dan lain-lain. Menurut Alma (2004:179), promosi adalah suatu

bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas perusahaan yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan/atau

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan

bersangkutan.

10
3. Pariwisata dan Ekowisata

Menurut WTO (World Tourism Organization) (Pitana, 2009 dalam

Pengantar Ilmu Pariwisata), pariwisata adalah kegiatan manusia yang

melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan

kesehariannya (Hestanto, 2019:11). Menurut The Ecotourism Society

(1990), ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami

yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan, melestarikan

kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat (Fandeli & Mukhlison,

2000:5).

4. Promosi Syariah

Promosi atau dalam istilah ekonomi Islam disebut dengan at-tarwij

(‫ )الترويج‬adalah usaha yang dilakukan oleh pembeli atau produsen untuk

memperkenalkan produknya kepada konsumen dan mempengaruhi mereka

untuk membelinya, baik dilakukan sebelum transaksi maupun sesudahnya

sesuai syariat Islam (Nashr, 2016:2).

11

Anda mungkin juga menyukai