Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pariwisata dalam kurun waktu terakhir ini semakin banyak mendapatkan

perhatian khusus dari negara-negara maju maupun negara-negara sedang

berkembang. Pariwisata telah berkembang menjadi sebuah industri yang

mampu untuk memberikan kontribusi yang tinggi bagi penerimaan devisa

negara. Dalam visi pariwisata 2020, United Nation World Tourism Organization

(UNWTO) meramalkan bahwa kedatangan (arrivals) wisatawan internasional

diperkirakan mencapai 1,6 miliar orang pada tahun 2020. Dari jumlah tersebut

1,2 miliar wisatawan berasal dari antar wilayah (intraregional), sedangkan 378

juta orang merupakan wisatawan yang melakukan perjalanan jauh (long-haul).

Prakiraan jumlah kunjungan wisatawan sesuai visi dan misi UNWTO di atas,

tentu menjadi motivasi yang tinggi bagi setiap negara. Masing-masing negara

saling berlomba dan berusaha meningkatkan kualitas industri pariwisatanya

dalam upaya menarik perhatian para wisatawan. Pariwisata adalah berbagai

macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang

disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait

dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Pentingnya pembangunan sektor pariwisata karena dianggap sebagai alat

yang efektif untuk perbaikan ekonomi masyarakat. Pembangunan pariwisata

diharapkan dapat membuka lapangan kerja dan pengembangan daerah-daerah

yang berpotensi sebagai objek wisata. Pariwisata adalah jenis usaha yang saling

terkait seperti transportasi, usaha perjalanan, penginapan, kerajinan maupun

kuliner. Karena faktor keterkaitannya yang sangat tinggi, sehingga

perkembangan usaha ini saling mempengaruhi satu sama lain. Pariwisata

adalah suatu perakitan dari berbagai komponen yang saling melengkapi untuk
Bidang Pariwisata yang merupakan kebutuhan untuk membentuk suatu kesatuan

produk. Objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup,

seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang

mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.

Bagi Para wisatan Di Kabupaten Bandung Barat Khususnya Dan di Indonesia

Pada umumnya, pariwisata ini diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi para

wisatawan asing maupun local. Peningkatan factor pendukung dalam upaya

memenuhi kebutuhan pelayanan. Terhadap kepariwisataan yang prima bagi,

pemerintah senantiasa terus berupaya memberikan dukungan dalam berbagai

bentuk, baik melalui peningkatan sarana dan Prasarana pariwisata,

mengoptimalkan sarana pariwisata yang telah ada dan terbentuk, maupun melalui

peningkatan kualitas pelayanan tempat dan yang dapat dirasakan oleh seluruh

wisatawan.

Oleh karena itu untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan

sektor pariwisata dan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat, dituntut adanya kinerja pelayanan dan

peningkatan terhadap pariwisata, dan yang tidak kalah penting adalah dengan

tersedianya fasilitas sarana dan prasarana terutama di Sembilan (9) Destinasi

(Pembangunan di Destinasi Wisata Desa Padalarang, Destinasi Wisata Desa

Batulayang, Destinasi Wisata Desa Cilame, Destinasi Wisata Desa

Cipangeran, Destinasi Wisata Desa Ganjarsari, Destinasi Wisata Desa

Kidang Pananjung, Destinasi Wisata Desa Situwangi dan Destinasi Wisata

Suntenjaya). yang memadai.

Sehubungan dengan pentingnya tanda pariwisata tersebut, maka Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat terus berusaha mendorong

upaya-upaya pembenahan dan pembangunan dibidang Sarana Dan Prasarana di

Sembilan (9) Destinasi (Pembangunan di Destinasi Wisata Desa Padalarang,

Destinasi Wisata Desa Batulayang, Destinasi Wisata Desa Cilame, Destinasi

Wisata Desa Cipangeran, Destinasi Wisata Desa Ganjarsari, Destinasi


Wisata Desa Kidang Pananjung, Destinasi Wisata Desa Situwangi dan

Destinasi Wisata Suntenjaya). termasuk peningkatan kualitas wisata kepada

Pengunjung yang datang, keterjangkauan pelayanan, kesinambungan, kenyamanan

dan keamanan pelayanan serta faktor kompetensilainnya yang sesuai dengan

standar yang terus menerus akan selalu ditingkatkan dan sesuai dengan

kebutuhan. Untuk itu diperlukan adanya kondisi yang mendukung guna

terwujudnya upaya – upaya tersebut, khususnya penyediaan sarana dan prasarana

tanda masuk wisata yang memadai antara lain di Sembilan (9) Destinasi

(Pembangunan di Destinasi Wisata Desa Padalarang, Destinasi Wisata Desa

Batulayang, Destinasi Wisata Desa Cilame, Destinasi Wisata Desa

Cipangeran, Destinasi Wisata Desa Ganjarsari, Destinasi Wisata Desa

Kidang Pananjung, Destinasi Wisata Desa Situwangi dan Destinasi Wisata

Suntenjaya).. Salah satu wujud nyata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Bandung Barat dalam mendukung upaya peningkatan pelayanan,

kebijakan Pembangunan Gazebo dan Jalan Setapak Paving Block. Kebijakan ini

disusun guna mendukung pencapaian Misi Pertama Dinas Pariwisata Dan

Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat yaitu Meningkatkan Kualitas

Pariwisata yang lebih baik.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sadar sepenuhnya akan pentingnya

sebuah dukungan sarana fisik yang berkualitas terhadap mutu pelayanan, sehingga

diperlukan sebuah perencanaan sebagai satu produk manajemen fisik tidak hanya

berkaitan dengan arsitektur semata-mata. Melalui kegiatan ini diharapkan upaya

pengembangan dan pembangunan fisik pembangunan gapura dapat sejalan dengan

program pembangunan yang berkesinambungan dan terarah dengan acuan dasar

yang jelas dan baku sehingga bangunan yang dihasilkan dapat diterima semua

pihak dan dapat berfungsi secara optimal dan diharapkan mampu memberikan

sarana yang lebih baik sekaligus menjadi rujukan utama bagi wisatawan local di

Kabupaten Bandung Barat.


B. FOKUS PENELITIAN

Fokus dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan masalah yang

dirumuskan dan dijadikan acuan. Dalam penelitian ini fokus utamanya adalah

model perencanaan komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan dalam pemasaran objek Destinasi Wisata di Kabupaten Bandung

Barat. Kabupaten Bandung Barat menetapkan visi pembangunannya adalah

Kabupaten Bandung Barat sebagai Destinasi Wisata Indonesia dan salah satu

misinya adalah Mengembangkan pariwisata.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, masalah umum

penelitian ini dirumuskan: Bagaimana model perencanaan komunikasi Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan dalam pemasaran objek destinasi wisata di

Kabupaten Bandung Barat.


BAB II
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

2.1. PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL


Kemajuan teknologi dibidang tranportasi-telekomunikasi yang diimbangi
meningkatnya tingkat kesejahteraan menjadi penyebab lahirnya gaya hidup
baru dalam hal berwisata yang diyakini sanggup mendorong mobilitas jutaan
umat manusia.
Perspektif ekonomi pembangunan melihat bila pariwisata dipandang
adalah industri strategis sebagai penghasil ekonomi. Bukan itu saja, pariwisata
ternyata memicu pengembangan sosial budaya di destinasi. Oleh karena peran
strategis bagi kesejahteraan, pemerintah daerah diharapkan memiliki
kreatifitas dan kemandirian untuk mengolah potensi yang dimiliki agar dapat
mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat. Salah satu cara untuk
untuk meningkatkan penerimaan daerah (PAD) adalah mengoptimalkan
potensi sumber daya pariwisata.
Kedudukan sektor pariwisata sebagai salah satu pilar pembangunan
nasional semakin menunjukkan posisi dan peran yang sangat penting sejalan
dengan perkembangan dan kontribusi yang diberikan baik dalam penerimaan
devisa, PAD, pengembangan wilayah, maupun dalam penyerapan investasi dan
tenaga kerja di berbagai wilayah di Indonesia. Dinamika dan tantangan dalam
konteks regional dan global, telah menuntut suatu perencanaan dan
pengembangan sektor Pariwisata yang memiliki jangkauan strategis,
sistematis, terpadu, dan sekaligus komprehensif mencakup keseluruhan
komponen pembangunan kepariwisataan secara luas terkait dengan industri,
destinasi, pemasaran, maupun kelembagaan.

2.2 MAKSUD

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil perencanaan yang

optimal dan terencana baik dari segi fisik maupun fungsional sekaligus menjadi

Trade Mark yang optimal dan nyaman bagi pengunjung Kabupaten Bandung Barat,

serta sesuai dengan data-data, analisis kriteria-kriteria tertentu sehingga nantinya

pembangunan fisik sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan oleh seluruh

owner pada umumnya.


2.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pekerjaan tersebut adalah menjadi pedoman (guide line)

bagi pembangunan fisik sehingga dapat berjalan sesuai dengan pedoman yang

sudah direncanakan.

2.4 SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah : Terwujudnya Pekerjaan

Perencanaan di Sembilan (9) Destinasi (Pembangunan di Destinasi Wisata

Desa Padalarang, Destinasi Wisata Desa Batulayang, Destinasi Wisata Desa

Cilame, Destinasi Wisata Desa Cipangeran, Destinasi Wisata Desa

Ganjarsari, Destinasi Wisata Desa Kidang Pananjung, Destinasi Wisata

Desa Situwangi dan Destinasi Wisata Suntenjaya), yang representatif, nyaman

serta fungsional guna mendukung tugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai

trade mark kepada wisatawan, serta diarahkan mencapai sasaran yang diinginkan,

antara lain adalah :

a. Perencanaan Pembangunan Gazebo dan Jalan Setapak Paving Block.

b. Perencanaan pembangunan fasilitas pendukung lainnya Dari beberapa sasaran

yang ingin diwujudkan diatas tentunya harus memiliki beberapa

pertimbangan perencanaan, antara lain adalah :

c. Perencanaan yang mampu mengakomodasi pola perkembangan yang ada dan

sesuai dengan arahan pengembangan.

d. Perencanaan yang mampu menciptakan image yang prima bagi para

wisatawan.

e. Perencanaan teknis yang terintegritas sehingga terjalinnya komposisi,

proporsi dan kenyamanan.

f. Tata letak hubungan antar ruang yang didasarkan pada kriteria hubungan

fungsional di dalam bangunan, secara fisik kaitan fungsional tersebut harus

mempertimbangkan tingkat kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna.


BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

3.1 RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan Perencanaan di Sembilan (9) Destinasi

(Pembangunan di Destinasi Wisata Desa Padalarang, Destinasi Wisata

Desa Batulayang, Destinasi Wisata Desa Cilame, Destinasi Wisata Desa

Cipangeran, Destinasi Wisata Desa Ganjarsari, Destinasi Wisata Desa

Kidang Pananjung, Destinasi Wisata Desa Situwangi dan Destinasi Wisata

Suntenjaya)adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran Terestrial
Melakukan pengukuran terestrial di lapangan yang dituangkan kedalam peta hasil

pengukuran dengan skala yang akurat (1 : 100/1 : 1000).

2. Lingkup Studi
Lingkup Studi dilakukan melalui Studi Literatur dan Studi Banding. Studi

literature dilakukan dengan melaksanakan pengumpulan data baik data sekunder

maupun data primer dan menganalisa kondisi wilayah melalui data yang

terkumpul maupun hasil pengukuran untuk menentukan alternatif-alternatif

strategi perencanaan fisik.

3. Lingkup Kajian Analisis


Kajian analisis dapat dikelompokkan kedalam 2 tahapan alisis, yaitu tahapan

analisis fungsional dan tahapan analisis kondisi lingkungan. Tahapan analisis

fungsional meliputi analisis alur kegiatan pengguna, analisis perilaku pengguna,

analisis organisasi ruang, analisis gubahan massa dan analisis bahan bangunan.

Tahapan alisis kondisi lingkungan meliputi data fisik lahan, analisis rencana

kegiatan di sekitar lahan, analisisa ksesibilitas, analisis pemandangan dari lahan,

dan analisis drainase.

4. Lingkup Penyusunan Dokumen Perencanaan


Penyusunan dokumen perencanaan meliputi: Gambar Perencanaan, Rencana

Anggaran Biaya (RAB) dan Bill Of Quantity ( BQ ).

Sedangkan lingkup tugas yang dilakukan oleh Konsultan Perencana Pada

pekerjaan ini adalah membantu Pengguna Anggaran dalam pelaksanaan


konstruksi untuk mencapai hasil yang sesuai dengan spesifikasi baik dari segi

teknis, kualitas maupun kuantitas.

3.1.1 RUANG LINGKUP WAKTU PEKERJAAN

Jangka Waktu Pekerjaan iniyaitu 30 (Tiga Puluh) hari kalender sejak

ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

3.1.2 RUANG LINGKUP WILAYAH PEKERJAAN

Lokasi Pekerjaan Perencanaan di Sembilan (9) Destinasi (Pembangunan di

Destinasi Wisata Desa Padalarang, Destinasi Wisata Desa Batulayang, Destinasi

Wisata Desa Cilame, Destinasi Wisata Desa Cipangeran, Destinasi Wisata Desa

Ganjarsari, Destinasi Wisata Desa Kidang Pananjung, Destinasi Wisata Desa

Situwangi dan Destinasi Wisata Suntenjaya), ini tersebar di beberapa desa di

Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

3.1.3 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika Pembahasan Laporan Pendahuluan Pekerjaan Perencanaan di Sembilan

(9) Destinasi (Pembangunan di Destinasi Wisata Desa Padalarang, Destinasi

Wisata Desa Batulayang, Destinasi Wisata Desa Cilame, Destinasi Wisata Desa

Cipangeran, Destinasi Wisata Desa Ganjarsari, Destinasi Wisata Desa Kidang

Pananjung, Destinasi Wisata Desa Situwangi dan Destinasi Wisata Suntenjaya),

Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai, latar belakang, sistematika pembahasan.

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN


Bab ini menjelaskan mengenai, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup pekerjaan,

ruang lingkup waktu pekerjaan.

BAB III RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Bab ini menjelaskan mengenai, ruang lingkup wilayah dan sistematika pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai