PENDAHULUAN
suistanable economic movement dan memiliki nilai yang sangat penting dalam
setiap pembangunan nasional. Pariwisata juga dikenal sebagai suatu industri baru
dan dinilai mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal
pengangguran. Dengan tata kelola yang baik, pariwisata bisa menopang ekonomi
negara dan mengangkat nama negara. Pembangunan dari sektor pariwisata dipilih
karena memiliki peran yang sangat strategis dan merupakan suatu pemanfaatan
sumber daya alam yang bisa menjadi pendapatan ekonomi atau devisa yang cukup
tinggi bagi suatu negara dalam sektor non migas. Selain dalam hal ekonomi, sektor
pariwisata bisa menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap bangsa yang
setiap orang karena disamping hanya untuk mengurangi stress, sekarang berwisata
mengembangkan motivasi. Saat ini beberapa instansi dan perusahaan swasta sudah
1
2
unggulan atau sektor utama yang akan meningkatkan retribusi dan meningkatkan
partisipasi usaha lokal serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk
ataupun jasa pariwisata nasional di setiap destinasi pariwisata. Target lain dalam
manajemen yang baik dari mulai penataan daerah wisata sampai pelatihan tenaga
lokal akan meningkatkan kualitas pelayanan yang baik kepada wisatawan. Hal ini
bahwa “destinasi pariwisata dikembangkan atas dasar potensi daya tarik wisata
Tidak dapat di pungkiri peran dari sektor pariwisata semakin penting sejalan
mengarah ke sektor jasa dan dalam hal ini pariwisata Indonesia terbukti berhasil
mewujudkan hal tersebut terdapat dua aspek penting yang menjadi sorotan yaitu
3
dari segi pembangunan sumber daya alam dan pembangunan sumber daya manusia
yang mana kedua sumber daya itu memiliki hubungan kausalitas dalam
pembangunan. Artinya, jika pemanfaatan sumber daya alam di lakukan dengan baik
oleh sumber daya manusia maka akan mendapatkan hasil yang maksimal sehingga
Undang-Undang Dasar (1945) Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi: “Bumi dan air dan
bisa mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Menurut Chandler dalam Salusu
(2015:64) menjelaskan bahwa “strategi adalah penetapan dari tujuan dan sasaran
jangka panjang suatu organisasi serta penggunaan serangkaian tindakan dan alokasi
sumber daya yang di perlukan untuk mencapai tujuan tersebut”. Dari kutipan
hal menjalankan sila ke-5 dalam Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia yang di jalankan secara merata oleh pemerintah pusat melalui
Indonesia No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah pada pasal 1 ayat (6)
menyatakan bahwa “Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah
4
Nasional, PERDA Provinsi Jawa Barat No. 15 Tahun 2015 Rencana Induk
dari tingkat provinsi maupun tingkat nasional, salah satunya menjadi daerah
otonomi terbaik di Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari sumbangsih besar di
memiliki visi sebagai tujuan wisata berkelas dunia dan salah satu daerah wisata
yang tidak pernah surut dikunjungi wisatawan lokal maupun asing kemudian
5
wisata yang menarik bagi wisatawan. Hal ini karena setiap daerah di Kabupaten
berdasarkan budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat supaya menjadi ciri
khas tersendiri bagi setiap daerah atau kawasan di Kabupaten Pangandaran. (Hasil
observasi peneliti)
sebagai icon dan branding atau upaya untuk melihat peluang terbaik dan diharapkan
bisa meningkatkan pendapatan asli desa dengan cepat dan berkelanjutan. Dalam
diharapkan akan menciptakan rasa peduli terhadap pembangunan wisata desa dan
pikat yang baik bagi wisatawan karena setiap desa memiliki keragaman budaya dan
6
desa wisata akan menarik minat pengunjung untuk mengetahui lebih jauh. Pada
tahun 2016 Kabupaten Pangandaran sudah menetepakan program daya tarik wisata
prioritas dari 7 kawasan yang sudah ditetapkan diantaranya Kawasan Wisata Pantai
Karang Tirta, Kawasan Wisata Pantai Batu Hiu, Citumang, Santirah Dan
Batukaras Dan Sekitarnya. Adapun 6 desa wisata yang sedang dikembangkan yaitu
Desa Wisata Selasari, Desa Wisata Cintaratu, Desa Wisata Bojong, Desa Wisata
mengembangkan kearah desa wisata sejak akhir tahun 2015. Hal ini sejalan dengan
terpilihnya kawasan Desa Margacinta dalam program daya tarik wisata prioritas di
potensi wisata yang besar jika dikembangkan dengan baik dan letak yang sangat
strategis yaitu hanya 1.2 km dari pusat kota dan lokasi penelitian merupakan daerah
Desa ini memiliki tujuh dusun yang mayoritas mata pencaharian utamanya
adalah petani dan nelayan. Pariwisata desa Margacinta menyebar di tujuh dusun
serta tujuh nama dalam konteks desa wisata sesuai dengan potensi
karena memiliki sanggar dan beberapa tokoh seni yang cukup terkenal di
memiliki potensi pertanian yang luas atau dalam potensi pariwisata disebut
agrowisata dan disini juga sudah direncanakan pengembangan air terjun, ketiga ada
Market dan Wahana Air, kelima ada Kampung Kolotok di Dusun Cidawung yaitu
pengembangan wisata goa dan sentra kerajinan, keenam ada Kampung Kreatif di
Dusun Pangancraan yang menyediakan wahana bermain seperti body rafting dan
camping ground, ketujuh ada Kampung Badud di Dusun Margajaya karena terdapat
pilihan makanan khas desa seperti “liwet jolem”, “pindang gunung nanas” dan “jus
honje”.
Dibawah ini merupakan tabel 1.1 yang berisi daftar potensi daya Tarik
Tabel 1.1
Dengan segala potensi wisata serta didukung masyarakat yang ramah, Desa
letak yang sangat strategis yaitu hanya 1.2 km dari pusat kota. Sehingga dari segi
aksesibilitas, desa ini bisa di akses dengan berbagai transportasi seperti angkutan
Salah satu aspek penting dari pengembangan desa wisata yaitu terkait
strategi yang dilakukan dalam pengelolaan desa wisata yang dibentuk sebagai
solusi dan inovasi dalam pembangunan pariwisata desa. Dalam hal ini yaitu
pemerintah desa dan masyarakat desa yang menjadi satu kesatuan dalam
pembangunan dari berbagai kalangan agar tercipta pembangunan yang terpadu dan
pariwisata desa, hal ini dilihat dari manajemen pengelolaan yang kurang baik.
suatu kemunduran yang dilakukan oleh pemerintah desa. Mengingat pada awal-
awal pembangunan Desa Wisata Margacinta tahun 2015 terjadi minat dan antusias
sebuat tabel pengunjung Desa Wisata Margacinta dari tahun 2015 sampai 2019
sebagai berikut:
10
Tabel 1.2
1. 2015 1275
2. 2016 1860
3. 2017 924
4. 2018 386
5. 2019 Vakum
Jika dilihat dari tabel 1.2 data kunjungan, pengunjung Desa Wisata
Margacinta dari pertama buka tahun 2015 sampai 2016 cukup mengalami kenaikan.
Meskipun dari data kunjungan Desa Wisata Margacinta dikategorikan sedang, akan
tetapi pengunjung selalu ada setiap minggunya dan mengalami kenaikan. Sejak
sejak tahun 2019 sampai 2021 Desa Wisata Margacinta dikategorikan stagnan.
Adapun salah satu indikator kemunduran desa wisata yaitu menurunnya jumlah
pariwisata sehingga pemerintah desa hanya memiliki dua pilihan yaitu memasuki
11
sarana dan prasarana, malakukan pemetaan untuk pengembangan wisata desa, dan
desa.
Strategi ini belum dilakukan dengan optimal karena belum ada kepastian
Dalam dimensi ini, sumber daya yang ada belum dimanfaatkan dengan
optimal dan belum ada peningkatan dalam hal sarana dan prasarana. Di
wisata desa.
peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh dan mendalam dengan melakukan
yang fokus utamanya pada strategi pemerintah desa atau dalam hal ini yaitu kepala
desa untuk melihat dampak manfaat dari strategi yang digunakan sebagai upaya
pariwisata.
Dari hasil observasi dan studi lapangan awal yang dilakukan peneliti, maka
desa dalam melakukan strategi pengembangan potensi pariwisata desa. Hal ini di
lihat dari kurangnya pemanfaatan sumber daya alam dan kurangnya pemberdayaan
cenderung stagnan.
2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam Strategi Pemerintah Desa
3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam Strategi
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Kabupaten Pangandaran.
14
memahami suatu masalah atau gejala sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat
Bab I Pendahuluan isi dalam bab ini adalah : 1.1 Latar Belakang Penelitian, 1.2
Fokus Masalah, 1.3 Identifikasi Masalah, 1.4 Tujuan Penelitian, 1.5 Manfaat
Penelitian, 1.5.1 Manfaat Teoritis, 1.5.2 Manfaat Praktis, 1.6 Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran isi bab ini adalah : 2.1
Pengembangan Wisata, 2.1.4 Desa Wisata, 2.1.4.1 Pengertian Desa Wisata 2.1.4.2
Syarat Menjadi Desa Wisata, 2.1.5 Pengertian Pariwisata, 2.2 Kerangka Pemikiran,
Bab III Metode Penelitian isi bab ini adalah : 3.1 Tipe Penelitian, 3.2 Instrumen
Penelitian, 3.3 Unit Analisis dan Informan, 3.4 Sumber Data dan Teknik
Pengumpulan Data, 3.4.1 Sumber data, 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data, 3.5
Teknik Analisis Data, 3.6 Rencana Pengajuan Keabasahan Data, 3.7 Lokasi dan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan isi bab ini adalah : 4.1 Hasil Penelitian,
4.1.1 Profil Desa Margacinta, 4.1.2 Pemerintah Desa, 4.1.2.1 Sejarah Desa
Hambatan.
Bab V Kesimpulan dan Saran isi bab ini adalah : 5.1 Kesimpulan, 5.2 Saran.