Disusun Oleh:
Perangkat daerah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya harus memiliki tujuan
strategis. Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang
akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan
diformulasikannya tujuan strategis, maka perangkat daerah dapat secara tepat mengetahui
pelaksanaan dan pencapaian Visi Misi Pemerintah Daerah. Kurun waktu yang ditetapkan adalah
1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan.
Perumusan tujuan strategis itu juga akan memungkinkan perangkat daerah untuk mengukur visi
misi organisasi yang telah dicapai. Oleh sebab itu, agar dapat diukur keberhasilan perangkat
daerah dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis diberikan indikator kinerja
(performance indicator). Dinas Pariwisata memiliki peran penting dalam merumuskan rencana
dan program yang diselenggarakan untuk mencapai kinerja yang efisien dan efektif yang telah
disusun. Pada umumnya, pelaksanaan pembangunan bertujuan untuk melakukan sebuah
transformasi ke arah yang lebih baik. Tentunya, harapan pembangunan yang dilaksanakan akan
mampu berimplikasi besar pada suatu wilayah didalamnya. Salah satu pembangunan yang
mampu memberikan dampak yang besar yaitu pembangunan pada sektor pariwisata.
Pembangunan pada sektor pariwisata merupakan salah satu opsi dan strategi pemerintah
daerah untuk meningkatkan perekonomian daerah secara cepat. Hal ini sejalan dengan amanat
Undang-undang No. 10 Tahun 2009 Tentang kepariwisataan yang menjelaskan bahwa
pembangunan pariwisata dapat berfungsi untuk meningkatkan pendapatan negara untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, dengan adanya pembangunan sektor pariwisata,
dapat menumbuhkan simpul simpul baru pergerakan wilayah yang akan mempengaruhi terhadap
perkembangan wilayah itu sendiri. Namun terkadang Implementasi dari pembangunan pada
sector pariwisata tidak berjalan sesuai dengan program yang telah dirumuskan dan
direncanakan, sehingga pembangunan pariwisata tidak mampu menghasilkan suatu output yang
baik dan optimal. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa peran dan fungsi pengawasan sangat
besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pembangunan dalam sektor pariwisata.
Identifikasi Permasalahan atau isu dalam dinas pariwisata seperti terdapat pada Rencana
kerja yang merupakan proses penjabaran lebih lanjut dan mencakup periode tahunan dari
Renstra. Di dalam proses perencanaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mendefinisikan
seluruh Sasaran Strategis, Kebijakan, Program dan Kegiatan yang akan diimplementasikan
dalam lima tahun kegiatan. Penjabaran dari seluruh Sasaran Strategis, Kebijakan, Program dan
Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ini kemudian
diformulasikan dalam dokumen Rencana Kerja yang dipilih dan dipilah berdasarkan isu dan
masalah yang mendesak dalam upaya penyelenggaraan pembangunan di bidang Pariwisata.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pengawasan pembangunan
pada sektor pariwisata yaitu dengan melakukan tinjauan dan Analisa terkait program dan
kebijakan yang dirumuskan oleh dinas pariwisata dimasing-masing OPD terkait. Untuk itu, kami
melakukan peninjauan serta pengkajian terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh dinas
pariwisata dalam berbagai organisasi perangkat daerah dengan tujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi berbagai program yang berkaitan dalam hal pembangunan pariwisata.
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
c. Pengelolaan c. c. Pengelolaan
kawasan strategis Pengelol destinasi pariwisata
pariwisata nasional. aan destinasi kabupaten/kota.
pariwisata
provinsi.
d. Pengelolaan d. d. Penetapan
destinasi pariwisata Penetap tanda daftar usaha
nasional. an tanda daftar pariwisata
usaha kabupaten/kota.
pariwisata lintas
Daerah
kabupaten/kota
dalam 1 (satu)
Daerah
provinsi.
e. Penetapan tanda
daftar usaha
pariwisata lintas
Daerah provinsi.
Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Berdasarkan Peraturan Presiden ini, pelaksanaan tugas dan fungsi Staf Ahli di lingkungan
Kementerian Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun
2015 tentang Kementerian Pariwisata sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 93 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015
tentang Kementerian Pariwisata, dialihkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi Staf Ahli
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
4. Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata Dan
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
3.1.1 Struktur Organisasi dan Tupoksi Lembaga terkait sektor Pariwisata di tingkat Pusat
Tugas dan fungsi utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam
melaksanakan tugas, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan
fungsi:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif;
2. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan teknis pengembangan
sumber daya, kelembagaan, destinasi, infrastruktur, industri, investasi,
pemasaran, produk wisata dan penyelenggaraan kegiatan, serta ekonomi digital
dan produk kreatif di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif;
3. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pariwisata dan
ekonomi kreatif;
4. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pariwisata dan
ekonomi kreatif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pariwisata dan ekonomi
kreatif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. Penyusunan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional dan rencana
induk ekonomi kreatif;
7. Pengelolaan data dan informasi di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif;
8. Pembinaan, pemberian, dan pelaksanaan dukungan yang bersifat administrasi
dan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian/Badan;
9. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian/Badan;
10. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian/Badan; dan
11. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian/Badan.
Tugas dan fungsi utama Dinas Pariwisata di tingkat Provinsi adalah membantu Gubernur
melaksanakan urusan pemerintahan bidang Pariwisata yang menjadi kewenangan Provinsi, serta
melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuknya Sekretariat Gubernur sebagai
Wakil Pemerintahan Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas, Dinas Pariwisata Provinsi menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata yang menjadi kewenangan Provinsi;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pariwisata yang menjadi kewenangan Provinsi;
3. Pelaksanaan kerjasama lintas sektor dalam pengelolaan daya tarik wisata, kawasan
strategis, industri dan ekonomi kreatif dan pemasaran pariwisata;
4. Pelaksanaan pemasaran destinasi, daya tarik wisata dan kawasan strategis pariwisata;
5. Pelaksanaan analisis untuk pengembangan pariwisata yang mendukung pembangunan
pariwisata;
6. Penyediaan dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat untuk kepentingan
pengembangan pariwisata;
7. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pembinaan dan pengawasan urusan;
pemerintahan bidang pariwisata yang menjadi kewenangan kabupaten/kota;
8. Penyelenggara administrasi di bidang pariwisata;
9. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang Pariwisata;
10. Penyelenggara evaluasi dan pelaporan Dinas; dan
11. Penyelenggara fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur yang terkait dengan tugas dan
fungsinya.
Tugas dan fungsi utama Dinas Pariwisata di tingkat Kota/Kabupaten adalah membantu
Walikota/Bupati melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah bidang
kebudayaan dan pariwisata serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. Dalam
melaksanakan tugas, Dinas Pariwisata Kota/Kabupaten menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan umum di bidang pariwisata;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata;
3. Penyusunan rencana kinerja dan perjanjian kinerja di bidang kepariwisataan;
4. Pembinaan, pengelolaan, dan pengembangan objek dan daya tarik wisata;
5. Pengelolaan dan pengembangan sarana pendukung wisata;
6. Pelaksanaan pembinaan usaha dan pemasaran wisata;
7. Pembinaan, dan pengembangan industri pariwisata;
8. Pembinaan pelaksanaan kerja sama di bidang pariwisata dan peningkatan kapasitas
kelembagaan pariwisata;
9. Penyelenggaraan sistem pengendalian intern di bidang kepariwisataan:
10. Penyusunan dan penerapan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di
bidang kepariwisataan:
11. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang kepariwisataan; dan
12. Pengelolaan UPT.
Gambar 4.1 Sinergitas Bidang Pemasaran dan Bina Usaha di Tingkat Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2023
Gambar 4.2 Sinergitas Tugas Pokok Bidang Pemasaran dan Bina Usaha di Tingkat Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2023
Bidang Pemasaran dan Bina Usaha dimaksudkan untuk menyelesaikan isu diantaranya
yaitu:
a. Koordinasi secara birokrasi antara Bidang Pemasaran dan Bina Usaha dari tingkat pusat
dan provinsi ke tingkat kabupaten/kota.
b. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan dalam segala bentuk kegiatan Bidang Pemasaran
dan Bina Usaha secara komprehensif dari tingkat pusat dan provinsi ke tingkat
kabupaten/kota.
c. Pendampingan penyelesaian isu Bidang Pemasaran dan Bina Usaha di tingkat
kabupaten/kota oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Gambar 4.3 Sinergitas Bidang Pengembangan Destinasi di Tingkat Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2023
Gambar 4.4 Sinergitas Tugas Pokok Bidang Pengembangan Destinasi di Tingkat Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2023
d. Koordinasi secara birokrasi antara Bidang Pengembangan Destinasi dari tingkat pusat
dan provinsi ke tingkat kabupaten/kota.
e. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan dalam segala bentuk kegiatan Bidang
Pengembangan Destinasi secara komprehensif dari tingkat pusat dan provinsi ke tingkat
kabupaten/kota.
f. Pendampingan penyelesaian isu Bidang Pengembangan Destinasi di tingkat
kabupaten/kota oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Gambar 4.5 Sinergitas Bidang Industri dan Kelembagaan di Tingkat Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2023
Gambar 4.6 Sinergitas Tugas Pokok Bidang Industri dan Kelembagaan di Tingkat Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2023
a. Penyusunan rencana kegiatan, kebijakan teknis, dan rencana kinerja mengenai industri
dan kelembagaan kepariwisataan;
b. Pengembangan, pengelolaan, pengendalian, pembinaan mengenai industri dan
kelembagaan kepariwisataan;
c. Penyelenggaraan sistem pengendalian intern mengenai industri dan kelembagaan
kepariwisataan;
d. Penyusunan dan penerapan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional
mengenai industri dan kelembagaan kepariwisataan; dan
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan mengenai industri dan
kelembagaan kepariwisataan.
g. Koordinasi secara birokrasi antara Bidang Industri dan Kelembagaan dari tingkat pusat
dan provinsi ke tingkat kabupaten/kota.
h. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan dalam segala bentuk kegiatan Bidang Industri dan
Kelembagaan secara komprehensif dari tingkat pusat dan provinsi ke tingkat
kabupaten/kota.
i. Pendampingan penyelesaian isu Bidang Industri dan Kelembagaan di tingkat
kabupaten/kota oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
4.1.4. Proses Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembangunan Bidang Pemasaran dan
Bina Usaha
Identifikasi Isu dan Peta Permasalahan dengan 2 kepala seksi : (1). Kasi Bina Usaha
Wisata dan Ekonomi Kreatif (2) Kasi Promosi dan Informasi Wisata terdapat beberapa isu seperti
pelayanan sistem informasi pariwisata yang masih kurang dan propmosi pariwisata
Analisis dan Rencana Bidang Pemasaran dan Bina Usaha meliputi, Melakukan evaluasi
kinerja mengguakan SWOT Analisis secara menyeluruh baik untuk individu dan organisasi.
Melakukan penguatan, keterampilan, dan sikap Kelompok sadar wisata (POKDARWIS)
Melakukan pengembangan pemasaran dan promosi wisata. Adapun pelaksanaan pembangunan
Bidang PPemasaran dan Bina Usaha meliputi :
Upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas pembangunan Bidang Pemasaran dan Bina
Usaha dapat dilaksanakan dengan menerapkan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act) diawali dengan
pembuatan kompilasi data Bidang Pemasaran dan Bina Usaha secara rinci per kelurahan/desa
dilanjutkan dengan pembuatan analisis dan rencana (Plan) Bidang Pemasaran dan Bina Usaha
yang dilengkapi dengan peta rencana. Penyusunan Rencana ini dilakukan bersama oleh OPD
Bidang Pemasaran dan Bina Usaha di tingkat kab/kota, beserta OPD terkait di provinsi dan
kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan rencana bersama terssebut diharapkan
proses pelaksanaan pembangunan (Do) dapat berjalan dengan efisien dan efektif. selama
pelaksanaan berlangsung perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (Check) untuk menditeksi
kendala-kendala yang menjadi hambatan pelaksanaan pembangunan Bidang Pemasaran dan
Bina Usaha. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dilanjutkan dengan perbaikan/penyempurnaan
berkelanjutan (Act).
PDCA ini merupakan suatu siklus yg dapat berulang dalam Rencana Kerja Pemerintah
(Tahunan) atau 5 tahunan dalam Rencana Stategis. Dengan siklus perbaikan berkelanjutan
PDCA, diharapkan isu pembangunan Bidang Pemasaran dan Bina Usaha bertahap dapat
terselesaikan dan tujuan pembangunan Bidang Pemasaran dan Bina Usaha dapat terwujud.
4.1.5. Proses Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembangunan Bidang Pengembangan
Destinasi
Identifikasi Isu dan Peta Permasalahan dengan 2 kepala seksi Kasi Objek dan Daya Tarik
Wisata dan Kasi Sarana Wisata mengenai isu fasilitas daya tarik wisata dan pemberdayaan
pengelolaan destinasi wisata
Identifikasi Isu dan Peta Permasalahan dengan 2 kepala seksi . Kasi Industri Pariwisata dan
Kasi Kelembagaan mengenai isu sertifikasi usaha dan sertifikasi profersi dan isu pembangunan
bidang pengembangan industri pariwisata
Analisis dan Rencana Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata meliputi,
Melakukan evaluasi kinerja mengguakan SWOT Analisis secara menyeluruh baik untuk individu
dan organisasi. Pengembangan industri Pariwisata secara terintegrasi. Sertifikasi usaha dan
sertifikasi profesi pelaku usaha. Optimalisasi perekonomian sertor pariwisata. Adapun
pelaksanaan pembangunan Bidang Pengembangan destinasi dan Industri Pariwisata meliputi :
PDCA ini merupakan suatu siklus yg dapat berulang dalam Rencana Kerja Pemerintah
(Tahunan) atau 5 tahunan dalam Rencana Stategis. Dengan siklus perbaikan berkelanjutan
PDCA, diharapkan isu pembangunan Bidang Industri dan Kelembagaan secara bertahap dapat
terselesaikan dan tujuan pembangunan Bidang Industri dan Kelembagaan dapat terwujud
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Presiden No. 69 Tahun 2019 tentang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No. 9 Tahun 2021 tentang
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No. 1 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.