Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN

PARIWISATA”

Disusun oleh

Nama : Daniel Tamalsir

Jurusan : sistem informasi

Nim : 1701020066
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perkembangannya, pariwisata terus-menerus semakin

kompleks tidak hanya berkaitan masalah destinasi wisata dan

wisatawan saja, tetapi sudah berkaitan dengan komponen-komponen

lain seperti transportasi, infrastruktur pendukung, kelembagaan, 

pelayanan dan jasa wisatawan, akomodasi, aktivitas, daya tarik wisata

dan lingkungan fisik dan sosial sebagai sumber daya pariwisata. Dalam 
2
perkembangan awal pariwisata tidak terpikir mengenai dampak positif

dan negatif dari kegiatan pariwisata yang dilakukan. Jadi, perencanaan

pariwisata  merupakan perencanaan yang mempertimbangkan semua

sumber daya pariwisata, organisasi, pasar, dan program di suatu

daerah.

Perencanaan pariwisata bertujuan untuk mengurangi dampak

negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan pariwisata atau

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Perkembangan komponen-

komponen pariwisata yang begitu kompleks dapat menurunkan kualitas

lingkungan baik secara fisik maupun sosial.

            Perencanaan pariwisata sendiri memiliki tingakatan perencanan,

hal ini disesuaikan dengan skala kegiatan secara spasial.

           

            Proses perencanaan pariwisata yang meliputi analisis

penyediaan dan permintaan pariwisata, penentuan visi dan misi

strategis pariwisata, penentuan tujuan, sasaran, dan pemilihan strategi

yang dilanjutkan pembuatan rencana dan cara implementasi, serta


membuat tata cara pengawasan, evaluasi dan perbaikan pariwisata. Dari

proses yang ada banyak pihak yang harus terlibat di dalamnya, antara

lain pemerintah pusat maupun daerah, komunitas lokal, organisasi

pariwisata, pelaku usaha pariwisata, serta konsultan pariwisata. 


BAB II

RUMUSAN MASALAH

2.1 Rumusan Masalah

1. Mengapa perencanaan pariwisata itu penting?

2. Apa saja komponen perencanaan pariwisata?

3. Apa saja peranan perencanaan pariwisata?

4. Apa saja faktor-faktor penting yang dapat mendukung

perencanaan pengembangan pariwisata?

2.2 Tujuan Penulisan

Setiap penulisan sesuatu pasti mempunyai tujuan tertentu,

dengan demikian juga penulisan laporan ini penulis mempunyai tujuan :

1. Mengetahui pentingnya perencanaan pariwisata.

2. Mengetahui komponen perencanaan pariwisata.

3. Mengetahui peranan perencanaan pariwisata.

4. Mengetahui faktor-faktor penting yang mendukung perencanaan

pengembangan pariwisata.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pentingnya Perencanaan Pariwisata

Perencanaan pariwisata perlu dilakukan karena adanya banyak

perubahan dalam industri pariwisata saat ini. Pariwisata mencakup

banyak hal yang melibatkan banyak pihak, maka dibutuhkan strategi

tertentu dalam perencanaan kegiatan pariwisata sehingga dapat

berlangsung dengan baik.

Merencanakan sesuatu bila dilakukan dengan baik tentu akan

memberikan manfaat dan dapat pula memperkecil semua efek yang

tidak menguntungkan. Karena itu pentingnya perencanaan dalam

pengembangan pariwisata sebagai suatu industri agar perkembangan

industri pariwisata sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan

berhasil mencapai sasaran yang dikehendaki, baik itu ditinjau dari segi

ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup.

Kita semua menyadari bahwa pengembangan pariwisata sebagai

suatu industri diperlukan biaya yang besar, seperti perbaikan jembatan

dan jalan menuju objek wisata, pengembangan hotel dengan segala

fasilitasnya, angkutan wisata (darat, laut, dan udara) yang harus

dibangun, penyediaan air bersih yang harus diciptakan dengan baik,

sarana komunikasi yang teratur yang perlu diadakan, bahkan pendidikan

karyawan yang profesional dalam bidangnya. Semuanya itu memerlukan

biaya yang tidak sedikit dan agar uang tidak dihamburkan sia-sia, maka

suatu perencanaan yang matang mutlak diperlukan.


7

Perbenturan sosial serta budaya tentu tidak diinginkan untuk

terjadi, malah sebaliknya kita harus menghindari hal demikian sedini

mungkin. Caranya dengan membuat perencanaan yang terpadu dan

sejalan dengan perencanaan perekonomian negara secara keseluruhan.

Dengan perkataan lain, pengembangan pariwisata harus sejalan dengan

pembangunan nasional seperti yang tercantum dalam peraturan

perundang-undangan.

Perencanaan pariwisata hendaknya harus sejalan dengan sasaran

yang hendak dicapai. Keputusan pertama yang harus diambil oleh suatu

daerah ialah apakah sudah ada kesepakatan di antara pemuka/pejabat

setempat bahwa daerah itu akan dikembangkan menjadi suatu objek

wisata atau suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW), dan apakah manfaat

serta keuntungan langsung bagi penduduk sekitar DTW sehingga

pengembangan pariwisata selanjutnya akan mendapat dukungan dari

masyarakat banyak.

Aspek-aspek yang perlu diketahui dalam perencanaan pariwisata

(Sumarwoto, 1997) adalah:


8
1. Wisatawan (tourist), sebagai seorang perencana, kita harus tahu

terlebih dahulu (melalui penelitian atau observasi) mengenai

karakteristik wisatawan yang diharapkan akan datang (target

pasar yang dikehendaki), misalnya dari daerah atau negara asal

wisatawan, usia muda atau tua, berpenghasilan besar atau kecil,

pola perjalanan, apa motivasi melakukan pariwisata, lama tinggal

atau waktu kunjungan dilakukan.


2. Pengangkutan (transportations), seorang perencana harus

melakukan penelitian lebih dahulu, bagaimana fasilitas

transportasi yang tersedia atau dapat digunakan, baik untuk

membawa wisatawan dari daerah atau negara asalnya maupun

transportasi menuju ke DTW yang dikehendaki. Selain itu,

bagaimana pula transportasi lokal jika melakukan perjalanan

wisata di DTW yang sedang dikunjungi tersebut.

3. Atraksi/objek wisata (atractions), bagaimana objek

wisata/atraksi akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat,

seperti: “apa yang dilihat” (something to see), “apa yang dapat

dilakukan” (something to do), “apa yang dapat dibeli” (something

to buy) di DTW yang dikunjungi.

4. Fasilitas pelayanan (services fasilities), fasilitas apa saja yang

tersedia di DTW tersebut, bagaimana akomodasi perhotelan

yang ada, restoran, pelayanan umum seperti bank/ money

changers, kantor pos, telepon/teleks/faksimili di DTW yang

akan dikunjungi wisatawan.

5. Informasi dan promosi (informations), calon wisatawan perlu

memperoleh informasi tentang DTW yang akan dikunjunginya.

Untuk itu perlu dipikirkan cara-cara publikasi atau promosi yang

akan dilakukan. Kapan iklan harus dipasang, kemana

leaflets/brochures harus disebarkan, sehingga calon wisatawan

mengetahui tiap paket wisata yang akan kita jual sehingga calon

wisatawan lebih cepat mengambil keputusan, berangkat atau

tidak ke DTW yang ditawarkan tersebut.


9

Kelima aspek tersebut saling berkaitan erat dan tidak dapat

dipisahkan antara satu dengan lainnya, sehingga memerlukan perhatian

secara serius oleh para perencana pariwisata.

3.2 Komponen-Komponen Perencanaan Pariwisata

Berikut adalah komponen pariwisata yang perlu direncanakan

dengan baik dalam mendukung perkembangan pariwisata baik di tingkat

nasional, regional, subregional maupun tapak.

Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam perencanaan

pariwisata adalah terdiri dari:


10
1. Atraksi dan kegiatan wisata baik itu alam, budaya, maupun fitur

khusus lainnya yang menarik wisatawan untuk berkunjung.

2. Akomodasi, sebagai tempat untuk menginap berupa hotel atau

bentuk lainnya dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan

kepada tamu (wisatawan) selama mereka berada di daerah

tujuan wisata.

3. Fasilitas wisata dan pelayanan lainnya, yang termasuk dalam

kelompok ini adalah tour operator, restoran, rumah makan, toko

handicraft, cenderamata, bank, tempat penukaran uang, pusat

informasi pariwisata, tempat potong rambut dan kecantikan,

fasilitas dan pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan publik dan

pelayanan polisi, pemadam kebakaran dan imigrasi.

4. Transportasi, sebagai akses ke ODTW (transportasi

internasional) dan alat transportasi lokal atau internal yang

menghubungkan antara negara asal wisatawan dengan negara

tujuan wisata, daerah atau objek wisata satu dengan objek

wisata atau daerah tujuan wisata lainnya.


5. Infrastruktur lainnya, yaitu bentuk pelayanan publik lain yang

dapat mendukung pengembangan pariwisata seperti, sarana jalan,

bandar udara, pelabuhan laut, terminal bus, stasiun kereta api,

suplai air bersih, sarana penerangan, tempat penampungan

sampah, telepon, drainase yang baik, dan sebagainya.

6. Elemen-elemen institusi, elemen ini juga memegang peranan

penting dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata yaitu

program perencanaan, pendidikan dan pelatihan, strategi

pemasaran dan program promosi, organisasi pariwisata baik

pemerintah maupun swasta, peraturan yang menyangkut


11
pariwisata, kebijakan investasi sektor pemerintah maupun

swasta, program kontrol terhadap dampak ekonomi, lingkungan,

dan sosial budaya.

Selain komponen-komponen utama diatas, faktor lain yang merupakan

pendukung komponen tersebut adalah terdiri dari:

1. Lingkungan alam dan sosial ekonomi, ini berhubungan dengan

tempat yang akan direncanakan sebagai objek wisata, resort,

dan sebagainya.

2. Kelompok wisatawan domestik dan internasional, ini berhubungan

dengan segmen pasar.

3. Masyarakat lokal setempat, keterlibatan mereka dalam

perencanaan pariwisata mulai dari tahap praperencanaan,

perencanaan dan operasional.

3.3 Peranan Perencanaan Pariwisata

Mengapa perlu perencanaan pariwisata? Perencanaan pariwisata

sangat diperlukan baik pada tingkat internasional, nasional, regional,


subregional dan resort (kawasan dan tapak), maupun desain dan

perencanaan fasilitas, hal ini karena:

 Fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah terfikir

sebelumnya.

 Pariwisata berdampak positif dan negatif.

 Pariwisata makin kompetitif dan promosi destinasi wisata makin

gencar.

 Pariwisata dapat berakibat buruk pada sumber daya alam dan

budaya.
12
 Pariwisata dapat mempengaruhi semua orang dalam komunitas

tertentu dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu

berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata.

 Pariwisata memerlukan penanganan secara khusus baik dalam

aspek organisasional, marketing, promosi, maupun regulasi.

Konsekuensi dari pengembangan pariwisata tanpa perencanaan

pasti akan dapat menyebabkan dampak fisik, dampak sosial budaya

(manusia), dampak pemasaran yang berlebihan atau kurang, dampak

pengorganisasian yang kurang dan dampak lainnya, yakni:

 Dampak fisik, misalnya kerusakan atau perubahan permanen

lingkungan fisik, kerusakan atau perubahan permanen monumen

sejarah, kepadatan dan penuh sesak, polusi, masalah lalu lintas

dan sebaginya.

 Dampak manusia, seperti dinamika kebudayaan, efek

demonstrasi, ketergantungan pada pariwisata, kebencian

terhadap wisatawan, kehilangan identitas lokal, kesenjangan


sosial, kurangnya kesadaran akan keuntungan adanya pariwisata

di destinasi.

 Dampak pemasaran, misalnya kesalahan memperhitungkan

peluang pemasaran, merosotnya saham wisata karena usaha

destinasi saingan, kurang cukup kesadaran untuk memasarkan di

pasar-pasar utama, kurang jelas citra destinasi di pasar-pasar

potensial, kurangnya kerja sama promosi antar aktor pariwisata,

tidak cukup kemampuan untuk melihat peluang dalam menyusun

paket wisata.
13
 Dampak pengorganisasian, yaitu pendekatan yang terpecah-

pecah dalam pemasaran dan pengembangan pariwisata, sering

adanya persaingan di antara kelompok yang memisahkan diri,

tidak ada kerja sama antar aktor pariwisata, kurangnya

segmentasi dalam minat industri pariwisata, tidak ada dukungan

dari pemerintah, tidak bertindak terhadap isu, problem dan

peluang yang ada.

 Dampak lainnya, yaitu tidak cukup acara pertunjukan, tidak

banyak atraksi wisata, lama tinggal pendek, mutu fasilitas dan

pelayanan buruk atau menurun, pelayanan informasi wisata buruk

dan tidak cukup.

Jadi peranan perencanaan pariwisata adalah sebagai berikut:

 Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata dikarenakan

perencanaan digunakan sebagai pedoman penyelenggara wisata.

 Sebagai sarana untuk memprediksikan kemungkinan timbulnya

hal-hal di luar dugaan sekaligus alternatif untuk memecahkanya.

 Sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaran wisata

sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan wisata


secara efektif dan efisien, dan sebagai alat ukur tingkat

keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan atau evaluasi

dalam rangka memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan

wisata selanjutnya.

3.4 Faktor-faktor penting yang dapat mendukung perencanaan

pengembangan pariwisata

1. Marketing research
14
Marketing research untuk membuat perencanaan pengembangan

pariwisata haruslah dibuat secara terperinci

2. Situational analysis tempat wisata tersebut harus baik

Bahwa suatu tempat wisata dapat dikatan tempat wisata yang

baik bila memiliki:

 Aspek daya tarik wisata ( something to see, something to

do, something to buy)

 Aspek sosial ekonomi dan budaya (mengenai mata

pencaharian penduduk, komposisi penduduk, angkatan

kerja, latar belakang pendidikan masyarakat sekitar, dan

penyebaran penduduk dalam suatu wilayah)

 Aspek aksesibilitas

 Aspek aktivitas dan fasilitas

3. Marketing target yang tepat

Bahwa kegiatan marketing haruslah sesuai target yang telah

ditentukan dan dapat benar-benar mengena dan tepat sasaran.

4. Tourism Promotion yang baik

Untuk mendukung perencanaan pengembangan pariwisata

promosi juga menjadi faktor yang sangat penting.


5. Pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam promosi dan

marketing

Pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam promosi dan

marketing sangatlah membantu dalam segala sisi dari

masyarakat atau swasta itu sendiri atau pun dari perencanaan

pengembangan pariwisata yang akan kita lakukan.


BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Perencanaan pariwisata penting karena perkembangan industri

pariwisata sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan berhasil

mencapai sasaran yang dikehendaki, baik itu ditinjau dari segi

ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup.

2. Komponen perencanaan pariwisata adalah atraksi dan kegiatan

wisata, akomodasi, fasilitas wisata dan pelayanan, transportasi,

infrastruktur lainnya, serta elemen-elemen institusi.

3. Peranan perencanaan pariwisata adalah:

a. Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata dikarenakan

perencanaan digunakan sebagai pedoman penyelenggara

wisata.

b. Sebagai sarana untuk memprediksikan kemungkinan timbulnya

hal-hal di luar dugaan sekaligus alternatif untuk

memecahkanya.

c. Sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaran wisata

sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan wisata

secara efektif dan efisien, dan sebagai alat ukur tingkat

keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan atau evaluasi

dalam rangka memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan

wisata selanjutnya.

4. Faktor-faktor penting yang dapat mendukung perencanaan

pengembangan pariwisata adalah faktor kelangkaan, faktor

15
16
kealamiahan, faktor keunikan, dan faktor pemberdayaan

masyarakat.

4.2 SARAN

Gunakanlah perencanaan pariwisata ketika Anda melakukan

kegiatan wisata, karena rencana pariwisata ini memiliki fungsi penting

untuk memberikan manfaat dan dapat pula memperkecil semua efek

yang tidak menguntungkan dalam berwisata.

Anda mungkin juga menyukai