Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS STAKEHOLDER

1. Ketua Sekar Dewinda Santi


2. Sekertaris Fadhilah
Daftar Stakeholder
1. Dinas Pariwisata Rayi Anindya Pro
2. BPCB Jatim Andhika Bangun Kontra
3. Investor Firda Diartika Pro
4. Asosiasi Agen Travel Muhammad Arif Fatini Pro
5. Masyarakat Ayu Puspa Kartika Pro
6. LSM Lingkungan Tri Yoso Astanto Kontra
Topik : Pengembangan Kawasan Budaya dengan Konsep World Class Heritage
Tujuan : Pembangunan Kawasan Trowulan sebagai World Class Heritage
Indikator:
1. Terbangunnya Kawasan World Class Heritage
2. Tersusunnya konsep paket wisata
3. Tersedianya moda transportasi
4. Terbangunnya kompleks sarana penunjang objek wisata
5. Terserapnya tenaga Kerja lokal sebesar 70%
6. Terlaksananya event-event internasional
7. Revitalisasi objek wisata Kawasan trowulan

A. Hasil Consensus Building


Round 1:
Masing-masing stakeholder menuliskan target yang diusulkan untuk mewujudkan tujuan
pembangunan wisata
1. Dinas Pariwisata
 Memiliki program: membentuk kalender event tahunan yang bisa diakes siapa saja.
 Membutuhkan fasilitas pendukung: akomodasi tradisional (lebih disukai oleh
wisatawan mancanegara).
 Ingin memasarkan kerajinan khas tapi belum mempunyai showroom terpusat
(mengharapkan invenstor untuk membangun sarana tersebut).
 Keinginan Dinas Pariwisata: adanya pembangunan SDM di sektor Trowulan  saat
ini, masyarakat masih sendiri-sendiri dalam mengembangkan wisata.
2. BPCB Jatim
 Diawali dengan penjelasan profil BPCB: berada dibawah Kemendikbud. Visi
utamanya adalah edukasi tentang pentingnya pengenalan cagar budaya trowulan.
 Stakeholder menjelaskan dari sisi regulasi. Terdapat zona-zona inti (candi-candi,
Kolam Segaran, Museum Trowulan). Jika ingin dikembangkan, harus mematuhi
regulasi yang telah ditetapkan yaitu jangan sampai mengganggu bangunan cagar
budaya. Hal ini disebabkan karena bangunan cagar budaya memiliki kerentanan rusak
yang tinggi.
 Silahkan saja jika ingin diberikan infrastruktur tambahan. Namun, diberikan jarak
antara titik cagar budaya dengan infrastruktur tersebut.
 BPCB mengharapkan adanya komunikasi antar berbagai stakeholder  sehingga
sama-sama mengawal investasi namun tetap mengedukasi sesuai dengan visi BPCB.
 Jika ingin mengembangkan Trowulan, harus melihat lokasinya dulu karena belum
semua teridentifikasi. Namun, BPCB dapat mengarahkan pembangunan ke zona
pendukung untuk bisa dikembangkan.
3. Investor
 Cagar budaya berkelas dunia di Indonesia masih sangat sedikit saat ini (contoh:
Borobudur). Sehingga Trowulan berpotensi untuk dikembangkan World Class
Heritage. Peninggalan Majapahit sangat banyak dan mampu menembus pasar ASEAN
dan bahkan internasional.
 Investor ingin turut andil dalam pengembangan kompleks trowulan karena memahami
bahwa pembiayaan APBD maupun APBN sangat sedikit.
 Investor menawarkan skema kerja sama pembiayaan dan menyiapkan konsep yang
matang terkait atraksi yang tidak mengacuhkan peraturan cagar budaya.
 Investor dapat turut andil dalam pengembangan wisata di dalam zona pendukung.
 Investor akan melibatkan masyarakat dalam pengembangannya. Tapi untuk saat ini,
masyarakat lokal masih memiliki kualitas SDM yang rendah. Sehingga investor akan
melakukan pelatihan dan pendampingan secara berkala untuk peningkatan kapabilitas
SDM lokal.
 Investor menyadari bahwa kealamian yang dimiliki Kawasan Trowulan masih saat ini
maish sangat alami sehingga akan menawarkan atraksi alamiah, merevitalisasi,
menambah sarana penunjang, dan wahana lain untuk meningkatkan atmosfer cagar
budaya Majapahit.
 Konsep atraksi yang diusung adalah “Sehari Menjadi Raja Mahapahit” yang bertujuan
agar masyarakat memiliki pengalaman hidup di era Majapahit.
4. Asosiasi Agen Travel
 Asosiasi Agen Travel sangat antusias mendengar rencana pengembangan wisata dan
telah menunggu rencana tersebut sejak lama.
 Dikatakan bahwa rencana pengembangan pariwisata terikat paket wisata hanya
menjadi wacana selama ini.
 Target: berharap dengan melihat daerah lain yang sudah punya acara besar terkait
wisata, kami menjadi agen travel resmi pemerintah daerah maka yang berkaitan dengan
paket akan mengutamakan travel agen.
 Dinas pariwisata akan berusaha membangun SDM travel agent sehingga bisa
memberikan pengetahuan ke wisatawan.
 Berharap titik-titik pariwisata tidak difokuskan ke 1 titik saja tapi menyebar ke
beberapa titik. Sehingga mendapatkan jarak bagi travel terutama ketika wisatawan
menginap.
 Bisa dipikirkan disediakan terminal khusus sehingga tidak menggunakan kendaraan
pribadi dan khsus menggunakan travel agen resmi pemda karena berharap
mendapatkan keuntungan yang tetap.
5. Masyarakat
 Masyarakat sangat antusias dengan program pemerintah karena masyarakat yang
memiliki Trowulan dan terdampak dari program.
 Konsep World Class Heritage sangat menarik tapi pengetahuan masyarakat masih
kurang.
 Ketika mengembangkan kawasan, kalau bisa pengetahuan masyarakat juga
dipertimbangkan.
 Apakah rencana pengembangan waisata akan menggunakan lahan milik masyarakat?
 Pembangunan swasta sudah mulai berkembang tapi masih banyak homestay yang
mengganggur, pelatihan kerajinan sudah tp pemasaran cukup kesulitan.
 Masy sangat tertarik  pemahaman masy siharapkan tidk hanya sampai pelatihan.
 Semua pemahaman hanya pada BPCB masyarakat belum.
6. LSM Lingkungan
 Pengembangan Trowulan (Dinas Pariwisata, investor, BPCB, travel, masyarakat) yang
ingin ditekankan adalah keterjaminan.
 Seberapa besar peran masyarakat? Kontribusi masyarakat  70% penyerapan TK yang
mengelola dan dampak ekonomi seperti apa?
 Ketika investor akan membangun seberapa dan apa yg akan dilakukan ke masyarkat
terkait pemberdayaan masyarakat?
 Lingkungan  apa yang akan dibangun adalah sesuatu yg besar (seperti Borobudur)
belum disebutkan preventif bencana, penyediaan sarana prasarana sampah,
(kebencanaan dan lingkungan)
 Akomodasi  Pemberdayaan masyarkat  masyarkat bisa diberdayakan (pemberian
bantuan kuda)
 Tidak semua harus konvensional  budaya lokal juga bisa
 Terkait dengan event event yang akan masuk tdak boleh lepas dari nilai budaya dan
ada unsur kampanye Lingkungan dan masyarkat lokal harus terlibat.
Kesimpulan Round 1:
Yang disepakati Yang belum disepakati
1. Semua stakeholder setuju dalam 1. Belum disepakatinya seberapa besar peran
Pengembangan Kawasan trowulan masyarakat dalam pengembangan
2. Pengembangan wisata di zona pendukung pariwisata
sesuai dengan ketentuan dari BPCB 2. Belum disepakatinya peran pengembang
dalam mengatasi masalah lingkungan dan
kebencanaan
3. Usulan agen travel sebagai travel resmi
dinas pariwisata
4. Kepemilikan lahan yang digunakan dalam
Pengembangan Kawasan trowulan (ketika
milik masyarakat, bagaimana penggantian
lahannya)

Pertentangan dan persamaan antar stakeholder


Round 2:
Stakeholder berdiskusi dengan stakeholder lain terkait pengembangan Kawasan Trowulan
1. Dinas Pariwisata
 Mempertanyakan beberapa hal  ke investor: bagaimana konsep yang ditawarkan dan
skema pembiayaan? Dinas Parwisata merasa kerja sama ini riskan karena pembahasan
Trowulan sudah sangat sering, sudah banyak investor yang masuk tapi belum jelas.
 Menanggapi: pengembangan terhambat oleh sistem zonasi oleh BPCB. Misal ada lahan
desa di depan museum yang berpotensi dikembangkan menjadi terminal, pusat kuliner,
showroom yang terhalang oleh regulasi BPCB.
 Pihak travel menginginkan kalau semua travel dirangkul oleh pemerintah menjadi
travel resmi. Apakah travel agen sudah siap dengan kalender event yg akan dikeluarkan
oleh Dinas Pariwisata?
2. BPCB Jatim
 Pengen bangun apa? Atraksi atau bangunan fisik? Kalau bangunan fisik nanti diarahkan
ke zona pendukung. Tapi dari rekomendasi arkeolog, ada beberapa titik yang tidak
boleh dibangun.
 Selama masih dalam frame edukasi  BPCB mendukung selama tidak merusak cagar
budaya.
3. Investor
 (Jawaban: diduga bahwa investor terdahulu belum bisa beri konsep yg matang atau
proses regulasi yang membatasi ide yang tumpang tindih).
 Investor sudah melakukan (penelitian, lihat regulasi, sudah melakukan market analisis)
 pengunjung spend waktu singkat (tidak menginap). Dinas Pariwisata menganggap
tidak ada pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
 Banyak harapan masyarakat untuk pengembangan wisata.
 Konsep All Around  atraksi, transportasi, akomodasi mengusung konsep investor
(melibatkan banyak pihak sehingga pembangan optimal).
 Skema kerja sama  lahan yang dikembangkan.
 Atraksi tidak ada msalah.
 Akomodasi & transportasi terkesan menguasai (oleh travel agen).
 Masyarakat harus ditingkatkan kapasitasnya ketika Trowulan dikembangkan menjadi
World Class Heritage sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penonton.
 Menanggapi BPCB: konsep All Around ada beberapa bangunan yang harus dibangun
(wahana-wahana seperti di Kota Batu tapi lalu dikerucutkan 1 tema Kerajaan
Majapahit), ingin menyajikan sebuah waterpark (konsep waterpark tradisional),
mengadakan event-event yang incidental bertujuan untuk mengenalkan bangunan-
bangunan cagar budaya yang ada disana (backgoundnya adalah bangunan cagar budaya
itu sendiri), tema milenial, hologram 3D.
 Selain pembangunan dan event  ingin wisatawan tinggal bawa badan saja tidak perlu
pikirin akomodasi dan transportasi (yang mendukung keinginan masyarakat dan LSM).
 Menanggapi travel agen yang merasa sudah siap: investor akan mengakomodir travel
agen dan Dinpar sebagai pengawas.
 Lokasi: wahana tidak harus di zona inti.
 Menanggapi masyarakat: akomodasi  melibatkan masyarakat karena ada
pendampingan terbuka (tidak lepas tangan).
 Investor menarik wisatawan dulu dengan wahana lalu seiring dengan berjalannya
waktu diharapkan wisatawan menginap.
 Sistem bagi hasil: gap terlalu jauh jadi harus ada koordinasi dengan Dinpar & BPCB.
 Event  mendukung wisatawan agar lebih lama di Mojokerto (nanti ada pre-event
sebagai wadah dari masyarakat).
4. Asosiasi Agen Travel
 Gambaran kesiapan: kesiapan lebih siap dari Dinas Pariwisata karena bergesekan setiap
hari dengan hal ini.
 Travel agen menganggap kalau ojek masyarakat kalau motor masyarakat sudah butut
(tidak relevant dengan wisatawan yang sudah bayar mahal).
 Bekerja tidak hanya untuk melayani tapi melayani Kabupaten Mojokerto.
 Travel agen ada pelatihan internal sehingga berani merambah akomodasi (nilai plus:
peralatan apa yang dibutuhkan oleh wisatawan sehingga mampu meng-handle
parwisata di Kabupaten Mojokerto.
 Memiliki cabang di setiap kecamatan di Kabupaten Mojokerto sebagai prasyarat agen
travel resmi.
 Setiap tahun mampu merekrut/menyerap 20 TK per tahun.
 Bagaimana dengan kerjasama dengan masyarakat? Investor jangan banyak bergerak!
5. Masyarakat
 Bingung dan penasaran pengembangan pariwisata  konsep World Class Heritage itu
seperti apa?
 Lapangan pekerjaan apa saja yang bisa diakses oleh masyarakat?
 Masyarakat jualan atau jaga tiket.
 Masyarakat masih tertarik pengrajin batu bata.
 Apa perubahan untuk Masyarakat? Masyarakat bisa jadi apa di pengembangan wisata
tersebut?
 Masyarakat masih banyak jadi tukang ojek. Nah gimana nasib tukang ojek apabila
travel agen resmi ini mendominasi pengembangan wisata? Apakah travel ojek bisa
ditarik oleh travel agen?
 Dinas komunikasinya keman? Apakah ke travel agen? Atau ke masyarakat? Bagaimana
diskusinya?
 Rumah Majapahit ada tapi tidak berkembang karena wisatawan tidak menginap.
6. LSM Lingkungan
 Menanggapi sikap pemerintah yang seolah-olah menyerahkan semua kewenangan
pembangunan ke investor: sebuah ironi  akan berbahaya kedepannya.
 Jaminan masyarakat/peran serta masyarakat/nilai-nilai budaya dan persentase
kontribusi masyarakat lokal belum didetailkan oleh investor.
 Agen travel ingin sepenuhnya di kuasai tolong dikomunikasikan lagi soalnya menjadi
lumbung bagi masyarakat.
 Dampak-dampak pengembangan harus diperhitungkan (harus ada kajian lingkungan,
AMDAL biasanya investor tidak begitu peduli).
 berkomitmen bisa mewakili masyarakat.
 Pengetahuan masyarakat terkait World Class Heritage belum diketahui masyarakat.
 Perlu adanya sosialisasi pembangunannya seperti apa?
Kesimpulan Round 2:
Yang disepakati Yang belum disepakati
1. BPCB mendukung investor dalam 1. Belum jelasnya skema pembiayaan yang
pembangunan wisata sejauh tidak akan dilakukan oleh investor
merusak cagar budaya dan mendukung 2. Dinas pariwisata dan investor belum
visi edukasi. memberikan penjelasan mengenai dampak
2. Peran masyarakat maupun organisasi lingkungan dan mitigasi kebencanaan
masyarakat diikutsertakan dalam 3. Belum disepakati Agen Travel sebagai
Pengembangan wisata khususnya atraksi travel resmi milik pemerintah.
wisata
3. Dinas pariwisata dan investor akan
berkoordinasi terkait kebijakan
pembangunan kawasan wisata

Round 3:
Kesepakatan akhir
1. Dinas Pariwisata
 Akan membentuk tim khsus (yang berisi expert, masyarakat, travel agen, investor)
untuk mewujudkan pembangunan yang sesuai dengan regulasi BPCB.
 Dinas Pariwisata tidak akan memberikan 100% penanganan pembangunan ke investor.
2. Investor
 Skema pembiayaan yang diusulkan oleh investor adalah 70% berasal dari investor 30%
berasal dari biaya dari pemerintah.
 Bagi hasil akan ada time base 50 tahun lalu setelah itu ada kesepakatan ulang.
 Penguasan lahan  mendukung pengembangan optimal 30% lahan di Kecamatan
Trowulan agar tidak ada hambatan maka akan melakukan pembelian lahan 30% lahan
di Kecamatan Trowulan.
 Masyarakat dalam pengelolaan  masyarakat akan memposisikan masyarakat akan
ditingkat manajerial (dengan standar-standar tertentu).
Kesimpulan Round 3:
Yang disepakati Yang belum disepakati
1. Akan membentuk tim khsus (yang berisi
expert, masyarakat, travel agen, investor)
untuk mewujudkan pembangunan yang
sesuai dengan regulasi BPCB.
2. Dinas Pariwisata tidak akan memberikan
100% penanganan pembangunan ke
investor.
3. Skema pembiayaan yang diusulkan oleh
investor adalah 70% berasal dari investor
30% berasal dari biaya dari pemerintah.
4. Bagi hasil akan ada time base 50 tahun lalu
setelah itu ada kesepakatan ulang.
5. Penguasan lahan  mendukung
pengembangan optimal 30% lahan di
Kecamatan Trowulan agar tidak ada
hambatan maka akan melakukan pembelian
lahan 30% lahan di Kecamatan Trowulan.
6. Masyarakat dalam pengelolaan 
masyarakat akan memposisikan masyarakat
akan ditingkat manajerial (dengan standar-
standar tertentu).
B. Pertentangan dan Persamaan Antar Stakeholder
Tabel Pertentangan dan Persamaan antar Stakeholder
1 2 3 4 5 6
= ≠ = ≠ = ≠ = ≠ = ≠ = ≠
1 X X Memili  Dinas Bekerja - Menyed Agen Memilik Kurang Memiliki -
ki Pariwisat sama iakan Travel i tujuan optimal visi untuk
tujuan a ingin untuk prasara mengajuka untuk nya mengemb
yang mengemb mengemb na n untuk meningk minat angkan
sama angkan angkan transpor menjadi atkan masyara SDM
yaitu kawasan atraksi tasi dan mitra SDM kat Trowulan
melesta secara dan akomod resmi Kecamat untuk
rikan maksimal infrastrukt asi Dinas an ikut
Kawasa , namun ur untuk Pariwisata Trowula dalam
n BPCB Kawasan wisataw , namun n dengan pelatiha
Trowul memberi Trowulan an Dinas membuk n
an kan masih a wisata,
batasan meraguka lapangan serta
berupa n kesiapan pekerjaa banyak
regulasi Agen n untuk masyara
zonasi. Travel masyara kat yang
 Dinas kat menggu
Pariwisat Trowula nakan
a merasa n lahan
tidak ada cagar
tindak budaya
lanjut untuk
setelah lokasi
adanya membua
regulasi t
zonasi budiday
a
2 Memiliki - X X - BPCB - - - - Memiliki -
tujuan merasa kesamaan
yang sama masukny untuk
yaitu a menjaga
melestarik investor kelestaria
1 2 3 4 5 6
= ≠ = ≠ = ≠ = ≠ = ≠ = ≠
an akan n
Kawasan mengura Kawasan
Trowulan ngi Trowulan
fungsi
cagar
budaya
Kawasan
Trowula
n
3 Bekerja Investor Memili Merasa X X Memili Saling Memilik Keragua Memiliki Invest
sama berpenda ki terbatasi ki ingin i tujuan n tujuan or
untuk pat tujuan dengan tujuan menguasi untuk terhadap untuk meras
mengemb bahwa untuk adanya ingin pasar dan membuk kualitas pemberda a
angkan konsep mengen regulasi menyed kerja sama a dan yaan kebera
atraksi pengemb alkan zonasi iakan dengan lapangan kuantita masyarak daan
dan angan Kawasa transpor pemerinta pekerjaa s at LSM
infrastruktyang n tasi dan h n baru masyara Kawasan memb
ur pernah Trowul akomod kat Trowulan atasi
Kawasan dilakuka an asi Kawasa penga
Trowulan n belum sebagai n daan
maksima wisata Trowula event
l edukasi n
4 Memiliki Merasa - - Memiliki Agen X X Terdapat Agen - -
tujuan Dinas tujuan Travel masyara Travel
ingin Pariwisa ingin merasa kat yang merasa
menyedia ta belum menyedia lebih sama- ojek
kan maksima kan kompete sama pangkal
transporta l dalam transporta n dalam memfasi an tidak
si dan menyedi si dan menyedi litasi sesuai
akomodas akan akomodas akan transport standar
i sarana i transport asi untuk dalam
transport asi dan wisatawa menyedi
asi dan akomoda n akan
si trasnpor
1 2 3 4 5 6
= ≠ = ≠ = ≠ = ≠ = ≠ = ≠
akomoda tasi
si untuk
wisataw
an
5 Memiliki Masyara - - Memiliki Kepastia Terdapa Masyaraka X X Berfokus -
tujuan kat tujuan n t t pada
untuk merasa untuk terhadap masyara berpendap pengemba
meningka tidak meningka jumlah kat at bahwa ngan
tkan dilibatka tkan lapangan yang Agen SDM
kesejahter n dari kesejahter pekerjaa sama- Travel dengan
aan awal aan n yang sama ingin tujuan
masyarak proses masyarak diberika memfas menguasai meningka
at melalui perencan at melalui n dan ilitasi penyediaa tkan
pengelola aan pengelola pembagi transpor n kesejahter
an sehingga an an hasil tasi transportas aan
Trowulan pengetah Trowulan pendapat untuk i dan masyarak
uan an wisataw akomodasi at
masyara an di
kat Trowulan
terkait yang
rencana menyebab
pengemb kan
angan berkurang
rendah nya mata
pencaharia
n
masyaraka
t
6 Memiliki LSM Memili - Memiliki  LSM - LSM Berfokus - X X
tujuan merasa ki tujuan merag mengkhaw pada
untuk Dinas kesama untuk ukan atirkan pengemb
mengemb Pariwisa an pemberda keterja Agen angan
angkan ta kurang untuk yaan minan Travel SDM
SDM maksima menjag masyarak penyer menguasai dengan
1 2 3 4 5 6
= ≠ = ≠ = ≠ = ≠ = ≠ = ≠
Trowulan l dalam a at apan penyediaa tujuan
dan melibatk kelestar Kawasan tenaga n meningk
melibatka an ian Trowulan kerja transportas atkan
n masyara Kawasa dari i dan kesejahte
masyarak kat serta n masya akomodasi raan
at dalam belum Trowul rakat di masyara
setiap ada an Trowu Trowulan kat
tahapan perencan lan dan
perencana aan  LSM menggang
an terkait merag gu mata
lingkung ukan pencaharia
an dan keterja n
mitigasi minan masyaraka
bencana pelaks t
anaan
event
sesuai
nilai-
nilai
buday
a lokal
Tabel Kontribusi dan Benefit
Stakeholder Tuntutan Kontribusi
Dinas Pariwisata 1) Masuknya program CSR dari perusahaan swasta baik 1) Penanggungjawab utama pengembangan Kawasan
dalam atau berasal dari luar Mojokerto. Trowulan sebagai world class heritage
2) Terbangunnya pusat kuliner di beberapa titik keramaian 2) Pembiayaan pengembangan Kawasan Trowulan sebesar
yang menggunakan SDM lokal. 30% total biaya.
3) Terbangunnya showroom souvenir khas Mojokerto 3) Koordinator dalam pelaksanaan pengembangan Kawasan
(berisikan semua kerajinan dari berbagai wilayah) Trowulan.
4) Masuknya investor hotel bintang 3 sampai 5 di Kabupaten 4) Pengawas pengembang (investor) dalam pengembangan
Mojokerto. Kawasan Trowulan.
5) Adanya agenda festival internasional setiap tahunnya
(karnaval atau international camp).
6) Pariwisata Kabupaten Mojokerto memiliki aplikasi khusus
terkait wisata yang mobile friendly.
7) Terbangunnya Tourism Information Center (TIC) dan
paket wisata.
Balai Pelestarian 1) Jangan merubah zona inti di Trowulan. 1) Pelaksana fungsi perlindungan, pengembangan dan
Cagar Budaya Jawa 2) Ada batasan-batasan seperti larangan mendirikan bangunan pemanfaatan faslitasi pelestarian cagar budaya.
Timur yang menutupi bangunan yang menutupi bangunan cagar 2) Pengawas pengembang (investor) dalam pengembangan
budaya. Kawasan Trowulan.
3) Pendirian infrastruktur tambahan boleh tetapi terpisah dan
tidak membahayakan bangunan
4) Misi edukasi tidak boleh hilang.
5) Pembangunan bangunan baru diarahkan ke zona
pendukung.
Pengembang 1) Membangun kompleks Trowulan 1) Pelaksana utama pengembangan Kawasan Trowulan
(Investor) a. Pembangunan wahana Majapahit dengan tetap berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan
b. Pembangunan pemandian ala Majapahit BPCB (pembangunan fisik, pengadaan event, dan
c. Pembangunan sentra kuliner dan produk lokal pengelolaan)
2) Mengadakan event-event internasional (Summer Jazz, 2) Pembiayaan pengembangan Kawasan Trowulan sebesar
Hologram 3D). 70% total biaya.
3) Menyajikan suasana dan konsep wisata “Kembali ke
Majapahit” baik dari akomodasi, transportasi, hingga
konsep pembiayaan (“Sehari Menjadi Raja”).
4) Menguasai lahan 30% dari Kompleks Trowulan.
Stakeholder Tuntutan Kontribusi
Asosiasi Agen 1) Menjadi agen travel resmi pemerintah daerah. 1) Penyedia pelayanan akomodasi di Kawasan Trowulan
Travel 2) Paket wisata tersebar tidak satu titik dan harus menginap. 2) Penyedia transportasi antar obyek wisata di Kawasan
3) Disediakan terminal khusus, pariwisata, agar tidak boleh Trowulan
menggunakan kendaraan pribadi tetapi agen travel.
4) Paket wisata harus mengutamakan travel agen.
5) Seluruh transport wisata dikelola travel agen resmi
pemerintah.
LSM Budaya dan 1) Program-program event budaya berasal dari masyarakat 1) Pengawas dalam pengembangan Kawasan Trowulan.
Lingkungan 2) Adanya ruang untuk kampanye terkait kelestarian budaya 2) Pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
dan lingkungan pengembangan Kawasan Trowulan
3) Pengadaan event harus memiliki nilai budaya 3) Kampanye lingkungan terhadap masyarakat
4) Adanya alokasi anggaran untuk masyarakat dalam 4) Koordinator dalam mobilisasi masyarakat
mengadakan event
5) Pemberdayaan masyarakat terkait kesadaran budaya
Majapahit untuk memberikan edukasi kepada pengunjung
Masyarakat 1) Terbuka lowongan pekerjaan baru untuk masyarakat lokal 1) Penyedia tenaga kerja dalam pembangunan dan
Trowulan Kecamatan Trowulan pengelolaan Kawasan Trowulan
2) Pengurangan Angka Pengangguran Masyarakat
3) Peningkatan pemasukan/perekonomian masyarakat
Kecamatan Trowulan
4) Pelatihan secara rutin dari dinas kepada masyarakat
5) Banyak wisatawan yang mau menginap di homestay dan
membeli kerajinan-kerajinan yang dibuat masyarakat
Stakeholder Mapping
Pengembangan Kawasan Wisata Budaya Trowulan

High Power High Power


Low Interest High Interest

Low Power Low Power


Low Interest High Interest

Anda mungkin juga menyukai